Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RANGKAIAN ELEKTRONIKA II
Kelompok 5
2C - JTD
D-IV JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
PERCOBAAN I
KARAKTERISTIK OP-AMP
1.1.Tujuan
• Mempelajari Pengoperasian penguat inverting.
• Mempelajari Pengoperasian penguat non inverting.
• Mempelajari Pengoperasian penguat penjumlah.
• Mempelajari karakteristik common mode rejection pada op amp.
1.3.Teori Dasar
1.3.1. Prinsip kerja op-amp
Sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua
input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama
maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional
amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat
operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai
berikut :
• Impedansi Input (Zi) besar = ∞
• Impedansi Output (Z0) kecil= 0
• Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
• Band Width respon frekuensi lebar = ∞
• V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
• Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur /
suhu.
1.3.2 Op amp sebagai penguat non-inverting
Merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output yang
dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik
(non-inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena
penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun
tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk
memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan
sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-
inverting amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100
MOhm. Contoh rangkaian dasar penguat tak-membalik menggunakan operasional
amplifier (Op-Amp) dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Non-Inverting Amplifier :
Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik diberikan inpul
sinyal AC dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input dan output diatas
terbukti bahwa rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) diatas
memiliki output yang tegangannya 2 (dua) kali lebih besar dari sinyal input dan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input yang diberikan ke rangkaian penguat
tak-membalik (non-inverting amplifier) tersebut.
1.3.3 Op amp sebagai penguat inverting
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai
penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang
berkebalikan dengan phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (Op-
Amp) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi
tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi
pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk
mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut. Dengan
dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor penguatan
dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali. Untuk mengetahui
atau menguji dari penguat membalik (inverting amplifier) dapat menggunakan
rangkaian dasar penguat membalik menggunakan penguat operasional (Op-Amp)
seperti pada gambar berikut.
Rangkaian Inverting Amplifier :
Bila semua nilai resistor luar sama, maka untuk semua resistor yang terpasang
(RF = R1 = R2 = R3 = ... Rn) tegangan output akan diperoleh dari penjumlahan
aljabaar tegangan input dengan tanda terbalik, diekspresikan dengan :Bila semua
nilai resistor luar sama, maka untuk semua resistor yang terpasang (RF = R1 = R2 =
R3 = ... Rn) tegangan output akan diperoleh dari penjumlahan aljabaar tegangan
input dengan tanda terbalik, diekspresikan dengan :
Arus yang mengalir pada resistor feedback (Rf) merupakan penjumlahan dari
arus yang mengalir pada seluruh tahanan input. Arus input yang melewati RF yang
berjumlah nol pada input inverting, diacukan sebagai titik penjumlahan arus. Penguat
penjumalah dapat juga digunakan sebagai suatu pencampur sinya audio ( audio
signal mixer ). Penguat penjumlah harus mempunyai resistor feedback (Rf) yang
lebih besar dari resistor inputnya. Skala penjumlahan akan dibedakan oleh nilai
resistor inputnya, sehingga tegangan input akan diperkuat daripada yang lainnya.
Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan beberapa level input
signal yang masuk ke operational amplifier. Penggunanan dari operational amplifier
ini ialah sebagai penguat penjumlah sering dijumpai pada rangkaian mixer audio.
Persamaan besarnya penguatan Gain pada masing-masing titik input tegangan adalah
1.4.Prosedur Percobaan
1.4.1. Penguat Op-Amp Inverting
1. Hubungkan rangkaian sebagai berikut:
R 10KΩ
F
R
R
10KΩ
-
Function
+
Generator
1KHz
-
+
-
+
Gambar 6.0.1 Penurunan Bentuk Umum Persamaan Tegangan Output Penguat Op-Amp
Inverting
Va = Vb = 0 𝑉𝑖𝑛−𝑉𝑎 𝑉𝑎−𝑉𝑜𝑢𝑡
=
𝑅𝑅 𝑅𝐹
𝑉𝑖𝑛−𝑉𝑎
I1 = ... (1)
𝑅𝑅
𝑉𝑎−𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛 𝑉𝑜𝑢𝑡
I2 = 𝑅𝐹
... (2) =−
𝑅𝑅 𝑅𝐹
I1 = I3 + I2
I1 = 0 + I2 𝑉𝑖𝑛 𝑥 𝑅𝐹
Vout = − ... (3)
𝑅𝑅
I1 = I2
Gambar 6.2 menunjukkan nilai Vout hasil dari persamaan (3). Nilai tersebut
bernilai negatif yang menandakan berbeda fasa 180°.
Gambar 6.0.3 Gambar Tabel Fasa Penguat Op-Amp Inverting (Vp)
Pada Tabel 1.1 terdapat nilai RF 10kΩ dan RR 10kΩ, 3.3kΩ, 4.7kΩ, 33kΩ. Nilai
tersebut apabila dimasukkan ke persamaan (3) akan memliki hasil Vout yang berbeda –
beda. Tabel pada Gambar 6.3 adalah nilai Vout sesuai nilai Vin yang disusun untuk
menjadi acuan bentuk gelombang dengan menggunakan Vin yang bernilai Vp.
Berdasarkan Gambar 6.4 garis horizontal pada titik 0 terdapat nilai 0,1,2,3, dan 4,
nilai tersebut adalah nilai pada Tabel di Gambar 6.3 kolom “t” yang menunjukkan nilai waktu
terjadinya gelombang tersebut. Nilai Vin menyesuaikan dengan waktunya, jika bernilai 0
detik maka Vin bernilai 0 Vp, jika waktunya 1 detik maka Vin bernilai 0.5 Vp, dan
seterusnya hingga membentuk 1 gelombang. Nilai Vout didapat dari persamaan (3) dengan
nilai Vin tersebut. Hasil dari Gambar 6.4 menunjukkan bahwa penguat op-amp inverting
memiliki beda fasa senilai 180°.
1.6.3 Bentuk umum persamaan tegangan output pada penguat op-amp non
inverting
Gambar 6.0.5 Penurunan Bentuk Umum Persamaan Tegangan Output Penguat Op-Amp Non
Inverting
Va = Vb = Vin
0−𝑉𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛−𝑉𝑜𝑢𝑡
I1 = ... (4) − 𝑅𝑓 =
𝑅𝐹 𝑅𝑅
𝑉𝑎−𝑉𝑜𝑢𝑡
I3 = ... (5) RR x (-Vin) = RF x (Vin – Vout)
𝑅𝑅
1.6.4 Analisis fasa tegangan output pada penguat op-amp non inverting
Penguat Op-Amp Non Inverting memilik bentuk umum persamaan tegangan
output yang bernilai positif. Hal tersebut menandakan tidak terjadi pembalikan pada
tegangan outputnya (Vout) atau tidak memiliki perbedaan fasa (0°) dengan tegangan
inputnya (Vin).
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 6.6 menunjukkan nilai Vout hasil dari persamaan (6). Nilai tersebut
bernilai positif yang menandakan tidak terjadi perbedaan fasa.
Gambar 6.0.7 Gambar Tabel Fasa Penguat Op-Amp Non Inverting (Vp)
Pada Tabel 1.2 terdapat nilai RF 10kΩ dan RR 10kΩ, 3.3kΩ, 4.7kΩ, 33kΩ. Nilai
tersebut apabila dimasukkan ke persamaan (6) akan memliki hasil Vout yang berbeda –
beda. Tabel pada Gambar 6.7 adalah nilai Vout sesuai nilai Vin yang disusun untuk
menjadi acuan bentuk gelombang dengan menggunakan Vin yang bernilai Vp.
Gambar 6.0.8 Gambar Grafik Fasa Penguat Op-Amp Non Inverting
Berdasarkan Gambar 6.8 garis horizontal pada titik 0 terdapat nilai 0,1,2,3, dan 4,
nilai tersebut adalah nilai pada Tabel di Gambar 6.7 kolom “t” yang menunjukkan nilai
waktu terjadinya gelombang tersebut. Nilai Vin menyesuaikan dengan waktunya, jika
bernilai 0 detik maka Vin bernilai 0 Vp, jika waktunya 1 detik maka Vin bernilai 0.5 Vp,
dan seterusnya hingga membentuk 1 gelombang. Nilai Vout didapat dari persamaan (6)
dengan nilai Vin tersebut. Hasil dari Gambar 6.8 menunjukkan bahwa penguat op-amp
non inverting tidak memiliki perbedaan fasa.
1.6.5 Perbedaan output penguat op-amp inverting dan non-inverting
Bentuk persamaan umum tegangan output op-amp inverting berbeda dengan op-
amp non inverting. Hasilnya pun berbeda, op-amp inverting bernilai negatif, sedangkan
op-amp non inverting bernilai positif.
𝑉𝑖𝑛 𝑥 𝑅𝐹
Vout = − ... (1) > Op-Amp Inverting
𝑅𝑅
𝑉𝑖𝑛 𝑥 (𝑅𝐹+𝑅𝑅)
Vout = ... (2) > Op-Amp Non Inverting
𝑅𝐹
Namun tidak menandakan bahwa tidak ada beda fasa Vout dengan Vinnya.
Karena hasilnya bergantung pada nilai R1. Jika R1=RF maka hasil Vout = 0. Jika R1<RF
maka hasil Vout = (-). Jika R1>RF maka hasil Vout = (+).
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 6.9 menunjukkan nilai Vout hasil dari persamaan (7). Nilai Vout tersebut
bergantung pada nilai R1.
Pada Tabel 1.3 terdapat nilai RF 10kΩ dan R1 10kΩ, 3.3kΩ, 4.7kΩ, 33kΩ. Nilai
tersebut apabila dimasukkan ke persamaan (7) akan memliki hasil Vout yang berbeda –
beda bergantung pada nilai R1. Tabel pada Gambar 6.10 adalah nilai Vout sesuai nilai
Vin yang disusun untuk menjadi acuan bentuk gelombang dengan menggunakan Vin
yang bernilai Vp.
Berdasarkan Gambar 6.11 garis horizontal pada titik 0 terdapat nilai 0,1,2,3, dan
4, nilai tersebut adalah nilai pada Tabel di Gambar 6.10 kolom “t” yang menunjukkan
nilai waktu terjadinya gelombang tersebut. Nilai Vin menyesuaikan dengan waktunya,
jika bernilai 0 detik maka Vin bernilai 0 Vp, jika waktunya 1 detik maka Vin bernilai 2
Vp, dan seterusnya hingga membentuk 1 gelombang. Nilai Vout didapat dari persamaan
(7) dengan nilai Vin tersebut. Hasil dari Gambar 6.11 menunjukkan bahwa nilai Vout
pada common mode rejection bergantung pada nilai R1. . Jika R1=RF maka hasil Vout =
0, tidak ada Vout. Jika R1<RF maka hasil Vout = (-), berbeda fasa 180° dengan Vin .
Jika R1>RF maka hasil Vout = (+) sefasa dengan Vin (0°).
1.6.7 Bentuk umum persamaan tegangan output pada penguat penjumlah
Gambar 0.9 Penurunan Bentuk Umum Persamaan Tegangan Output Penguat Penjumlah
Va = Vb = 0 𝑉2
I2 = 𝑅2
I4 = I5 = 0 𝑉𝑜𝑢𝑡
I3 = − 𝑅𝑅
Va = Vb = 0
𝑉1−𝑉𝑎 I3 = I1 + I2
I1 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉1 𝑉2
𝑅1
− = 𝑅1 + 𝑅2
𝑉2−𝑉𝑎 𝑅𝑅
I2 = 𝑅2
I3 =
𝑉𝑎−𝑉𝑜𝑢𝑡 Vout = – RR ( 𝑉1
𝑅1
𝑉2
+ 𝑅2 )
𝑅3
𝑉1
I1 = 𝑅1
Bahtiar Adi Nugroho “Op-Amp Inverting dan Non Inverting” 2016. [Online]. Tersedia:
https://elektrowiki.wordpress.com/2016/10/16/op-amp-inverting-dan-non-inverting/
[Diakses tanggal: 24 Oktober 2019].
Bahtiar Adi Nugroho “penguat tak memalik non inverting” [Online]. Tersedia:
https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
[Diakses tanggal: 24 Oktober 2019].
1. Hasil Teori
OP-AMP INVERTING
2. Hasil Simulasi :
OP-AMP INVERTING
Gambar Rangkaian
a. R 10K
b. R 3.3K
c. R 4,7K
d. R 33K
a. R 10K
b. R 3,3K
c. R 4,7K
d. R 33K
OP-AMP COMMON MODE REJECTION
Gambar Rangakaian
a. R 10K
b. R 3,3K
c. R 4,7K
d. R 33K
OP-AMP PENGUAT PENJUMLAH
a. R 3,3K
b. R 4,7K
c. R 33K
3. Hasil Pengukuran :
OP-AMP INVERTING
OP-AMP NON INVERTING
NG
R1 > RF
OP-AMP PENGUAT PENJUMLAH