1. Secara Etimologis
Kata statistic berasal dari kata statas yang berasal dari bahasa latin yang mempunyai
persamaan arti dengan kata stats yang berasal dari bahasa Inggris atau kata staat dari bahasa
Belanda. Pada mulanya kata “statistic” diartika sebagai kumpulan bahan keterangan (data),
baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data penting
dan kegunaannya yang besar bagi suatu Negara). Namun, pada perkembangan selajutnya
hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka saja. Dalam kamus
bahasa Inggris terdapat kata statistics artinya “ilmu statistik”, sedangkan kata statistik
diartikan sebagai ukuran yang diperoleh atau yang berasal dari sampel.
3. Penggolongan Statistik
a. Statistik deskriptif
Adalah statistik yang tikat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpu, menyusun
atau mengatur, mengolah, menyajikan dan menganalisis data angka agar dapat
memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala atau
peristiwa tertentu.
b. Statistik Inferensial
Adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai
alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum dari sekumpulan
data yang telah disusun dan diolah.
b. Kegunaan Statistik
1) memperoleh gambaran baik gambaran secara khusus maupun gambaran secara umum
tentang suatu gejala, keadaan atau peristiwa.
2) Mengikuti perkembangan atau pasang surut mengenai gejala, keadaan atau peristiwa
tersebut dari waktu ke waktu.
3) Melakukan pengujian, apakah gejala yang satu berbeda dengan gejala yang lain ataukah
tidak, jika terdapat perbedaan itu merupakan perbedaan yang berarti atau perbedaan itu
terjadi hanya secara kebetulan saja.
4) Mengetahui apakah yang satu ada hubungannya dengan gejala lain.
5) Menyusun laporan yang berupa data kuantitatif dengan teratur, ringkas dan jelas.
6) Menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat dan mantap.
5. Data Statistik
a. Pengertian Data Statistik
Data statistik adalah data yang berwujud angka atau bilangan tapi tidak semua angka data
statistik karena untuk dapat disebut data-data statistik angka itu harus memenuhi persyaratan
tertentu yaitu bahwa angka tadi haruslah menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian yang
bersifat agregatif serta mencerminkan suatu kegiatan dalam bilangan atau lapangan tertentu.
Moleong (2013: 6) setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi penelitian kualitatif
kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif.
Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dan
lain-lain. secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Sementara itu, Mulyana (2008: 151) mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara
mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian.
Nana Syaodi (2013: 94) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif (qualitative research) adalah
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang
mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu peneliti membiarkan
permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data
dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail
disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-
catatan. Penelitian kualitatif berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu
berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial.
Sukardi (2013: 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian berdasarkan
mutu atau kualitas dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang di
desain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak
menggunakan metode ilmiah menjadi patokan.
Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam
dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. (Bungin,
2001: 24) Misalkan dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang.
Rancangan penelitian kualitatif dalam pendidikan penelitiannya bersifat sementara, karena ketika
penelitian berlangsung, peneliti secara terus menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan proses
penelitian dan kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya di dalam dunia pendidikan.
Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan
paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman
individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu
teori atau pola) atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau
orientasi perubahan) atau keduanya.(Emzir, 2009: 28)
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan atau metode kualitatif. Menurut Sugiyono
(2012: 15) bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan
dengan menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
b. KarakteristikPenelitian
Menurut sugioni (2015:23-24) Penelitian kuantitatif memiliki beberapa karakteristik
berikut:
1) Desain
a) Spesifik, jelas, rinci
b) Ditentukan secara mantap sejakawal
c) Menjadi pegangan langkah demi langkah.
2) Tujuan
a) Menunjukkan hubungan antar variable
b) Mengujiteori
c) Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
3) Tehnik Pengumpulan data
a) Kuesioner
b) Observasi dan wawancara terstruktur
4) InstrumenPenelitian
a) Tes, angket, wawancara terstruktur
b) Instrument yang telah terstandar
5) Data
a) Kuantitatif
b) Hasil pengukuran variable yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrument
6) Sampel
a) Besar
b) Representatif
c) Sedapat mungkin random
d) Ditentukan sejak awal
7) Analisis
a) Setelah sèlesai pengumpulan
b) Deduktif
c) Menggunakan statistik
8) Hubungan dengan Responden
a) Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b) Kedudukan peneliti lebih tinggi daripada responden
c) Jangka pendek sampai hipotesis dapat ditemukan.
9) Usulan Desain
a) Luas dan rinci
b) Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti.
c) Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
d) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e) Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f) Ditulis secara rinci danjelas sebelum terjun ke lapangan
10) Kapan penelitian dianggap selesai?
a) Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan
11) Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
a) Pengujian validitas dan realiabilitas instrument
2. Penelitian eksperimen
Menurut Solso & MacLin dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian eksperimen adalah
suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk
mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya
dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun
perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
Menurut Yatim Riyanto dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi.
Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan
terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-
perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.
Wiersma dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi
penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-
faktor lain yang mengganggu.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan
sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab
akibat (causal-effect relationship). Contoh hubungan sebab akibat dibidang pendidikan
misalnya, seorang mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi cenderung berhasil
dalam menyelesaikan mata kuliah merencana mesin. Penelitian eksperimen pada umumnya
dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu jika
dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan terjadi?. Disamping
itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana
pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
Ciri utama penelitian eksperimen yang membedakannya dengan semua jenis penelitian
lainnya adalah perlakuan atau manipulasi ternadap variabel bebas untuk mengetahui efeknya
terhadap variabel terikat. Variabel yang dilibatkan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat,
sudah ditetapkan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Variabel bebas (disebut juga
variabel perlakuan, variabel independen, atau variabel penyebab) adalah variabel yang
dimanipulasisecara sistematis dalam eksperimen. Contoh variabel bebas adalah metode
pembelajaran, ienis-jenis penguatan, frekuensi penguatan media pembelajaran, iingkungan
belajar, mater pembelajaran, jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel
terikat (disebut iuga variabel kriteria atau variabel dependen) adalah variabel yang diukur
sebagai akibat adanya perlakuan terhadap variabel bebas. Contoh variabel terikat dalam
penelitian pendidikan, antara lain adalah hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa,
kemandirian belajar, dan/atau skor tes.
Menurut Christensen dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian eksperimen memiliki
beberapa ciri khas, yaitu:
a. Variabel penelitian dan situasi perlakuan diatur secara ketat, dengan menetapkan
perlakuan, kontrol. dan pengacakan.
b. Adanya kelompok pergendali sebagai pembanding bagi kelompok eksperimen.
c. Mengendalikan variansi untukmemaksimalkan variansi variabel yang berkaitan
dengan hipotesis penelitian, meminimalisir variansi variabel pengganggu yang mungkin
mempengaruhi hasil eksperimen. juga meminimalisir variansi kekeliruan. termasuk
kekeliruan pengukuran. Pemilihan dan penentuan subyek serta penempatan subyek dalam
kelompok perlakuan dan kelompok pengendalian jugadilakukan secara acak.
d. Validitas internal diperlukan pada desain eksperimen guna mengetahui apakah
manipulasi benar-benar berdampak pada perbedaan hasil yang dicapai.
e. Validitas eksternal berkaitan dengan bagaimana keterwakilan populasi dan
ketergeneralisasian hasil eksperimen.
Eksperimen dalam bidang pendidikan berdasarkan lokasinya dapat dibedakan atas dua
bentuk, yaitu eksperimen di laboratorium dan eksperimen di luar laboratorium. Eksperimen
di laboratorium dilaksanakan Peneliti dalam sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi
tertentu untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian. Sedangkan eksperimen di luar
laboratorium (juga disebut eksperimenlapangan) biasanya dilakukan oleh peneliti guna
mendapatkan hasil eksperimen dalam lingkungan yang sebenamya, misalnya di kelas atau di
masyarakat.
Dari kedua bentuk penelitian eksperimen tersebut eksperimen diluar laboratorium
adalah bentuk eksperimen yang paling banyak dilakukan, karena mempunyai beberapa
keunggulan, misalnya:
1) lebih mudah dalam pemberian perlakuan;
2) memungkinkan untuk melakukan eksperimen pada kondisi yang sebenarnya;
3) hasil eksperimen lebih sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik.
Sedangkankelemahan utamanya adalah sulit untuk mengendalikan variabel-variabel luar yang
mengancam validitas internal dan validitas eksternal hasil eksperimen.
Eksperimen laboratorium memiliki keunggulan utama, yaitu sangat cocok untuk
mendalami masalah yang berkaitandengan pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk
ilmu pendidikan. Dalam pelaksanaan eksperimen ini memungkinkan untuk mengendalikan
variabel-variabel luar yang mengancam validitas internal dan validitas eksternal hasil
eksperimen. Namun karena ketatnya pengendalian terhadap variabel-variabel luar, sehingga
hasil eksperimen ini adakalanya tidak memungkinkan untuk diterapkan pada kondisi yang
sebenarnya.
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
a) Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk
menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai
sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi
dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
b) Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami
kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam
variabel atau membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variable.
c) Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui
apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel
lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus
diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan.
Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah
yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan
terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah
operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang
dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan
yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus
mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik
penelitian eksperimen adalah antara lain :
a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan
kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
b. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
c. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
d. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity)
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan
dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi
tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat
memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat
guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan
dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak
merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan
dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan
khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal,
ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi
dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
B. Empat ciri utama studi kepustakaan :
setidaknya ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh
mahasiswa atau calon peneliti dan keempat ciri itu akan mempengaruhi sifat dan cara kera
penelitian yaitu:2[2]
1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan
dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eye witness) berupa kejadian,
orang, atau benda lainnya. Teks memiliki sifat-sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan
tersendiri pula. kritik teks merupakan metode yang biasa dikembangkan dalam studi
fisiologi, dll. Jadi perpustakaan adalah laborat peniliti kepustakaan dan karena itu teknik
membaca teks ( buku, artikel, dan dokumen) menjadi bagian yang fundamental dalam
penilitian kepustakaan.
2. Data pustaka bersifat siap pakai (ready mode): peneliti tidak kemana-mana
kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di
perpustakaan.ibarat orang belajar naik sepeda, orang tak perlu membaca buku artikel atau
buku tentang bagaimana teori naik sepeda, begitu pula halnya dengan riset pustaka. Untuk
melakukan riset pustaka, orang tidak perlu menguasai ilmu perpustakaan. Satu-satunya cara
untuk belajar menggunakannya perpustakaan dengan tepat ialah langsung
menggunakannya. Meskipun demikian, calon peneliti yang ingin memanfaatkan jasa
perpustakaan, tentu masih perlu mengenal seluk-beluk studi perpustakaan untuk kepentingan
penelitian atau pembuatan makalah.
3. Data perpustakaan umummnya sumber sekunder artinya: bahwa peniliti
memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di
lapangan.
4. Bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti
berhadapan dengan info statis: tetap artinya kapanpun Ia datang dan pergi data tersebut tidak
akan berubah karena ia sudah merupakan data “mati” yang tersimpan dalam rekaman tertulis
(teks, angka, gambar, rekaman tape atau film).
Sistematika dalam studi literature dimaksudkan sebagai proses penelitian dengan
menggunakan metode, pendekatan, cara, serta alat analisis dengan terancang dan diterapkan
dengan tepat.
Mengenai alat analisi yang harus digunakan tentu saja pendekatan dengan studi
kepustakaan ini berbeda pola kerjanya bila dibandingkan dengan studi Non pustaka. Alat-
alat analisis dalam studi kepustakaan adalah :3[3]
1. Analisi komparasi yaitu : dengan cara membandingkan objek penelitian dengan konsep
pembanding. Dalam penelitian ini akan dihasilkan 2 kemungkinan:
a. Simpulan menyatakan bahwa konsep yang diteliti sama dengan konsep
pembandingnya, dan
b. Simpulan yang diteliti menyatakan ketidaksamaan.
Tujuan utama penelitian semacam ini adalah membandingkan apakah kasus yang diteliti
mempunyai kesamaan dengan konsep pengujinya.
2. Analisis historis yaitu : dengan cara melakukan analisis kejadian-kejadian dimasa yang
lalu untuk mengetahui kenapa dan bagaimana suatu peristiwa itu telah terjadi. Hasil yang
ditemukan bermanfaat untuk menentukan apakah rentetan kejadian tersebut sangat penting
untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
C. Sistem Klasifikasi Perpustakaan
Sulistyo Basuki (1991) mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin
“classis”. Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas
yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan
bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan
sistematis.4[4]
Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi adalah
pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda
lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama
Secara umum, klasifikasi bahan pustaka terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah.
Sampai saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan ilmiah di Indonesia. Demikian
pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negeri juga sulit diperoleh.
2. Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama
bahasa Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam bahasa asing menyebabkan
peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa
asing, terutama bahasa Inggris, akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti
perkembangan informasi ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah
dikembangkan dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang mau
memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia tidak mampu membaca
bahasa asing.
3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah untuk dapat
mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing. Kelihatannya kegemaran
membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan agar peneliti selalu dapat mengikuti
perkembangan ilmu yang ada.10[10]
I. Manfaat Studi Kepustakaan.
Dengan melakukan kaji literature peneliti akan memperoleh beberapa manfaat yaitu:
1. Peneliti akan mengetahui apakah permasalahan yang dipilih untuk
dipecahkan melalui penilitian belum pernah diteliti oleh orang-orang pendahulu.
2. Dapat mengetahui masalah-masalah lain yang mungkin lebih menarik
dibanding masalah yang sedang diteliti.
3. Peneliti dapat melancarkan menyelesaikan kerjaannya dengan melakukan
kaji literature.11[11]