Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pemerintah adalah penyelenggaraan negara dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tujuan
bersama adalah untuk meningkatkan kesejahtraan, pembangunan ekonomi daerah adalah suatu
proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi
dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan sember daya yang ada harus mampu menaksirkan potensi sumber
daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Yang mana perekonomian harus ada tempat bertransaksi, salah satu tempat perekonomian
yaitu pasar. Sistem ekonomi pun sangat beragam, Sistem ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai
susunan organisasi ekonomi yang mantap dan teratur. Maka peran penting pemerintahan dalam
memperhatikan ekonomi negara dalam berbagai hal seperti cara mengatur anggaran penerimaan
negara, kemudian kebijakan dalan mengatasi eksternalitas negatif, dan berbagai hal yang lain.
Maka saya dalam makalah kali ini akan memaparkan beberapa bab, dimana materi
makalah tersebut saya mengutip dari berbagai sumber buku di Perpustakaaan FEB UNTAN
pontianak , berdasarkan tersebut yaitu tentang peranan dan fungsi pemerintah dalam
perekonomian serta ruang lingkup intervensi pemerintah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebijakan pemerintah ?
2. Bagaimana peran dan fungsi pemerintah di bidang ekonomi ?
3. Bagaimana intervensi pemerintah di bidang ekonomi ?
4. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dalam bidang ekonomi?
5. Apa saja kebijakan pemerintah dalam menghadapi masalah perekonomian ?
6. Apa hikmah dari pembelajaran tersebut
.

D. Manfaat penulisan
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebgai berikut :
1. Mahasiswa mengetahui tentang peranan dan fungsi pemerintah dalam pereonomian serta ruang
lingkup intervensi pemerintah dalam ekonomi ekonomi islam makro, dan agar lebih memahami
perkembangan ekonomi di Indonesia secara luas.
2. Sebagai acuan bagi seluruh mahasiswa dalam memahami tentang peranan dan fungsi pemerintah
dalam pereonomian serta ruang lingkup intervensi pemerintah dalam ekonomi ekonomi islam
makro agar lebih mudah dalam proses pembelajaraan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH


Sebelum kita membahas peran dan fungi pemerintah , ada baik nya kita mengetahui apa
kebijakan pemerintah itu?
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan
Pemerintah adalah suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan
maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.
Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang ekonomi
yang dikeluarkan oleh pemerintah.Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi adalah untuk
meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain kebijakan ekonomi
diperlukan juga kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah
pendidikan dan kesehatan.
Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kebijakan ekonomi mikro, adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan
tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut.
2. Kebijakan ekonomi meso, adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditujukan pada wilayah
tertentu atau pada sektor-sektor tertentu.
3. Kebijakan ekonomi makro, ialah kebijakan ekonomi yang mencakup semua aspek ekonomi
pada tingkat nasional (agregat). Oleh sebab itu, kebijakan ini bisa mempengaruhi atau bahkan
membuat kebijakan meso dan kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Maka dari itu
saya akan membahas lebih dalam mengenai kebijakan ekonomi makro.

B. PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI[1]


1. Peran Pemerintah di bidang ekonomi.
a. Peran Pemerintah Menurut Prespektif Islam
Pada prinsipnya peranan pemerintah dalam perekonomian yang berbasis Islami adalah
memiliki dasar rasionalitas yang fundamental dalam ajaran agama Islam. Dalam perspektif Islam
bahwa peranan pemerintah berdasarkan beberapa argumentasi, yaitu:
1. derevasi dari konsep kekhalifahan
2. konsekwensi dari adanya fardlu kifayah (kewajiban kolektif)
3. adanya gejala kegagalan pasar dalam mengimplementasikan konsep al falah.
Pemerintah sebagai pemegang khalifah di muka bumi untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan manusia secara keseluruhan. Kesejahteraan dan keadilan merupakan tugas pokok
pemerintah sebagai dari amanah Allah. Tanpa adanya pemerintah, akan menimbulkan kekacauan
dan kesewenangan yang kuat untuk menyantap yang lemah. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa
sesungguhnya Allah menetapkan negara yang adil sekalipun pemerintahnya kafir dan Allah tidak
menegakkan negara yang dzalim sekalipun pemerintahnya muslim (inna allah yuqim al daulah al
‘adilah wa law kanat musliamah wa inn allah la yuqim al dawlah al dlalimah wa law kanat
kafirah). Dengan kata lain bahwa negara apapun bentuknya dan sistemnya jika menegakkan
keadilan, maka mendapat perlindungan dari Allah dan begitu juga sebaliknya walaupun
berasaskan Islam tetapi tidak mewujudkan keadilan, maka Allah tidak akan melindunginya. Oleh
karena itu pemerintah sebagai khalifah memiliki kewajiban untuk mewujudkan keadialan.
Fardlu kifayah merupakan kewajiban kolektif atau sosial yang apabila salah satu dari mereka
yang melaksanakannya, tidak mendapat dosa semua. Namun jika tidak ada sama sekali
melaksanakannya, maka akan mendapatkan dosa secara keseluruhan. Maka pemerintah memiliki
peranan strategis untuk melaksanakan fardlu kifayah, karena memiliki otoritas yang efektif.
Sebagaimana pendapat Plato, “segenggam kekuasaan lebih efektif dari sekeranjang kekuasaan”.
Fardlu kifayah apabila sudah dilaksanakan akan berubah status hukumnya menjadi fardlu a’in
atau kewajiban personal
Mewujudkan ekonomi yang berbasis Islam adalah ada di tangan pemerintah sebagai kewajiban
secara kelemabagaan. Fardlu kifayah ini sangat terkait dengan kemaslahatan umum yang
mencakup pada dlaruriyat dan hajiyyat. Daruriyat adalah kemaslahatan yang apabila tidak
terpenuhi akan menimbulkan kebinasaan baik berkaitan dengan masalah dunia maupun akhirat.
Sedangkan hajiyyat adalah kemaslahatan yang apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan
kepicikan dan kemeratan. Salah satu contoh dari kewajiban kifayah pemerintah untuk
mewujudkan kemaslahatan adalah membangun industri yang menyediakan kebutuhan pokok dan
transformasi, pendidikan, pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.
Pemerintah menjalankan peranan penting dalam mewujudkan fardlu kifayah ini karena ada
kemungkinan masyarakat gagal untuk menjalankan atau tidak melaksanakan dengan baik.
Kemungkinan kegagalan masyarakat dalam menjalankan fardlu kifayah karena beberapa hal,
yaitu:
a). asismetri dan kekurangan informasi;
b). pelanggaran moral;
c). kekurangan sumber daya atau kesulitan teknis
Masyarakat pada umumnya dinamakan masyarakat ‘awam karena pada umumnya mereka tidak
mengetahui sedetil mungkin tentang permasalahan agama, seperti fardlu kifayah. Maka
pemerintahlah yang memiliki akses yang lebih mendalam tentang informasi yang sebenarnya.
Pada akhirnya masyarakat kehilangan informasi, padahal informsi merupakan kebutuhan setiap
manusia untuk mengetahui mana yang menjadi kewajiban yang harus diprioritaskan. Ketika
informasi itu diketahui dengan baik, maka lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya sebagai
hamba Allah swt.

b. Peran Pemerintah Menurut Prespektif Konvensional


Seperti disinggung di muka pemerintah adalah penyelenggaraan negara dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama adalah untuk meningkatkan kesejahtraan. Untuk
menyejahtrakan masyarakat diperlukan aneka barang dan jasa yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan, disamping terjadinya lapangan pekerjaan yang memadai bagi masyarakat sebagai
sumber nafkah untuk mendapatkan pengahasilan guna membeli barang dan jasa yang
dibutuhkannya. Untuk mencapai kedua hal tersebut, diperlukan peningkatan aktivitas ekonomi
masyarakat. Peningkatan aktivitas ekonomi memerlukan investasi baik oleh negara yang
dilakukan oleh pemerintah, maupun oleh swasta yang dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, maka peran penting pemerintah di bidang ekonomi adalah bagaimana meendorong
penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat, serta pembukaan
lapangan pekerjaan sebagai sumber nafkah bagi masyarakat.
a) Terajaminnya penyediaan barang dan jasa untuk masyarakat
Berbagai kebutuhan masyarakat dapat dikelompokan pada dua kelompok besar, yaitu
kebutuhan berbentuk barang, seperti makanan dan minuman, pakaian, rumah, kendaraan, dan
sebagainya, serta kebutuhan berbentuk jasa, seperti penawaran kesehatan, perlindungan
keamaanan dan sebagainya. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan di atas diperlukan beraneka
ragam barang dan jasa, yang pengadaannya memerlukan berbagai tahap dan proses. Tahap awal
dari pengadaan barang dan jasa, yang dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat di
masa mendatang, adalah melakukan melakukan investasi saat ini. Tanpa ada investasi saat ini
sulit membayangkan kebutuhan barang dan jasa untuk kelangsungan kehidupan di masa datang
dapat terpenuhi. Pada hakikatnya setiap pemerintaha berfungsi mewakili negara dalam mencapai
tujuannya. Misi utama dari dibentuknya suatu pemerintahan adalah menjalankan fungsi dan
tugas negara. Pemerintahan sebagai penyelenggara negara bertugas melayani kebutuhan dan
melindungi kepentingan masyarakat (publik).

b) Tersedianya lapangan pekerjaan sebagai sumber nafkah bagi masyarakat.


Keberhasilan suatu pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sangat
ditentukan oleh kemampunnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Maka dari itu
pemerintahan seyogianya perlu memikirkan kesejahtraan rakyat secara keseluruan, melalui
penciptaan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.
Tugas pemerintahan di bidang ekonomi adalah meningkatkan dan melindungi kesejahtraan
masyarakat secara berkelanjutan, yang diindikasikan oleh peningkatan Pendapatan Asli
Masyarakat (PAM) dan Peningkatan Asli Negara melalui pengelolaan sumber daya ekonomi
nasional yang tergambar dalam APBN, khusunya pada bagian penerimaan negara yang bukan
dari utang. Sedangkan tugas di luar ekonomi adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan kepada masyarakat, sekaligus peningkatan kesejahtraan masyarakat.

2. Fungsi Pemerintah dalam Perekonomian


Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi
penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial
politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi ini dimaksudkan untuk menciptakan
stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi ini berkaitan erat dengan fungsi mengatur
variabel ekonomi makro dengan instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Diantara ketiga fungsi ekonomi pemerintah, fungsi stabilisasi ini merupakan yang paling kecil
kewenangan dan dukungannya terhadap peran pemerintah daerah dan bahkan hampir tak
mendapatkan bagian untuk berperan dalam fungsi stabilisasi ini. Hal ini dilandasi oleh pemikiran
bahwa fungsi stabilisasi berbeda antar satu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara.
Disamping itu kecilnya kewenangan dan dukungan peran pemerintah daerah dalam fungsi
stabilisasi, disebabkan akan adanya efek sampingan yang timbul akibat penggunaan instrumen
yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengontrol variabel ekonomi makro dan
efek langsung dari penggunaan instrumen tersebut. Contoh riil dalam kebijakan moneter, jika
kebijakan moneter didesentralisasikan maka masing-masing pemerintah daerah akan mempunyai
kewenangan melakukan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhannya bahkan keinginannya.
Bila masing-masing daerah diberikan kewenangan mencetak uang sesuai keinginan ataupun
kebutuhan daerahnya, maka pemerintah pusat akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan
kestabilan harga-harga maupun tingkat inflasi yang terjadi didaerah. Dan dalam hal kebijakan
fiskal jika didesentralisasikan maka akan terjadi perbedaan penetapan pajak dan pengeluaran,
sebagai akibatnya adalah akan terjadi migrasi penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya yang
memberikan peluang untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar.
b. Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti
pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
Kewenangan ekonomi yang paling utama dan memperoleh porsi yang terbesar bagi
pemerintah daerah adalah fungsi alokasi. Hal ini karena sangat terkait erat dengan barang-barang
publik yang nilainya sangat besar. Menurut Stiglitz, 1986 (dalam Syahrir, 1986 : hal 4),
disebutkan ada 2 (dua) elemen yang selalu ada pada setiap barang publik, yakni tidak
dimungkinkannya menjatah barang - barang publik bagi setiap individu (orang-perorang).
Menurut penyediaannya, barang publik ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu, barang
publik lokal dan barang publik nasional. Barang publik lokal adalah barang-barang yang menurut
penyediaannya oleh pemerintah daerah dan secara teknologi layak dan perolehan keuntungannya
dinikmati oleh penduduk setempat. Sedangkan barang publik nasional adalah barang-barang
yang penyediaannya oleh pemerintah pusat dengan perolehan keuntungan yang dinikmati oleh
selain penduduk setempat juga masyarakat dalam suatu negara.

c. Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan
masyarakat.
Fungsi distribusi dalam fungsi ekonomi pemerintah adalah sangat terkait erat dengan
pemerataan kesejahteraan bagi penduduk di daerah yang bersangkutan dan terdistribusi secara
proposial dengan pengertian bahwa daerah yang satu dimungkinkan tidak sama tingkat
kesejahteraannya dengan daerah yang lainnya karena akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan
dan kemampuan daerahnya masing-masing. Kewenagan dan dukungan terhadap peran
pemerintah daerah dalam fungsi distribusi ini tidak sebesar kewenangan dan dukungan dalam
fungsi alokasi sebagaimana dikemukakan oleh King,(1984 : hal 32). Kecilnya kewenangan dan
dukungan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat dalam fungsi distribusi ini adalah didasarkan
pada asumsi bahwa bila pelimpahan kewenangan dan dukungan pemerintah pusat cukup besar
maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan distribusi pendapatan
yang seragam dibeberapa daerah karena akan kurang memberikan inovasi dan rangsangan untuk
mengembangkan potensi sumberdaya yang dimiliki atau yang tersedia di daerahnya. Disisi lain
bahwa kebijaksanaan retribusi tunggal yang seragam didasarkan pada rasa kekhawatiran bahwa
bila diberlakukan kebijaksanaan yang tak seragam dan desentralisasi akan menyebabkan
berpindahnya sebagian penduduk daerah tersebut kedaerah lain yang menjanjikan penghasilan
yang lebih besar dibandingkan didaerah asal, hal ini dianggap akan membuka peluang timbulnya
masalah baru yang berkaitan dengan migrasi penduduk. Menurut Paully (1973, dalam bukunya
King, 1984 : hal 35), tingkat retribusi yang optimal akan lebih besar terjadi di daerah-daerah
yang citrarasa pembayar pajaknya mendukung distribusi. Sedangkan menurut King (1984 : hal
33) harus ada suatu kebijakan dasar retribusi nasional dan pemerintah daerah seharusnya
diijinkan untuk mengubah derajat distribusi diwilayahnya.
3. Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
a. Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian
untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan
dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.
b. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah.
Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi
pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin
efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan
dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.

C. INTERVENSI PEMERINTAH DALAM PEREKONONIAN[2]


Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar
dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum.
1. Intervensi Pemerintah secara Langsung
a. Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk
melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering
terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak
(orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal)
yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga
tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha
Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini
sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar
harga minimum.
b. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah
jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual
tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga
maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan
atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti
halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar
gelap.
2. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
a. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang
berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri,
pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
d. Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga
pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada
perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing
terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian
harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
D. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI[3]
1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah. Memang sudah menjadi
tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Namun kita semua juga haruslah ikut serta
dalam upaya pengentasan kemiskinan karena kita merupakan mahluk sosial yang beragama.
Dimulai dari upaya kecil dan nantinya akan melakukan perubahan besar. Untuk mengatasi
kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat pemerintah melakukan program ‘Program
Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa
‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan
Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung
Tunai (BLT), serta program-program lainnya.
2. Masalah Keterbelakangan
Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Indonesia masih
dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri lain dari negara sedang berkembang
adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan
pelayanan fasilitas umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat
keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, dan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.
Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan
kualitas SDM dengan melakukan program pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun
dan mengadakan pelatihan-pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu, melakukan
pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju.
3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja
Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja saling berhubungan satu sama
lainnya. Masalah pengangguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan
kerja yang tersedia. Hal ini terjadi karena Indonesia sedang mengalami masa transisi perubahan
stuktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industri.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan melaksanakan program
pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan
lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya,
serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.
4. Masalah Kekurangan Modal
Pemerintah banyak melakukan program-program bantuan modal salah satunya yakni PNPM
MANDIRI. Selain pemerintah, badan usaha juga membantu dalam masalah kekurangan modal
seperti bank, koperasi, BUMN seperti PLN dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan program-program yang meningkatan
kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Kekurangan modal dapat
diatasi secara bijak dengan tidak meminjam kepada retenir. Lebih baik meminjam kepada
koperasi karena koperasi jasa yang dikenakan bersifat menurun dan kita akan mendapatkan Sisa
Hasil Usaha (SHU). Kalaupun dirasa tidak akan mampu mengembalikan pinjaman maka
semestinya kita berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
5. Masalah Pemerataan Pendapatan
Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian besar pembangunan Indonesia
terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh sebabitulah supaya pendapatan masyarakat
merata, perlu perhatian pemerintah yang didukung oleh masyarakat untuk bersama
meningkatkan pelayanan kualitas publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat
mengatasi ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan
tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang ekonominya masih rendah.
6. Inflasi
Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus dianggap berbahaya karena
dapat menyebabkan dampak negtif seperti menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat,
memburuknya distribusi pendapatan, dan mengganggu stabilitas ekonomi.
Untuk mengatasi masalah inflasi salah satu caranya yakni dengan operasi pasar untuk meninjau
harga supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran, memberikan subsidi untuk membantu
masyarakat yang ekonominya masih rendah, dan menurunkan pajak untuk meringankan beban
produsen dan konsumen.

E. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH


PEREKONOMIAN[4]
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah dalam bidang anggaran belanja
negara. [5]Dalam negara islam , kebijaksanaan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk
mencapai tujuan syariah yang di jelakan imam al ghazali termasuk meningkatkan kesejahteraan
dengan tetap menjaga keimanan , kehidupan , dan kepemilikan. Bertujuan menstabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen
utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Peranan dari tindakan fiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatan nasional
lebih besar. Untuk Negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, peranan tindakan fiskal
pemerintah semakin besar dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama
dimaksudkan agar supaya pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi jalannya
perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya kebijakan fiskal, pemerintah
dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan
seperti misalnya keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional
yang terus menerus deficit, dan sebagainya.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi
yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat
suku bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang
beredar (JUB).
Tujuan utama kebijakan ekonomi moneter adalah untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri
dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS. Dengan demikian
kebijakan ini juga dapat menjaga keseimbangan neraca pembayaran melalui perubahan nilai kurs
rupiah yang terkendali bisa dicapai.

3. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan
sehingga dapat.Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan kegairahan
tenaga kerja untuk bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga) dan
peningkatan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya. Cara ini
dilakukan pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi,
menggunakan teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.

4. Kebijakan Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan seoptimal
mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi. Misalnya kebijakan konfersi
minyak tanah ke gas LPG guna penghematan penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.

5. Kebijakan Penetapan Harga


Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan harga-harga pada
tingkat tertentu pada komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya penetapan
tarif dasar listrik oleh pemerintah.
Harga adalah suatu nilai yang harus di keluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang atau
jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya

6. Kebijakan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah suatu catatan sistemmatis yang mampu memberikan
informasi mengenai tarnsaksi-transaksi ekonomi internasional yang sudah dan sedang dilakukan
oleh suatu Negara dengan Negara lain, dinilai dengan mata uang pada setiap periodenya
(biasanya setaun sekali). Taransaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran meliputi
transaksi kredit dan transaksi debet. Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan atau
menambah hak bagi penduduk suatu Negara untuk menerima pembayaran dari penduduk Negara
lain. Taransaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan atau menambah kewajiban penduduk
suatu Negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk lain.
[1] Djohanputro,Bramantyo,MBA,PH.D. Pinsip-prinsip ekonomi makro, jakarta : PPM
Manajemen , 2006. Halaman 48.
[2] A.karim, Adiwarman. EKONOMI MIKRO ISLAMI ,Jakarta : PT RAJA GRAFINDO
PERSADA , 2014.
[3] Sukirno,sadono. Makro ekonomi teori pengantar , Jakarta : PT.RAJA GRAFINDO
PERSADA, 2004. Halaman 9.
[4] Sukirno,sadono. Makro ekonomi teori pengantar , Jakarta : PT.RAJA GRAFINDO
PERSADA, 2004. Halaman 24
[5] Huda, nurul et al. Ekonomi makro islam : pendekatan teoritis edisi pertama , Jakarta:
KENCANA , 2008. Halaman 63

DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,sadono. Makro ekonomi teori pengantar , Jakarta : PT.RAJA GRAFINDO
PERSADA, 2004.
Huda, nurul et al. Ekonomi makro islam : pendekatan teoritis edisi pertama , Jakarta:
KENCANA , 2008.
A.karim, Adiwarman. EKONOMI MIKRO ISLAMI ,Jakarta : PT RAJA GRAFINDO
PERSADA , 2014.
Djohanputro,Bramantyo,MBA,PH.D. Pinsip-prinsip ekonomi makro, jakarta : PPM
Manajemen , 2006.

Anda mungkin juga menyukai

  • Notes Rose's
    Notes Rose's
    Dokumen1 halaman
    Notes Rose's
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Mawar
    Manfaat Mawar
    Dokumen2 halaman
    Manfaat Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Catatan Mawar
    Catatan Mawar
    Dokumen1 halaman
    Catatan Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • JENIS MAWAR
    JENIS MAWAR
    Dokumen2 halaman
    JENIS MAWAR
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Catatan Mawar
    Catatan Mawar
    Dokumen1 halaman
    Catatan Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Teknik Budidaya Mawar
    Teknik Budidaya Mawar
    Dokumen1 halaman
    Teknik Budidaya Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Teknik Budidaya Mawar
    Teknik Budidaya Mawar
    Dokumen1 halaman
    Teknik Budidaya Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Mawar
    Mawar
    Dokumen1 halaman
    Mawar
    susilosoil
    Belum ada peringkat
  • Catatan Mawar
    Catatan Mawar
    Dokumen1 halaman
    Catatan Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Teknik Budidaya Mawar
    Teknik Budidaya Mawar
    Dokumen1 halaman
    Teknik Budidaya Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Teknik Budidaya Mawar
    Teknik Budidaya Mawar
    Dokumen1 halaman
    Teknik Budidaya Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen1 halaman
    Tema 2
    afrida
    Belum ada peringkat
  • MAWAR
    MAWAR
    Dokumen1 halaman
    MAWAR
    Puteri Wulandari
    Belum ada peringkat
  • MAWAR
    MAWAR
    Dokumen1 halaman
    MAWAR
    Puteri Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Catatan Mawar
    Catatan Mawar
    Dokumen1 halaman
    Catatan Mawar
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Mahkota Bunga
    Mahkota Bunga
    Dokumen1 halaman
    Mahkota Bunga
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Bunga Kamboja
    Bunga Kamboja
    Dokumen2 halaman
    Bunga Kamboja
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Edelwis
    Edelwis
    Dokumen2 halaman
    Edelwis
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Bunga
    Bunga
    Dokumen1 halaman
    Bunga
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Melati
    Melati
    Dokumen2 halaman
    Melati
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Bunga
    Bunga
    Dokumen1 halaman
    Bunga
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Budidaya Tanaman Melati
    Budidaya Tanaman Melati
    Dokumen1 halaman
    Budidaya Tanaman Melati
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Diagram Bunga
    Diagram Bunga
    Dokumen2 halaman
    Diagram Bunga
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Simetri Bunga
    Simetri Bunga
    Dokumen2 halaman
    Simetri Bunga
    afrida
    100% (1)
  • Kelopak bunga fungsi
    Kelopak bunga fungsi
    Dokumen1 halaman
    Kelopak bunga fungsi
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Kelopak bunga fungsi
    Kelopak bunga fungsi
    Dokumen1 halaman
    Kelopak bunga fungsi
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Simetri Bunga
    Simetri Bunga
    Dokumen2 halaman
    Simetri Bunga
    afrida
    100% (1)
  • Bunga
    Bunga
    Dokumen1 halaman
    Bunga
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Benang Sari
    Benang Sari
    Dokumen2 halaman
    Benang Sari
    afrida
    Belum ada peringkat
  • Biaya
    Biaya
    Dokumen1 halaman
    Biaya
    afrida
    Belum ada peringkat