JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
KISTA BARTOLINI
Oleh :
Khaula Sugira
10542049213
Pembimbing :
Ginekologi)
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 10542049213
klinik pada bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan genitalia
eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya
adalah infeksi, infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun eksterna
dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada
glandula vestibularis mayor atau dikenal dengan kelenjar Bartholini. Kelenjar
Bartholini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina.
Jika kelenjar ini mengalami infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan
terjadinya kista Bartholini, kista Bartholini adalah salah satu tumor jinak pada
vulva. Kista Bartholini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan
pada duktus kelenjar Bartholini yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik.
Dimana isi didalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui duktus
atau bila tersumbat dapat mengumpul didalam menjadi abses.1
Kista Bartholini ini merupakan masalah bagi wanita usia subur,
kebanyakan kasus terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun. Kista Bartholini bisa
tumbuh dari ukuran seperti kacang polong menjadi besar dengan ukuran seperti
telur. Kista Bartholini tidak menular secara seksual, meskipun penyakit menular
seksual seperti gonorea adalah penyebab paling umum terjadinya infeksi pada
kelenjar Bartholini yang berujung pada terbentuknya kista dan abses.2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Makassar
Pekerjaan : pedagang
Ruangan : Cempaka
No. RM : 66 38 10
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan 22 Januari 2020 di RS Pelaonia secara
autoanamesis.
a. Keluhan Utama : benjolan pada bibir kemaluan sebelah kanan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS Pelamonia dengan keluhan benjolan di bibir
kemaluan sebelah kanan. Benjolan diketahui pertama kali sejak 5 hari
yang lalu. Awalnya benjolan tersebut kecil dan tidak nyeri. Semakin hari
benjolan bertambah besar. Nyeri yang dirasakan juga semakin bertambah
Pasien juga mengeluh keluar nanah dan darah di kemaluan sebelah
kanan. Pasien juga mengeluhkan keluar keputihan berwarna bening,
banyak dan berbau amis. Untuk BAB dan BAK tidak ada keluhan, pasien
tidak merasakan demam. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat
badan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal.
Riwayat asma : disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.
Riwayat kencing manis : disangkal.
Riwayat konsumsi alkohol dan rokok : disangkal.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma : disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.
Riwayat kencing manis : disangkal.
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sudah 2 kali menikah. Menikah dengan suami pertama pada tahun
2005 dan bercerai pada tahun 2009 dan memiliki seorang anak. Sedangkan
suami kedua pada tahun 2012 dan memiliki 2 orang anak. Suami kedua
pasien sudah pernah menikah sebelumnya. Menurut pengakuan pasien
suaminya adalah pengguna nar
koba dan berganti-ganti pasangan. Pasien bekerja sebagai pedagang dan
tinggal di kos.
V. DIAGNOSIS
Kista bartholini.
Sero-imun (serum/B)
HBsAg Non reaktif (-) Non reaktif (-)
Anti-HIV Non reaktif (-) Non reaktif (-)
VII. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Menjaga kebersihan area kewanitaan.
Tirah baring
b. Medikamentosa
Metronidazole 3 x 1
Paracetamol 2x 1
Kotrimoxazole 2 x 1
c. Rencana Operasi
VIII. EDUKASI
a. Pasien diberitahu mengenai penyakitnya dan penyebab dari penyakitnya
tersebut.
b. Pasien diedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan di daerah
kewanitaannya.
c. Pasien diberitahu tentang tindakan operasi yang akan dilakukan dan
persiapan-persiapan sebelum operasi.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang
terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Kista kelenjar
bartolin terjadi ketika kelenjar ini tersumbat karena berbagai alasan, seperti
infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang.3 Apabila saluran kelenjar ini
mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu sama lain dan
suatu kista.4
2. ANATOMI
Glandula Bartholini terletak pada kedua sisi kiri dan kanan bawah,
bawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5 – 2
getah lendir.5
3. ETIOLOGI
infeksi gonokokkus, dapat pula oleh bakteri lain yang paling dominan
pembengkakan kista pada salah satu atau sisi lain pada bagian dalam posterior
dan labia mayora. Kadang-kadang obstruksi saluran juga dapat terjadi karena
penyebab lain, seperti stenosis traumatik atau kongenital atau akibat lapisan
hiperplasia.7
4. PATOFISIOLOGI
sehingga menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan.
nonspesifik atau trauma. Kista bartholin dengan diameter 1-3 cms seringkali
infeksi primer dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi. Kista yang ada
kalanya ganda, dapat timbul di daerah sub klitoris atau periuretra atau di
daerah kelenjar Bartholini vulva pada wanita segala umur. Lebih sering kista
Bartholini. Kista yang timbul dalam kelenjar Bartholini atau saluran ekskresi,
diameternya dapat sampai 5 cm dan sering sebagai akibat obstruksi salah satu
saluran ekskresi utama, sehingga mengakibatkan penimbunan sekret musin
yang progresif. Kista yang demikian dilapisi oleh epitel transisional atau
epitel kubus dari saluran, tetapi dapat berubah sangat pipih atau hampir hilang
perasaan tidak nyaman, kista ini mudah mengalami infeksi sekunder dan
timbul dari sisa embrional, pada umumnya kecil (berdiameter 1 s/d 2 cm) dan
dilapisi oleh epitel silindris atau kubus musinosa atau epitel bersilia yang ada
5. GEJALA
Kista Bartholini biasanya kecil, antara ukuran ibu jari dan bola
pimpong, tidak terasa nyeri dan tidak mengganggu koitus, bahkan kadang-
kadang tidak disadari oleh penderita. Tetapi ada pula yang sebesar telur
berubah menjadi kista yang tidak terinfeksi.7 Rasa nyeri yang berat sebagai
Bartholini membengkak dan nyeri tekan, edema reaktif dapat meluas dan
mengenai bagian kulit vulva sehingga sisi seluruh labium terkena. Massa
6. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
fluktuasi massa pada pemeriksaan palpasi. Jarang sekali gejala sistemik dan
mungkin hanya akan terasa benjolan di daerah vulva, dengan kemerahan atau
bengkak. Ukuran kista dapat bervariasi mulai dari 0,25 inci hingga 1 inci.
Kista mungkin dapat ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan. Jika
kista terinfeksi, hal itu mungkin akan menyebabkan kesakitan yang lebih.
jika pasien berada dalam kesakitan yang ekstrim bahkan kesulitan berjalan
atau duduk.11
7. DIAGNOSA BANDING
Bila seorang wanita datang dengan keluhan terabanya benjolan pada daerah
pertimbangkan adanya :
dispareunia. Penyakit ini bisa menjadi ringan sampai sering terjadi rekurens. Bengkak
pada mula infeksi abses Bartholini cepat membesar dalam jangka waktu beberapa jam
hingga beberapa hari. Pada abses Bartholini kelenjar merah, nyeri,dan lebih panas
dari daerah sekitarnya. Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui
abses yang kadang-kadang dapat menjadi sebesar telur bebek. Adapun jika kista
terinfeksi maka dapat berkembang menjadi abses Bartholini dengan gejala klinik
berupa :
terutama jika infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
5. Teraba massa unilateral pada labia mayor sebesar telur ayam, lembut, dan
melakukan hubungan seksual bisa menyebabkan rasa nyeri pada vulva. Kista duktus
Bartholini dan abses glandular harus dibedakan dari massa vulva lainnya. Karena
Bartholinitis
skuamosa)
Hidradenoma Papilaris
Kista pilosebasea
Lipoma
8. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
mencuci vulva engan air hangat beberapa kali sehari. Berikan obat
analgesik jika diperlukan. Setelah mengambil kultur, pertimbangkan
2. Marsupialisasi
Pada saat ini jarang ada keperluan mengeksisi kista Bartholini kecuali
dengan skalpel.
4. Kateter Word
Kateter word biasanya digunakan untuk penanganan kista saluran
Bartholini dan abses. Batang karet kateter ini memiliki panjang 1 inchi
dan diameter no.10 french foley catheter. Balon kecil yang ditiup di
Setelah persiapan steril dan anestesi local, dinding kista atau abses
dilubang saluran. Jika sayatan terlalu besar, kateter word akan jatuh
berada di dalam rongga kista atau abses. Ujung bebas kateter dapat di
dapat terjadi segera setelah tiga sampai empat minggu. Jika kista
9. PROGNOSA
harus dipertimbangkan juga pada pasien tua yang menderita kista atau abses
PEMBAHASAN
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan teori
pada tinjauan pustaka yang disebutkan mengenai tanda dan gejala kista bartholini
yang telah terinfeksi.
Kista Bartholini adalah tumor kistik jinak yang ditimbulkan akibat saluran
kelenjar Bartholini yang mngalami sumbatan yang biasanya disebabkan oleh
infeksi kuman. Kista bisa terjadi pada wanita yang memiliki pasangan seks lebih
dari satu, hal ini terkait dengan kemungkinan tertularnya penyakit kelamin.
Seperti pemaparan sebelumnya, salah satu faktor resiko terjadinya Kista
Bartholini di karenakan seringnya melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan. Karena seringnya berganti-ganti pasangan ini akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin yang di tularkan seperti infeksi yang telah terbukti
dapat meningkatkan timbulnya Kista Bartholini. Oleh karena itu, Islam sangat
menekankan pentingnya menjaga kehormatan (kemaluan) sebagaimana firman
Allah dalam Q.S Al – Mu’minum/23:5-6
Terjemahnya:
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela”
Ayat di atas menekankan agar kita menjaga kehormatan kita, dan tidak
melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan sah.
Kemudian Allah Swt berfirman dalam Q.S. an-Nahl/16 : 69.
Terjemahnya:
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang memikirkan”
Didalam Al Qur’an surah Al Maidah (88) dan An Nahl (69), Allah SWT
menganjurkan kepada manusia untuk memanfaatkan apa yang ada di bumi ini,
umumnya ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi yang
normal, tidak sering menderita sakit dan tidak ada gangguan kesehatan.
Tak kalah pentingnya dengan makanan yang sehat, bergizi dan halal.
Kebersihan pada daerah kewanitaan dengan merupakan faktor predisposisi
terjadinya kista, kurangnya kebersihan pada daerah kewanitaan dapat
menyebabkan bakteri-bakteri patogen berkembangbiak dan dapat menyebabkan
infeksi, sehingga akan mempercepat proses terjadinya kista. Sebagaimana
firmannya didalam surah Al-Baqarah/2 :222 yang berkaitan dengan kebersihan.
Terjemahnya :
“Seungguhnya Allah senang kepada orang yang bertobat dan senang
orang yang membersihkan diri”
Kemudian Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Mudatsir /74 :4-5
Terjemahnya :
“Dan bersihkan pakaianmu dan tinggalkan segala macam kotoran”
Dalam ayat di atas sangat jelas bahwa kebersihan sebagian dari iman, dan
Allah Swt sangat menyukai orang-orang yang menjaga kebersihan. Sangatlah
tepat jika kita menjaga kebersihan untuk terhindar dari berbagai macam penyakit
salah satunya yaitu kista. Kesimpulan dari tinjauan agama yaitu Allah Swt telah
menjelaskanberbagai hal-hal di dalam Al-Qur’an mengenai kesehatan yang
berhubungan dengan penyakit, penyebab, bahkan pencegahan dan pengobatannya.
Dimana kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk memahami dan diterapkan di
dalam dunia kesehatan dan sehari-hari.
BAB VI
KESIMPULAN
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk
di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Kista kelenjar Bartholin
terjadi ketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartolini bisa tersumbat
karena berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang.
Apabila saluran kelenjar ini mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan
melekat satu sama lain dan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar ini kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar
membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi
terinfeksi.
Tanda kista bartholini yang tidak terinfeksi berupa penonjolan yang tidak
nyeri pada salah satu sisi vulva disertai kemerahan atau pambengkakan pada
daerah vulva disertai kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva. Jika kista
terinfeksi, gajala klinik berupa(2,3)
Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubungan seksual.
Umunnya tidak diserati demam kecuali jika terifeksi dengan organisem
yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Biasanya ada secret di vagina.
Dapat terjadi ruptur spontan (nyeri yang mendadak mereda, diikuti
dengan timbulnya discharge).
DAFTAR PUSTAKA
1. Hart David McKay. Ginaecology Illustrated. Edisi ke-5. New York : Churcill
living Stone Division. 2000;p.172.
8. Robbins dan Kumar, Buku Ajar Patologi II, Alih Bahasa : Staf Pengajar
Laboratorim Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Erlangga,
Edisi ke-4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995, hal : 372-374.
10. Pernoll Martin L. Disorders Of The Vulva and Vagina. Dalam: Obstetric ang
Gynaecology. New York:Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. 2001.
P.579-80.
11. Omole Folasade. Management Of Bartholin’s Duct Cyst and Gland Abcess.
Available from URL:http//www.americanfamilyphysician.com/ . Accessed on
november 15, 2018
12. Emanuel A. Friedman, MD, Sc.D, Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan
Ginekologi, Alih bahasa: Dr. Widjaja Kusuma, edisi ke-2, Penerbit Binarupa
Aksara, hal : 138-139.