MODUL : Inhibitor
Disusun oleh :
Kelompok 5
2A - TKPB
2019
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan proses korosi logam baja dalam larutan NaCl
Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam baja dalam larutan NaCl, NaCl
dan K2Cr2O7, NaCl dan CaO, serta NaCl dan borax.
Contoh: Arsen (AS+3), antimon (Sb+3), fosfor (P), kation positif dari logam
divalent (seperti Zn+2, Pb+2, dan Fe+2), air sadah yang mengandung kalsium
bikarbonat, soda, dan polifosfat.
Oxygen scavenger :
o mengikat O2 terlarut
Contoh : N2H4 (Hydrazine) + O2 →N2 + 2 H2O
Hydrazine diinjeksikan di up stream Deaerator dalam sistem WHB (Waste Heat
Boiler) dan WHR (Waste Heat Recovery) di unit pabrik Ammonia maupun
Utilitas.
Inhibitor anodik ini merupakan inhibitor yang sangat efektif dan secara luas
digunakan, tetapi jenis inhibitor ini mempunyai sifat yang tidak diinginkan, yaitu
bila kandungan atau konsentrasi inhibitor tidak cukup melapisi semua permukaan
anodik, sehingga mengakibatkan terjadinya korosi sumuran (pitting). Dengan
demikian, inhibitor anodik sering ditunjuk sebagai inhibitor yang berbahaya.
Pengaruh konsentrasi inhibitor terhadap korosinya dapat ditunjukkan seperti
gambar berikut.
Penanganan
1. Setelah menghirup : Hirup udara segar. Jika napas terhenti, langsung berikan
napas buatan secara mekanik. Jika diperlukan berikan masker oksigen. Segera
menghubungi dokter
2. Setelah kontak pada kulit : Mencuci dengan air yang banyak. Melepaskan
pakaian yang terkontaminasi. Segera menghubungi dokter
3. Setelah kontak pada mata : Membilas dengan air yang banyak. Segera
menghubungi dokter mata
4. Jika tertelan : Memberi air minum (maksimal 2 gelas). Segera mencari
anjuran pengobatan. Hanya dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, merangsang untuk muntah (jika korban tak sadarkan
diri). Konsultasi dengan dokter
5. Perawatan (catatan untuk dokter) : Bersihkan luka dengan hati-hati dan tutup
dengan bahan pembalut yang steril.
MSDS CaO
Sifat fisik dan kimia
Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Kristal padat.)
Bau : Tidak berbau.
Rasa : Tidak tersedia.
Berat Molekul : 56,08 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : 10 [Dasar.]
Titik didih : 2850 ° C (5162 ° F)
Melting Point : 2572 ° C (4661,6 ° F)
Berat Jenis : 3,33 (Air = 1)
Penanganan
1. Kontak Mata : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin
dapat digunakan. Air hangat harus digunakan. Dapatkan perawatan medis
dengan segera.
2. Kontak Kulit: Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak
air selama minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perhatian medis segera.
3. Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Cari bantuan medis.
4. Terhirup: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perhatian
medis.
5. Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin.
Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika
sulit bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut
ke mulut resusitasi. PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang
memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan
dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Dapatkan pertolongan medis segera.
6. Tertelan:
JANGAN memancing muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada
orang sadar. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera.
Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
MSDS Borax
Sifat fisik dan kimia
Rumus Molekul : Na2B4O7
Keadaan fisik : padat
Bau : tidak berbau
Berat molekul : 201,22 g/mol
Warna : putih
Titik leleh : 741oC (1365,8oF)
Specific Gravity : 2,367 (water=1)
Kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam alkohol
Penanganan
1. Terkena mata; basuh mata dengan air minimal 15 menit. Dapatkan bantuan
medis jika terjadi iritasi
2. Kontak kulit; cuci dengan sabun dan air. Dapatkan bantuan medis jika terjadi
iritasi
3. Inhalasi; jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan
medis
4. Tertelan: jangan memasukkan apapun ke dalam mulut korban yang tidak
sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah dan sabuk
Laju korosi
Lingkungan elektrolit
(mdd)
NaCl dengan aerasi 100.13
Dari data tersebut larutan yang memiliki laju korosi paling besar yaitu larutan
NaCl dengan aerasi , hal ini disebabkan oleh ion Cl- yang ada pada NaCL,
sehingga memperbesar laju korosi. Keberadaan oksigen pun mempengaruhi nilai
laju korosi, karena semakin banyak oksigen terlarut dalam suatu larutan maka laju
korosinya akan semakin besar. Hal ini terbukti pada larutan NaCl dengan keadaan
tanpa aerasi dimana nilai laju korosinya lebih kecil dari larutan NaCl dengan
Aerasi.
Laju
Laju korosi
Lingkungan elektrolit korosi η
NaCl (mdd)
(mdd)
NaCl+K2Cr2O7 dengan aerasi 53.40 100.13 46.67
NaCl+CaO dengan aerasi 80.11 100.13 20
NaCl+borax dengan aerasi 46.73 100.13 53.33
NaCl+K2Cr2O7 tanpa aerasi 60.08 93.46 35.71
NaCl+CaO tanpa aerasi 66.76 93.46 28.57
NaCl+borax tanpa aerasi 73.43 93.46 21.43
Dari data yang diperoleh diatas, terlihat bahwa Borax memiliki efisiensi yang
besar pada kondisi dengan Aerasi. Hal ini sesuai dengan literatur, dimanaBorax
sangat efektif pada kondisi atau lingjungan yang memilik banyak oksigen.
Sehingga dari percobaan ini dapat disimpukan bahwa oksigen berperan penting
dalam terjadinya pengkorosian logam, terbukti dengan banyaknya oksigen terlaut
dalam suatu larutan maka laju korosi dari logam tersebut akan semakin besar,
selain itu nilai efisiensinya pun akan semakin besar pula.
Dari hasil praktikum data pengamatan dengan menggunakan aerasi dan tanpa
aerasi maka didapatkan sebagai berikut:
Laju korosi
Lingkungan elektrolit
(mdd)
NaCl dengan aerasi 100.13
Pada dasarnya lingkungan yang memiliki asupan oksigen yang baik akan
memengaruhi pada keadaan benda kerja yang terkorosi, akibatnya laju korosi
lebih kecil dibandingkan dengan lingkungan tanpa aerasi. Secara keseluruhan teori
dengan hasil praktikum sudah sesuai.
IX. SIMPULAN
Inhibitor adalah zat organic maupun anorganik yang ditambahkan ke dalam
suatu lingkungan untuk mengendalikan proses korosi. Inhibitor anodic seperti
kalium dikromat dan boraks akan menghasilkan selaput tipis pada anoda
sehingga menghambat laju korosi. Sedangkan inhibitor katodik seperti CaO
adalah zat yang dapat menghambat reaksi di katoda karena pada daerah
katodik terbentuk logam hidroksida yang sukar larut dan menempel kuat pada
permukaan logam sehingga menghambat laju korosi.
Inhibitor kalium dikromat efektif dalam lingkungan tanpa aerasi sedangkan
inhibitor boraks efektif dalam lingkungan dengan aerasi.
Nilai laju korosi dan efisiensi
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengkorosian Besi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.