Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan


Produktivitas

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah Keselamatan, Kesehatan Kerja,
dan Perawatan Perbaikan Mesin

Dosen Pengampu : Drs. Sunyoto, M.si


Rizki Setiadi, S.pd.

Disusun oleh :

1. Ronald Dwi Okta Nugraha ( 5201417021 )


2. Yosafat Didik Febriyanto ( 5201417022 )
3. Panca Ayu Krisnayanti ( 5201417023 )
4. Muhammad Syukron ( 5201417024 )
5. Franandy Prasetya Ashari ( 5201417025 )

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ” ini dengan
baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Perawatan Perbaikan Mesin.
Terimakasih banyak kami ucapkan kepada Bapak Drs. Sunyoto, M.si. dan
Bapak Rizki Setiadi, S.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Perawatan Perbaikan Mesin kami serta teman-teman dari
rombel satu Program Pendidikan Pendidikan Teknik Mesin S1 yang kami
banggakan
Kami menyadari bahwa pembahasan yang disajikan dalam makalah ini
masih belum sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
menjadikan makalah ini menjadi lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat
menjadi bahan bacaan maupun referensi bagi para pembaca. Amin.

Semarang, 19 April 2019

( Penulis )

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iiiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. KONSEP DASAR ERGONOMI ................................................................. 3
B. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN KESELAMATAN KERJA .......... 5
C. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN KESEHATAN KERJA ................ 6
D. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN PRODUKTIVITAS ..................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 10
B. SARAN ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pekerjaan pasti banyak hal yang dapat mempengaruhi


keselamatan dan kesehatan para pekerja. Dunia pekerjaan akan dinilai
nyaman oleh pekerja apabila tidak memiliki dampak yang buruk bagi para
pekerja. Seperti kisah-kisah yang pernah terjadi di Indonesia banyak
terjadi kecelakaan kerja maupun dampak sebuah pekerjaan yang dapat
berpengaruh terhadap lingkungan pekerjaan. Maka dari itu,untuk
mengurangi dan menghindarkan dampak yang dihasilkan baik ke dalam
maupun ke luar terbentuklah yang namanya “Ergonomi”
Ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi
menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain
pekerjaan, mesin dan sistemnya. Adapun pengaruh dari ruangan kerja dan
lingkungan yang membuat para pekerja bisa merasa nyaman, sehat dan
efisien serta hal yang pokok adalah jumlah produktivitas bisa meningkat
dan berpengaruh positip (Tarwaka 2004:17).
Ergonomi memiliki cakupan yang sangat luas termasuk tentang
keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. Untuk menambah
pemahaman tentang ergonomi maka makalah ini nanti akan membahas
lingkup tentang hubungan ergonomi dengan keselamatanm kesehatan
kerja dan produktivitas.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah


sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis mengenai konsep dasar ergonomi?
2. Bagaimana hubungan ergonomi dengan keselamatan kerja?
3. Bagaimana hubungan ergonomi dengan kesehatan kerja?
4. Bagaimana hubungan ergonomi dengan produktivtas?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah tentang


Egonomi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas adalah :
1. Mampu mengetahui konsep dasar ergonomi
2. Mampu mengetahui hubungan ergonomi dengan keselamatan kerja
3. Mampu mengetahui hubungan ergonomi dengan kesehatan kerja
4. Mampu mengetahui hubungan ergonomi dengan produktivitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR ERGONOMI

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata
yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi
secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem
kerja. Suatu ergonomi jika tidak dilakukan akan mengakibatkan suatu
seperti ketidaknyaman, biaya produksi yang tinggi, kecelakaan dan
penyakit kerja pun juga meningkat. Penerapan ergonomi dapat dilakukan
dimana saja baik di lingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial
maupun tempat kerja. Ergonomi juga dapat diterapkan kapan saja baik
dalam bekerja maupun tidak bekerja. Setiap komponen masyarakat harus
menerapkan ergonomi dalam upaya menciptakan kenyamanan kesehatan
dan produktivits kerja. Untuk menerapakn ergonomi secara tepat kita juga
harus memahami ergonomi secara detail. Dan hal tersebut dilakukan
supaya memberi manfaat yang besar bagi para masyarakat (Tarwaka
2004:6).
Adapun umgkapan lain yang menyatakan ergonomi adalah ilmu
terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat
kerjanya, sedangkan tujuan ergonomi sendiri yaitu (Febri 2011) :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial.
3. Keseimabangan nasional antara sistem manusia dengan aspek teknis,
ekonomi, antropologi, dan budaya.
Adapun definisi tentang ergonomi sendiri yang sebetulnya pokok
pembicaraanya yaitu tentang hubungan antara manusia dan tugas
pekerjaannya. Berikut definisi tentang ergonomi (Tarwaka 2004 : 6) :
1. Ergonomi adalah aplikasi informasi ilmiah tentang manusia.
2. Ergonomi adalah studi tentang kemampuan dan karakteristik
manusia yang memengaruhi desain peralatan, sistem dan pekerjaan.

3
3. Ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi
mengenai karakter manusia, kapasitas, dan batasan pada desain tugas
manusia, sistem mesin, ruang hidup, dan lingkungan sehingga orang
dapat hidup, bekerja dan bermain dengan aman, nyaman dan efisien.
4. Desain ergonomis adalah penerapan faktor manusia, informasi untuk
desain alat, mesin, sistem, tugas, pekerjaan dan lingkungan untuk
produktif, aman, nyaman dan fungsi manusia yang efektif.
Kapasitas sebuah pekerjaan tentunya juga terbatas oleh faktor-
faktor ergonomi, berikut beberapa faktor yang menjadi batas ergonomi :
1. Umur
Umur sangat berpengaruh dengan kapasitas pekerjaan karena dengan
umur yang sudah diatas rata kemungkinan riskan terhadap penyakit
sangat tinggi seprti mata maupun kekebalan tubuh terhadap virus-
virus yang ada.
2. Jenis kelamin
Perbedaan antara wanita dan pria dalam dunia pekerjaan sangatlah
tinggi, hal yang mungkin terlihat secara nyata yaitu tenaga, pria
dipandang lebih kuat daripada wanita. Dan mungkin yang sangat
diperhatika oleh perusahaan terkait perbedaan tersebut adalah bidang
kerja dan estimasi waktu mereka bekerja.
3. Antrometri
Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang
digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan,
kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Karena antrometrilah
yang menentukan bagaimana kenyaman pekerja dengan keadaan
yang ada.
4. Status kesehatan dan nutrisi
Status kesehatan berpengaruh penting bagi pekerja karena dengan
keadaan tubuh yang fit adalah modal utama dalam bekerja. Dengan
keadaan tubuh yang sehat maka potensi kecelakaan kerja sangatlah
minim. Berikut juga tentang nutrisi, dengan nutrisi yang cukup maka
keadaan tubuh pekerja akan lebih terjaga.

4
5. Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari
tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap
beban fisik yang dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk melakukan aktivitas
berikutnya.
6. Kemampuan kerja fisik
Kemampuan kerja fisik adalah suatu kemampuan fungsional
seseorang untuk mampu melakukan pekerjaan tertentu yang
memerlukan aktivitas otot pada periode waktu tertentu.

B. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN KESELAMATAN KERJA

Dalam dunia pekerjaan, keselamatan kerja merupakan hal pokok


yang selalu menjadi perhatian. Kecelakaan kerja memang terkadang bisa
terjadi dimana saja dan kapan saja. Namun kecelakaan kerja bisa kita
minimalisir kejadiannya, ergonomi yang mengatur tentang peraturan
pekerjaan pun juga menjelaskan pentingnya menjaga keselamatan kerja.
Survei yang pernah dilakukan di industri Indonesia menyatakan bahwa
kecelakaan kerja akan diminimalisir jika kecelakaan kerja sudah pernah
terjadi. Hal tersebut terlihat bodoh karena lebih bersifat penyelesaian
masalah bukan pencegahan masalah. Survei yang pernah diteliti dampak
menyelesaikan masalah lebih menguras faktor keuangan karena
kecelakaan kerja yang telah terjadi akan berdampak secara meluas ke
semua elemen industri. Sedangkan pencegahan yang bertahap akan
berdampak positif seperti pada kesehatan pekerja dan produktivitas yang
sebab utamanya adalah terjadinya kenyamanan dalam bekerja (Metin
2016).
Safety atau keselamatan merupakan bagian penting dalam
perusahaan, dengan jaminan keselamatan yang tinggi akan membuat para
pekerja menjadi nyaman. Upaya dalam meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja yang utama adalah adanya job dan task yang meliputi :

5
1. Alat kerja
Alat kerja merupakan berbagai perangkat yang digunakan untuk
bekerja baik alat untuk mengerjakan sesuatu atau alat untuk
mendukung dalam berkerja seperti alat pelindung diri dsb.
2. Elemen kerja
Elemen kerja adalah suatu yang dipengaruhi akibat proses kita
bekerja yaitu seperti waktu dan tahap-tahap lain selanjutnya.
3. Prosedur kerja
Prosedur kerja merupakan langkah langkap dalam melakukan
pekerjaan dan tata cara atau peraturan yang harus diikuti ketika
melakukan pekerjaan tersebut.
4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah hal-hal disekitar pekerjaan yang sebetulnya
bisa menjadi dampak baik atau buruk bagi proses pekerjaan.
5. Organisasi kerja
Organisasi kerja merupakan hal yang harus disusun supaya target
kerja bisa tercapai dan job atau task bisa berjalan secara beriringan.
Sistem hubungan antara ergonomi dengan keselamatan kerja
sebetulnya mempunyai tujuan yang berhungan dengan kesehatan kerja dan
produktivitas. Namun dalam tindakaan secara nyata keshatan menjadi
modal utama dalam bekerja.

C. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja merupakan modal pertama yang harus dimilki para


pekerja. Kesehatan bisa dikatakan menjadi modal yang diperlukan umtuk
mecapai keselamatan kerja dan produktivitas pekerjaan. Kesehatan kerja
selalu berpengaruh pada setiap sisi dalam bekerja, kesehatan yang tidak
baik juga membuat lingkungan pekerjaan juga terganggu. Penerapan
ergonomi juga membutuhkan penelitian lebih lanjut karena perlu
kesesuaian dengan apa yang akan diatur.
Berikut aspek yang harus diperhatikan dalam merancang ergonomi
untuk kesehatan kerja (Febri 2011:43) :

6
1. Manusia
Manusia yang melaksanakan perkerjaan menjadi acuan dalam
merancang ergonomi, karena yang melaksanakan hal tersebut juga
manusia.
2. Energi dan gizi
Energi dan gizi merupakan sumber penghasil energi bagi tubuh
manusia. Maka jika asupan energi memadai maka diharapkan
produktivitas kerja dan kondisi kesehatan juga relevan.
3. Pendekatan holistik
Pendekatan holistik adalah hubungan perkerjaan dengan sekitarnya
seperti budaya, sosial dan ekonomi serta faktor kondisi lingkungan.
4. Sikap kerja
Sikap dalam mengoperasikan alat hendaknya jangan sampai terjadi
sikap paksa dan sikap tidak alamiah yang akan menggangu
kesehatan.
5. Kondisi waktu
Manusia juga mempunyai batasan dalam bekerja, waktu istirahat
dan waktu untuk tidur juga diperlukan dalam menrancang
ergonomi.
6. Kondisi informasi
Informasi dalam melakukan pekerjaan sangat perlu diberikan
kepada pelaksana pekerjaan (Helena 2017:178).
7. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan perlu direncanakan agar manusia bisa bekerja
dengan nyaman dan menikmati (Helena 2017:178).
Dalam dunia ergonomi ada terkaitan khusus antara kecelakaan
kerja dan kesehatan kerja, dimana jika kesehatan fit maka harapan
keselamtan juga akan terjamin, kecenderungan mementingkan
produktivitas adalah hal yang paling salah dalam bekerja. Maka dari aspek
aspek di atas diharapkan kesehatan kerja akan terjamin. Adapun selain
kesehatan manusia yaitu keshatan tempat kerja juga bisa menjadi dasar

7
terpelihara kesehatan para pekerjanya, maka harus terjadi relevansi yang
seimbang (Winkel 1996 : 463)

D. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN PRODUKTIVITAS

Produktivitas selalu berhubungan dengan ergonomi. Ergonomi


yang baik membuat produktivitas industri juga baik. Namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu (Tarwaka 2004 : 139) :

1. Motivasi.
Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan
seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan segala
kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.
2. Kedisiplinan.
Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa
kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika,
norma dan kaidah yang berlaku.
3. Etos kerja.
Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas,
karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana
kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai
hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.
4. Keterampilan.
Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun menejerial
sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan
demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) terutama
dalam perubahan teknologi mutakhir.
5. Pendidikan.
Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur
pendidikan formal maupun informal. Karena setiap penggunaan
teknologi hanya akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang handal.

8
Menurut wingkel produktivitas sangat dipengaruhi oleh mood
pekerja. Jadi jika ingin meningkatkan produktivitas maka harus pintar
dalam membuat mood para pekerja agar dapat mendukung pekerjaan. Hal
yang bisa mempengaruhi mood pekerja adalah keamanan kenyamanan dan
pengharapan. Jika tiga hal itu bisa terpenuhi maka pekerja pun akan mudah
diarahkan.
Kemananan dalam bekerja adalah hal yang selalu ingin dirasakan
semua pekerja, bisa menikmati pekerjaan yang diberikan perusahaan
adalah harapan dari perusahaan. Karena jika pekerja menikmati pekerjaan
tersebut berarti mereka merasa nyaman. Keamanan dapat ditercapai jika
perusahaan dapat menyediakan suatu hal yang mendukung pekerja dalam
bekerja seperti alat pelindung diri, alat pendukung bekerja dsb (Kumar
2013 : 41).
Kenyamanan dalam bekerja biasanya diperoleh jika pekerja tidak
merasa terbebani oleh pekerjaan yang ada, seperti posisi bekerja, alat yang
digunakan bekerja. Pekerjaan berefek besar dengan tenaga dan kesehatan
atau tidak. Karena relevansi sebuah pekerjaan dengan apa yang didapat
adalah sebuah kenyamanan pekerja.
Sebuah pengharapan tentunya selalu ada di benak pekerja. Harapan
terkait timbal balik pekerja dengan pekerjaan seperti gaji maupun reward.
Biasa hal tersebut yang bisa menumbuhkan semangat dalam bekerja. Jika
hal tersebut tidak tercapai kemungkinan adanya kelesuan dalam bekerja
akan timbul.
Namun dari ketiga faktor tersebut, sebetulnya faktor utama hanya
keseimbangan antara yang diberikan oleh pekerja untuk perusahaan dan
apa yang telah diberika perusahaan untuk pekerja. Jika kedua hal ini selalu
berkesinambungan maka harapannya produktivitas juga akan naik.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang


sederhana yaitu tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan
dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat
menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat
Pada hakikatnya ergonomi dan K3 adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan.
Salah satu tujuan dari k3 adalah mengurangi resiko kerja akibat kecelakaan maupun
penyakit akibat pekerjaan. Salah satu upaya untuk meminimalisir kecelakaan yaitu
dengan merancang sistem kerja yang di sesuaikan dengan kondisi fisik manusia.
Dengan hal ini kenyamanan pekerja sangat di utamakan, dalam proses ini di
butuhkan disiplin ilmu ergonomi dalam perancangan sistem kerja.
Risiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan disebabkan
oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak manajemen, karena pekerja
tidak hati hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah di buat
oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang di timbulkan dari pihak
manajemen, biasanya tidak adanya alat alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja
yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum mempertimbangkan segi
ergonominya.
Ergonomi dengan keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas itu saling
berhubungan. Karena ergonomi adalah suatu alat yang mengatur hal – hal yang
berhubungan seperti keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. Dalam
pelaksanaan kesehatan menjadi modal utama sebelum melaksanakan pekerjaan.
Dengan kesehatan yang baik diharapkan keselamatan kerja juga akan terjamin sehingga
kesehatan juga akan terjamin. Setelah kesehatan dan keselamatan terjamin dengan baik
barulah industri atau perusahaan menuntut produktivitas yang tinggi dari para pekerja.
Namun aspek aspek dalam produktivitas lainnya juga harus diperhatikan.

10
B. SARAN

Dalam materi ergonomi keselamatan, kesehatan kerja dan


produktivitas penulis memiliki saran bagi pembaca yaitu :
1. Pendidikan mengenai ergonomi sangat penting dipelajari karena
sangat mempengaruhi bagian bagian yang mendukung proses
dalam pekerjaan.
2. Ergonomi adalah ilmu tentang peraturan di bagian pekerjaan
sehingga dalam penerpannya kita perlu penelitian tentang kondisi
pekerjaan yang dilakukan supaya ergonomi yang ditetapkan sesuai.
3. Perlunya pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi,
pendekatan khusus diarahkan pada upaya memperbaiki performansi
kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy dan
keselamatan kerja.
4. Penerapan ilmu ergonomi sangatlah perlu karena akan
mempermudah pekerjaan dan mengurangi rasa keletihan dan
kecelakaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Febri EB. 2011. Penerapan Ergonomi Dalam Konsep Kesehatan.


Universitas Muhammadiyah Malang. Vol. 7 No. 14 Hal. 39-53, 14
Januari.

Setiawan, Heri S. 2017. Pengaruh Ergonomi Dan Antropometri Bagi User


Gudang Bahan PT.MI Guna Meningkatkan Produktifitas Serta
Kualitas Kerja. Jurnal String. Vol. 2 No. 2 Hal. 161-168 2 Desember.

Kristina, Helena J., dkk. 2017. Ergonomi Partisipasi dalam Memprediksi


Tingkat Kesediaan untuk Perubahaan Kualitas Hidup Keluarga
Tukang Sampah/ Pemulung. Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3,
Hal. 171 – 180 September 2017.

Tarwaka., dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan


Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS.

Kumar, A.C.S., dkk. 2013. Ergonomi Evaluation of Low Cost Adjustable


Workstation for Assembly Operation. International Journal of
Mechanical and Industrial Engineering (IJMIE). Vol. 3. No. 2 Hal. 41-
46.

Westgaard, R.H., Winkel, J. 1996. Review Article Ergonomic Intervention


Research for Improved Musculoskeletal Health: A Critical Review.
International Journal of Industrial Ergonomics. Hal 463-500.

Bayram, Metin., dkk. 2016. The Relationships Between OHS Prevention Costs,
Safety Performance, Employee Satisfaction and Accident Costs.
International Journal of Occupational Safety and Ergonomics. Diakses
dari : http://www.tandfonline.com/loi/tose20 (19 April 2019).

12

Anda mungkin juga menyukai