Anda di halaman 1dari 7

BAB XIX CEDERA KERACUNAN & AKIBAT Angka tambahan untuk tertutup dan terbuka ini

TERTENTU LAINNYA DARI EKSTERNAL (S00-T98) berturut-turut dipakai


BAB ini mengandung kode spesifik tentang bentuk alamiah pada :
cedera (nature of injury) akibat sebab luar. S02 (Hal 896) S32 (Hal 913) S72 (Hal 932)
Tujuan S06 (Hal 900) S42 (Hal 919) S82 (Hal 935)
1. Mengenal kode istilah alamiah cedera tunggal atau S12 (Hal 903) S52 (Hal 923) S92 (Hal 940)
multiole, unilateral atau bilateral S22 (Hal 907) S62 (Hal 927)
2. Mampu menentukan kode kondisi akibat cedera kode tambahan ini (karakter ke 5) juga dipakai untuk cedera
dengan presisi, akurat dan tepat pada suatu rongga
3. Mengenal perbedaan kode kondisi patah tulang akibat 0 tanpa luka terbuka terhadap rongga yang tersangkut
cedera dan akibat suatu penyakit, luka terbuka atau 1 dengan luka terbuka
tertutup, arti “and” dan “with” yang menyertai sebutan Bila tdk menyatakan tertutup atau terbuka, dapat
kondisi cedera. diklasifikasikan tertutup
4. Mampu menentukan kode laju bakar
21 Blok Blok ke XII T08-T14
1. Cedera kepala Cedera bagian badan, anggota gerak atau regio tubuh yang
2. Cedera Leher tidak dijelaskan, excludes :
3. Cedera Dada 1. Luka bakar dan kronis (T20-T32)
4. Cedera Perut, punggung, Tulang belakang dan 2. Frostbite (T33-T35)
panggul 3. Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
5. Cedera Bahu dan lengan atas 4. Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
6. Cedera Siku dan lengan bawah
7. Cedera Telapak dan jari jari Blok XIII—Blok XXI yang dikaitkan dengan
8. Cedera Panggul dan tungkai atas penyebabnya
9. Cedera Lutut dan tungkai bawah T 15 - T 19 (Hal 956) Efek benda asing yang masuk
10. Cedera Sendi kaki dan kaki melalui lobang alamiah
11. Cedera Multipel di beberapa bagian tubuh
12. Cedera Tidak tertentu pada bagian tubuh, T 20 - T 32 (Hal 958) Luka bakar dan korosi
ekstremitas dan dada
13. Cedera Karena kemasukan benda asing melalui T 33 - T 35 (Hal 966) Frostbite ( rdg akibat suhu rendah
lubang alamiah di bawah 00 celcius)
14. Cedera Panas dan benda korosif
15. Cedera Dingin T 36 - T 50 (Hal 969) Keracunan bahan obat, obat dan
16. Cedera Keracunan obat terlarang, obat medis dan bahan biologik
substansi biologis
T 51 - T 65 (Hal 974) Efek keracunan oleh bahan
17. Cedera Efek toksik dari substansi non medis
utamanya tidak untuk pengobatan
18. Cedera Penyebab luar tak tertentu
T 66 - T 78 (Hal 986) Efek tidak ditentukan yang lain dari
19. Cedera Akibat segera dari cedera trauma
sebab luar
20. Cedera Komplikasi bedah dan tindakanmedis tak
T79 (Hal 991) Penyulit dini tertentu akibat trauma
terklasifikasikan
T 80 - T 88 (Hal 993) Penyulit perawatan medikal dan
21. Cedera skuele akibat trauma, keracunan dan akibat
bedah tidak diklasifikasikan di tempat lain
luar lain
S00 – S09 Cedera Kepala (head) T 90 - T 98 (Hal 1006) Sequele dari cedera atau
S10 – S19 Cedera Leher (neck) keracunan dan akibat lain
S20 – S29 Cedera Data (thorax)
S30 – S39 Cedera Perut (abdomen), bagian Punggung dari sebab dari luar / eksternal
Bawah, bagian Lumbar Spine dan bagian Pelvis.
S40 – S49 Cedera Bahu dan Lengan atas FRACTURE
S50 – S59 Cedera Siku dan Lengan Bawah
S60 – S69 Cedera Pergelangan Tangan dan Tangan Cedera, Keracunan dan Akibat Tertentu Lain Dari Penyebab
S70 – S79 Cedera Pinggul dan Paha Eksternal
S80 – S89 Cedera Lutut dan Betis
S90 – S99 Cedera Tumit dan Kaki Fracture / patah tulang termasuk :
Untuk cedera yang mengena side multiple:
T00 – T07 Cedera multiple regio Tubuh a) Closed : Comminuted / terpelintir
T08 – T14 Cedera Bagian tubuh, Tungkai dan Regio tubuh Depressed / melesak
yang tak dirinci. Elevated / mencuat
Blok ini terbagi menjadi : Fissured / beralur
10 Blok dg kode S u/ cedera di suatu tempat Greenstick / bengkok melentur (tangkai muda)
1 Blok kode T untuk jejas ditempat yg multipel Impacted / sebagian fragment tlg. terdesak
1 Blok kode T tempat cedera tidak spesifik Linier / garis patah lurus
9 Blok lainnya unt bentuk lain cedera dan keracunan Simple / biasa
Pada Cedera Multiple Slipped epiphysis / epiphyse terobek
“dengan” = tersangkut kedua tempat Spiral
“dan” = tersangkut salah satu atau kedua tempat Dislocated / urai sendi
Karakter ke-5 Displaced / berpindah tempat
b) Open : Compound / terbuka atau infeksi dan metastase pada tulang yang tidak
Infected / tl. Lemah terdeteksi dengan pemeriksaan foto rontgen.
Missile / ditembus peluru
Puncture / tertusuk Penatalaksanaan
With foreign body / dengan benda asing
1. Debridemen luka untuk membuang kotoran, benda
Patah Tulang : Hilangnya kontuinitas jaringan tulang dan asing, jaringan yang rusak dan tulang yang nekrose
atau / tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa/trauma 2. Memberikan toksoid tetanus
3. Pengobatan dengan antibiotik , Obat penawar nyeri
Teminologi fraktur 4. Memantau gejala osteomyelitis, tetanus, gangrene
gas
1. Lokalisasi : Dalam diagnosis menyebutkan nama tulang, 5. Menutup luka bila tidak ada gejala infeksi
letak fraktur : 1/3 proksimal, 1/3 tengah, 1/3 distal, kiri / 6. Reduksi fraktur
kanan. Jika disertai dengan dislokasi maka disebut 7. Imobilisasi fraktur
fraktur dislokasi Penatalaksanaan bedah ortopedi = Reduksi Terbuka
a. Distal (bawah) merupakan istilah anatomi / dengan Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open
morfologi yang berarti jauh, maksudnya jauh dari Reduction and Internal Fixation).
poros. Lawannya adalah proksimal.
b. Proksimal (atas) lebih dekat dengan batang tubuh Jenis-jenis pembedahan ortopedi :
atau pangkal. Contoh: Siku terletak proksimal
terhadap telapak tangan. 1. Open Reduction / Reduksi terbuka : melakukan reduksi
c. Superior (atas) atau kranial: lebih dekat pada dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah
kepala. Contoh: Mulut terletak superior terhadap terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang
dagu. yang patah
d. Inferior (bawah) atau kaudal: lebih dekat pada
kaki. Contoh: Pusar terletak inferior terhadap 2. Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah
payudara. direduksi dengan skrup, plat, paku dan pin logam
e. Anterior (depan) lebih dekat ke depan. Contoh:
Lambung terletak anterior terhadap limpa. 3. Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog
f. Posterior (belakang) lebih dekat ke belakang. maupun heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan,
Contoh: Jatung terletak posterior terhadap tulang untuk menstabilisasi atau mengganti tulang
rusuk.
4. · Amputasi : penghilangan bagian tubuh
g. Superfisial lebih dekat ke/di permukaan. Contoh:
Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya. Sasaran Tindakan terhadap fraktur
h. Profunda lebih jauh dari permukaan. Contoh:
Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda 1. Mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis
dari otot lengan bawah. normal (reduksi)
i. Medial (dalam) lebih dekat ke bidang median.
Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari 2. Mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan
jempol. (imobilisasi)
j. Lateral (luar) menjauhi bidang median. Contoh:
Telinga terletak lateral terhadap mata. 3. Mempercepat pengembalian fungsi dan kekuatan normal
k. Distal (bawah) lebih jauh dari batang tubuh atau bagian yang terkena (rehabilitasi)
pangkal. Contoh: Pergelangan tangan terletak distal
terhadap siku. Metode untuk mencapai reduksi fraktur

2. Luas : Fracture komplit, fracture inklomplit (hair line 1. Reduksi tertutup


fracture, green stick fracture)
2. Traksi
3. Konfigurasi : Transversal, oblique, spiral, komminutiva
4. Hubungan antar masing-masing fragmen : Fracture 3. Reduksi terbuka
undisplaced, fracture displaced
5. Hubungan fraktur dengan dunia luar : Fraktur tertutup, Metode mempertahankan imobilisasi
fraktur terbuka
6. Komplikasi : Lokal atau sistemik 1. Alat eksterna

Penunjang diagnostik 2. Alat interna

1. Pemeriksaan radiologi / Rontgen sinar-x Mempertahankan dan mengembalikan fungsi

2. Pemeriksaan Laboratorium complete blood count 1. Latihan isometric dan setting otot
(CBC) untuk menilai banyaknya darah yang hilang.
2. Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
3. Scan tulang dapat membuktikan adanya fraktur
stres 3. Kembali aktivitas secara bertahap

4. Pemeriksaan MRI dilakukan untuk melihat ada atau Operasi pada Tulang
tidaknya gangguan komponen bantalan tulang, belakang,
1. DEBRIDEMENT : Bersih dari infeksi, Disertai a. Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena
sequestrektomi, Disertai fusion peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan
2. OSTEOTOMY : Realignment, lokasi, Jumlah koreksi, tembakanya.
Metode osteotomy, Metode fiksasi b. Cara penanganan : jangan langsung
3. BONE GRAFT : Stabilitas, Linkage, Stimulasi mengeluarkan pelurunya, namun yang harus
osteogenesis dilakukan adalah membersihkan luka dengan
Jenis-jenis bone graft : Autograft, Allograft, Xenograft H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan
4. LEG EQUALIZATION : Pemendekan tlg yang luka selama setidaknya seminggu baru pasien
panjang, Pemanjangan tlg yang pendek, Kombinasi dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan
5. INTERNAL FIXATION : Intra medullary nailing. Plate pelurunya. Diharapkan dalam waktu seminggu
and screw, K-wire and wire posisi peluru sudah mantap dan tak bergeser karena
setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar
peluru.
LUKA
6. Vulnus combustion (luka bakar)
1. Vulnus excoriasi (Luka lecet) a. Pengertian : adalah luka yang disebabkan akibat
a. Pengertian : Jenis luka yang satu ini derajat kontaksi antara kulit dengan zat panas seperti air
nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka robek, panas(air memdidih), api, dll.
luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf b. Cara penanganan : Penanganan awal luka ini
nyeri di kulit. adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan
b. Cara penanganan : membersihkan luka terlebih menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan
dahulu menggunakan NaCl 0,9%. Setelah bersih, dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya.
berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan
perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka dengan
hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini
ini, karena hanya akan menjadi sarang kuman, dan sangat mudah terinfeksi. Dan ingat kebutuhan
pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap cairan pada pasien luka bakar.
hari, karena akan melukai jaringan yang baru
terbentuk. 7. Luka gigitan.
a. Pengertian : luka jenis ini disebabkan dari luka
2. Vulnus punctum (Luka tusuk) gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan
a. Pengertian : Luka tusuk biasanya adalah luka binatang buas lainya. jenis luka gigitan dari ular
akibat logam, kita harus curiga adanya bakteri berbisa yang berbahaya.
clostridium tetani dalam logam tersebut. b. Cara penanganan : mengeluarkan racun yang
b. Cara penanganan : Hal pertama ketika melihat sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan
pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah
yang menusuk, karena bisa mengakibatkan tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka
perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan,
darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya,
maka yang harus kita lakukan adalah apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di
membersihkan luka dengan cara menggunakan bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar
H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup racunnya keluar juga dapat dilakukan
menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari
ada aliran udara yang terjadi. gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin
tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain.
3. Vulnus contussum (luka kontusiopin) Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat
a. Pengertian : luka kontusiopin adalah luka memar, kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
jangan diurut ataupun ditekan-tekan, karena hanya
aka mengakibatkan robek pembuluh darah semakin 8. Laserasi atau Luka Parut.
lebar saja. a. Pengertian : Luka parut disebabkan karena benda
b. Cara penanganan : kompres dengan air dingin, keras yang merusak permukaan kulit, misalnya
karena akan mengakibatkan vasokontriksi karena jatuh saat berlari.
pembuluh darah, sehingga memampatkan b. Cara penanganan : bila ada perdarahan dihentikan
pembuluh-pembuluh darah yang robek. terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan kasa steril atau
4. Vulnus insivum (Luka sayat) saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan
a. Pengertian : luka sayat adalah jenis luka yang bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka
disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang
logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai
ini biasanya tipis. benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain )
b. Cara penanganan : yang perlu dilakukan adalah keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk
membersihkan dan memberikan desinfektan. ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-
infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-
5. Vulnus schlopetorum infeksi.

9. Terpotong atau Teriris


a.
Pengertian : Terpotong adalah bentuk lain dari Diskolasi umumnya terjadi pada jari dan bahu. Meski
perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, demikian, persendian lain seperti lutut, pinggul, siku tangan,
bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan maupun pergelangan kaki juga bisa mengalami cedera ini.
cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah
arteri yang putus terpotong. Gejala-gejala Dislokasi
b. Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih
dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian 1. Gejala utama :
yang mengeluarkan darah dengan menggunakan
kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada 2. Kejanggalan yang muncul pada bentuk sendi.
pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup
3. Bengkak
besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan
dilakukan dengan menempatkan tali/ikat 4. lebam,
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan
jantung secara melingkar, kemudian dengan 5. terasa sangat sakit, serta tidak bisa digerakkan.
menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya 6. Sensasi geli atau kebas juga terkadang muncul di
benar-benar kencang. Tujuan cara ini untuk sekitar atau di bawah sendi yang mengalami dislokasi.
menghentikan aliran darah yang keluar dari luka.
Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Sprain dan strain adalah 2 tipe kerusakan atau cidera
Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas jaringan lunak. Dalam Bahasa Indonesia kedua istilah ini
atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan sering diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu
efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi ‘keseleo’ dan/atau ‘terkilir’ namun sebenarnya ada
kemudian ditutup kasa steril. perbedaan arti.
PENANGANAN LUKA (secara umum)
Sprain adalah cidera pada sendi yang melibatkan robeknya
1. Fase Inflamasi : menghentikan pendarahan dan ligamen dan kapsul sendi.
membersihkan area luka dari benda asing
2. Fase Proliferatif : memperbaiki dan menyembuhkan Sementara strain adalah cidera otot atau tendon (urat).
luka dan ditandai dengan proliferasi sel.
3. Fase Maturasi : Fase ini dimulai pada minggu ke-3 Untuk keduanya tindakan pertama adalah RICE (Rest, Ice,
setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 Compression, Elevation) atau Istirahat, Es Kompresi,
bulan. Tujuannya untuk menyempurnakan Elevasi).
terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
Cidera jaringan lunak dapat terjadi mendadak (akut) atau
penyembuhan yang kuat dan bermutu
memburuk perlahan-lahan (kronis). Proses penyembuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka membutuhkan 2 sampai 12 minggu, tergantung dari
tingkat kerusakan jaringan, tindakan awal dan perawatan
1. Usia yang sedang dilakukan, usia serta kesehatan pasien secara
2. Infeksi umum.
3. Hipovolema
4. Hematoma Sprain
5. Benda asing
1. Sendi disambung menjadi satu dan dikuatkan oleh
6. Iskemia
jaringan ikat yang disebut ligamen.
7. Diabetes
8. Pengobatan 2. Seluruh sendi diselimuti oleh selaput berisi cairan
lubrikasi yang merawat sendi serta memberikan bantalan
DISLOKASI
ekstra terhadap goncangan.
1. Terpisah dari lokasinya (Luxation, displacement).
3. Sprain adalah cidera sendi yang biasanya melibatkan
2. Avulsion (kondisi ketika otot terentang kuat
robek ringan (trauma mikro) pada ligamen dan kapsul
melampaui kebebasan kemampuan jangkauan gerak)
sendi. Bagian tubuh yang biasanya mengalami sprain
3. Laceration (robek / baret)
adalah jempol, pergelangan kaki, dan pergelangan
4. Sprain (terkilir)
tangan.
5. Strain (ketegangan otot)
Strain
Traumatic (trauma cedera) :
1. Hemarthrosis (perdarahan kedalam rongga sendi) 1. Otot menempel pada sendi dengan bantuan jaringan ikat
2. Rupture (pecah) yang disebut tendon.
3. Subluxation (dislokasi parsial sebuah sendi)
4. Tear (robek) 2. Strain adalan cidera pada tendon atau pada otot itu
Definisi : adalah cedera pada sendi. Cedera ini terjadi ketika sendiri. Betis, selangkangan, dan hamstring (otot paha
tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya pada sendi. belakang) adalah area yang biasa mengalami strain.
Sebagian besar kasus dislokasi terjadi akibat benturan yang
dialami oleh sendi. Diagnosis dan Pengobatan Dislokasi

• Cedera ini cenderung sulit dibedakan dengan patah


tulang. Selain memeriksa kerusakan bentuk sendi dan
sirkulasi darah di area tersebut, dokter juga akan 1. lesi corda spinalis komplit/tidak komplit
menganjurkan X-rayserta MRI scan untuk memastikan
diagnosis. Keadaan kulit di area itu juga diperiksa untuk 2. lesi traumatik kontinuitas serabut saraf dan corda spinalis
mencari adanya luka terbuka. - divisi saraf
- haematomylia
Penanganan - paralysis (transient)
- paraplegia
1. Mengembalikan tulang pada posisi yang seharusnya - quadriplegia
secara manual atau disebut tindakan reduksi. Trauma medula spinalis adalah cedera pada tulang
belakang baik langsung maupun tidak langsung, yang
2. Menghambat gerakan sendi setelah posisi tulang menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga menimbulkan
dikembalikan atau disebut imobilisasi. Contohnya gangguan neurologis, dapat menyebabkan kecacatan
dengan memakai penyangga sendi, biasanya beberapa menetap atau kematian.
minggu.
Keluhan utama yang sering muncul adalah nyeri, kelemahan
3. Operasi. Prosedur ini dibutuhkan jika proses dan kelumpuhan ekstremitas, inkontinensia urine dan
pengembalian tulang manual tidak bisa dilakukan; terjadi inkontinensia alvi, nyeri tekan otot,hiperestesia tepat di atas
komplikasi seperti kerusakan pembuluh darah, saraf, daerah trauma, dan deformitas pada daerah trauma.
ligamen di sekitar lokasi dislokasi; atau dislokasi terjadi ditunjang Riwayat trauma yang pernah dialami
berulang kali.

4. Proses rehabilitasi. Program ini akan dijalani oleh


pasien setelah penyangga dilepas dan bertujuan untuk
melatih sendi agar mobilitas serta kekuatan sendi yang
cedera bisa kembali seperti semula.

Komplikasi Dislokasi

1. Kerusakan saraf atau pembuluh darah pada atau di


sekitar sendi.
2. Sobeknya otot, ligamen, dan tendon pada sendi yang
cedera.
3. Munculnya arthritis pada sendi yang cedera seiring
bertambahnya usia pengidap.
4. Meningkatnya kemungkinan cedera untuk kembali
terjadi. Komplikasi ini biasanya terjadi pada pengidap
dislokasi yang parah atau terjadi berulang kali.

ICD 10

Dislocation, sprain and strain / urai sendi terkilir, teregang:

• avulsion / terkelupas
• laceratum/ luka robek
• sprain / ikat sendi robek
• strain / teregang
traumatic :

• subluxation(urai sendi)
• tear
• rupture / pecah
Injury to muscle and tendon / cedera pada otot dan urat otot:

•avulsion / terkelupas
•cut / terpotong
•laceratum/ lukarobek
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dapat berupa : Pemeriksaan Penunjang :
• CT scan
• MRI, 1. X-Ray Spinal: u/ menentukan lokasi dan jenis cedera
• artroskopi, tulang (fraktur/dislokasi)
• elektromyografi 2. CT Scan Spinal: u/ mengetahui tempat luka/jejas,
• dan foto rontgen. mengevaluasi gangguan struktural
3. MRI Spinal : u/ mengidentifikasi kerusakan syaraf
spinal, edema dan kompresi
CEDERA SARAF DAN SPINAL CORD 4. Mielografi
Termasuk :
2. arteriografi intra-operatif yang berguna dalam
mengetahui hasil rekonstruksi secara langsung, apakah
masih ada lesi vaskular yang tertinggal.

Penatalaksanaan

1. Non operasi : Embolisasi transkateter dengan coil


atau balon dapat digunakan untuk terapi beberapa cedera
arteri seperti fistula arteriovenosa

2. Elateral suture patch angioplasty,

3. end-to-end anastomosis,

4. interposition graft, dan bypass graft.


Injury to blood vessels (cedera pembuluh darah)
Meliputi : 5. Extra-anatomic bypass graft
- Avulsion
- Cut Injury to internal organs (cedera organ dalam)
- Laceration
- Traumatik Meliputi :
- Aneurysm of fistula
- Arterial haematoma - blast injury
- Rupture pembuluh darah - bruise
- concussion injuries
Trauma Vaskular - crushing
- laceration
1. Trauma pada pembuluh darah menyebabkan - traumatic: hematoma, puncture, rupture dan tear
ancaman pada kelangsungan hidup bagian tubuh yang dari organ dalam
diperdarahinya.
Other and Unspecified Injuries
2. Trauma vaskuler memerlukan diagnosis dan
tindakan penanganan yang cepat untuk menghindarkan Berdasarkan penyebab/kronologis
akibat fatal berupa amputasi.
1. (1) Trauma Tumpul
3. Trauma vaskular dapat melibatkan pembuluh darah
arteri dan vena. 2. Trauma tumpul sering disebabkan kecelakaan lalu
lintas (KLL), terjatuh,
4. perdarahan yang tidak terdeteksi atau tidak
terkontrol dengan cepat akan mengarah kepada kematian 3. kegiatan rekreasi, atau pekerjaan. Pola perlukaan
pasien, atau bila terjadi iskemia akan berakibat pada pasien dapat
kehilangan tungkai, stroke, nekrosis dan kegagalan organ
multipel. 4. diramalkan dari mekanisme traumanya. Pola
perlukaan juga sangat
5. Trauma vaskular dapat disebabkan oleh luka tajam,
luka tumpul, maupun luka iatrogenik. 5. dipengaruhi usia dan aktivitas.

6. Trauma vaskuler sering terdapat bersamaan dengan


trauma organ lain seperti syaraf, otot dan jaringan lunak
lainnya atau bersamaan dengan fraktur atau dislokasi
pada ekstremitas.

Penunjang Diagnosis

1. Diagnosis dapat menggunakan alat penunjang


seperti pulse oxymetry, doppler ultrasound atau duplex SEMANGAT KAWAN-KAWAN!!! INI UTS
ultrasound untuk menentukan lesi vaskular TERAKHIR.
BISMILLAH SEMOGA DI MUDAHKAN OLEH
ALLAH. AAMMIIIINNNNN ..
JANGAN LUPA BERDO’A 

Anda mungkin juga menyukai