Anda di halaman 1dari 13

FORMAT LAPORAN P8

SOFTWARE
8.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui konversi energi pada trafo
2. Untuk mengetahui konversi energi pada mesin induksi
3. Untuk mengetahui konversi energi pada trafo mesin sinkron
4. Untuk mengetahui konversi energi pada trafo mesin DC

8.2 Alat Dan Bahan


1. PC atau laptop
2. Software PSIM

8.3 Gambar Rangkaian


8.3.1 Trafo 1 Fasa

Gambar 8.1 Trafo 1 Fasa


8.3.2 Trafo 3 Fasa
8.3.2.1 Trafo Y-Y Berbeban

Gambar 8.2 Trafo Y-Y Berbeban

8.3.2.2 Trafo Y-D Berbeban

Gambar 8.3 Trafo Y-D Berbeban


8.3.2.3 Trafo D-Y Berbeban

Gambar 8.4 Trafo D-Y Berbeban

8.3.2.4 Trafo D-D Berbeban

Gambar 8.5 Trafo D-D Berbeban


8.3.3 Mesin Sinkron

Gambar 8.6 Mesin Sinkron

8.3.4 Motor DC
8.3.4.1 Motor DC Shunt

Gambar 8.7 Mesin DC Shunt


8.3.4.2 Motor DC Terpisah

Gambar 8.8 Mesin DC Terpisah


8.4 Data Percobaan
8.4.1 Trafo 1 Fasa
8.4.2 Trafo 3 Fasa
8.4.2.1 Trafo Y-Y Berbeban
8.4.2.2 Trafo Y-D Berbeban
8.4.2.3 Trafo D-Y Berbeban
8.4.2.4 Trafo D-D Berbeban
8.4.3 Mesin Sinkron
8.4.4 Mesin DC
8.4.4.1 Motor DC Shunt
8.4.4.2 Motor DC Terpisah
8.5 Analisa Dan Pembahasan
8.5.1 Trafo 1 Fasa
Transformator adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada level
tegangan yang satu ke level tegangan yang lain yang bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber AC, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnetik yang berubah. Medan magnetik
dihantarkan oleh inti besi ke kumparan sekunder yang pada ujung-ujungnya akan timbul ggl
induksi.
 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 8. Rangkaian Ekuivalen Trafo 1 Fasa


Keterangan :
Rp = Resistansi Primer Io = Arus Output
Xp = Reaktansi Primer Np = Lilitan Primer
Rs = Resistansi Sekunder Ns = Lilitan Sekunder
Xs = Reaktansi Sekunder Ip = Arus Primer
Im = Arus Magnetisasi Is = Arus Sekunder
Xm = Reaktansi Magnetisasi Vp = Tegangan Primer
Ic = Arus Bocor Inti Besi Vs = Tegangan Sekunder
Rc = Resistansi Inti Besi

Perhitungan nilai Vs
Vp = Vinput = 220 V Vrms = Vs/√2
Np/Ns = Vp/Vs = 125,71/√2
Vs = Vp x Ns/Np = 88,89 V
= 220 x 120/210
= 125,71 V
Analisa: berdasarkan hasil percobaan simulasi dan perhitungan dapat diketahui bahwa
nilai Vp > Vs yang berarti trafo pada percobaan simulasi ini merupakan trafo step
down. Selain itu nilai hasil perhitungan dengan hasil simulasi adalah sama. Dengan
demikian persamaan ini Np/Ns = Vp/Vs yang berarti banyak kumparan disatu sisi
berbanding lurus dengan nilai tegangan.

8.5.2 Trafo 3 Fasa


8.5.2.1 Trafo 3 Fasa Hubung Y-Y Berbeban
 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 11.88 Rangkaian Ekuivalen Trafo 3 Fasa Hubung Y-Y Berbeban


Keterangan :
Rp = Resistansi Primer Io = Arus Output
Xp = Reaktansi Primer Np = Lilitan Primer
Rs = Resistansi Sekunder Ns = Lilitan Sekunder
Xs = Reaktansi Sekunder Ip = Arus Primer
Im = Arus Magnetisasi Is = Arus Sekunder
Xm = Reaktansi Magnetisasi Vp = Tegangan Primer
Ic = Arus Bocor Inti Besi Vs = Tegangan Sekunder
Rc = Resistansi Inti Besi

8.5.2.2 Trafo 3 Fasa Hubung Y-D Berbeban


 Rangkaian Ekuivalen
Gambar 11.95 Rangkaian Ekuivalen Trafo 3 Fasa Hubung Y-D Berbeban
Keterangan :
Rp = Resistansi Primer Io = Arus Output
Xp = Reaktansi Primer Np = Lilitan Primer
Rs = Resistansi Sekunder Ns = Lilitan Sekunder
Xs = Reaktansi Sekunder Ip = Arus Primer
Im = Arus Magnetisasi Is = Arus Sekunder
Xm = Reaktansi Magnetisasi Vp = Tegangan Primer
Ic = Arus Bocor Inti Besi Vs = Tegangan Sekunder
Rc = Resistansi Inti Besi

8.5.2.3 Trafo 3 Fasa Hubung D-Y Berbeban


 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 11.102 Rangkaian Ekuivalen Trafo 3 Fasa Hubung D-Y Berbeban


Keterangan :
Rp = Resistansi Primer Io = Arus Output
Xp = Reaktansi Primer Np = Lilitan Primer
Rs = Resistansi Sekunder Ns = Lilitan Sekunder
Xs = Reaktansi Sekunder Ip = Arus Primer
Im = Arus Magnetisasi Is = Arus Sekunder
Xm = Reaktansi Magnetisasi Vp = Tegangan Primer
Ic = Arus Bocor Inti Besi Vs = Tegangan Sekunder
Rc = Resistansi Inti Besi

8.5.2.4 Trafo 3 Fasa Hubung D-D Berbeban


 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 11.109 Rangkaian Ekuivalen Trafo 3 Fasa Hubung D-D Berbeban


Keterangan :
Rp = Resistansi Primer Io = Arus Output
Xp = Reaktansi Primer Np = Lilitan Primer
Rs = Resistansi Sekunder Ns = Lilitan Sekunder
Xs = Reaktansi Sekunder Ip = Arus Primer
Im = Arus Magnetisasi Is = Arus Sekunder
Xm = Reaktansi Magnetisasi Vp = Tegangan Primer
Ic = Arus Bocor Inti Besi Vs = Tegangan Sekunder
Rc = Resistansi Inti Besi
8.5.3 Mesin Sinkron
 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 11.119 Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron


Keterangan :
It = Arus pada Rotor Rs = Resistansi Stator
Vf = Tegangan pada Rotor Xs = Reaktansi Stator
Rads = Rheostat pada Rotor V01 = Tegangan stator Fasa 1
Rf = Resistansi V02 = Tegangan stator Fasa 2
Lf = Reaktansi Rotor V03 = Tegangan stator Fasa 3

8.5.4 Mesin DC
8.5.4.1 Mesin DC Shunt
 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 11.129 Rangkaian Ekuivalen Motor DC Shunt


Keterangan :
IL = Arus Masuk Ia = Arus DC
Ish = Arus Shunt Ra = Resistansi Motor DC
Rsh = Resistansi Shunt

8.5.4.2 Mesin DC Terpisah


 Rangkaian Ekuivalen

Gambar 11.131 Rangkaian Ekuivalen Motor DC Penguat Terpisah

Keterangan :
Rf = Rheostat Ia = Arus Armatur
Lf = Induktansi Vt = Tegangan Terminal
If = Arus Vf = Tegangan Sumber
Ea = GGL
Im = Arus Magnetisasi
8.6 Kesimpulan
1. Dengan menggunakan software PSIM dapat diketahui jenis karakteristik rangkaian listrik
beserta besarannya.
2. Pada trafo ideal, berlaku persamaan Np/Ns = Vp/Vs = Is/Ip
3. Trafo 3 fasa memiliki 1 kemungkinan hubung-hubung yang dapat dirangkai yaitu Y-Y, Y-
D, D-Y, dan D-D.
4. Pada trafo 3 fasa memiliki hubung Y-D dan D-Y diantara arus primer dengan arus sekunder
disetiap fasa adalah tidak sefasa.
5. Pada motor induksi 3 fasa, berlaku hubungan frekuensi sumber teganganberbanding lurus
dengan kecepatan motor.
6. Kecepatan putar dari generator sinkron mempengaruhi tegangan output di generator itu
sendiri. Semakin cepat generator itu berputar maka frekuensi dan amplitudo yang
dihasilkan semakin besar sesuai dengan rumusnya 120f/p.
7. Terdapat 3 jenis motor DC yaitu motor DC seri, motor DC shunt, dan motor DC penguat
terpisah.
8. Motor DC seri, semakin besar tegangan maka semakin cepat putaran motornya.
9. Motor DC shunt memiliki karakteristik dimana kecepatan maksimumnya adalah sama
meski kecepatan besar tegangan sumber berbeda namun waktu untuk mencapainya berbeda
tergantung dari sumber tegangannya.
10. Motor DC penguat terpisah memiliki karakteristik dimana waktu yang diperlukan untuk
mencapai kecepatan maksimunnya adalah sama meski sumber tegangan yang masuk
berbeda. Namun kecepatan maksimum yang dicapai berbeda.

Anda mungkin juga menyukai