2. Pemeriksaan Laboratorium complete blood count 1. Latihan isometric dan setting otot
(CBC) untuk menilai banyaknya darah yang hilang.
2. Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
3. Scan tulang dapat membuktikan adanya fraktur
stres 3. Kembali aktivitas secara bertahap
4. Pemeriksaan MRI dilakukan untuk melihat ada atau Operasi pada Tulang
tidaknya gangguan komponen bantalan tulang, belakang,
1. DEBRIDEMENT : Bersih dari infeksi, Disertai a. Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena
sequestrektomi, Disertai fusion peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan
2. OSTEOTOMY : Realignment, lokasi, Jumlah koreksi, tembakanya.
Metode osteotomy, Metode fiksasi b. Cara penanganan : jangan langsung
3. BONE GRAFT : Stabilitas, Linkage, Stimulasi mengeluarkan pelurunya, namun yang harus
osteogenesis dilakukan adalah membersihkan luka dengan
Jenis-jenis bone graft : Autograft, Allograft, Xenograft H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan
4. LEG EQUALIZATION : Pemendekan tlg yang luka selama setidaknya seminggu baru pasien
panjang, Pemanjangan tlg yang pendek, Kombinasi dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan
5. INTERNAL FIXATION : Intra medullary nailing. Plate pelurunya. Diharapkan dalam waktu seminggu
and screw, K-wire and wire posisi peluru sudah mantap dan tak bergeser karena
setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar
peluru.
LUKA
6. Vulnus combustion (luka bakar)
1. Vulnus excoriasi (Luka lecet) a. Pengertian : adalah luka yang disebabkan akibat
a. Pengertian : Jenis luka yang satu ini derajat kontaksi antara kulit dengan zat panas seperti air
nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka robek, panas(air memdidih), api, dll.
luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf b. Cara penanganan : Penanganan awal luka ini
nyeri di kulit. adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan
b. Cara penanganan : membersihkan luka terlebih menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan
dahulu menggunakan NaCl 0,9%. Setelah bersih, dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya.
berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan
perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka dengan
hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini
ini, karena hanya akan menjadi sarang kuman, dan sangat mudah terinfeksi. Dan ingat kebutuhan
pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap cairan pada pasien luka bakar.
hari, karena akan melukai jaringan yang baru
terbentuk. 7. Luka gigitan.
a. Pengertian : luka jenis ini disebabkan dari luka
2. Vulnus punctum (Luka tusuk) gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan
a. Pengertian : Luka tusuk biasanya adalah luka binatang buas lainya. jenis luka gigitan dari ular
akibat logam, kita harus curiga adanya bakteri berbisa yang berbahaya.
clostridium tetani dalam logam tersebut. b. Cara penanganan : mengeluarkan racun yang
b. Cara penanganan : Hal pertama ketika melihat sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan
pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah
yang menusuk, karena bisa mengakibatkan tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka
perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan,
darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya,
maka yang harus kita lakukan adalah apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di
membersihkan luka dengan cara menggunakan bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar
H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup racunnya keluar juga dapat dilakukan
menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari
ada aliran udara yang terjadi. gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin
tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain.
3. Vulnus contussum (luka kontusiopin) Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat
a. Pengertian : luka kontusiopin adalah luka memar, kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
jangan diurut ataupun ditekan-tekan, karena hanya
aka mengakibatkan robek pembuluh darah semakin 8. Laserasi atau Luka Parut.
lebar saja. a. Pengertian : Luka parut disebabkan karena benda
b. Cara penanganan : kompres dengan air dingin, keras yang merusak permukaan kulit, misalnya
karena akan mengakibatkan vasokontriksi karena jatuh saat berlari.
pembuluh darah, sehingga memampatkan b. Cara penanganan : bila ada perdarahan dihentikan
pembuluh-pembuluh darah yang robek. terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan kasa steril atau
4. Vulnus insivum (Luka sayat) saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan
a. Pengertian : luka sayat adalah jenis luka yang bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka
disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang
logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai
ini biasanya tipis. benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain )
b. Cara penanganan : yang perlu dilakukan adalah keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk
membersihkan dan memberikan desinfektan. ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-
infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-
5. Vulnus schlopetorum infeksi.
Komplikasi Dislokasi
ICD 10
• avulsion / terkelupas
• laceratum/ luka robek
• sprain / ikat sendi robek
• strain / teregang
traumatic :
• subluxation(urai sendi)
• tear
• rupture / pecah
Injury to muscle and tendon / cedera pada otot dan urat otot:
•avulsion / terkelupas
•cut / terpotong
•laceratum/ lukarobek
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dapat berupa : Pemeriksaan Penunjang :
• CT scan
• MRI, 1. X-Ray Spinal: u/ menentukan lokasi dan jenis cedera
• artroskopi, tulang (fraktur/dislokasi)
• elektromyografi 2. CT Scan Spinal: u/ mengetahui tempat luka/jejas,
• dan foto rontgen. mengevaluasi gangguan struktural
3. MRI Spinal : u/ mengidentifikasi kerusakan syaraf
spinal, edema dan kompresi
CEDERA SARAF DAN SPINAL CORD 4. Mielografi
Termasuk :
2. arteriografi intra-operatif yang berguna dalam
mengetahui hasil rekonstruksi secara langsung, apakah
masih ada lesi vaskular yang tertinggal.
Penatalaksanaan
3. end-to-end anastomosis,
Penunjang Diagnosis