Anda di halaman 1dari 94

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Firdaus

NIM : 50400115118

Tempat/Tanggal Lahir : Pattallassang, 05 Oktober 1996

Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi/Manajemen Dakwah

Alamat : Jl. Recing Center 2 nomor 6

Judul : Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Studi Program Inisiatif Zakat Indonesia)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ni

benar adalah hasil karya diri sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam Upaya


Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Studi Program Inisiatif Zakat Indonesia)” yang
disusun oleh Firdaus , NIM : 50400115118, Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan
dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari ...................
bertepatan dengan ............................. dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah.
Samata Gowa, Februari 2020

DEWAN PENGUJI
Ketua : Dra. Audah Mannan, M. Ag (...........................)
Sekretaris : Dra. St. Nasriah Hamriani, M.Sos.I (...........................)
Munaqisy I : Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., MA (...........................)
Munaqisy II : Drs, Syam’un, M. Pd., MM (...........................)
Pembimbing I : Dr. H. Misbahuddin, M. Ag (...........................)
Pembimbing II : Dr. Irwan Misbach, SE, M.Si (...........................)

Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar,

Dr. Firdaus Muhammad, M. Ag


NIP. 19760220 200501 1 002

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah membaca dan mengoreksi seluruh isi Skripsi mahasiswa An.Firdaus

NIM. 50400115118 dengan judul “Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam

Upaya Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Studi Program Inisiatif Zakat

Indonesia)” maka kami menyatakan layak untuk diajukan ke Ujian Hasil

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Misbahuddin, M.Ag Dr. Irwan Misbach, SE,M.Si


NIP. 19701208 2000003 1 001 NIP. 19730116 200501 1 004

vii
viii

KATA PENGANTAR

‫ُ نوننذعوُذذ لباِلل‬،‫اللسلنذم نعلنغيذكغم نونرغحنمةذ ال نوبننرنكاِتذهذ إللن اغلنحغمند لللل ننغحنمذدهذ نوننغستنلعغينذهذ نوننغستنغغفلذرذه‬
‫ضللغل فنلن‬ ‫ضلل لنهذ نونمغن يذ غ‬ ‫ُ نمغن ينغهلدله اذ فنلن ذم ل‬،ِ‫ت أنغعنماِللننا‬ ‫لمغن ذشذرغولر أنغنفذلسنناِ نولمغن نسيينئاِ ل‬
ُ،.‫ُ نوأنغشهنذد أنلن ذمنحلمددا نعغبذدهذ نونرذسغوُلذذه‬،‫ك لنذه‬ ‫ُأنغشهنذد أنغن لن إللنهن إللل اذ نوغحندهذ لننشلرغي ن‬،‫ي لنهذ ن‬ ‫نهاِلد ن‬
‫أنلماِ بنغعذد‬
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya

kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu. Serta kita

bisa bersilaturahim, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam kadaan aman fi

amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudaham setiap derap langkah bisa membuahkan

pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di

hadapan Allah Swt. Tak lupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada

junjungan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi’in,

tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir

zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

Skripsi ini merupakan suatu karya tulis ilmiah yang diajukan sebagai syarat

guna memperoleh gelar sarjana pada UIN Alauddin Makassar pada Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah. peneliti menyadari bahwa selesainya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari semua pihak yang dengan rela

dan ikhlas turut serta dalam pembuatan skripsi ini. Untuk itu dengan setulus hati

peneliti menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:


ix

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D sebagai Rektor, beserta Prof. Dr. H.

Mardan, M.Ag. sebagai wakil Rektor I, Dr. Wahyudi Naro, M.Pd. sebagai

wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag. sebagai wakil

Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag. sebagai wakil Rektor

IV yang telah berusaha mengembangkan dan menjadikan kampus Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar menjadi kampus yang bernuansa Islam,

berakhlak mulia berbudi pekerti luhur dan beriptek.

2. Dr. Firdaus Muhammad, M.Ag., sebagai Dekan, beserta Dr. Irwan Misbach,

M.Si., Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., dan Dr. Irwanti Said, M.Pd., masing-

masing sebagai Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Alauddin Makassar.

3. Dra. Audah Mannan, M. Ag. dan Drs. Syam’un M. Pd, M.M., masing-masing

Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah seberta para stafnya.

4. Dr. H. Misbahuddin, M. Ag dan Dr. Irwan Misbach, SE., M.Si, sebagai

Pembimbing I dan Pembimbing II yang dengan ikhlas meluangkan waktunya

untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga terwujudnya skripsi ini.

5. Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., MA dan Drs. Syam’un, M.pd., MM Sebagai

Munaqisy I dan Munaqisy II yang telah memberikan arahan, kritikan dan

saran yang konstruktif kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Kepala Perpustakaan, Pegawai serta Staf Jurusan yang telah

memberikan bantuan, bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis

menempuh pendidikan.

7. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Tayang dan ibunda Husna yang

membesarkan, mengasuh, dan mendidik penulis dengan kasih sayangnya,


x

ucapan terima kasih yang tulus saya ucapkan atas restu, doa, jerih payah

memberikan dukungan moril maupun materil dan kasih sayang yang diberikan

tulus dan ikhlas yang telah memotivasi penulis dan yang selalu mengiringi

langkah penulis dalam perjuangan meraih masa depan yang bermanfaat.

8. Saudara saya Selvi, Nisa, Iksan, Hasbi dan Aidil yang telah berpartisipasi

dalam memberikan dukungan moril maupun materil dan kasih sayang yang

diberikan tulus dan ikhlas yang telah memotivasi penulis.

9. Saudara seperjuanganku Afif Wahyudi Arifin, S.Sos., Yusran, S.Sos., Andi

Akbar, S.Sos., dan seluruh teman-teman MD.D 2015 yang selalu saling

support.

10. Adik-adik jurusan Manajemen Haji dan Umrah yang telah sama-sama

menjalankan Himpunan Mahasiswa Jurusan Karateker (HMJK).

Akhir kata penulis menyadari penelitian skripsi ini jauh dari kata sempurna.

Namun, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membaca pada

umumnya dan khususnya bagi segenap keluarga besar mahasiswa Manajemen

Dakwah. Semoga karya ini bernilai ibadah di sisi-Nya dan menjadi amal jariyah bagi

penulisnya. Aamiin..
Samata Gowa, Februari 2020

Penulis

Firdaus

50400115118
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Error! Bookmark not defined.ii

PENGESAHAN SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xi

ABSTRAK xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang...................................Error! Bookmark not defined.1

B. Fokus penelitian dan Deskripsi

Fokus…………………………………………..……5

C.Rumusan Masalah.................................................................................................6

D. Kajian Pustaka/ Peneliti Terdahulu........................................................7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...........................................................8

BAB II TINJAUAN TEORETIS 10

A. Tinjauan Tentang Manajemen..............................................................10

B. Tinjauan Tentang Zakat.......................................................................13

C. Tinjauan Tentang Zakat Produktif............................................................30

D.Tinjauan Tentang Ekonomi Masyarakat……………………………………32

BAB III METODE PENELITIAN Error! Bookmark not defined.33

xi
xii

A. Jenis dan Lokasi Penelitian..................................................................33

B. Metode Pendekatan .............................................................................33

C. Sumber Data........................................................................................34

D. Metode Penngumpulan Data................................................................34

E. Instrumen Penelitian............................................................................36

F. Tekhnik Pengolahan Dan Analisis Data...............................................36

BAB IV HASIL PENELITIAN 38

A. Gambaran Umum Inisiatif Zakat Indonesia.........................................38

B. Prosedur Pengelolaan Dana Zakat yang Produktif di IZI....................48

C. Pengaruh Dana Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Ekonomi

Mustahiq 54

BAB V PENUTUP 59

A. Kesimpulan..........................................................................................59

B. Implikasi Penelitian.............................................................................60

DAFTAR PUSTAKA 62

PEDOMAN WAWANCARA Error! Bookmark not defined.81

NLAMPIRAN-LAMPIRAN Error! Bookmark not defined.64

RIWAYAT HIDUP PENULIS 85


xiii
ABSTRAK

Nama : Firdaus
NIM : 50400115118
Judul Skripsi : Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam Upaya
Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Studi Program
Inisiatif Zakat Indonesia)
Pokok permasalahan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana prosedur
pengelolaan dana zakat yang produktif di Inisiatif Zakat Indonesia. (2) Bagaimana
dampak terhadap pendapatan mustahiq sebelum dan sesudah menerima dana zakat
produktif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan Ilmu Dakwah. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Perencanaan penghimpunan,
pengumpulan dan penyaluran yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor
Perwakilan Sulawasi Selatanbelum cukup baik karena belum dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan lembaga Inisaitif Zakat Indonesia
(IZI) melakukan perencanaan yang sudah direncanakan oleh tim manajemen pusat
saja. (2) Pengorganisasian yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor
Perwakilan Sulawasi Selatansudah baik setiap anggota bahwa setiap anggota
organisasi sangat bertanggung jawab ataupun telah melaksanakan tugas mereka
dengan profesional dan proposional meskipun terdapat banyak kekurangan dalam
melaksanakan tugas mereka. (3) Pergerakan yang dilakukan Inisiatif Zakat
Indonesia (IZI) Kantor Perwakilan Sulawasi Selatan sudah dilakukan dengan baik
karena pada Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) selalu melakukan pertemuan yang
diadakan setiap satu kali dalam satu minggu dengan pertemuan yan diberi nama
salam pagi sehingga dengan adanya hal ini tujuan dari pergerakan sudah
tercapai. (5) Pengawasan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor
Perwakilan Sulawasi Selatan belum melakukan sistem pengawasan dengan baik
sebagaimana mestinya, karena pihak Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) akan
kelapangan bila terjadi perselisihan ataupun permasalahan yang dihadapi oleh
mustahiq. Hal ini dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) atau
pegawai yang ada pada lembaga.
Implikasi penelitian ini adalah (1) Mengoptimalkan fungsi manajemen agar
muzakki tidak ragu untuk membayarkan zakat, infaq, shadaqah kepada lembaga
Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Perwakilan Sulawesi Selatan. (2) Mengoptimalkan
potensi dana akat dengan cara mensosialisasikan tentang keberaaan Inisiatif akat
Indonesia dan membuat pola-pola baru sebagai strategi baik dari kegiatan
penghimpunan maupun pendayagunaan. (3) Merealisasikan program yang belum
dilakanakan agar para muzakki lebih antusias lagi dalam memberikan zakat, infaq,
dan shadaqahnya ke Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) sehingga lembaga IZI akan
dikenal oleh masyarakat luas. (4) Tingkatkan kerjasama dengan pihak lembaga atau
perusahaan lainnya, dan segi manajemen dan sosialisasi program apabila program
tersebut membutuhkan pembiayaan yang besar.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki beragam agama yang dianut oleh penduduknya, akan

tetapi yang menjadi mayoritas adalah agama Islam. Dalam agama Islam terdapat

rukun Islam yang pada point ke empatnya adalah membayar zakat. Kewajiban

berzakat adalah salah satu sendi Islam yang sangat strategis yang ditempatkan pada

posisi tengah antara pilar yang lima. Hal itu merupakan indikator atas kebenaran

keimanan dan keislaman seseorang, karena ibadah zakat sebagai barometer (tawazun)

harmonisasi hubungan vertikal seseorang dengan Allah swt. dan hubungan horizontal

dengan sesama manusia.

Zakat menurut bahasa artinya tumbuh dan berkembang sedangkan menurut

istilah zakat diartikan sebagai sejumlah harta yang khusus yang diberikan kepada

kelompok-kelompok tertentu, dan dibagikan dengan memenuhi syarat-syarat yang


1
sudah ditentukan pula. Tingginya angka dan grafik kemiskinan di dunia Islam,

khususnya di lingkungan umat Islam di Indonesia, disebabkan antara lain, karena

rendahnya kesadaran dan motivasi pengamalan zakat. Kemiskinan merupakan

bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya

hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa

kefakiran itu mendekati pada kekufuran. Islam sebagai Ad-diin telah menawarkan

beberapa doktrin bagi manusia, yang berlaku secara universal dengan dua ciri

dimensi, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di akhirat.


1
Fahrur Muis, Zakat A-Z Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis Tentang Zakat (Solo: Tinta
Medina, 2011),22

1
2

Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang

mampu mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang

kekurangan. Konsekuensi dengan adanya dititipkan harta tersebut kepada manusia

adalah harus memenuhi aturan-aturan Allah baik dari segi pengembangan maupun

penggunaannya, yang antara lain ada kewajiban yang telah dibebankan epada

pemiliknya untuk mengeluarkan zakat demi kesejahteraan masyarakat.2

Oleh karena itu setiap muslim yang memiliki harta dan memenuhi syarat-

syarat tertentu diwajibkan mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada fakir miskin

atau yang berhak, dengan syarat-syarat yang ditentukan sesuai ajaran Islam. 3 Jadi,

zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban moral bagi orang

kaya untuk membantu orang miskin.4

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara,

maka pmbangunan ekonomi merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh

setiap negara. Pembangunan mengandung unsur hakiki, yaitu membangun manusia

jasmaniah dan rohaniah serta merubah nasib manusia agar dapat keluar dari

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Peningkatan kesejahteraan tengah

dilakukan oleh pemerintah, banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah

Indonesia salah satunya melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai). Program

Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bertujuan secara jangka panjang untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun disisi lain ada juga hal yang juga

2
Forum Zakat “Daftar Anggota Forum Zakat”, http://forumzakat.org.id/. Diakses pada 20
agustus 2019
3
Saifudin Zuhri, Zakat di Era Reformasi , (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, cet.1,2012), hal. 8-9
4
Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT.
Rajagrafindo)
3

dapat membantu pembangunan ekonomi masyaaat, hal tersebut adalah melalui sektor

UMKM.5

Tujuan zakat mempunyai sasaran sosial untuk membangun satu sistem

ekonomi masyarakat yang mempunyai kesejahteraan dunia dan akhirat, dan tidak

sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif melainkan mempunyai tujuan

yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang.

Sehubungan dengan itu pengalokasian zakat tidak hanya sebatas pada kegiatan-

kegiatan tertentu saja jangka pendek, dan keadaan darurat saja. Tetapi zakat dapat

pula dialokasikan untuk kegiatan jangka panjang untuk mengurangi pengangguran

dengan memberikan zakat produktif kepada mereka yang membutuhkan sebagai

modal usaha.6

Salah satu lembaga amil zakat yang berkembang di Kota Makassar salah

satunya adalah Inisiatif Zakat Indonesia. Inisiatif Zakat Indonesia memiliki tujuan

yaitu dapat menjadi partner pemerintah dalam program MDG’s salah satunya adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kemandirian masyarakat serta

Indeks Pembangunan Manusia. Program Inisiatif Zakat Indonesia dengan konsep

pemberian bantuan modal dan pelatihan keterampilan kepada mustahik. Program ini

bertujuan untuk membantu Usaha Mikro Mustahik yang tidak memiliki modal usaha.7

5
Sinta Dwi Wulansari dan Achma Hendra Setiawan. 2014. “ Analisis Peranan Dana Zakat
Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro ”. Volume 3, nomor 1. 19 Maret 2019
6
Saifudin Zuhri, Zakat di Era Reformasi , (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, cet.1,2012,, hal.40
7
Sinta Dwi Wulansari dan Achma Hendra Setiawan. 2014. “Analisis Peranan Dana Zakat
Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro”. Volume 3, nomor 1. 19 Maret 2019
4

Dalam Islam keterbatasan yamg dialami mustahik sangat dapat diatasi dengan

keberadaan zakat karena zakat merupakan potensi social ekonomi yang dapat

membentuk masyarakat untuk bekerja sama bertindak sebagai lembaga penjamin dan

penyedia dana cadangan bagi masyarakat muslim. Dalam pengertian yang lebih luas

zakat juga memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan produksi. Jika diasumsikan para

muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat

zakat oleh produsen akan dirasakan dari adanya peningkatan konsumsi yang terus

terjaga karean zakat yang dibayarkan akan dibelanjakan oleh mstahik untuk

mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat,

maka semakin tinggi pula konsumsi mustahik sehingga dapat mendorong peningkatan

skala ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu ketika menumbuhkan kegiatan usaha produktif pada diri para

mustahik maka hal tersebut dapat dipenuhi dengan keberadaan zakat. Zakat tidak

hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan bersifat konsumtif, tetapi juga diberdayakan

secara produktif. Karena dengan pola pemanfaatan seperti ini akan membantu para

mustahik tidak hanya dalam jangka pendek tetapi untuk kebutuhan dalam jangka

panjang.

Maka dari itu apakah dengan adanya program pendayagunaan dana zakat

produktif yang dikelola Inisiatif Zakat Indonesia dapat berguna dan tepat guna dalam

upaya pemberdayaan ekonomi pada masyarakat atau mustahiq sehingga berdasarkan

uraian di atas, penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam Meningkatkan Ekonomi

Masyarakat (Studi Inisiatif Zakat Indonesia)”.


5

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Judul dari penelitian ini adalah “Manajemen Zakat Produktif dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Program Inisiatif Zakat Indonesia)”.

Oleh karena itu penelitian akan di fokuskan pada penerapan manajemen zakat yang

digunakan pada Inisiatif Zakat Indonesia dalam meningkatkan ekonomi masyarakat

terkait dengan prosedur pengelolaan zakat terhadap mustahik sebelum dan sesudah

menerima dana zakat.

2. Deskripsi Fokus

Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, dapat di deskripsikan berdasarkan

substansi pendekatan penelitian ini yaitu, penerapan manajemen zakat produktif

dalam peningkatan ekonomi masyarakat (program inisiatif zakat indonesia). Maka

penulis memberikan deskripsi fokus sebagai berikut:

a. Prosedur Pengeolaan Dana Zakat Produktif

Dalam konteks pengelolaan keuangan organsasi pengelola zakat harus

diliat secara seksama terutama dalam mendefinisikan pemilik keuangan yang

ia amanahkan kepada organisasi pengelola zakat. Jika menilik pandangan

pengelolaan keuaangan zakat, yang memahami bahwa dana zakat merupakan

amanah, maka dapat mempersepsikan orang-orang yang telah memperayakan

amanahnya tersebut adalah anggota masyarakat muslim yang dengan ikhlas

memberikan sumber dana kepaada organisasi pengelola zakat untuk

disalurkan kepada mustahik.


6

b. Pengaruh Dana Zakat Poduktif Terhadap Peningkatan Ekonomi Mustahik

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator keberhasilan

pemerintah dalam menjalankan kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter.

salah satu indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pendapatan

nasional.

Selain dilihat dari sisi pendapatan nasional, penilaian baik dan

tidaknya perekonomian suatu negara dilihat dari aspek lain yakni

menurunnya angka kemiskinan setiap tahunnya. Zakat produktif adalah zakat

yang di berikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu

kegiatan ekonomi yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan

potensi produktifitas mustahik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat

dirumuskan pokok permasalahannya adalah bagaimana penerapan manajemen zakat

produktif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat (studi ProgramInisiatif Zakat

Indonesia). Adapun sub masalah untuk menjelaskan permasalahan yang lebih

sistematis, yaitu:
1. Bagaimana prosedur pengelolaan dana zakat yang produktif di Inisiatif

Zakat Indonesia ?
2. Bagaimana Pengaruh Dana Zakat Poduktif Terhadap Peningkatan

Ekonomi Mustahik?
7

D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu


Penelitian skripsi mengenai “pengaruh pemanfaatan Inisiatif Zakat Indonesia

produktif terhadap tingkat pendapatan mustahik di pos keasilan peduli umat

Yogyakarta” yang diteliti oleh Hafidhoh pada tahun 2015 berdasarkan hasil analisis

statistik melalui paired sampel T-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

keberhasilan mustahik sebelum dan sesudah menerima zakat produktif, dimana

perbedaan tersebut rata-rata mengalami peningkatan walaupun masih kurang efektif

karena pendapatan relative sedikit.

Penelitian Lailiyatun Nafiah (2015) yang meneliti tenang pengaruh

pendayagunaan zakat produktif terhadap kesejahteraan mustahiq pada program ternak

bergulir. Dimana penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitaif dengan

menggunakan pendekatan survey. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah variabel pendayagunaan zakat produktif sebagai variabel independen

dan kesejahteraan sebagai variabel dependen. Adapun hasilnya adalah terdapat

pengaruh positif antara pendayagunaan zakat produktif pada program ternak bergulir
BAZNAS kab. Gresik terhadap kesejahteraan mustahiq. Bahwa kesejahteraan

mustahiq dipengaruhi oleh pendayagunaan zakat produktif dengan besar sumbangan

pengaruh adalah 30,5%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fahri Amir

(2017) dengan judul “pemanfaatan zakat produktif serta pengaruhnya terhadap

tingkat pendapatan mustahiq dikota makassar (studi kasus BAZNAS kota makassar)”

bahwa penyaluran zakat produktif selain meningkatkan pendapatan juga


8

meningkatkan taraf hidup para mustahiq, hal tersebut dapat dilihat daripendapatan

sebelumdan sesudah diberikan zakat produktif, dari 37 mustahiq sebanyak 11 orang

yang awalnya termasuk kategori miskin, kemudian setelah menerima zakat produktif,

statusnya berubah menjadi tidak miskin.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan
Berdasarkan pada fokus penelitian yang dijelaskan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui prosedur pengelolaan zakat produktif pada Programuntuk

meningkatkan ekonomi masyarakat.


2. Mengetahui Pengaruh Dana Zakat Produktif Terhadap Peningkatan

Ekonomi Mustahik’
b. Kegunaan
1. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsi

pemikiran dan pengetahuan bagi akademisi tentang pengelolaan dan

penyaluran dana zakat produktif. Ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman dan kontribusi positif bagi perkembangan penyaluran dana

zakat secara efektif.

2. Bagi praktisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

Inisiatif Zakat Indonesia kota Makassar sebagai bahan masukan yang

berupa informasi tentang penyaluran dan pengelolaan dana zakat yang


9

produktif sehingga Inisiatif Zakat Indonesia diharapkan lebih baik lagi

dalam menentukan kebijakan dana zakat selanjutnya.


3. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada

pemerintah tentang bagaimana pengelolaan dana zakat di Inisiatif Zakat

Indonesia Kota Makassar. Ini juga diharapkan mampu menjadi bahan

rujukan untuk pemerintah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.


4. Pihak lain
Hasil penelitian ini semoga menjadi bahan rujukan tentang

penyaluran dana zakat yang baik dan efektif.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Tentang Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa kata manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi- fungsi

manajemen itu (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendaalian). Jadi,

manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai manajemen, berikut ini akan

diungkapkan oleh para ahli. Menurut Stoner dan Wankel yang di kutip dalam

Siswanto (2003:22) adalah “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.1

Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu

dan seni untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, dimana fungsi-fungsi

manajemen tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan bersama, individu, dan

masyarakat secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan sumber daya yang ada,

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

fungsi-fungsi manajemen terdiri dari:

1
Hasibuan, Malayu S.P, 2013, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, cetakan ketujuh
Belas , Bumi Aksara : Jakarta

10
11

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses dari rangkaian kegiatan untuk menetapkan

menetapkan terlebih dahulu tujuan yang diharapkan pada suatu jangka waktu tertentu

atau periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan tersebut.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian

pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan,

penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemeliharaan

lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang pantas.

c. Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah satu rangkaian kegiatan untuk memberi petunjuk atau

intruksi dari seorang atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang diorganisasikan

dalam kelompok formal dan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

d. Pemotivasian (Motivating)

Pemberian motivasi adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan yang seorang

manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan

kepada karyawan untuk dapat melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang

diharapkan.

e. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk

mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan dan tahapan yang telah dilalui. Dengan demikian, apabila ada
12

kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan, perlu diadakan suatu

tindakan perbaikan (corrective action).2

B. Tinjauan Tentang Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat berasal dari kata bahasa arab “zaka” yang berarti berkah, tumbuh,

bersih, baik dan bertambah.3 Secara etimologis zakat berarti suci, bersih, tumbuh, dan

berkah. Menurut bahasa zakat berarti tumbuh, berkembang, kesuburan, atau

bertambah (HR. At-Tirmidzi). Atau dapat pula berarti membersihkan atau

mensucikan (QS. At-Taubah : 10). Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki banyak

arti, yaitu al-barakatu yang mempunyai arti keberkahan, ath-thaharatu yang

memiliki arti kesucian, al-namaa yang mempunyai arti pertumbuhan dan

perkembangan, dan ash-shalatu yang memiliki arti keberesan. Sedangkan zakat

ditinjau dari segi istilah terdapat banyak ulama yang mengemukakan dengan redaksi

yang berbeda-beda, akan tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, yaitu

bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah Swt

mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada seseorang yang berhak

menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.zakat dapat membersihkan pelakunya

dari dosa dan menunjukkan kebenaran iman, caranya yaitu memberikan sebagian

harta yang telah mencapai nisab dalam waktu satu tahun terhadap orang yang berhak

menerimanya.4

2
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012
3
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern Instrumen Pemberdaya Ekonomi Umat,
Malang: UIN Maliki Press, 2010, hlm. 34
4
M. Abdul Ghofar, Fiqh Wanita, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, cet. Ke-4, 2010, hlm 272
13

Dari beberapa makna mengenai zakat, dapat dijabarkan sebagai berikut,

pertama zakat bermakna al-thahuru atau membersihkan dan mensucikan. Artinya

orang yang selalu menunaikan zakat karena Allah SWT dan bukan karena ingin dipuji

orang lain, Allah akan membersihkan dan mensucikan baik hartanya maupun

jiwanya. Kedua, zakat bermakna Al-Barakatu atau berkah artinya orang yang selalu

membayar zakat hartanya akan selalu dilimpahi keberkahan . ketiga, zakat bermakan

An-numuw atau tumbuhdan berkembang hal ini dikarenakan kesucian dan

keberkahan harta yang telah ditunaikan kewajibannya,. Keempat, zakat bermakna Al-

Shalahu artinya beres dan bagus. Dalam artian tidak bermasalah dan terhindar dari

masalah.5

Zakat menjadi berkah karena dengan membayar zakat hartanya akan

bertambah atau tidak berkurang sehingga akan menjadikan hartanya tumbuh laksana

tunas-tunas pada tumbuhan karena karunia dan keberkahan yang diberikan Allah Swt

kepada seorang muzakki, dan suci dari kotoran dan dosa yang menyertainya yang

disebabkan oleh harta yang dimilikinya tersebut, adanya hak-hak orang lain yang

menempel padanya. Maka apabila tidak dikeluarkan zakatya, maka harta tersebut

mengandung hak-hak orang lain yang apabila kita menggunakan atau memakannya

berarti kita memakan harta haram.6

Betapa pentingnya membayar zakat telah diterangkan secara jelas di dalam al-

Qur’an maupun hadiits. Di mana dalam al-Qur’an kata zakat dan shalat selalu disebut

beriringan pada 82 ayat. Dari hal ini adanya keterkaitan yang kuat antara zakat dan

5
Kemenag RI, Tanya Jawab Zakat, Jakarta: 2012, hlm. 2
6
Kurnia, H. Hikmat, H. A, Hidayat, panduan Pintar Zakat, Jakarta: Qultum Media, 2009.
Hal. 2.
14

shalat baik dari segi akibat yang ditimbulkan apabila tidak mengerjakan dan tujuan

yang sama diwajibkannya.7

2. Perbedaan Zakat, Infaq, Shadaqoh

a. Zakat

Zakat merupakan wahana utama solidaritas ekonomi dalamislam, sekaligus

menjadi salah satu dari lima rukunnya. Dalam hal ini zakat berfungsi sebagai

tiang penyangga kemiskinan dalam sistem ekonomi islam.8

b. Infaq

Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk

kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminology syariat, infak adalah

mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang

diperintahkan ajaran islam. Jika zakat ada nisabnya, infak

tidakmengenalnisab. Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu,

makainfak boleh diberikan kepada siapapun juga ,misalnya untukkedua orang

tua atauanak yatim. Lebih singkatnya dapat dilihat pada tabelberikut.

Zakat Infak Shadaqoh

Definisi Hak yang wajib Menafkahkan Menafkahkan

dalam waktu sesuatukepada sesuatukepada

tertentu untuk orang lain dengan orang lain dengan

7
Masturi Ilham, Nurhadi, Fikih Sunnah Wanita, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2009, hlm.
255
8
Utang Ranuwijaya (ed.) et.al, Manhaj al Qur’an al Karim fi Islah al-Mujmata’ Qasas al-ilm
fi al- Qur’an Al-I’lam fi al Qur’an, vol.5. Jakarta : kalam republika, 2010, hlm. 19
15

golongan tertentu ikhlas dan karena ikhlas dan karena

Allah semata. Allah semata.

Hukum Wajib apabila Wajib dan sunnah Sunnah

telah mencapai

nishab

Waktu Ada batasan Terus menerus Terus menerus

danmusiman tanpa ada batasan. tanpa ada batasan.

(haul)

Bentuk Berupa materi Berupa materi Berupa materi dan

non materi

c. Shadaqoh

Shadaqah berasal darikata shadaqa yang berarti benar. Menurut terminologi

syariat,pengertian shadaqah samadengan pengertian infak, termasukjuga

hokum dan ketentuan-ketantuannya.9 Hanya saja, jika infak berkaitan

denganmateri dan shadaqah memilikiarti lebih luas dari sekedar material,

misalnya senyum itu shadaqah. Dari hal ini yang perlu diperhatikan adalah

jika seseorang telah berzakat tapi masih memiliki kelebihan harta, sangat

dianjurkan sekali untukberinfak atau bershadaqah.

9
http://www.amany,org/tanya-jawab/40-ziswaf/66-apa-perbedaan-beda-zakat-infak-dan-
sadaqah-html diakses september 2019
16

2. Dasar Hukum Zakat

Dalam ajaran islam disebutkan bahwa zakat merupakan salah satu rukun

islam dan juga menjadi kewajiban bagi umat islam dalam rangka pelaksanaan

dua kalimat syahadat. Dalam Al Qur’an disebutkan kata zakat dan shalat

selalu digandengkan yang disebut sebanyak 82 kali.10

a. Al - Qur’an

Dasar hukum tentang zakat adalah salah satunya firman Allah Swt Qs. An-Nur

24/56 :

‫ينعوُنم تنعشهنذد نعلنعيله عم أنعللسننتذهذ عم نوأنعيلديله عم نوأنعرذجلذذهم بلنماِ نكاِذنوُغا ينععنمذلوُنن‬

Terjemahnya:
Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.11

Dalam surah lain Allah Swt kembali menegaskan dalam surah Al An’Am

6/141 :
‫ش‬
‫ت نوٱَلنلعختتنل نوٱَلتتلزعرنع ذمعختنللفدتتاِ أذذكلذهتذتۥُ نوٱَللزعيتذتتوُنن‬ ‫ت نونغعيتتنر نمععذروشنشتت ت‬ ‫ت لمععذروشنشتت ت‬ ‫ي نأننشتتأ ن نجنلتت ت‬
‫۞نوهذنوُ ٱَللتتلذ ي‬
‫صتتاِلد ۦلهۦِ نونل تذعستتلرفذيوُاغا إلنلهذتتۥُ نل‬
‫نوٱَلررلماِنن ذمتنشنشبلههاِ نونغعينر ذمتنشنشبل ت اه ذكذلوُغا لمن ثننملر ليهۦِ إلنذاَ أنعثنمنر نونءاذتوُغا نحقلهۥُذ ينتتعوُنم نح ن‬
‫ب ٱَعلذمعسلرلفينن‬
‫يذلح ر‬

Terjemahnya:
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
10
Muhammad Bin Abdullah At-Tuwarijry, Makna Islam dan Iman, Jakarta: Abu Ziyad, 2017,
hlm. 2
11
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil, hlm. 358
17

disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.


Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.12

b. Hadist

Selain Al-Qur’an dasar untuk menunaikan zakat adalah hadist

Rasullah SAW. Salah satunya adalah hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang

berbunyi:

Islam ditegakkan atas lima prinsip, yaitu menyaksikan bahwa tida ada Tuhan

selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan

sholat, menunaikan zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa dibulan

ramadhan.13

3. Syarat dan Rukun Zakat

1. Rukun zakat

Rukun zakat yaitu unsur-unsur yang harus terpenuhi sebelum

mengerjakan zakat. Rukun zakat meliputi orang yang berzakat. Harta

yang dizakatkan, dan orang yang berhak menerima zakat.14

Seseorang yang telah memenuhi syarat untuk berzakat harus

mengeluarkan sebagian dari hartamereka dengan cara melepas hak

kepemilikannya, kemudian diserahkan ke pemiliknya kepada orang-orang

12
Masturi Ilham, Nurhadi, Fikih Sunnah Wanita, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2009, hlm.
147
13
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013, hlm. 246
14
Wahbah Zuhaily, Fiqh Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Hafiz, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010, hlm. 97
yang berhak menerimanya melalui imam atau petugas yang bertugas

mengumpulkan zakat.15

2. Syarat Wajib Zakat

Zakat hukumnya adalah wajib pada setiap harta yang telah

memenuhi kriteria syarat dan sebab zakat, baik pemilik tersebutsudah

mukallaf atau belum. Karena pada dasarnya walaupun zakat merupakan

jenis ibadah pokok dan termasuk pilar agama, akan tetapi zakat

merupakan beban tanggung jawab masalah harta seseorang. Karena

didalam harta yang dimilikiorang yang kaya masih ada hak orang fakir

dan miskin yang harus ditunaikan zakatnya.16

Menurut jumhur ulama’ syarat wajib untuk mengeluarkan zakat

adalah sebagai berikut:

a. Beragama Islam

Hendaknya harta yang ingin dikeluarkan zakatnya berasal dari

harta orang muslim, dan diberikan kepada orag muslim yang fakir atau

miskin.17

Para ulama mengatakan bahwa zakat tidak wajib bagi orang non

muslim, karena zakat merupakan salah satu rukun Islam.

b. Berakal sehat dan dewasa

15
Wahbah Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Azis, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010, hlm. 97.
16
Masturi Ilham, Nurhadi, Fikih Sunnah Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009, hlm. 255.
17
Wahbah Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Azis, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010 , hlm. 256

18
19

Zakat diwajibkan kepada orang yang berakal sehat dan dewasa,

sebab anak yang belum dewasa dan orang yang tidak berakal tidak

mempunyai tanggung jawab hukum.18

c. Merdeka

Para ulama sepakat bahwa zakat hanya diwajibkan kepada orang

muslim yang merdeka dan memiliki harta yang jumlahnya melebihi

nishab. Seorang hamba sahaya tidak mempunyai kepemilikan terhadap

harta, karena yang memiliki hartanya adalah tuannya.19

d. Milik Sempurna

Milik sempurna adalah kemampuan pemilik harta untuk

mengontrol dan menguasai barang miliknya tanpa tercampur hak orang

lain pada waktu datangnya kewajiban membayar zakat.

e. Berkembang secara Riil atau Estimasi

Berkembang secara riil adalah harta yang dimiliki seseorang dapat

berpotensi untuk tumbuh dan dikembangkan melalui kegiatan usaha

maupun perdagangan, sedangkan yang dimaksud dengan estimasi adalah

harta yang nilainya mempunyai kemungkinan bertambah, seperti emas,

perak, dan mata uang yang semuanya mempunyai kemungkinan

pertambahan nilai dengan memperjual belikannya.

f. Nisab

18
Abdul Rahman Al-Jazairy, Fiqh Ala Madzhab Al Arba’ah, Mesir: Al- Kubro, hal. 590
19
M. Abdul Ghofar, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al=Kautsar, cet. Ke-4, 2010, hlm. 279.
20

Nisab adalah sejumlah harta yang mencapai jumlah tertentu yang

ditentukan secara hukum, yang mana harta tidak wajib dizakati jika

kurang dari ukuran tersebut.20

Nishab yang dimaksud melebihi kebutuhan primer yang

diperlukan (pakaian, rumah, alat rumah tangga, mobil, dan lain-lain yang

digunakan sendiri).21

g. Cukup haul

Harta kekayaan harus sudah ada atau dimiliki selama satu tahun

dalam penanggalan islam.

h. Bebas dari hutang

Pemiliknya sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat dan

harus lebih dari kebutuhan primer haruslah pula cukup satu nishab yang

sudah bebas dari hutang.

3. Syarat Sah Zakat

a. Niat

Para fuqoha’ sepakat bahwasanya disyaratkan berniat untuk

mengeluarkan zakat, yaitu niat harus ditujukan kepada Allah Swt.

Dengan berpegang teguh bahwa zakat itu merupakan kewajiban yang

telah ditetapkan Allah dan senantiasa mengharap ridhanya. 22 Karena

niat untuk membedakan antara ibadah fardhu dan sunnah.

20
M. Abdul Ghofar, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al=Kautsar, cet. Ke-4, 2010, hlm. 279.
21
Wahbah Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Azis, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010 , hlm. 250
22
M. Abdul Ghofar, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. Ke-4, 2010, hlm. 280
21

b. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada yang berhak

menerimanya)

Tamlik menjadi syarat sah zakat, yakni kepemilikan harta zakat harus

deilepaskan dan diberikan kepemilikannya kepada para mustahiq.23

2. Yang berhak menerima zakat

a. Fakir

Fakir adalah orang yang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan

pokoknya. Orang yang memiliki kekurangan yang lebih daripada

orang miskin.

b. Miskin

Orang yang memiliki ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar hidupnya.

c. Amilin

Amylin adalah orang-orang yang diangkat untuk mengumpulkan zakat

dari pemlik-pemiliknya. Menurut Yusuf Qardhawi amil adalah semua

orang yang bekerja mengurus perlengkapan administrasi urusan zakat,

baikurusan pengumpulan, pemeliharaan, ketatausahaan,

perhitungan,pendayagunaan, dan sebagainya.

d. Mu’alaf

23
Wahbah Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Azis, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010, hlm. 117.
22

Mualaf adalah sebutan bagi orang non muslim yang mempunyai

harapan masuk agama islam atau orang yang baru masuk agama

islam.

e. Al riqab

Menurut golongan syafi’iyah dan hanafiyah, riqab adalah budak

mukattab,yaitu budak yang di beri kesempatan oleh tuannya, dengan

membayar ganti rugi secara angsuran.

Dalam pelaksanaannya, pembebasan budak yang dijanjikan

pembebasannya, bagian zajat untuk mereka kepada para majikan

guna memenuhi perjanjian kebebasan para budak itu sendiri untuk

dibayarkan kepada majikan mereka. Tetapi tidak dibenarkan seorang

majikan membayarkan zakatnya terhadap budaknya sendiri untuk

kebebasannya, karena waktu itu ia masih status budak yang dimiliki

pembayar zakat.

f. Gharimin

Gharimin artinya orang yang berhutang dan tidak bisa

melunasinya.ukuran gharim adalah sisa dari kebutuhan satu keluarga

itu tidak cukup untuk melunasi hutang.mereka yang berhutang untuk

kepentingan umat islam, baik fakir maupun kaya, boleh diberikan

zakat sejumlah hutangnya,tidk boleh lebih.

g. Sabilillah

Sabilillah adalah setiap orang yang berusaha dalam bidang ketaatan

kepada Allah dalam jalan-jalan kebaikan.

h. Ibnu sabil
23

Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan dalam artian

tidak memiliki biaya untuk kembali ke tanah airnya.24

4. Fungsi Zakat

Secara epistemologis, zakat adalah penyucian diri dan harta. Dalam Al-Qur’an

disebutkan, zakat berfungsi sebagai media penyucian diri dan harta. Misi penyucian

ini memiliki dimensi ganda, yakni:

Pertama, sebagai sarana pembersihan jiwa dan sifat serakah bagi penunainya,

karena ia dituntut berkorban demi orang lain.

Kedua, zakat sebagai penebar kasih saying kepada kaum tak beruntung dan

penghalang tumbuhnya benih kebencian si miskin terhadap kaum kaya.

Dengan, demikian zakat secara substansial, memiliki dua fungsi pokok, yaitu

fungsi penyucian diri dan fungsi pengembangan masyarakat. Namun, fungsi zakat

semakin berkembang dengan memandang dua fungsi pokok tersebut, antara lain.25

1. Peringatan untuk menghindari kebakhilan dan mendustakan agama

Allah SWT, berfirman dalam Qs. Al Ma’un 107/1-3:


‫ت‬
‫ت‬
‫ى طعتللاَم ذ‬
‫حلل ع ت‬
‫ض ع تللل ذ‬ ‫ذي ي تللد بع ع ٱيلي تت ذيلل ت‬
‫م وتتل ي ت ب‬ ‫ك ٱل للل ذ‬
‫ن فتللذ ذتل ذ ت‬
‫دي ذ‬ ‫ت ٱل للل ذ‬
‫ذي ي بك تللذ ذ ب‬
‫ب ب ذٱللل ذ‬ ‫أترتءيي ت‬
‫ن‬ ‫ميس ذ‬
‫كي ذ‬ ‫ٱيل ذ‬

Terjemahnya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin.

24
Wahbah Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Azis, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010 , hlm. 259
25
http://.id.shvoong.com/social-sciences/education/2135273-fungsi-zakat-bagi-kehidupan-
sosial
Rasulullah SAW bersabda: “tiga munjiyyat dan tiga muhlikat”. Munjiyyat

adalah bersikap adil ketika marah dan rela, takut kepada Allah Swt. Baik di dalam

hati maupun diluar, dan tawaddhu’ ketika kaya dan miskin. Sementara muhlikat

adalah selalu mengikuti hawa nafsu, menyombongkan diri didepan orang lain, dan

menganiaya orang lain.

Zakat memperbaiki perasaan-perasaan lain yang timbul diantara orang kaya

dan miskin, dan memperbaiki hubungan antara mereka yang mengeluarkan zakat

dengan kelompok-kelompok yang menerima zakat, sehingga ketika mereka yang

kaya tidak akan merasa khawatir ketika mengalami kerugian dan kendala dalamm

berdagang, karena mereka akan mendapatkan bantuan dari yang lain.

a. Pengaruh zakat pada jiwa

1. Menghilangkan ketakutan, keresahan, dan dapat melakukan

perkerjaan dengan tenang.

2. Memunculkan kepercayaan diri, jiwa, perasaan dengan kehormatan.

3. Meringankan adanya rasa benci dan iri dari para fakir dan miskin.

b. Pengaruh zakat pada perilaku masyarakat

1. Menjaga jiwa agar selalu beramal dan percaya diri.

2. Saling memahami dan saling menolong

3. Selalu bersikap ikhlas dan dermawan.

4. Menghilangkan rasa takabbur pada diri sendiri.

5. Meringankan beban masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

c. Terciptanya interaksi sosial yang harmonis

Allah menciptakan sesuatu di muka bumi ini dengan berpasang-

pasangan. Ada lelaki dan perempuan, besar dan kecil, tua muda, dan

24
25

masih banyak lagi istilah-istilah yang kita temukan dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu diantara istilah tersebut adalah kaya dan miskin.

Istilah ini mungkin tidak asing lagi bagi kita. Dengan adanya zakat si

miskin bisa mengurangi beban-beban perekonomiannya. Si kaya bisa

memahami bagaimana susahnya menjadi orang miskin. Selama kita bisa

memahami arti dalam kehidupan ini, tidak ada yang tidak mungkin untuk

dilakukan dalam menjalin hubungan yang harmonis.

Pada prinsipnya, kaya dan miskin tidak ada perbedaan dalam

islam. Yang membedakan hanyalah ketakwaan dihadapan Allah SWT.

d. Menciptakan keadilan sosial dan ekonomi

Manusia menurut pandangan islam adalah sama, baik di hadapan

Allah maupun di hadapan hukum. Tidak ada perbedaan karena keturunan,

pangkat, kekayaan, atau kedudukan sosialnya.

Zakat memberi kemenangan terhadap egoism diri atau

menumbuhkan kepuasan moral karena telah ikut mendirikan sebuah

masyarakat islam yang lebih adil, ibadah zakat ikut menciptakan keadilan

social dalam masyarakat. Dalam bahasa Roger Garaudy, zakat adalah satu

bentuk keadilan internal yang terlembaga sehingga dengan rasa solidaritas

yang bersumber dari keimanan itu, orang dapat menaklukan egois dan

kerakusan diri.

e. Sebagai perkembangan dan kemajuan masyarakat

Jika kita melihat kepada fakta sosial di seluruh dunia, maka kita

mengetahui bahwa kemiskinan adalah musuh utama pembangunan di


26

berbagai Negara berkembang. Oleh karenanya, kemiskinan merupakan

masalah yang utama yang darinya muncul berbagai permasalahan social

lainnya seperti kriminalis, penculikan anak, kenakalan remaja, anak

jalanan, gelandangan, pengemis, narkoba, prostitusi, dan sekian banyak

masalah sosial lainnya.

2. Sebagai sarana penyucian jiwa

Allah berfirman dalam Qs. At-Taubah 9/103:

‫ك نستتنكنن للهذتت معم‬ ‫صتتيل نعلنعيلهتت ۦعم إللن ن‬


‫صتتلنشوُتن ن‬ ‫ذخعذ لمعن أنعمشنوُللله عم ن‬
‫صندقنهة تذ ن‬
‫طهيذرهذ عم نوتذنزيكيلهم بلهنتتاِ نو ن‬
‫نوٱَللذ نسلميمع نعلليمم‬
Terjemahnya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kata tuthahhiruhum dalam ayat itu bermakna membersihkan

jiwa, sedangkan tuzakkihim bermakna mengembangkan harta. Karena itu,

dengan ajaran zakat, ada dua manfaat yang diperoleh yaitu jiwa menjadi

suci dan harta makin berkembang, bukan terkurangi, berkembangnya

harta ini dapat dilihat dari dua aspek :

(1) Aspek spiritual, berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah

ayat 276

(2) Aspek ekonomis-psikologis, yaitu ketenangan batin pemberi zakat.

Sedekah dan zakat akan mengantarnya berkonsentrasi dalam usaha


27

dan mendorong terciptanya daya beli dan produksi baru bagi

produsen.26

5. Problematika Zakat

Pengelolaan zakat di Indonesia dalam implementasinya diatur oleh undang-

undang. Hermawan (2013) menyatakan bahwa di Indonesia, pelaksanaan dan

pengelolaan zakat diatur melalui undang-undang No. 38 Tahun 1999. Alasan dasar

penetapan undang-undang ini adalah adanya jaminan Negara atas kemerdekaan bagi

seluruh warga Negara untuk menjalankan agamanya sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang di anutnya. Karena zakat menjadi salah satu rukun islam yang

harus dilaksanakan oleh pemeluknya dan dapat dijadikan sebagai sarana

pengembangan perekonomian umat, agar mempunyai daya manfaat yang lebih besar,

maka pemerintah perlu memberikan pembinaan, pelayanan serta perlindungan

terhadapnya. Berkenaan dengan definisi zakat, pasa; 1 ayat 2 UU tersebut

memberikan definisi zakat sebagai “harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim

atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk

diberikan kepada yang menerimanya”.

Zakat dalam penyalurannya diatur secara jelas dan tegas di mana penerimanya

wajib termasuk kedalam mustahik zakat yaitu fakir, miskin, amil, mualaf,

memerdekakan budak, orang yang hutang, sabilillah dan ibn sabil. Maka kita bisa

menarik kesimpulan dari sisi penerima zakatnya bahwa keberadaan zakat ini berperan

untuk pemetaan ekonomi agar para mustahik zakat ini semakin meningkat

kesejahteraan hidupnya dan berubah menjadi muzaki zakat dikemudian hari.

26
Jaih Mubarok, Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum Tentang Pengelolaan Zakat Oleh
Negara Bagi Masyarakat (Efektivitas UU No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat), 2011
28

Kontribusi zakat sebagai pemerataan ekonomi secara empiris terbukti dalam

sejarah Islam baik pada masa Nabi, sahabat, khususnya pada zaman khalifah Umar

bin Abdul Azis mampu membawa pemerataan ekonomi di kalangan mustahik, dalam

tempo pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Azisselama 22 tahun akhirnya para

mustahik zakat ini berubah menjadi muzaki.

Zakat mampu mengurangi jumlah keluarga miskin dari 84 persen menjadi 74

persen. Kemudian dari aspek kedalaman kemiskinan, zakat juga terbukti mampu

mengurangi kesenjangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, yang

diindikasikan oleh penuruna nilai p1 dari Rp. 540.657,01 menjadi Rp. 410. 337,06.

Dari pemaparan di atas bisa kita simpulkan bahwa zakat memiliki potensi yang besar

dan peranan yang signifikan bagi pemerataan ekonomi dan penanggulangan

kemiskinan di Indonesia.

Zakat memiliki potensi yang besar menanggulangi permasalahan di Indonesia

dalam seperti penanggulangan kemiskinan, akses pendidikan dan kesehatan bagi para

mustahik zakat, namun implementasi zakat di Indonesia dihadapkan pada sejumlah

permasalahan. Hal-hal yang secara umum menjadi problem dalam pengumpulan

zakat yang maksimal yakni : regulasi dan political will yang kurang mendukung,

ketidakpercayaan para muzaki terhadap lembaga pengelola zakat yang ada baik

swasta maupun terutama pemerintah, hingga masalah internal organisasi pengelola

zakat sendiri, seperti kurang Accountable, lack of transparency, dan masalah

manajerial.

Beberapa persoalan utama zakat adalah gap yang sangat besar antara potensi

zakat dan realisasinya, hal ini disebabkan masalah kelembagaan pengelola zakat dan

masalah kesadaran masyarakat, serta masalah sistem manajemen zakat yang belum
29

terpadu. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan strategi yang dapat

mengatasi ancaman dan tantangan yang dihadapi dan memperbaiki kelemahan

pengelolaan zakat secara keseluruhan. Prioritas kebijakan yang perlu dilakukan yaitu

penerapan sanksi bagi muzaki yang tidak berzakat, meningkatkan kualitas sumber

daya manusia untuk meningkatkan keprofesionalismean, kredibilitas, akuntabilitas,

transparansi pengelolaan zakat, dan menyinergikan pelaksanaan pajak dan zakat

secara nasional. Scenario terbaik dalam meningkatkan potensi zakat adalah melalui

reformasi perundang-undangan.

C. Tinjauan Tentang Zakat Produktif

1. Pengertian Zakat Produktif

Zakat adalah rukun Islam yang ketiga setelah syahadat dan shalat. Setelah

shalat, zakat dipandang sebagai kewajiban penting yang dikenakan kepada umat

Islam. Oleh karenanya, zakat dipandang sebagai bentuk ibadah yang tidak dapat

digantikan dengan model sumber pembiayaan negara apapun dan dimanapun

juga. ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari

zakat yang berarti suci berkah, tumbuh dan terpuji, yang semua arti ini digunakan

dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan dari segi istilah fiqih,

zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada

orang-orang yang berhak menerimanya, di samping berarti mengeluarkan jumlah

tertentu itu sendiri,

Sedangkan produktif secara bahasa berasal dari bahasa inggis Productive

yang berarti banyak menghasilkan barang-barang berharga, yang mempunyai


30

banyak hasil yang baik.27 Dan secara umum productive berarti banyak

menghasilkan karya atau barang.

Sedangkan zakat produktif ialah pemberian zakat yang dapat membuat

penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus-menerus, dengan harta zakat

yang diterimanya. Zakat produktif demikian adalah zakat dimana harta atau dana

zakat yang diberikan kepada para mustahiq tidak dihabiskan akan tetapi

dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan

usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus

menerus.28Dalam arti demikian, harta zakat itu didayagunakan (dikelola),

dikembangkan sedemikian rupa sehingga bisa mendatangkan manfaat yang akan

digunakan dalam memenuhi kebutuhan orang yang tidak mampu tersebut dalam

jangka panjang, dengan harapan secara bertahap, pada suatu saat tidak lagi masuk

kepada kelompok mustahiq zakat.

Seperti yang dilakukan Rasulullah yang pernah memberikan sedekah

kepada seorang fakir sebanyak dua dirham, sambil memberi anjuran agar

mempergunakan uang itu satu dirham untuk makan dan satu dirham lagi untuk

membeli kampak dan bekerja dengan kampak itu. Lima belas hari kamudian

orang ini datang lagi kepada Nabi SAW dan menyampaikan bahwa ia telah

bekerja dan berhasil mendapat sepuluh dirham.29

27
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perpektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009,
Hlm.63
28
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perpektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 ,
hlm. 64.
29
Achmad Muhammad, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat, Makalah tidak
diterbitkan (di Sampaikan dalam Pelatihan Zakat Produktif di BAZ DIY, 2010)
31

Pola pendistribusian zakat secara produktif dikategorikan dalam dua

bentuk :30
1) Distribusi bersifat produktif tradisional dimana zakat diberikan

dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing,

sapi, alat cukur, dan lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini

akan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan

kerja bagi masyarakat.

2) Distribusi bersifat produktif kreatif yaitu zakat diwujudkan

dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial

atau menambah modal pedagang pengusaha kecil.

D. Tinjauan Tentang Ekonomi Masyarakat


Dalam konteks permasalahan sederhana, ekonomi masyarakat merupakan

strategi “bertahan hidup” yang dikembangkan oleh penduduk masyarakat miskin,

baik dikota maupun desa.31 Meningkatkan kesejahteraan, ekonomi merupakan

kegiatan dalam pemberdayaan di masyarakat. Ekonomi dapat diartikan sebagai upaya

dalam mengelola rumah tangga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan

hidupmelalui tiga kegiatan uatama yaitu: produksi, distribusi, dan konsumsi.

Pemenuhan hidup dengan kendala terbatasnya sumber daya, erat kaitannya dengan

upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. 32 Produksi,


30
M. Arif, Mufrini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 88.
31
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, (Yogyakarta: Adtya Media, 1996), hlm 4.
32
Gunawan Sumodiningrat, “Membangun Perekonomian Rakyat”, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), hlm. 24.
32

distribusi dan konsumsi, merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara

terus menerus dan sering disebut sebagai proses yang berkesinambungan. Proses ini

berjalan secara alamiah sejalan dengan perkembangan masyarakat dibidang sosial,

ekonomi, budaya dan politik. Secara ekonomi, proses alamiah yaitu bahwa yang

menhasilkan (produksi) harus dinikmati (konsumsi), dan sebaliknya yang menikmati

harus yang menhasilkan.33

Dengan demikian ekonomi masyarakat adalah kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh masyarakat yang dengan secara swadaya mengelolah sumberdaya

apapun yang dapat dikuasainya, dan ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya dan keluarganya. Upaya pembangunan ekonomi masyarakat mengarah pada

perubahan struktur yaitu memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam

perekonomian nasional.

33
M. Arif, Mufrini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2006
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode Penelitian Kualitatif menurut Creswell (2008) mendefinisikan sebagai

suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala

sentral. Untuk mengerti suatu gejala sentral, peneliti mewawancarai peserta

penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas.

Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan.

Berdasarkan pernyataan di atas, penyusun simpulkan bahwa jenis penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih sebab dianggap relevan

untuk menganalisis permasalahan terkait manajemen zakat produktif dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat (studi Program Inisiatif Zakat Indonesia).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Inisiatif Zakat Indonesia tepatnya di Jl.

Tamalate No.3, Bonto Makkio, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi

Selatan.

B. Metode Pendekatan

Merujuk pada pendekatan yang digunakan penulis, yaitu jenis penelitian

kualitatif yang tidak mempromosikan teori sebagai alat yang hendak di uji. Maka

teori dalam hal ini berfungsi sebagai hal pendekatan untuk memahami lebih di konsep

ilmiah yang relevan dengan fokus permasalahan. Dengan demikian, penulis

33
34

menggunakan pendekatan manajemen dan pendekatan sosiologi terkait dengan

manajemen zakat produktif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat (studi Program

Inisiatif Zakat Indonesia) sehingga bisa membantu mengungkapkan dan menjelaskan

dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

C. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan

yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti yaitu manajemen zakat

produktif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat (studi ProgramInisiatif Zakat

Indonesia). Dalam penelitian ini, yang termasuk dari data primer adalah hasil

wawancara dari Kepala Kantor Inisiatif Zakat Indonesia tiga karyawan Kantor

Inisiatif Zakat Indonesia Kecamatan Rappocini Kota Makassar dan enam mustahiq

penerima dana zakat produktif.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu pustaka atau sumber yang relevan dengan

penelitian ini, yaitu dapat berupa buku, majalah, Koran, internet, serta sumber data

lain dapat dijadikan sebagai data pelengkap.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, calon peneliti berencana menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:


35

1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti

mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak

akan diperoleh dibelakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan, ke tetangga, ke

organisasi, ke komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang

sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Data

observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para

anggota dalam berorganisasi.1

2. Wawancara

Wawancara (Interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang

tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuisioner. Ini disebabkan oleh karena

peneliti tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Tidak semua data dapatdiperoleh

dengan observasi. Oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada

partisipan.2

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan benda-benda

tertulis seperti buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya.3

1
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 112.
2
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 116.
3
Sutrisno Hadi, Metodology Research, (Yogyakarta: UGM Press, 1999), h. 72.
36

Data yang ingin diperoleh dari metode ini adalah seperti data mengenai

gambaran umum lokasi penelitian dan sejarah (history).

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian adalah alat bantu dalam

mengumpulkan data.4 Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan suatu aktivitas

yang bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan pengertian penelitian yang

sebenarnya.

Oleh karena itu penelitian lapangan (field research) yang meliputi observasi,

wawancara dengan beberapa pertanyaan yang disediakan, dan dokumentasi berupa

kamera, alat perekam (recorder) dan alat tulis menulis berupa buku catatan dan

pulpen.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang

akan disajikan dalam bentuk narasi kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk verbal

yang diolah menjadi jelas, akurat dan sistematis. 5 Peneliti akan melakukan pencatatan

dan mengumpulkan informasi mengenai keadaan suatu gejala yang terjadi saat

penelitian dilakukan.

Analisis data merupakan mengatur secara sistematis bahan hasil wawancara

dan observasi, menafsirkannya dan menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori

55
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Cet. I; Yogyakarta: PT Lkis Yogyakarta, 2008),
h. 89.
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya,
(Jakarta: Grasindo, 2010), h. 121.
37

atau gagasan yang baru. Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data

kedalam bentuk yang mudah dibaca. Metode yang digunakan adalah metode survei

dan pendekatan kualitatif, yang artinya setiap data terhimpun dapat dijelaskan dengan

berbagai persepsi yang tidak menyimpang dan sesuai dengan judul penelitian. Teknik

pendekatan deskriptif kualitatif merupakan suatu proses menggambarkan keadaan

sasaran yang sebenarnya, peneliti secara apa adanya, sejauh apa yang peneliti

dapatkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis deskriptif

digunakan untuk menggambarkan fenomena yang sedang diteliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Inisiatif Zakat Indonesia

1. Sejarah berdirinya Inisiatif Zakat Indonesia

Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) merupakan salah satu lembaga zakat yang

terlahir dari Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU). Yang telah dikenal cukup luas dan

memiliki reputasi yang baik selama lebih dari 18 tahun dalam memelopori era baru

gerakan flantropi islam. IZI merupakan yayasan yang memiliki legalitas tersendiri

dan berperan sebagai lembaga zakat nasional yang berfokus pada pengelolaan dana

zakat, infaq, dan shodaqoh.1 “Inisiatif Zakat Indonesia sebenarnya bisa dikatakan

sudah ada relative lama yaitu pada tahun 1998, tetapi saat itu masih satu payung

dengan lembaga internasional (PKPU)”2

Hadirnya IZI merupakan semangat dari undang- undang Pengelolan Zakat

No.23 Tahun 2011, dari semangat itulah yang kemudian dikelola dan inisiasikan

lahirnya lembaga yang profesional dalam menginspirasi gerakan perzakatan yang ada

di Indonesia dalam mengelola zakat. Pada tanggal 30 Desember 2015 IZI secara

resmi di Spin OFF dengan mendapatkan izin operasional sebagai Lembaga Amil

Zakat Nasional melalui surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia no. 423

Tahun 2015. Tanggal tersebut adalah momentum yang menjadi lahirnya Lembaga

1
InIZIatif Mudah dibaca, Mudah dipahami, IZI Magazine, 1 April, 2016, hlm. 15-16
2
Arman, S.Kep (40 tahun), Kepala Perwakilan Inisiatif Zakat Indonesia Sulawesi Selatan,
wawancara, Makassar, 10 Februari 2020

38
Amil Zakat Nasional (LAZNAZ) IZI, sebagai penerus visi dan misi pengelolaan

zakat yang telah dirintis oleh PKPU sebelumnya lebih dari 2 windu.3

Pemanfaat pengelolaan zakat di Indonesia masih termasuk jauh dari kata

maksimal padahal potensi zakat di Indonesia zakat sangat besar, walaupun

pertumbuhan relative bagus secara nasional tetapi tidak berbanding dengan market

share dan potensi yang di kumpulkan. Ini pula yang menjadi semangat Inisiatif Zakat

Indonesia Hadir.

Sejarah Inisiatif Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan juga sebelumnya satu

payung dengan PKPU dimana pada tahun 2000 sudah ada di Sulawesi Selatan sejalan

dengan terjadinya Spin off IZI tahun 2015 menjadi lembaga mandiri tetapi

efektifnya berjalan mulai tahun 2016,4

2. Visi dan Misi Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)

a. Visi

Menjadi lembaga zakat professional terpercaya yang menginspirasi gerakan

kebajikan dan pemberdayaan.

b. Misi

1. Menjalankan fungsi edukasi, informasi, konsultasi, dan penghimpunan

dana zakat.

2. Mendayagunakan dana zakat bagi mustahiq dengan prinsip-prinsip

kemandirian.

3
https://izi.or,id/sejarah, di akses pada tanggal 10 Februari 2020
4
Arman, S.Kep (40 Tahun) Kepala Perwakilan IZI sulsel, wawancara, Makassar 10 Februari
2020

39
3. Menjalin kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha, pemerintah, media,

dunia akademis, dan lembaga lainnya atas dasar keselarasan nilai –nilai

yang dianut.

4. Mengelola seluruh peoses organisasi agar berjalan sesuai dengan regulasi

yang berlaku, tata kelola yang baik (good governance) dan kaidah syariah.

5. Berperan aktif dan mendorong terbentuknya berbagai forum, kerjasama,

dan program – program penting lainnya yang relevan bagi peningkatan

efektifitas peran lembaga pengelola zakat di level lokal, nasional, regional,

dan global.5

3. Tujuan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)

Pemikiran tentang perlunya mendesain sebuah lembaga yang focus mengelola

zakat muncul sudah cukup lama di manajemen PKPU, seiring dengan dinamika yang

dialaminya, terutama pasca bencana Tsunami Aceh, Desember 2004. Momentum

tsunami Aceh ini menjadi pembelajaran yang sangat dahsyat bagi PKPU, sekaligus

telah membawanya dalam perspektif yang lebih luas dalam melihat aktivitas di dunia

filantropi. Saat itu, PKPU memiliki kesempatan berhubungan dengan Lebih banyak

strata social, terutama sesama NGO dari berbagai latar belakang dan misi social yang

dibawahnya, baik dari dalam maupun luar negeri.

Wujud nyata dari hasil pembelajaran dan interaksi ini yang mendorong

sehingga PKPU memperoleh special consultative status dari PBB pada tahun 008 dan

registerasi internasional lain dari uni eropa tahun 2013. Di satu sisi hal ini merupakan

laverage bagi PKPU, namun disisi lain membawa kerumitan-kerumitan lain bagi

5
Visi Misi IZI, https://izi.or.id/visi-misi, (16 November 2016)

40
manajemen, misalnya bagaimana mengelola positioning lembaga dan

mengkomunikasikannya kepada public yang kini sudah sangat beragam. Jadi, dari

perspektif ini manajemen PKPU, sebetulnya lahirnya UU 23/2011 adalah moment of

the truth yang mempertemukan keinginan dengan kesempatan. Lahirnya Inisiatif

Zakat Indonesia (IZI) yang sebelumnya hanya merupakan suatu unit pengelola zakat

selevel departemen di struktur PKPU. IZI diharapkan betul-betul menjadi lembaga

pengelola zakat yang otentik.6

4. Program Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)

a. IZI To Success

IZI to success merupakan program pemberdayaan dana zakat IZI di bidang

ekonomi yang meliputi program :

a). Pelatihan Keterampilan

Program pelatihan keterampilan kerja IZI bagi mustahiq ini

bertujuan untuk memberikan keterampilan softskill dan hardskill

berupa menjahit, tata boga, mencukur, dan memijat pijat dan bekam.

Beberapa jenis pelatihan tersebut akan dielola pada Program Inkubasi

Kemandirian (PIK). Diharapkan setelah selesainya pelatihan, para

peserta memiliki keterampilan yang dapat digunakan sebagai suatu

skill tertentu untuk meningkatkan kualitas hidup peserta.

6
InIZIatif Mudah dibaca, Mudah dipahami, IZI Magazine, 1 April, 2016, hlm. 15

41
b). Pendampingan wirausaha

Program pemberdayaan ekonomi yang berbasiskan pada

komunitas masyarakat. Melalui program ini, IZI menartgetkan pada

masyarakat yang memiliki kebutuhan yang sama dalam rangka

mengembangkan usaha mikro dan pendapatan mereka dalam bentuk

intervensi modal dana bergulir yang disertai penyadaran dan

peningkatan kapasitas dalam bentuk pertemuan rutin dan

pendampingan.7

b. IZI To Smart

IZI to smart merupakan program pemberdayaan dana zakat dibidang

pendidikan yang meliputi program:

a). Beasiswa Mahasiswa

Program ini meliputi pemberian beasiswa, pembinaan, dan

pelatihan bagi mahasiswa dari keluarga dhuafa. tujuan yang

diharapkan hadir pada program ini adalah untuk membentuk SDM

yang unggul dalam budi pekerti, intelektualitas, dan kecerdasan social

sehingga mampu mengembangkan dan memberdayakan potensi

diwilayah tempat tinggal dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia lainnya melalui peran yang dapat di ambil di masyarakat. Para

peserta program beasiswa mahasiswa IZI diberi peningkatan kempuan

dan pembinaan melalui kegiatan monitoring, pelatihan soft skill,

7
“BIZI Buletin IZI”, Tahun 2016, Paragraf I, hlm. 3

42
kunjungan tokoh, dan pengamalan keilmuan masing-masing melalui

kegiatan sosial kemasyarakatan.

b). Beasiswa Pelajar

Program yang bertujuan meningkatkan angka partisipasi

sekolah, khususnya bagi siswa unggul. Program ini terdiri atas

pemberian bantuan biaya pendidikan dan pembinaan bagi para siswa

binaan IZI. Program ini juga akan melakukan upaya pembentukan

karakter unggul seperti jujur, tanggung jawab, peduli, disiplin, percaya

diri, dan berani. Para peserta beasiswa pelajar mendapatkan

pemenuhan kebutuhan uang sekolah, alat tulis, seragam serta

pendampingan spiritual dan akademik.

c). Beasiswa Penghafal Qur’an

Program beasiswa penghafal qur’an IZI merupakan program

yang memberikan beberapa fasilitas program kepada para penerima

beasiswa berupa biaya hidup, biaya transportasi, biaya sarana dan

prasarana dalam menghafal Al-Qur’an dan biaya pendidikan.8

c. IZI To Fit

IZI to fit merupakan program pemberdayaan dana zakat di bdang kesehatan

yang meliputi program :

8
“BIZI Buletin IZI”, Tahun 2016, Paragraf 2, hlm. 3

43
a). Rumah Singgah Pasien

IZI menyediakan layanan khusus bagi pasien sakit dan keluarga

pasien dari luar JABODETABEK untuk tinggal sementara selama

dalam berobat jalan ke rumah sakit yang menjadi rujukan nasional di

Jakarta, RSCM, RS Dharmais/RS Harapan Kita. Layanan ini diberikan

pasien dan keluarga fakir miskin yang tidak mamp dalam pembiayaan

hidup tinggal karena mahalnya biaya sewa tempat tinggal (kontrakan)

di Jakarta untuk menunggu selama waktu pengobatan, IZI juga

menyediakan layanan ambulance antar pasien ke RS rujukan dan

konsultasi perawatan selama di rumah singgah.

b). Layanan Kesehatan Keliling

Program layanan kesehatan keliling yang dilaksankan secara

terpadu (berbagai program kesehatan disatukan dalam paket bersama)

dan dikemas secara populis, yang dilaksanakan secara gratis bagi

kalangan masyarakat fakir dan miskin yang tempat tinggalnya jauh

dari akses pelayanan kesehatan/klinik peduli. Layanan kesehatan IZI

ini dikemas dalam beberapa jenis layanan kesehatan yaitu prosmilling

kesehatan ibu, anak, gigi, mata, medical check up, dan goes to school.

c). Layanan Pendampingan Pasien

IZI menyediakan program layanan khusus bagi orang sakit yaitu

berupa :

44
1. Santunan langsung adalah pemberian santunan langsung kepada

pasien baik berupa dana atau lainnya sesuai ketentuan dan

kebutuhan untuk sembuh.

2. Pendampingan yaitu proses pendampingan dan memiliki fasilitator

pasien dalam mengurus layanan kesehatan atau pemberian bantuan

secara berkala (konsultasi tentang perawatan penyakit). selain itu

disediakan layanan ambulance gratis.9

d. IZI To Iman

Izi to iman merupakan program pemberdayaan dana zakat di bidang dakwah

yang terdiri dari beberapa program :

a) Dai Penjuru Negeri

Program ini merupakan program dakwah IZI terhadap

masyarakat muslim di daerah yang rawan bencana alam dan dhuafa

dengan mengirimkan dai untuk melakukan aktivitas pendampingan

masyarakat berupa pembinaan iman dan islam melalui program

pembinaan dan kajian rutin bagi masyarakat desa setempat.

b) Bina Muallaf

Program bina muallaf yaitu pembinaan rutin yang ditujukan

kepada muallaf dalam rangka penguatan keyakinan dan keimanan

mareka serta memberikan santunan kepedulian kepada muallaf.

9
“BIZI Buletin IZI”, Tahun 2016, Paragraf 3, hlm. 3

45
Sasaran wilayah muallaf difokuskan pada daerah dhuada yang rawan

kristenisasinya.10

e. IZI To Help

Program ini merupakan program pemberdayaan di dalam bidang layanan

sosial yang terdiri dari beberapa program :

a) Laa Tahzan (Layanan Antar Jenazah)

Program ini merupakan program yang berkaitan dengan

kebutuhan jenazah. Seperti :

a. Layanan pra kejadian merupakan layanan yang diberikan

untuk mempersiapkan umat islam dalam pengurusan

jenazah berupa pemberian materi dan pelatihan/training.

b. Layanan saat kejadian merupakan pelayanan yang diberikan

pada saat kejadian setelah berupa pemandian, pengkafanan,

pengantaran, dan pemakaman jenazah.

c. Layanan pasca kejadian merupakan pelayanan yang

diberikan pasca proses pengelolaan terhadap jenazah berupa

konsultasi dan penghitungan warisan.

b) Peduli bencana

Program ini merupakan program perpaduan dari beberapa

aktivitas manajemen resiko bencana yang meliputi program mitigasi,

rescue dan rehabilitasi. Program mitigasi merupakan program

10
“BIZI Buletin IZI”, Tahun 2016, Paragraf 4, hlm. 3

46
penanganan bencana dengan pola pemberian pelatihan atau

pendampingan dalam tindakan pencegahan dan reaksi cepat saat

terjadi bencana. Sedangkan pada program rescue, aktivitas kesigapan

IZI dalam penanganan bencana yang tengah terjadi seperti evakuasi

korban, dapur, air, trauma healing, dan serambi nyaman untuk

pengungsi. Dan aktivitas IZI pada masa rehabilitsi yaitu program

penanganan dampak setelah bencana terjadi. Contohnya

pembangunan cluster hunian, perbaikan fasilita umum, dan

pengadaan air.11

5. Struktur Organisasi Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kota Makassar

Arman, S.Kep

Kepala Perwakilan

Inisiatif Zakat

Jumhar, S.Pd.I Muh. Riswan, S.Th.I Andini Wulandari, S.E

Kabid PDG Kabid EKZ Adminkeu

Ramli, S.HI Mitra IZI Relawan IZI


11
“BIZI Buletin IZI”, Tah16, Paragraf 5, hlm. 3
PO&RETAIL

47
B. Prosedur Pengelolaan Dana Zakat yang Produktif di Inisiatif Zakat Indonesia

1. Perencanaan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dalam

Pendayagunaan Zakat

Di IZI, ada beberapa program pemberdayaan dalam bidang ekonomi yang

telah dijalankan yaitu program latihan menjahit, program lapak berkah, biaya

program ini berasal dari dana zakat yang telah dikumpulkan. Kemudian ada juga

program Komunitas Usaha Mikro (KUM) yang sudah berjalan di kabupaten

Jeneponto. “Pada tahun 2019 ada beberapa program tambahan yang telah dijalankan

yaitu bina ternak. Contohnya seperti pada program latihan menjahit. Di awal

munculnya program ini para mustahiq langsung diberikan mesin jahit namun seiring

perkembangan, para mustahiq yang akan diberikan mesin jahit diberikan pelatihan

terlebih dahulu dan disiapkan mentor dan mencari tempat untuk pelatihan tersebut”.12

“Awal mulanya, tempat pelatihan jahit ini di perumnas Antang blok 10. Selain

itu, pihak IZI juga menyediakan da’i untuk memberikan materi tentang keagamaan

sambil diselingi dengan pelatihan ini. Hal ini diharapkan agar para mustahiq dapat

menambah wawasan mengenai keagamaan, sekaligus merupakan salah satu proses

pendampingan yang diberikan dan memperbaiki ibadah para mustahiq misalnya

mustahiq yang masih belum sholat 5 waktu diberikan pemahaman sehingga

diharapkan mampu melaksanakan sholat 5 waktu dan mustahiq yang tidak tahu

ataupun tidak lancar mengaji akan dibimbing agar bisa lancar mengaji. Selain itu

juga, pihak IZI mengajarkan mengenai metode pemasaran yang salah satu caranya

yaitu melalui sosial media”.13

12
Jumhar (40 tahun), Devisi program IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari 2019
13
Jumhar (40 tahun), Devisi program IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari 2019

48
Ada beberapa persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak IZI terhadap

mustahiq yang akan diberikan pelatihan yaitu umur dibawah 30 tahun, sudah

memiliki dasar keterampilan menjahit, identitas berupa KK, KTP, Surat keterangan

tidak mampu, foto rumah kemudian akan di seleksi untuk menentukan siapa yang

berhak menjadi mustahiq. Ada 10 orang mustahiq yang sudah bisa dikatakan

profesional atau mampu berkat latihan menjahit ini dan di tahun 2020 ini pihak IZI

merencanakan menambah menjadi 15 orang.

Pada program lapak berkah, para mustahiq diberikan gerobak, etalase, atau

motor dan modal awal untuk menjalankan sebuah usaha dan akan terus dilakukan

pemantauan dan pengembangan. Adapun persyaratannya sama dengan pelatihan

menjahit yaitu berupa kartu identitas, surat keterangan tidak mampu, dan foto rumah

kemudian akan di lakukan survey untuk memastikan siapa yang berhak menjadi

mustahiq. “Akan dipantau atau diberikan pendampingan selama 6 bulan untuk

melihat pengembangan ekonomi para mustahiq sehingga mereka nantinya bisa

menjadi muzakki. Adapun mustahiq yang berada di sulawesi selatan yaitu di Takalar,

Maros, Gowa, dan paling banyak berada di Kota Makassar”.

Pada program kelompok usaha mikro baru berjalan di Kabupaten Jeneponto

yang terdiri dari dua kelompok binaan IZI. “Untuk produk sementara ini, yaitu kecap

botol dan sambal botol dimana pemasarannya langsung dimasukkan ke toko-toko dan

di usahakan bisa masuk di carrefour, kemarin sempat berjalan air kemasan, bawang

goreng, tetapi para masyarakat saat ini lebih berfokus ke kecap dan sambal botol”.14

14
Jumhar (40 tahun), Devisi program IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari 2020

49
Pemberian dana kepada mustahiq melalui beberapa tahap yaitu di antaranya

adalah pengisian formulir dan survey pada kelayakan apakah calon mustahiq tersebut

berhak atau tidak menerima dana zakat tersebut. Jika berhak dan sesuai dengan

kriteria setelah melalui tahap tersebut maka dana akan diberikan dan apabila setelah

pemberian dana tersebutmustahiq tersebut ternyata tidak dapat mengembalikan

peminjaman modal tersebut maka akan diberikan kelonggaran tenggang waktu untuk

mengembalikan dana tersebut, setelah diberikan kelonggaran waktu jika ada

mustahik yang masih ntidak dapat mengembalikan modal yang telah diberikan maka

hal tersebut merupakan urusan mustahiq tersebut dengan Tuhannya

Perencanaan ini diharapkan agar dalam pendayagunaan akat ini dapat tepat

pada sasarannya. Strategi yang digunakan agar dapat produktif dan tepat sasasran

yaitu dengan melihat secara langsung kondisi calon mustahiq apaka memang layak

menerimaan dana pendayagunaan zakat atau tidak. Hal ini agar pendayagunaan zakat

tersebut tepat pada sasarannya.

2. Pengumpulan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia

Cara pengumpulan dana zakat yang dilakukan IZI yaitu dengan membuka

gerai-gerai dan tabungan di beberapa tempat seperti toko, mesjid, kantor, menjemput

langsung dan melalui aplikasi zakatpedia.com agar memudahkan orang-orang yang

ingin berzakat. “karena seperti yang kita ketahui sekarang adalah era modern yang

selalu berbasis online jadi memudahkan tidak perlu langsung datang tapi bisa melalui

aplikasi dan sistem transfer.” 15

15
Ramli (29 tahun), Devisi penghimpunan dana zakat IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari
2020

50
Muzakki berasal dari beberapa kalangan seperti pengusaha, pegawai, dokter,

PNS, dan donatur tetap setiap bulan sudah mencapai tiga ratusan. “dengan berzakat

bisa mengurangi jumlah pajak, dan diberikan bukti setor zakat. selain itu IZI juga

mempunyai mitra zakat dan relawan zakat adalah orang yang diberi rekomendasi

langsung dari IZI untuk mengumpulkan zakat dan menginput langsung, dan muzakki

setiap tahunnya alhamdulillah meningkat”16

Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran berzakat

yaitu dengan edukasi zakat. biasanya dilakukan di perkantoran ataupun majelis

taklim. Kemudian memberikan informasi tentang penyaluran dana zakat. kemudian

melalui kelas zakat yang merupakan lanjutan dari edukasi zakat. “ada juga program

wajib zakat, karena orang hanya mengetahui mengenai zakat fitrah. Jadi kita juga

menjelaskan macam-macam zakat dan seputar itu supaya orang tahu bahwa ternyata

dirinya termaksud wajib zakat yang selain zakat fitrah, misalnya ternyata dia wajib

zakat mal”17

Pengumpulan zakat ini, di efektifkan dengan memperbanyak mitra IZI di

setiap daerah.

3. Pengorganisasian yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dalam

Pendayagunaan Zakat

Organisasi formal adalah organisasi yang menggambarkan iteraksi otoritas

yang tegas dan hubungan structural dalam suatu organisasi. Hal ini digambarkan

16
Ramli (29 tahun), Devisi penghimpunan dana zakat IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari
2020
17
Ramli (29 tahun), Devisi penghimpunan dana zakat IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari
2020

51
kedalam struktur yang mendeskripsikan posisi dan tanggung jawab pekerjaannya.

Prganiasi informal merupakan organisasi yang menggambarkan onteraksi dan

hubungan antar pekerja, yang membentuk suatu pola yang tidak resmi diciptakan dan

diatur oleh manajemen. Dalam organisasi telah dijelaskan bahwa ada tiga hal yang

harus dipegang teguh oleh setiap anggota organisasi, yaitu amanah, profesionalitas

dan transparansi.

Struktur organisasi pendayagunaan di Inisiatif Zakat Indonesia memiliki

direktur pendayagunaan dan dibawahnya terdiri atas beberapa devisi.

Pengorganisasian meliputi pembagian tugas terpisah kepada masing-masing

pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi, serta

untuk mengkoordinir kerja setiap karyawan yang berada dalam satu tim yang solid

dan terorganisir.

4. Pergerakan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dalam

Pendayagunaan Zakat

Seperti pada pembahasan sebelumnya, sebelum memberikan dana zakat

kepada para mustahiq, ada beberapa pelatihan yang akan di berikan terlebih dahulu

seperti menjahit, tata boga, mencukur memijat dan lain-lain. Sebelum para pegawai

memberikan pelatihan ke para calon mustahiq, mereka diberikan pelatihan terlebh

dahulu. Kabid program akan diberikan pelatihan tentang pendayagunaan terlebih

dahulu yang diberikan materi sebelumnya dan nantinya akan langsung terjun ke

lapangan guna suksesnya pelatihan yang akan dilaksanakan tersebut. Pelatihan

tersebut akan dilaksanakan di tempat tertentu dalam jangka waktu dua sampai tiga

hari. Pelatihan tentang pendayagunaan ini dibekali materi dan praktik.

52
“Besaran dana pendayagunaan zakat yang diberikan kepada para mustahiq

tidak ditentukan besarannya. Hal ini disesuaikan dengan berapa kebutuhan dari

mustahiq tersebut. Pengajuan dana ini melalui beberapa tahap yaitu mengisi formulir

yang ada setelah itu akan dilakukan survey untuk melihat bagaimana kondisi calon

mustahiq dan memastikan apakah mustahiq tersebut layak diberikan dana

pendayagunaan zakat atau tidak. Apabila mustahiq tersebut layak, maka akan

diberikan dana pendayagunaan zakat.”18

5. Pengawasan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dalam

Pendayagunaan Zakat

Pengawasan yang dilakukan dalam hal ini dimaksudkan agar bantuan dana

pendayagunaan benar-benar digunakan oleh para mustahiq yang telah duberikan dana

pendayagunaan dalam bentuk modal usaha.

Pengawasan merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya

pengawasan kita dapat mengetahui keberhasilan program dan kendala atau masalah

yang terjadi dilapangan dan pengawasan terhadap organisasi dilakukan oleh pintu

utama pengawasan lewat kepala perwakilan dari pusat. Namun, tetap masing-masing

karyawan diawasi langsung pada masing-masing dengan adana grup media sosial

nasional dan grup media sosial perbidang sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Dengan adanya pengawasan dapat diukur nilai terhadap kinerja pegawai dan tolak

ukur keberhasilan atas program yang sudah dijalankan dan menjadi laporan sebagai

orasi pegawai.

18
Jumhar (40 tahun), Devisi program IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari 2020

53
“Kemudian, pengawasan yang dilakukan terhadap mustahiq yaitu dalam

bentuk memantau perkembangan para mustahiq baik meninjau langsung ke tempat

usaha atau tempat tinggal maupun melalui sosial media. Evaluasi di adakan setiap

satu bulan sekali untuk memastikan dan mengetahui apakah dana yang diberikan

benar-benar digunakan dengan semestinya atau tidak. Dan ada satu orang yang akan

dttunjuk untuk menjadi penanggung jawab atau fasilitator. Kemudian akan dijadikan

laporan”19

Jika terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh mustahiq maka hal tersebut

merupakan yanggung jawab antara mustahiq tersebut dengan Tuhannya, pihak

lembaga lebih melakukan hal positif thinking saja hal itu karena jika mustahiq

melakukan pengabaian terhadap teguran yang sudah diberikan sebelumnya.

Tidak ada tindakan yang begitu serius yang dilakukan kepada mustahiq yang

melanggar aturan, tetapi akan dicarikan solusi terbaik dari kedua belah pihak agar

hubungan antar lembaga dengan mustahiq tidak terjadi perselisihan.

C. Pengaruh Dana Zakat Poduktif Terhadap Peningkatan Ekonomi Mustahik

Mustahik penerima dana zakat produktif

No Nama Mustahik Alamat Usaha Bantuan


1.
Arwini puspita Jl. Rajawali 1 Kuliner (Ratu Gerobak dan uang

lor.10 kuliner ayam tunai 1 juta

goreng)
2.
Yuliani Jl. Tetta Kuliner Gerobak dan uang

19
Jumhar (40 tahun), Devisi program IZI, Wawancara, Makassar, 27 januari 2020

54
55

punggawa ( Banana Piscok tunai 1 juta

lorong 5 dan Pisang

nugget YH)
3.
Risnawati Jl. Poros Aneka kue dan Gerobak dan uang

malino, Desa gorengan tunai 1 juta

Bujjulu,Gowa
4.
Rabiah Jl. Andi Aneka kue Etalase dan uang

manggerangi tunai 1,5 juta

Lorong 7A
5. A. Wardani
Jl. Andi Kripik Pisang Motor dan uang 1,5
Agsa
manggerangi dan Ubi juta

Lorong 7B

Adapun bantuan yang diberikan kepada mustahik itu ditinjau saat survey
kelayakan penerima bantuan, jadi bantuan diberikan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan.
“Bantuan yang diberikan tergantung dengan kebutuhan mustahik seperti
Motor, Etalase, gerobak jadi memang dinilai apa kebutuhan mustahik saat
wawancara dan survey” ( Jumhar (40 tahun), Devisi Program
IZI,wawancara,Makassar 29 januri 2020.
Manfaat yang didapatkan Mustahik dari bantuan tersebut yaitu adanya modal
usaha dan alat penunjang dalam menjalangkan produksinya. Penambahan modal di
gunakan untuk membeli barang sesuai kebutuhan atau bahan untuk menambah
produksi sesuai dengan jenis usahanya. Bertambanya bahan atau alat produksi tentu
akan meningkatkan jumlah produksi.
”sebelumnya kekurangan modal untuk membeli bahan lebih banyak . Setelah
dapat bantuan dari Inisiatif Zakat Indonesia sudah mampu membeli bahan
56

yang lebih banyak sehingga permintaan di beberapa warung dan toko dapat
dipenuhi. Selain itu dengan adanya motor yang didapat pemasaran sudah lebih
luas”(A.Wardani Aqsa (35 tahun), Mustahik Penerima bantuan, Wawancara,
Makassar, 30 januari 2020 .
“Adanya bantuan yang saya dapatkan saat bergabung di IZI yaitu uang satu
juta dan gerobak membuat produksi semakin banyak dan menu jualan pun
berubah, dimana sebelumnya Cuma menjual indomie telur, kini sekrang sudah
mampu menjual aneka ayam dan minuman ini juga membuat usaha maju karna
sudah mampu memanfaatkan penjualan online yaitu sudah bias daftar Grab
Food dan Go Food karna sudah ada gerobak sebagai penunjang” ”Arwini
Puspita (35 tahun), Mustahik Penerima bantuan, wawancara, Makassar, 5
Februari 2020.
Menurut hasil wawancara dengan penerima mustahik, bantuan tersebut sangat
berpengaruh bagi meningkatnya usaha dan hasil yang diperoleh .Tingkat peningkatan
atau pendapatan mustahik juga berbeda tergantung dengan jenis usaha dan kemajuan
usaha tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini :

No. Nama Usaha Perkembangan Pendapatan Bersih Harian

Mustahik Ekonomi Mustahik Penerima

Mustahik Bantuan

Tetap Membaik Sebelum Sesudah

1 Arwini puspita Kuliner √ Rp.300.000 Rp.300.000

(Ratu

kuliner

ayam

goreng)

2 Yuliani Kuliner ( Rp.80.000 Rp.150.000

Banana
57

Piscok

dan

Pisang

nugget

YH)

3 Risnawati Aneka √ Rp.300.000 Rp.600.000

kue dan

gorengan

4 Rabiah Aneka √ Rp.100.000 Rp.200.000

kue

5 A.Wardani Kripik √ Rp.100.000 Rp.300.000

Agsa Pisang

dan Ubi

Berdasarkan tabel di atas terbukti bahwa pemberian bantuan dana

zakat produktif memili pengaruh positif dalam meningkatkan ekonomi

masnyarakat yang dilakukan oleh Inisiatif Zakat Indonesia. Hasil tersebut

menunjukkan adanya perubahan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan

zakat produktif, pendapatan atau perekonomian mustahik semakin meningkat.

Pemberian bantuan dana berupa pinjaman modal dan fasilitas penunjang

sangat membantu mustahik dalam menjalangkan usahanya. Hal penunjang


58

lainya yaitu pemberian bimbingan dan motivasi kepada mustahik sehingga

pengetahuan dan wawasan semakin baik .

”Dalam pemberian bimbingan saat pertemuan kami diberikan pelatihan

pemasaran, mengatur keungan hingga bagaimana berinovasi untuk

berkembangnya usaha kami. juga diberikan wawasan kegamaan seperti

bisnis halal dan terkadang pengajian”. ”Arwini Puspita (35 tahun),

Mustahik Penerima bantuan, wawancara, Makassar, 5 Februari 2020.

Pendampingan usaha tersebut sangat bermanfaat bagi berkembangnya

usaha mustahik , juga pendampingan tersebut dilakukan oleh orang-orang

berkompoten dan memiliki keahlian. Bentuk pendampingan yang dilakukan

seperti sharing session dengan pengusaha yang sudah sukses, ini jelas mampu

membuat mustahik menjadi lebih termotivasi dan semakin semangat dalam

menjalangkan usahanya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan penghimpunan, pengumpulan dan penyaluran yang

dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor Perwakilan Sulawasi

Selatanbelum cukup baik karena belum dilaksanakan sebagaimana

mestinya. Hal ini dikarenakan lembaga Inisaitif Zakat Indonesia (IZI)

melakukan perencanaan yang sudah direncanakan oleh tim manajemen

pusat saja.

2. Pengorganisasian yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor

Perwakilan Sulawasi Selatansudah baik setiap anggota bahwa setiap

anggota organisasi sangat bertanggung jawab ataupun telah melaksanakan

tugas mereka dengan profesional dan proposional meskipun terdapat

banyak kekurangan dalam melaksanakan tugas mereka

3. Pergerakan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor

Perwakilan Sulawasi Selatan sudah dilakukan dengan baik karena pada

Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) selalu melakukan pertemuan yang

diadakan setiap satu kali dalam satu minggu dengan pertemuan yang

diberi nama salam pagi sehingga dengan adanya hal ini tujuan dari

pergerakan sudah tercapai.

4. Pengawasan yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Kantor

Perwakilan Sulawasi Selatan belum melakukan sistem pengawasan

59
60

dengan baik sebagaimana mestinya, karena pihak Inisiatif Zakat

Indonesia (IZI) akan kelapangan bila terjadi perselisihan ataupun

permasalahan yang dihadapi oleh mustahiq.

5. Pengaruh Program pemberdayaan zakat produk terhadap mustahik

memberikan efek panjang kepada mustahik . Dana zakat produktif yang

disalurkan berupa pemberian modal, fasilitas penunjang usaha dan

pendampingan, dengan pemberian bantuan tersebut membuat mustahik

semakin mengembangkan usahanya sehingga kesejahteraan ekonomi

mustahi ksemakin meningkat.

6. Program pemberdayaan dana zakat produktif Inisiatif Zakat Indonesia

Perwakilan Sulawesi Selatan dinilai sudah cukup efektif, dapat dilihat dari

lima mustahik yang pendapatanya meningkat.

B. Implikasi Penelitian

Adapun ipmlikasi penelitian ini adalah:

1. Mengoptimalkan fungsi manajemen agar muzakki tidak ragu untuk

membayarkan zakat, infaq dan sadaqah kepada lembaga Inisiatif Zakat

Indonesia (IZI) Perwakilan Sulawesi Selatan

2. Mengoptimalkan potensi dana zakat dengan cara mensosialisasikan tentang

keberadaan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dan membuat polapola baru

sebagai strategi baik dari kegiatan pengimpunan maupun pendayagunaan.


61

3. Merealisasikan program yang belum dilaksanakan agar para muzakki lebih

antusias lagi dalam memberikan zakat, infaq, dan sadaqahnya ke Inisiatif

Zakat Indonesia (IZI) sehingga lembaga Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)

akan semakin dikenal oleh masyarakat luas.

4. Tingkatkan kerjasama dengan pihak lembaga atau perusahaan lainnya, dari

segi manajemen dan sosialisasi program apabila program tersebut

membutuhkan pembiayaan yang besar.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Bin Muhammad At-Tuwarijry, Makna Islam dan Iman, Jakarta: Abu Ziyad,
2017.
Achmad Muhammad, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat, Makalah tidak
diterbitkan (di Sampaikan dalam Pelatihan Zakat Produktif di BAZ DIY,
2010).
Arif M, Mufrini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2009.
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perpektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009.
BIZI Buletin IZI, Tahun 2016
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil

Forum Zakat “Daftar Anggota Forum Zakat”, http://forumzakat.org.id/. (20 agustus


2019).
Ghofar M. Abdul, Fiqh Wanita, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, cet. Ke-4, 2010.
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
“Sejarah Inisiatif Zakat Indonesia” Situs Resmi IZI. https://izi.or.id/sejarah. (10
Februari 2020).
Ilham Masturi, Nurhadi, Fikih Sunnah Wanita, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2009.
InIZIatif Mudah dibaca, Mudah dipahami, IZI Magazine, 1 April, 2016.
Khasanah Umrotul, Manajemen Zakat Modern Instrumen Pemberdaya Ekonomi
Umat, Malang: UIN Maliki Press, 2010.
Kemenag RI, Tanya Jawab Zakat, Jakarta: 2012.

Kurnia, H. Hikmat, H. A, Hidayat, panduan Pintar Zakat, Jakarta: Qultum Media,


2009.
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012.
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, cetakan ketujuh
Belas , Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

62
63

Mubarok Jaih, Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum Tentang Pengelolaan Zakat
Oleh Negara Bagi Masyarakat (Efektivitas UU No. 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat), 2011.
Muflih Muhammad, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam
Jakarta: PT. Rajagrafindo
Muis Fahrur, Zakat A-Z Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis Tentang Zakat ,Solo:
Tinta Medina, 2011.
Rahman Abdul Al-Jazairy, Fiqh Ala Madzhab Al Arba’ah, Mesir: Al- Kubro
Ranuwijaya Utang (ed.) et.al, Manhaj al Qur’an al Karim fi Islah al-Mujmata’
Qasas al-ilm fi al- Qur’an Al-I’lam fi al Qur’an, vol.5. Jakarta : kalam
republika, 2010.
R. Semiawan Conny, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya, Jakarta: Grasindo, 2010.
Wahbah Zuhaily, Fiqh Imam Syafi’I, terj: M. Afifi, Abdul Hafiz, Jakarta: PT Niaga
Swadaya, 2010.
Wulansari Dwi Sinta dan Achma Hendra Setiawan. 2014. “ Analisis Peranan Dana
Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro ”. Volume 3, nomor
1. 19 Maret 2019.
Zuhri Saifuddin, Zakat di Era Reformasi , Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, cet.1,2012.
LAMPIRAN

A. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1.1 Wawancara dengan Kepala Prwakilan Inisiatif Zakat


Indoesia Sulawesi Selatan bernama Arman, S.Kep

Gambar 1.2 Wawancara dengan Kabid PDG Inisiatif Zakat Indoesia Sulawesi
Selatan bernama Jumhas, S.Pd.I

64
65

Gambar 1.3 Wawancara dengan Kabid EKZ Inisiatif Zakat Indoesia Sulawesi
Selatan bernama Arman, S.Kep

Gambar 1.4 Wawancara dengan Mustahik penerima bantuan Program Inisisatif


Zakat Indonesia bernama A.Wardani Aqsa
66

Gambar 1.5 Produk Kripik Pisang dan Ubi usaha ibu A.Wardani Agsa

Gambar 1.6 Wawancara dengan Mustahik penerima bantuan Program Inisisatif Zakat
Indonesia bernama Rabiah
67

Gambar 1.7 Etalase, bantuan program untuk ibu


Rabiah

Gambar 1.8 Foto bersama mustahik inu A.Wardani Aqsa dan Ibu

Rabiah
68

Gambar 1.9 Wawancara dengan Mustahik penerima bantuan Program Inisisatif Zakat
Indonesia bernama Risnawati

Gambar 1.10 Wawancara dengan Mustahik penerima bantuan Program Inisisatif Zakat
Indonesia bernama Yuliani

Gambar 1.13 Lokasi Usaha ibu Arwini Puspita

Gambar 1.11 Produk Minuman usaha ibu Yuliani

Gambar 1.12 Wawancara dengan Mustahik penerima bantuan Program Inisisatif Zakat
Indonesia bernama Arwini Puspita
69

Gambar 1.14 Menu Usaha Ibu Arwini Puspita


70

B. Izin Penelitian
71
72
73

C. C. Surat keterangan Wawancara


74
75
76
77
78
79
80
81

D. PEDOMAN WAWANCARA

1. Gambaran Umum
a. Bagaimana sejarah berdirinya Inisiatif Zakat Indonesia ?

b. Apa yang menjadi dasar hukum pembentukan Inisiatif Zakat Indonesia

c. Apa Visi, Misi dan Tujuan Inisiatif Zakat Indonesia ?

d. Bagaimana struktur Organisasi Inisiatif Zakat Indonesia ?

e. Siapa saja yang duduk sebagai pengurus Inisiatif Zakat Indonesia ?

f. Apa saja wewenang atau tugas dari masing-masing devisi ?

g. Apa saja program kerja dari masing-masing devisi ?

2. Sistem Pengumpulan

a. Bagaimana sistem pengumpulan zakat Inisiatif Zakat Indonesia

cabang Makassar ?

b. Siapa saja yang menjadi muzaki atau penyetor dana ?

c. Bagaimana kesadaran para muzaki mengenai pentingnya berzakat ?

d. Bagaimana membangun kesadaran para muzaki ?

e. Bagaimana perkembangan pengumpulan zakat Inisiatif Zakat

Indonesia cabang Makassar


82

3. Sistem Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Produktif

a. Bagaimana sistem Pendistribusian dan Pendayagunaan zakat produktif

di Inisiatif Zakat Indonesia cabang Makassar

b. Bagaimana prosedur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat

Produktif?

c. Bagaimana studi kelayakan terhadap permohonan bantuan dana produktif?

d. Bantuan seperti apa yang diberikan kepadda mustahik ?

e. Bagaimana pengawasan terhadap proses pendistribusian dan pendayagunaan

zakat produktif ?

f. Seperti apa sistem evaluasi terhadap proses pendistribusian dan

pendayagunaan zakat produktif ?

4. Dampak Terhadap Pendapatan Mustahiq

a. Bagaimana pendapatan mustahiq sebelum menerima dana zakat

produktif ?

b. Bagaimana pendapatan mustahiq sesudah menerima dana zakat

produktif ?

c. Bagaimana pengawasan pihak Inisiatif Zakat Indonesia terhadap dana zakat

produktif yang diberikan kepada mustahiq ?

d. Seperti apa bentuk motivasi yang diberikan pengurus Inisiatif Zakat


83

Indonesia cabang Makassar kepada mustahiq ?

e. Apa contoh nyata dari pemberian motivasi tersebut ?

f. Bagaimana proses pemberian bimbingan oleh pengurus Inisiatif Zakat

Indonesia cabang Makassar kepada mustahiq ?

g. Apa contoh nyata dari bimbingan yang diberikan ?

h. Bagaimana komunikasi baik internal maupun eksternalnya?


84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Firdaus lahir pada tanggal 5 oktober 1996 dan

merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan

Tayang dan Husna. Penulis memiliki dua saudara perempuan

yang bernama Selviani dan Nur Annisa dan tiga adik laki-laki

bernama Iksan, Hasbi dan Aidil Muhammad. Penulis memulai

pendidikan pada tahun 2002-2008 di SD Inpres Pattallassang,

kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Tombolopao

pada tahun 2008-2011.

Kemudian pada tahun 2011-2014 penulis melanjutkan pendidikan sekolah

di SMA 45 Jayapura dan mengambil jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Pada

tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan tinggi ke salah satu Universitas

yang ada di Makassar dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar. Pengalaman organisasi penulis yaitu HIPMA Gowa, UKM Pramuka,

Senat Mahasiswa FDK, HMJK Manajemen Haji dan Umrah.

Selama di kampus, penulis sangat bersyukur karena telah melewati

berbagai pengalaman baik maupun buruk, susah dan senang sehingga semua

bisa dijadikan sebagai pelajaran dalam meniti hidup kedepannya.

Semoga apa yang telah dilakukan oleh penulis, semata-mata untuk

mendapat ridha Allah swt serta dapat membanggakan kedua orang tua dan

diberi kemudahan dalam meraih cita-citanya Amin.

Anda mungkin juga menyukai