Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INFRASTRUKTUR POLITIK

DOSEN PENGAMPU : Drs. Alfiandra M.Si

DISUSUN OLEH : Kelompok 6

1. Asti Nurul Aulia 06051281823032


2. Erika Viveronika 06051281823018
3. Erisa Ramona Pendo 06051281823072
4. Muthia Aurora 06051181823006
5. Nuril Afrilya 06051181823011

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB 1

PENDAHULUAN

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang


berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadapa kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi
serta kekuasaannya masing-masing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan
rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Infrastruktur politik sering
disebut sebagai bangunan bawah atau mesin politik informal atau mesin politik
masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar
kesamaan sosial, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang


berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dimana
dalam kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadapa kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam
menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Untuk menyalurkan
aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin


politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai
kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan
tujuan, serta kesamaan lainnya.

B. Fungsi Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik adalah suatu struktur yang menggabungkan antara


satu dengan yang lain, lalu membentuk satu rangkaian yang membantu
berdirinya keseluruhan struktur tertentu.

Fungsi infrastruktur politik ialah :

a) Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik


rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal
dalam sistem politiknya. Sesuai dengan paham demokrasi atau
kedaulatan rakyat. Rakyat harus mampu menjalankan tugas
partisipasi.
b) Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam dan kenyataan
hidup dalam masyarakat.
c) Agregasi kepentingan, yaitu menyalurkan segala hasrat, aspirasi,
dan pendapat masyarakat kepada pemegang kekuasaan atau
pemegang kekuasaan yang berwenang agar tuntutan atau dukungan
menjadi perhatian dan menjadi bagian dari keputusan politik.
d) Seleksi kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemilihan
pemimpin atau calon pemimpin bagi masyarakat.

C. Komponen Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik mempunyai 6 komponen diantaranya:

a) Partai Politik (Political Party)


b) Kelompok Kepentingan (Interest Group)
c) Kelompok Penekan (Pressure Group)
d) Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)
e) Tokoh Politik (Political Figure)

D. Pembahasan Peranan Masing-masing Unsur Infrastruktur Politik

1. Partai Politik (Political Party)


A. Pengertian Partai Politik
Menurut Undang-Undang nomor 2/2008 tentang partai politik : “Partai
politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memper juangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

B. Fungsi Partai Politik


 Pendidikan Politik (Political Education)
Rakyat perlu pendidikan politik secara kontinu atas dasar nilai-nilai
tertentu, agar rakyat memahami segala persoalan dan tantangan terhadap
sistem politik sehingga dapat menjawab dan memecahkannya secara
tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pencerahan
pengetahuan politik, wawasan, keterampilan politik kepada masyarakat
secara terprogram sepanjang tahun, sehingga masyarakat dapat menjadi
insan-insan politik yang cerdas, mengetahui akan hak dan kewajibannya,
serta mampu melakukan partisipasi politik dalam menyuarakan
aspirasinya.
 Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik merupakan suatu proses dimana seseorang mempu
mengenal sistem politik dan menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya
terhadap gejala politik yang pada umunya berlaku dalam masyarakat
dimana ia berada, proses ini berjlan dari masa anak-anak sampai dewasa
atau proses penyampaian norma-norma dan nilai-nilai dari generasi ke
generasi.
 Rekrutmen Politik
Setelah sosialisasi politik selesai, maka dilakukan rekruitmen politik
yang tujuannya ialah untuk mendapatkan personel yang terlatih untuk
menduduki jabatan politik atau administrasi.
 Komunikasi Politik (Political Communication)
Komunikasi politik menurpakan salah satu fungsi partai politik yakni
menyalurkan aneka ragam tuntutan dan kepentingan serta aspirasi anggota
masyarakat kepada pemerintah melalui suatu proses dari bawah ke atas
atau suatu proses perumusan yang disebut artikulasi kepentingan. Apabila
ada tuntutan yang sama dari berbagai kelompok maka digabungkan
menjadi satu yaitu yang disebut penggabungan kepentingan.
C. Tujuan Partai Politik
Sesuai dengan UU nomor 2 tahun 2008 Pasal 10, tujuan partai politik
adalah sebagai berikut :
 Tujuan Umum
a) Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b) Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila
dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
d) Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
 Tujuan Khusus
a) Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;
b) Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan
c) Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Kelompok Kepentingan (Interest Group)


A. Pengertian
Kelompok kepentingan adalah suatu kelompok yang mempunyai
tujuan untuk memperjuangankan sesuatu kepentingan tertentu. Kelompok
kepentingan ini bergerak di berbagai macam aktivitas misalnya
perdagangan, industri, pertanian, peternakan, kedokteran, pendidikan,
kebudayaan, keagamaan, sosial, perburuhan, dll.
Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
berupaya mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar mendapat
keputusan yang menguntungkan dan menghindari keputusan yang
merugikan.
B. Bentuk Kelompok Kepentingan
Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke dalam
jenis-jenis kelompok :
(1) Interest Group Associasional (Kelompok kepentingan Asisiasi)
Di bentuk untuk memeperjuangkan kepentingan-kepentingan
kelompok, golongan atau masyarakat khusus atau spesifik, memiliki
lembaga yang mapan, profesional, dan mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Contohnya : Ormas (NU, Muhamadiyah, Kadin, SPSI, dll)
(2) Interest Group Institusional (Kelompok Kepentingan Institusional)
Kelompok ini pada umumnya berasal dari lembaga yang
aktivitasnya sudah teratur, memiliki jaringan organisasi yang luas, tujuan
organisasi yang terencana dengan jelas. Aggotanya adalah orang yang
sangat efektif falam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Misalnya
PGRI, TNI, POLRI, IDI, dan organisasi seprofesinya.
(3) Interest Group Nonassociati (Kelompok Kepentingan NonAsosiasional
)
Kelompok kepentingan yang bersifat informal, organisasinya
berasal dari faktor keturunan dan tidak ada unsur memilih untuk menjadi
anggota kelompok ini, memiliki kepemimpinan ynag relatif longgar,
bersifat sukarela seperti paguyuban dam kurang efektif. Contohnya :
Paguyuban Pasundan di Bandung, dan Persatuan Warga minang di
Jakarta.
(4) Interest Group Anomik (Kelompok Kepentingan Anomik)
Kelompok anomik muncul secara tiba-tiba atau hanya kebetulan,
bersikap informal, muncul karena ada isu tertentu, gerakannya sporadis,
anggotanya muncul dan menghilang begitu saja dan aktivitasnya tidak
menentu. Contohnya seperti pedagang kaki lima yang digusur oleh satpol
PP, mereka bersatu melakukan perlawanan dengan berdemo tetapi
setelah tuntutan atau aspirasi mereka terpenuhi maka mereka
membubarkan diri dan menghilang begitu saja.

3. Kelompok Penekan (Pressure Group)


A. Pengertian
Kelompok penekan adalah suatu kelompok yang mempunyai tujuan
yang dikaitkan dengan suatu masalah atau keadaan dalam masyarakat yang
memerlukan perubahan atau perbaikan. Cara untuk mencapai tujuan tersebut
dilakukan dengan cara yang lebih keras atau memaksa.
B. Peranan Kelompok Penekan
a) Kelompok ini melontarkan kritikan-kritikan untuk para
pelaku politik lain. Dengan tujuan membuat perpolitikan
maju.
b) Kelompok penekan juga dapat memengaruhi atau bahkan
membentuk kebijaksanaan pemerintah melalui cara-cara
persuasi, propaganda, atau cara lain yang lebih efektif.
Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi
lainnya.
c) Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh
rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan
sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau bahkan
membentuk kebijakan pemerintah.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi
yaitu :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.

4. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)


A. Pengertian
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik yang
berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik
dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya. Merupakan benda
mati yang sebagai perantara penyebaran dan pemberitaan (singkat kata alat
komunikasi) politik. Komunikasi politik yaitu menghubungkan pikiran
politik yang hidup dalam masyarakat baik pikiran intragolongan, institusi,
asosiasi ataupun sector kehidupan politik masyarakat dengan sektor
pemerintah.
Kelompok infrastruktur politik ini, secara nyata menggerakkan sistem,
memberikan input, terlibat dalam proses politik, memberikan pendidikan
politik, melekukan sosialisasi politik, menyeleksi kepemimpinan,
menyelesaikan sengketa politik, yang terjadi diantara berbagai pihak baik
di dalam maupun di luar. Serta mempunyai daya ikat baik secara ke dalam
maupun keluar. Alat komunikasi dapat mendukung terciptanya suasana
politik rakyat karena alat komunikasi merupakan sarana perhubungan dan
pemersatu bagi masing-masing golongan, terutama golongan politik. Alat
komunikasi tersebut berfungsi sebagai alat penyebarluasan konsep-konsep,
ajaran-ajaran, doktrin-doktrin, ideologi-ideologi politik tertentu, dan
program-program kerja golongan kepada seluruh anggota dan
simpatisannya.

B. Fungsi

• Fungsi Informasi
Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan
politik dengan kekuasaan, serta sosialisasi politik.
• Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-
pesan politik yang disampaikan media.
• Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak
melalui isi media yang berkaitan dengan aktivitas aktor poltik.
• Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau
kegiatan politik.

5. Tokoh Politik (Political Figure)


A. Pengertian
Rusadi Kantaprawira (1985) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan tokoh politik adalah orang yang karena latar belakang sejarahnya,
sepak terjangnya dalam perjuangan dan idealismenya dikenal oleh
masyarakat, sehingga segala pendapatnya atau pemikiran dan
perbuatannya diikuti banyak orang.
Secara umum Tokoh Politik adalah seseorang yang dikenal luas
karena jasanya,pemikirannya, idealismenya, dan perjuangannya selama
perjalanan hidupnya.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran
sektor infrastruktur politik, organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan
serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan
berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :
a. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan
politik.

B. Peranan
Tokoh politik khususnya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
mempunyai peranan bagi masyarakat. Peranan itu yaitu menyaurkan aspirasi atau
suara rakyat. Anggota DPR harus mengetahui untuk apa mereka dipilih, yang
tidak lain agar suara rakyat dapat tersalurkan dalam rangka penyelenggaraan
negara.
DAFTAR PUSTAKA

Easton, David. 1982. “Analisa Sistem Politik”. Dalam Mochtar Mas’oed dan
Colin Mac Andrew (ed). Perbandingan Sistem Politik. Gajah Mada
University Press.

Isjawara,F. 1964. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Dhiwantara. Rajawali Pers.

Iriawan Beddy. 2012. Sistem Politik Indonesia. Depok : PT.RAJAGRAFINDO


PERSADA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008


TENTANG PARTAI POLITIK

Anda mungkin juga menyukai