Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang
muncul dari kewajiban saat ini dari entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau
kejadian masa lalu.
3. Transaksi atau kejadian yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi
1. Hutang Usaha
2. Wesel Bayar
9. Hutang PPh
A. Hutang Usaha
Hutang Usaha atau Hutang Dagang merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas
barang, perlengkapan atau jasa yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang
Usaha muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak
aktiva dan pembayaran atasnya. Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam
persyaratan penjualan (2/10, n/30 atau 1/10 E.O.M) dan biasanya adalah 30 hari hingga 60
hari.
B. Wesel Bayar
Wesel Bayar adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat tanggal
tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian, pe,biayaan atau transaksi lainnya.
Wesel diklasifikasikan sebagai jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada tanggal
jatuh temponya dan dapat juga diklasifikasikan sebagai wesel berbunga dan wesel tanpa
bunga.
Pepsico melaporkan obligasi, wesel hipotik dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh
tempo dalam tahun fiscal beriktunya. Jatuh tempo saat ini dari hutang jangka panjang sebagai
kewajiban lancar. Perusahaan seperti Pepsico, tidak mencatat hutang jangka panjang yang
akan jatuh tempo saat ini sebagai kewajiban lancar jika akan :
1. Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang secara
layak tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar
Kewajiban jangka pendek adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, mana
yang lebih lama. Beberapa kewajiban jangka pendek didanai kembali atas dasar jangka
panjang dank arena itu, diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama
tahun berikutnya.
1. Perusahaan memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka
panjang
E. Hutang Dividen
Hutang Dividen tunai adalah jumlah terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang saham
sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi. Pada tanggal pengumuman, perusahaan
mengasumsikan kewajiban yang menempatkan pemegang saham dalam posisi kreditor atas
sejumlah dividen yang diumumkan. Karena dividen tunai selalu dibayarkan dalam satu tahun
setelah pengumuman (biasanya 3 bulan ) maka itu diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
Kewajiban lancar yang dapat mencakup deposito kas yang dapat dikembalikan yang diterima
dari pelanggan dan karyawan. Prusahaan dapat menerima deposito dari pelanggan untuk
menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa atau sebagai penjamin untuk menutup pembayaran
kewajiban yang diharapkan di masa depan. Klasifikasi pos-pos ini sebagai kewajiban lancar
atau tidak lancar tergantung pada waktu antara tanggal deposito dan pemutusan hubungan
yang mensyaratkan deposito.
1. Ketika uang diterima, Kas didebet dan akun Kewajiban lancar yang mengidentifikasi
sumber pendapatan diterima dimuka dikredit
2. Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima dimuka didebet, dan akun
pendapatan yang diterima dikredit
H. Hutang Pajak Penjualan
Terkadang penagihan pajak penjualan yang dikredit ke akun kewajiban tidak sama dengan
kewajiban yang dihitung oleh rumus pemerintah. Pada kasus ini, GAP membuat penyesuaian
atas aku kewajiban dengan mengakui keuntungan atau kerugian atas penagihan pajak
penjualan.
Dalam banyak perusahaan, pajak penjualan dan jumlah penjualan tidak dipisahkan pada
waktu penjualan terjadi. Keduanya dikredit secara total kea kun penjualan. Sehingga untuk
merefleksikan scara benar jumlah penjualan actual dan kewajiban untuk pajak penjualan,
akun penjualan didebet sebesar pajak penjualan yang terhutang kepada pemerintah atas
penjualan itu dan akun hutang pajak penjualan dikredit sebesar jumlah yang sama
Setiap Pajak Penghasilan federal atau Negara bagian memiliki porsi yang berbeda terhadap
jumlah laba tahunan. Dengan menggunakan informasi dan nasihat yang tersedia, perusahaan
harus mempersiapkan SPT pajak penghasilan dan menghitung hutang pajak penghasilan yang
dihasilkan dari operasi periode berjalan. Hutang pajak atas laba perusahaan, seperti yang
dihitung per SPT pajak hatus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Tidak seperti
perseroan, perusahaan perseorangan dan persekutuan bukan merupakan entitas kena pajak.
Karena masing-masing pemilik dan anggota persekutuan terkena PPh pribadi atas bagian dari
laba kena paja perusahaannya, maka kewajiban PPh tidak dicantumkan dalam laporan
keuangan.
1. Pemotongan Gaji
Jenis paling umum dari pemotongan gaji adalah pajak premi asuransi, tabungan karyawan
dan iuran serikat kerja. Jika jumlah dipotong belum diserahkan kepada pihak yang berwenang
pada akhir periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui sebagai kewajiban lancar.
Absensi yang dikompensasi adalah absensi dari pekerjaan seperti cuti, sakit, dan hari libur.
Suatu kewajiban harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi di masa depan.
3. Perjanjian Bonus
Tambahan atas gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan atas hasil kerja atau jumlah
laba tahunan perusahaan. Pemberian bonus kepada karyawan harus dimasukkan sebagai
pengurang dalam menentukan laba bersih tahun berjalan.
Pengertian Kontinjensi
Kontinjensi adalah suatu kondisi, situasi atau serangkaian situasi yang ada yang
melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian perusahaan yang pada
akhirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak
terjadi.
Keuntungan Kontinjensi
Keuntungan kontinjensi adalah hak atau klaim menerima aktiva yang keberadaannya
tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontinjensi
yang khas adalah :
· Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus dan lain
sebagainya
Kerugian Kontinjensi
Contoh dari kewajiban hukum yang ada, yang memerlukan pengakuan kewajiban, meliputi
tetapi tidak terbatas pada :
Untuk memproleh manfaat dari aktiva jangka panjang ini, perusahaan biasanya berkewajiban
secara hukum terhadap biaya-biaya yang terkait dengan penghentian aktiva tersebut, apakah
aktivitas penghentian itu dilakukan dengan tenaga kerja dan peralatan sendiri atau dilakukan
oleh pihak lain.
Pengukuran
Perusahaan pada awalnya mengukur ARO pada nilai wajar, yang didefinisikan sebagai
jumlah yang akan dibayar perushaan di dalam pasar aktif. Karena pasar aktif tidak begitu
banyak tersedia bagi ARO, maka perushaan mengestimasi nilai wajarnya berdasarkan
informasi terbaik yang ada seperti informasi harga pasar dan kewajiban serupa jika ada.
Untuk mencatat sebuah ARO dalam laporan keuangan, sebuah perusahaan memasukkan
biaya yang terkait dengan ARO dalam jumlah yang tercatat aktiva berjangka panjang tersebut
dan mencatat kewajiban dengan jumlah yang sama. Biaya penghentian akan dicatat sebagai
bagian dari aktiva tersebut karena biaya-biaya ini terikat pada kegiatan operasi aktiva itu dan
diperlukan untuk menyiapkan aktiva itu agar sebagaimana mestinya. Perusahaan tidak boleh
mencatat biaya penghentian aktiva yang dikapitalisasi di akun terpisah karena tidak ada
manfaat ekonomis nasa depan yang dapat dikaitkan dengan biay-biaya-biaya ini saja.
Pada periode-periode setelahnya, perusahaan mengalokasikan biaya ARO untuk dibebankan
selama periode umur manfaat aktiva tersebut. Perusahaan dapat menggunakan metode garis
lurus untuk alokasi ini.
Dalam praktek kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan
dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya periode waktu
yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun, maka perbedaan antara nilai sekarang
kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar. Penilaian kewajiban yang sedikit
terlalu tinggi akibat pencatatan kewajiban lancar pada nilai jatuh temponya dianggap sebagai
tidak material.
Terdapat pengecualianpenting apabila kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus
dibayar dari aktiva yang diklasifikasikan sebagai jangka panjang. Jika kewajiban jangka
pendek dikeluarkan dri kewajiban lancar karena pendanaan kembali, maka catatan laporan
keuangan harus mencakup :
2. Persyaratan dari setiap kewajiban bary yang terjadi dan akan terjadi
3. Persyaratan dari setiap sekurittas ekuitas yang diterbitkan atau akan diterbitkan.
Penyajian Kontinjensi
1. Sifat Kontinjensi
2. Stimasis mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau suatu pernyataan
bahwa estimasi tidak dapat dilakukan
Perbedaan antara kewajiban lancar dan hutang lancar adalah penting karena menyediakan
informasi tentang likuiditas perusahaan. Likuiditas yang berhubungan dengan kewajiban
adalah waktu yang diharpkan berlalu hingga suatu kewajiban harus dibayar. Dengan kata
lain, kewajiban yang akan dibayar dengan segera merupakan kewajiban lancar, Suatu
perusahaan yang likuid dapat bertahan lebih baik dalam menghadapi masalah keuangan.
Selain itu, perusahaan ini juga memiliki peluang yang lebih baik dalam mengambil
keuntungan dan kesempatan investasi yang berkembang.
Dua rasio yang digunakan dalam menganalisis dan menguji likuiditas adalah rasio lancar dan
rasio cepat.
Rasio Lancar
Rasio Lancar adalah rasio total aktiva lancar terhadap kewajiban lancar.
𝒂𝒔𝒆𝒕 𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
Rasio Lancar : 𝒍𝒊𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒋𝒏𝒈𝒌𝒂 𝒑𝒏𝒅𝒆𝒌
Rasio Cepat
Banyak analis lebih menyukasi rasio cepat yang menghubungkan total kewajiban lancar
dengan kas, sekuritas dan piutang.