13016055
Sejarah Bioproses Industrial
Mikroba telah menjadi bagian penting bagi kehidupan di bumi. Mikroba adalah nenek
moyang semua kehidupan di Bumi. Mereka adalah sistem terbaik untuk mempelajari
evolusi. Mereka memiliki waktu generasi yang cepat, fleksibilitas genetik, skala
eksperimental yang tak tertandingi dan sistem studi yang dapat dikelola. Estimasi
menunjukkan terdapat 5x1031 sel mikroba dengan berat 50 kuadriliun metrik ton.
Terdapat fakta-fakta menarik dengan adanya mikroba. Nyatanya, fotosintesis lebih
banyak dicapai oleh mikroba daripada oleh tumbuhan hijau. Kemudian, lebih dari
60% bioma bumi berasal dari jenis mikroba. Lebih dari 90% sel pada tubuh manusia
adalah mikroba. Dan hewan yang steril lebih mudah terserang penyakit daripada
binatang yang telah dihinggapi mikroba.
Penerapan bioteknologi industri berakar jauh pada masa lampau. Jauh sebelum
adanya penemuan mikroba, mikroorganisme dieksploitasi untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia, yaitu, untuk mengawetkan susu, buah-buahan,
sayuran, dan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan minuman, keju, roti, acar,
dan cuka yang dihasilkan. Pengetahuan fermentasi tertua, konversi gula menjadi
alkohol oleh ragi, digunakan untuk membuat bir di Sumeria dan Babilonia sebelum
7000 SM. Pada 4000 SM, orang-orang Mesir menemukan bahwa karbon dioksida
yang dihasilkan oleh ragi bir bisa mengembangkan roti. Wine pertama kali dibuat di
Cina se awal 3500 SM dan bangsa Assyria pada 3500 SM. Orang-orang Assyria
mengobati penyakit telinga kronis dengan cuka dan menurut catatan sejarah
Hipokrates (dokter zaman yunani kuno) merawat pasien-pasiennya dengan
menggunakan cuka juga. Sebagai metode pengawetan, susu difermentasi menjadi
asam laktat untuk membuat yoghurt serta kefir dan kumis menggunakan spesies
Kluyveromyces di Asia. Penggunaan jamur untuk memfermentasi beras, proses Koji,
bahkan telah ada sejak 700 Masehi. Pada abad ke-14 Masehi proses distilasi
alkohol telah ditemukan sehingga mampu memekatkan alkohol ke level yang belum
pernah ditemukan sebelumnya. Metode distilasi ini diperkirakan berasal dari Cina
atau Timur Tengah.
Antonie van Leewenhoek, di Belanda abad ke-17, mengubah lensa sederhananya
untuk mengamati air, benda-benda yang membusuk, dan kerikan dari gigi. Pada
temuannya ia melaporkan melihat keberadaan “hewan kecil”, yaitu organisme
bergerak yang ukurannya kurang dari seperseribu ukuran pasir. Dia hanyalah
seorang pedagang tanpa latar belakang pendidikan tinggi, tetapi ketertarikannya
yang dilakukan pada waktu luang telah menjadi fondasi dalam pembuatan
mikroskop. Koneksinya ke perguruan tinggi sangat kurang, inilah yang
menyebabkan penemuannya tidak diketahui hingga akhirnya sekretaris Royal
Society di Inggris melakukan surat menyurat dengan peneliti sains amatir Eropa.
Dari 1673 hingga 1723, kehebatan Leewenhoek sebagai seorang ahli pembuat
mikroskop dibicarakan dengan Royal Society dalam beberapa surat.
Pada tahun 1850an, Louis Pasteur mendeteksi dua senyawa optis amil alkohol, yaitu
D dan L, tapi dia tidak dapat memisahkan kedua senyawa tersebut. Karena hal
tersebut, dia mulai mempelajari mikroba yang dapat menghasilkan produk tersebut.
1
Tugas 1 TK4009 Bioproses Industrial Harris Fikren Taufik
13016055
Pasteur menyimpulkan pada 1857 bahwa fermentasi adalah proses yang dilakukan
oleh ragi hidup. Pada tahun 1861, dia membuktikan keberadaan mikroba di udara
dan mematahkan teori kemunculan spontan mikroba.
Selama ribuan tahun keju berjamur, daging, dan roti telah digunakan dalam
pengobatan tradisional untuk menyembuhkan luka. Pada tahun 1870an, Tyndall,
Pasteur, dan William Roberts, secara langsung mengamati efek antagonistik satu
mikroorganisme terhadap mikroorganisme lainnya. Pasteur mengajukan bahwa
fenomena yang terjadi bisa memiliki potensi efek terapeutis. Selama 50 tahun
mendatang, berbagai percobaan mikroba untuk menghasilkan obat dilakukan, tapi
hasilnya tidak memuaskan, entah terlalu beracun atau tidak berefek pada hewan
hidup.
Selama Perang Dunia I, kebutuhan gliserol yang digunakan untuk memproduksi
amunisi menghasilkan aplikasi ragi untuk mengubah gula menjadi gliserol.
Perkembangan ini mengarah pada studi lengkap setelah perang mekanisme terlibat
dalam reaksi-reaksi yang mengonversi gula menjadi etanol oleh Neuberg. Hal ini
diikuti oleh studi orang-orang Belanda di Delft yang berurusan dengan reaksi
oksidasi/reduksi dan kinetika reaksi yang dikatalisis oleh enzim.
Pada Perang Dunia I juga, Chaim Weizmann dari UK menerapkan bakteri asam
butirat untuk memproduksi aseton dan butanol. Penggunaan Clostridium selama
Perang Dunia I untuk menghasilkan aseton dan butanol adalah fermentasi non-
pangan pertama yang dilakukan pada produksi skala besar; meskipun penggunaan
ini akhirnya menyebabkan permasalahan kontaminasi virus dan mikroba yang harus
diselesaikan. Meskipun pada akhirnya penerapan metode ini berhenti karena tidak
bisa bersaing dengan metode sintesis kimia, metode ini menjadi basis bagi kultivasi
skala besar jamur untuk produksi asam sitrat. Segera setelah Perang Dunia I,
proses aerobik dirancang untuk memproduksi asam sitrat menggunakan Aspergillus
niger. Tidak lama setelahnya, penemuan penicilin dan streptomycin serta
perkembangan komersialnya menandai dimulainya era antibiotik.
Pada awal perkembangan bioteknologi di abad ke-20, istilah bioteknologi muncul
dari seorang insinyur pertanian Hungaria bernama Karoly Ereky. Perkembangan
bioteknologi pada masa ini berfokus pada produk metabolit primer dan enzim. Hal ini
didorong oleh kepercayaan peneliti-peneliti terkenal di akhir abad ke-19 bahwa
kemunculan industri dengan penerapan mikrobiologi akan menjadi jenis baru
industri, berbeda dari industri (petro)chemical yang sedang berkembang pesat saat
itu. Gagasan ini, setidaknya di Eropa, didasarkan pada kepentingan dan nilai besar
dari industri bir Jerman pada abad ke-19; industri ini menjadi nomor dua hanya
setelah industri mesin dan bahkan melewati industri metallurgi dan tambang batu
bara. Memang, berdasarkan teori dan penemuan praktis Pasteur di Prancis,
dikombinasikan dengan teori Koch dan Cohn di Jerman, Lister di Inggris, dan Emil
Christian Hansen di Denmark, pembuatan bir telah berkembang dari seni menjadi
proses terkontrol dan dipahami dengan baik untuk malting, mashing, dan proses
fermentasi ragi. Selain itu dikembangkannya institut fermentasi dan brewing di Paris,
koleksi kultur ragi di Prague, Delft, dan Berlin semakin mendukung penguatan
industri berbasiskan fermentasi.
2
Tugas 1 TK4009 Bioproses Industrial Harris Fikren Taufik
13016055
Selama awal abad ke-20 dicapai beberapa teknologi fermentasi yang luar biasa,
yaitu proses fermentasi aseton-butanol-etanol (ABE), vitamin C, asam laktat,
glycerol, L-(-)-Ephedrine, steroid, asam sitrat, asam glukonat, amilase, lipase,
protease dan penemuan penting lainnya yang memanfaatkan proses fermentasi
untuk menghasilkan produk metabolit primer atau enzim.
Selanjutnya ialah masa yang disebut era antibiotik. Antibiotik sendiri merupakan
salah satu produk metabolit sekunder yang dapat dihasilkan mikroba. Era ini dimulai
dengan penemuan penicilin oleh Alexander Fleming pada 1929 di Inggris. Hal ini
disadari ketika piringan berisi Staphylococcus aureus yang terkontaminasi jamur
Penicillium notatum tidak mengalami pertumbuhan koloni. Dari sini dia
menyimpulkan bahwa jamur ini menghasilkan senyawa inhibitor yang menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Dia juga menyadari bahwa filtrat dari jamur
melisis staphylococci tapi tidak beracun bagi hewan. Karena penemuan ini dia
mempublikasikannya pada 1929. Sayangnya aktivitas agen inhibitor yang tidak stabil
dan rendahnya dukungan dari sesama peneliti menghentikan langkah Fleming.
Hingga pada tahun 1938 saat Perang Dunia II terjadi, banyak prajurit Inggris yang
meninggal karena infeksi luka oleh bakteri, kemudian studi mengenai penicillin
dilanjutkan kembali oleh Sir William Dunn School of Pathology of the University of
Oxford oleh Florey, Chain, dan Heatley, dan rekan-rekannya.
Selain penicilin dihasilkan juga antibiotik-antibiotik lain seperti cephalosporin,
neomycin, nystatin, dan masih banyak lagi. Pada masa ini juga dilakukan
pengembangan berupa mutagenesis sel dan pemuliaan strain mikroba. Pemuliaan
strain dapat dilakukan dan berkembang di antaranya disebabkan oleh hal-hal
berikut: (i) rekayasa metabolisme; (ii) evolusi terarah; (iii) pemuliaan molekular
(genetik); (iv) biosintesis combinatorial.
Seiring dengan semakin majunya bioteknologi, pemerintah di mana bioteknologi
berkembang pesat mulai mengambil inisiatif kebijakan seperti Jerman, Inggris,
Amerika, juga Jepang. Di Jerman misalnya, pada tahun 1974 membuat organisasi
teknologi kimia pertama bernama DECHEMA untuk kementerian pendidikan dan
sains. Itu adalah pendekatan sistematis pertama untuk pendanaan penelitian
bioteknologi, menekankan bioteknologi klasik dan bertujuan mengembangkan
penelitian terpadu dan strategi pengembangan. Dengan begitu pemerintah Jerman
ingin mempercepat penelitian dan pengembangan bioteknologi untuk
mengidentifikasi dan mendorong inovasi dalam industri.
Setelah era antibiotik juga mulai munculnya perusahaan-perusahaan bioteknologi
baru. Peran mereka pun berbeda-beda. Contohnya ialah Amgen yang sukses
memproduksi obat-obatan fenomenal seperti Epogen, digunakan untuk pasien
kemoterapi karena kecacatan darah, serta Neupogen yang berguna menstimulasi
produksi sel darah putih. Lalu Chiron Corp yang memproduksi berbagai produk
farmasi, termasuk vaksin, diagnostik, dan terapeutik.
Dengan peralatan bioteknologi baru produk yang dihasilkan semakin luas jenisnya.
Pada bahan bakar telah diproduksi etanol dan biodiesel, dan energi berupa biogas.
Produk komoditas pun dapat dihasilkan melalui proses bioteknologi modern seperti
3
Tugas 1 TK4009 Bioproses Industrial Harris Fikren Taufik
13016055
asam-asam organik, akrilamida, detergen, biopolimer (contoh: PLA, PHB, dan
enzim). Produk pangan dan pakan pun ikut berkembang seperti dengan produksi
asam amino, turunan pati, serta pemanis. Untuk bahan-bahan kimia tertentu seperti
antibiotik, agrochemical, dan turunan-turunan gula pun dapat dihasilkan. Selain itu
produk yang paling banyak terbantu dengan pengembangan bioteknologi adalah
produk-produk farmasi. Dengan bioteknologi produk-produk seperti insulin, antibodi
monoklonal, hormon, dan vaksin dapat dihasilkan sehingga dapat menyelamatkan
banyak jiwa. Perkembangan bioteknologi di masa ini pula mendorong diciptakannya
bibit-bibit unggul tumbuhan sehingga tetap mampu menopang kebutuhan manusia.
Perkembangan terakhir dari bioteknologi ialah rekayasa genetika. Rekayasa
genetika menjadi sangat penting dalam perkembangan bioteknologi karena dengan
adanya teknologi ini akan membuka kemungkinan tidak terbatas dari penemuan dan
inovasi. Di antara perkembangan rekayasa genetika yang telah dilakukan ialah
penyambungan gen, enzim RNA, transfer gen kepada tumbuhan, gene copy number
variation (GCNV), dan epigenetik.