Pergub - Jatim 61 2010 - Penetapan Kelas Air Sungai
Pergub - Jatim 61 2010 - Penetapan Kelas Air Sungai
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENETAPAN KELAS AIR
PADA AIR SUNGAI DI JAWA TIMUR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
2. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur.
3. Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun
dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada didarat.
4. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,
sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
5. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.
6. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
7. Mutu air adalah kondisi kualitas yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB II
KLASIFIKASI MUTU AIR DAN PENETAPAN KELAS AIR
Pasal 2
Pasal 3
(1) Penetapan kelas air pada sungai yang ditetapkan oleh Gubernur
adalah air sungai yang lintas dan / atau melalui lebih dari satu
wilayah Kabupaten/Kota.
(2) Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi Sungai
Madiun, Sungai Bengawan Solo, Sungai Lamong, Sungai
Brantas, Sungai Surabaya, Sungai Porong, Sungai Konto, Sungai
Bondoyudo, Sungai Jatiroto dan Sungai Sampean.
Pasal 5
Bupati/Walikota menetapkan kelas air pada sungai yang alurnya
hanya melewati satu wilayah Kabupaten/Kota dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan Gubernur.
BAB III
STATUS MUTU AIR
Pasal 6
(1) Status mutu air pada sungai dinyatakan kondisi baik apabila mutu
air memenuhi baku mutu air dan dinyatakan kondisi cemar apabila
mutu air tidak memenuhi baku mutu air.
(2) Ketentuan mengenai kondisi baik dan kondisi cemar mutu air
pada sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(1) Apabila mutu air pada sungai lebih baik atau sarna jika
dibandingkan dengan kelas air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, maka Gubernur dan/atau BupatilWalikota wajib
menyusun program pengelolaan air.
(2) Apabila mutu air pada sungai lebih buruk jika dibandingkan
dengan kelas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 atau
dalam kondisi cemar, maka Gubernur dan/atau BupatilWalikota
mengumumkan sumber air tersebut tercemar dan menyusun
program pemulihan pencemaran air.
(3) Pemulihan pencemaran air sebagaimana dimaksud pad a ayat
(2), dapat menggunakan teknologi yang sesuai standar/baku mutu
agar mutu air pada sungai dapat sesuai dengan peruntukannya.
Pasal 8
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Pasal 10
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 9 Agustus 2010