“STUDI TEKNIS RANCANGAN SETTLING POND PT. TRI DAYA JAYA KABUPATEN
B. LATAR BELAKANG
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Pasal 1, adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
(2008) dalam Agustiningsih (2012) menjelaskan bahwa perubahan tata guna lahan
yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas domestik, pertanian dan industri akan
mempengaruhi dan memberikan dampak terhadap kondisi kualitas air sungai terutama
dari lokasi penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah
dari suatu daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke settling pond
Keberadaan settling pond bertujuan agar air yang keluar dari daerah
kekeruhan pada sungai atau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu
juga tidak menimbulkan pendangkalan sungai akibat dari partikel padatan yang
1
C. RUMUSAN MASALAH
masalah pada kerja praktek ini adalah bagaimana rancangan dan perawatan settling
pond PT. Tri Daya Jaya (Pt. TDJ) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
dunia kerja.
2. Mengetahui tahapan perancangan settling pond dalam proses remediasi air hasil
3. Mengetahui sistem kerja settling pond dalam proses remediasi air hasil
E. SETTLING POND
lingkungan hidup di sekitar kawasan penambangan. Salah satu hal yang perlu
tambang (mine drainage system) yang tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan.
partikel padatan yang terbawa oleh air hasil penirisan tambang. Kerja kolam
2
pengendapan (settling pond) dapat dimaksimalkan dengan membuat ancangan yang
pengendapan harus tepat agar dapat menampung seluruh volume padatan yang
terkandung di dalam air. Operasional kolam pengendapan (settling pond) harus dapat
waktu untuk mengendap. Air penirisan tambang yang dilepaskan ke badan air bebas
(sungai, danau, bendungan, atau laut) diharapkan hanya mengandung sedikit padatan.
Air penirisan yang mengandung padatan tinggi yang dilepas ke badan air bebas dapat
ekosistem air. Air penirisan dengan kandungan padatan yang tinggi dapat pula
1) Hukum Stokes berlaku bila persen padatan yang terkandung di dalam air
kurang dari 40%. Hukum Newton berlaku bila persen padatan yang
tidak memadai.
3
3) Kekentalan air adalah 1,31 × 10-6 kg/ms.
Hukum Stokes (bila padatannya kurang dari 40%) dan menggunakan Hukum Newton
1) Hukum Stokes
Dimana, Air: Perbandingan Air dalam Material; Qmat: Jumlah Material yang
Berat Solid
Volume Padatan per Detik = …(3)
𝑝𝑠 ×24 ×60
Dimana, Berat Padatan: Berat Padatan dalam Material (kg); ps: Kerapatan
Berat Air
Volume Air per Detik = …(4)
𝑝𝑠 ×24 ×60
Dimana, Berat Padatan: Berat Padatan dalam Material (kg); ps: Kerapatan
Air (Kg/m3).
Total Volume/Detik = Volume Padatan per Detik + Volume Air per Detik …(5)
4
Dimana, g: gravitasi (m/s2); Ukuran Lolos: batas standar ukuran material
(partikel padatan) yang diperbolehkan lewat bersama air (m); ps: Kerapatan
Partikel Padatan (Kg/m3); 𝜌: berat jenis air (gr/cm3); dan 𝜂: viskositas air
(kg/m s).
Stokes
2) Hukum Newton
Dimana, Air: Perbandingan Air dalam Material; Q mat: Jumlah Material yang
Berat Solid
Volume Padatan per Detik = …(3)
𝑝𝑠 ×24 ×60
5
Dimana, Berat Padatan: Berat Padatan dalam Material (kg); ps: Kerapatan
Berat Air
Volume Air per Detik = …(4)
𝑝𝑠 ×24 ×60
Dimana, Berat Padatan: Berat Padatan dalam Material (kg); ps: Kerapatan
Air (Kg/m3).
Total Volume/Detik = Volume Padatan per Detik + Volume Air per Detik …(5)
(partikel padatan) yang diperbolehkan lewat bersama air (m); ps: Kerapatan
Partikel Padatan (Kg/m3); 𝜌: berat jenis air (gr/cm3); dan fg: koefisien
tahanan.
Newton
disebabkan oleh persen padatan, ukuran standar partikel (material padatan) yang
6
material padatan pada kolam pengendapan (settling pond) dapat dipercepat dengan
a. Zona Masukan
dan material cair terdistribusi secara seragam. Zona ini memiliki panjang 0,5 –
b. Zona Pengendapan
d. Zona Keluaran
Zona keluaran adalah zona pelepasan air yang terlebih dahulu mengalami proses
7
Gambar 1. Sketsa Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan (setting pond) yang disiapkan untuk pengolahan air limbah
tambang terbuka, harus memiliki kapasitas yang cukup atau sesuai dengan prediksi
volume air limbah yang akan diolah. Dimensi kolam pengendapan dipengaruhi oleh
pengendapan.
a. Kecepatan Pengendapan
8
dalam air (Tabel 1). Pengendapan partikel diskret untuk aliran laminar dapat
𝑔
𝑉𝑠 = (𝜌 − 𝜌)
18𝜇 𝑠
𝜌. 𝑑. 𝑉𝑠
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
(m/s2); 𝜌𝑠 : berat jenis partikel padatan (kg/m3); 𝜌: berat jenis air (kg/m3); 𝜇:
Jenis aliran di dalam kolam pengendapan tergantung pada nilai Bilangan Reynold
24
1) Bila 𝑁𝑅𝑒 < 1 (laminar), CD =
𝑁𝑅𝑒
24 3 18,5
2) Bila 𝑁𝑅𝑒 = 1 – 104 (transisi), CD = + + 0.34 atau CD =
𝑁𝑅𝑒 𝑁𝑅𝑒 0,5 𝑁𝑅𝑒 0,6
Tabel 3 Pembagian Kelas Sedimen (Chow, 1964); (Waller dan Yitayew, 2016)
9
Kasar 0,031 - 0,062
Sedang 0,016 - 0,031
Debu
Halus 0,008 - 0,016
Sangat Halus 0,004 - 0,008
Kasar 0,0020 - 0,0040
Sedang 0,0010 - 0,0020
Liat
Halus 0,0005 - 0,0010
Sangat Halus 0,00024 - 0,0005
b. Kecepatan Aliran
kolam pengendapan adalah kecepatan aliran atau laju limpahan (surface load)
𝑄
𝑉ℎ =
(𝐿. ℎ)
1
40 𝑔. (𝜌𝑠 − 𝜌)𝑑 2
𝑉𝑆𝐶 = ([ ] )
3 𝜌
padatan (kg/m3); 𝜌: berat jenis air (kg/m3); dan d: diameter partikel padatan
(m).
c. Persentase Pengendapan
10
Waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk mengendap dengan kecepatan (Vs)
ℎ
𝑡𝑠 =
𝑉𝑠
pengendapan (m).
Waktu tinggal atau waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari kolam
𝑃
𝑡ℎ =
𝑉ℎ
Dimana, P: panjang kolam pengendapan (m); th: waktu tinggal partikel (s).
Proses pengendapan partikel mampu mengendap dengan baik jika ts tidak lebih
besar dari th. Jika waktu yang diperlukan untuk mengendap lebih kecil dari pada
waktu yang diperlukan untuk mengalir keluar kolam maka proses pengendapan
pengendapan yaitu:
𝑡ℎ − 𝑡𝑠
% 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 = × 100%
𝑡𝑠
Volume padatan tersebut digunakan untuk menghitung waktu penuh (T) dari
11
F. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
langsung dan tidak langsung yang ditunjang oleh beberapa literatur baik buku maupun
jurnal yang berkaitan, serta informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi
di lapangan.
a. Persiapan
sebelum dilakukan kerja praktek. Tahapan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan
1) Perumusan Masalah
2) Administrasi
3) Studi Literatur
laporan hasil ini, termasuk informasi yang didapatkan dari media internet.
1) Data primer
2) Data sekunder
12
Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai
Tahapan ini menjadi tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kerja praktek, yang
mana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan dan
kemudian dituangkan dalam bentuk laporan hasil sesuai dengan format dan
Universitas Hasanuddin.
Hasil akhir dari kerja praktek ini akan dipresentasikan dalam seminar Program
STUDI ORIENTASI
PERSIAPAN
LITERATUR LAPANGAN
PENGAMBILAN PENGOLAHAN
DATA
DATA DATA
PENYUSUNAN
ANALISIS DATA KESIMPULAN
LAPORAN
13
G. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
dilaksanakan pada:
Tahun 2016
Kegiatan Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Kerja Praktek
Pelaksanaan Kerja Praktek
Penyusunan Laporan Kerja Praktek
H. PENUTUP
pertimbangan bagi pihak PT. Tri Daya Jaya, Sulawesi Tengah. Besar harapan kami
agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati. Kesempatan yang diberikan
I. DAFTAR PUSTAKA
Budiarto. 1999. Sistem Penyaliran Tambang, UPN Veteran Yogyakarta, D.I Yogyakarta.
Hartman.,H.,L. 1987. Introductory Mining Engineering. John Willey & Sons, Inc:
Canada.
Isnaeni, Untung, Nusanto, G., Sudaryanto. 2016. Kajian Teknis Dimensi Kolam
Pengendapan di Settling Pond 71 C PT. Perkasa Inakakerta Kecamatan Bengalon
Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur , Jurnal Teknologi
Pertambangan, 2 (1), 32-37.
Marganingrum, D., dan Noviardi, R. 2010. Pencemaran Air dan Tanah di Kawasan
Pertambangan Batubara di PT. Berau Coal, Kalimantan Timur , Riset Geologi dan
Pertambangan, 1 (20), 11-20.
14
Pfleider, E. P. 1972. Surface Mining, The American Institute of Mining, Metallurgical,
and Petroleum Inc, New York.
15