Anda di halaman 1dari 6

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR


NOMOR 61 TAHUN 2010

TENTANG

PENETAPAN KELAS AIR PADA AIR SUNGAI

GUBERNUR JAWA TIMUR,


Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 13 ayat (2)
Peraturan Oaerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur yang diundangkan dalam Lembaran Oaerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Seri E, perlu ditetapkan Peraturan
Gubernur tentang Penetapan Kelas Air Pada Air Sungai di Jawa
Timur.

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan Negara
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang
Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan Peraturan
Negara Tahun 1950);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844) ;
5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 1


6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun
2007 Tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan
Kelas Air;
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 114 Tahun
2003 Tentang Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Oaerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2008 Nomor 1 Seri E);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENETAPAN KELAS AIR
PADA AIR SUNGAI DI JAWA TIMUR.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
2. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur.
3. Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun
dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada didarat.
4. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,
sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
5. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.
6. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
7. Mutu air adalah kondisi kualitas yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 2


8. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak
untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.
9. Kriteria Mutu Air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.
10. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
11. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam
waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air
yang ditetapkan.
12. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan
tanah.

BAB II
KLASIFIKASI MUTU AIR DAN PENETAPAN KELAS AIR

Pasal 2

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :


a. kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air
baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sarna dengan kegunaan tersebut;
b. kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sarna dengan
kegunaan tersebut;
c. kelas tiga, air yang peruntukannya digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sarna dengan kegunaan tersebut;
d. kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.

Pasal 3

(1) Penetapan kelas air pada sungai yang ditetapkan oleh Gubernur
adalah air sungai yang lintas dan / atau melalui lebih dari satu
wilayah Kabupaten/Kota.
(2) Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi Sungai
Madiun, Sungai Bengawan Solo, Sungai Lamong, Sungai
Brantas, Sungai Surabaya, Sungai Porong, Sungai Konto, Sungai
Bondoyudo, Sungai Jatiroto dan Sungai Sampean.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 3


Pasal 4

(1) Penetapan kelas air pada sungai sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (2) adalah sebagai berikut:
a. Sungai Madiun:
Air sungai Madiun mulai dari pertemuannya dengan sungai
Keang sampai muaranya di sungai Bengawan Solo menurut
klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas III.
b. Sungai Bengawan Solo:
1. Air sungai Bengawan Solo mulai dari perbatasan Provinsi
Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Timur, sampai Desa
Padangan Kecamatan Padangan menurut klasifikasi mutu
air ditetapkan sebagai kelas III.
2. Air sungai Bengawan Solo mulai dari Desa Padangan
Kecamatan Padangan sampai Desa Duri Kecamatan Laren
menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas II.
3. Air sungai Bengawan Solo mulai dari Desa Duri Kecamatan
Laren sampai muara menurut klasifikasi mutu air ditetapkan
sebagai kelas III.
c. Sungai Lamong:
1. Air sungai Lamong mulai dari hulu sungai sampai Desa
Kembangan menurut klasifikasi mutu air ditetapkan
sebagai kelas II.
2. Air sungai Lamong mulai dari Desa Kembangan sampai
muara menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai
kelas III.
d. Sungai Brantas:
1. Air sungai Brantas mulai dari hulu Desa Sumber Brantas,
Kecamatan Bumiaji sampai dengan Jembatan Pendem
Kabupaten Malang menurut klasifikasi mutu air ditetapkan
sebagai kelas I.
2. Air sungai Brantas mulai dari Jembatan Pendem
Kabupaten Malang sampai pertemuannya dengan sungai
Widas menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas
II.
3. Air sungai Brantas mulai dari pertemuannya dengan sungai
Widas sampai pintu air Mlirip dan Dam Lengkong menurut
klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas II.
e. Sungai Surabaya:
Air sungai Surabaya mulai dari pintu air Mlirip sampai Dam
Jagir menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas II.
f. Sungai Porong:
1. Air sungai Porong mulai dari Dam Lengkong sampai Desa
Porong Kecamatan Porong menurut klasifikasi mutu air
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 4
ditetapkan sebagai kelas II.
2. Air sungai Porong mulai dari Desa Porong Kecamatan
Porong sampai muara menurut klasifikasi mutu air
ditetapkan sebagai kelas III.
g. Sungai Konto:
Air sungai Konto mulai dari hulu sampai muaranya di sungai
Brantas menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas
III.
h. Sungai Bondoyudo dan Sungai Jatiroto:
1. Air sungai Bondoyudo mulai dari hulu sampai
pertemuannya dengan sungai Jatiroto menurut klasifikasi
mutu air ditetapkan sebagai kelas IV.
2. Air sungai Bondoyudo mulai dari pertemuannya dengan
sungai Jatiroto sampai muara, menurut klasifikasi mutu air
ditetapkan sebagai kelas III.
3. Air sungai Jatiroto mulai dari hulu sampai pertemuannya
dengan sungai Bondoyudo menurut klasifikasi mutu air
ditetapkan sebagai kelas IV.
i. Sungai Sampean:
1. Air sungai Sampean mulai dari hulu sampai Dam Blimbing
menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai kelas II.
2. Air sungai Sampean mulai dari Dam Blimbing sampai
muara menurut klasifikasi mutu air ditetapkan sebagai
kelas III.
(2) Kelas air pada sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
ditingkatkan peruntukannya dengan menggunakan teknologi yang
sesuai standar/baku mutu.

Pasal 5
Bupati/Walikota menetapkan kelas air pada sungai yang alurnya
hanya melewati satu wilayah Kabupaten/Kota dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan Gubernur.

BAB III
STATUS MUTU AIR

Pasal 6
(1) Status mutu air pada sungai dinyatakan kondisi baik apabila mutu
air memenuhi baku mutu air dan dinyatakan kondisi cemar apabila
mutu air tidak memenuhi baku mutu air.
(2) Ketentuan mengenai kondisi baik dan kondisi cemar mutu air
pada sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 5


Pasal 7

(1) Apabila mutu air pada sungai lebih baik atau sarna jika
dibandingkan dengan kelas air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, maka Gubernur dan/atau BupatilWalikota wajib
menyusun program pengelolaan air.
(2) Apabila mutu air pada sungai lebih buruk jika dibandingkan
dengan kelas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 atau
dalam kondisi cemar, maka Gubernur dan/atau BupatilWalikota
mengumumkan sumber air tersebut tercemar dan menyusun
program pemulihan pencemaran air.
(3) Pemulihan pencemaran air sebagaimana dimaksud pad a ayat
(2), dapat menggunakan teknologi yang sesuai standar/baku mutu
agar mutu air pada sungai dapat sesuai dengan peruntukannya.

Pasal 8

Gubernur dan/atau Bupati/Walikota wajib melaksanakan program


pengelolaan air atau program pemulihan pencemaran air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini, maka Keputusan


Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 187 Tahun
1988 tentang Peruntukan Air Sungai di Jawa Timur dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 10

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 9 Agustus 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR


DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR ttd
Dr. H. SOEKARWO
Tgl 9 - 8 - 2010 No. 62 Th 2010 / E1

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 6

Anda mungkin juga menyukai