Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN KOLAM PUTAR DERMAGA TUKS BARU

PT. PETROKIMIA GRESIK (PERSERO)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :
WAHYU ARIE WIBOWO
NIM. 0910643032-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
LEMBAR PERSETUJUAN

PERENCANAAN KOLAM PUTAR DERMAGA TUKS BARU


PT. PETROKIMIA GRESIK (PERSERO)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :
WAHYU ARIE WIBOWO
NIM. 0910643032-64

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Heri Suprijanto, MS. Anggara WWS, ST. M. Tech


NIP. 19590625 198503 1 003 NIK. 75330 061 10261
PERENCANAAN KOLAM PUTAR DERMAGA TUKS BARU
PT. PETROKIMIA GRESIK (PERSERO)

Wahyu Arie Wibowo, HerSuprijanto, Anggara WWS2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
E-mail: ariebaw13@gmail.com

ABSTRAK

PT. Petrokimia Gresik (Persero) adalah pabrik pupuk yang terletak di Kabupaten
Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini memiliki fasilitas pelabuhan sendiri, atau pelabuhan
TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri).
Perencanaan kolam putar dermaga TUKS baru PT. Petrokimia Gresik (Persero)
dimulai dengan penentuan lokasi yang dilihat dari peta dan selanjutnya perhitungan
dimensi alur pelayaran. Setelah itu direncanakan dimana alur pelayaran tersebut
ditempatkan. Dan kemudian dilanjutkan dengan perhitungan pengamanan slope samping
alur pelayaran dengan pemasangan turap dan tanpa turap sebagai alternatif pengamanan
slope samping itu sendiri.
Dari data kapal terbesar yang akan menggunakan fasilitas dermaga yaitu 25.000
DWT didapat kolam pelabuhan keseluruhan yang diperlukan untuk dermaga yang baru
adalah sebesar 428.340,4 m2 ≈ 42,8 ha, dengan kedalaman alur pelayaran 13,6 m, lebar 100
m serta panjang alur pelayaran minimal 453 m. Untuk perhitungan pengamanan slope
samping dengan menggunakan turap didapat panjang turap yang dibutuhkan sebesar 17 m,
dan untuk slope samping tanpa menggunakan turap di pakai kemiringan 1:2 untuk
meminimalisir kerusakan pada lambung kapal dari beberapa pergerakan kapal diatas
bantaran saat terjadi tubrukan.

Kata kunci: dermaga TUKS, alur pelayaran, turap, stabilitas lereng.

ABSTRACT

PT. Petrokimia Gresik (Persero) is a fertilizer factory which is located in Gresik


Regency, East Java. This factory has their own private harbor, also known as TUKS
harbour.
Planning a turning basin PT. Petrokimia Gresik (Persero) begins with determining
the location as seen from the map and then calculating the dimensions of shipping channel.
After it was planned that the shipping channel are placed. And then proceed with the
calculation of side slope securing shipping channel with the installation of sheet pile and
without sheet pile as an alternative to securing the side slope itself.
Data from the largest ships that will use the 25,000 DWT jetty which obtained an
overall port needed for the new pier amounted to 428,340.4 m2 ≈ 42.8 ha, the shipping
channel depth of 13.6 m, width of 100 m and long shipping channel of at least 453 m. For
the calculation of the side slope protection using sheet pile obtained the required length of
17 m, and for side slope without using sheet pile on a slope of 1: 2 to minimize damage to
the hull of the ship above the banks of some movement in the event of a collision.

Keywords: TUKS port, shipping channel, sheet pile, slope stability.


PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PT. Petrokimia Gresik (Persero) Pada studi ini menggunakan bahan
adalah pabrik pupuk berstatus Badan Us- berupa data yaitu berupa peta lokasi,
aha Milik Negara (BUMN) yang terletak peta bathimetri, pasang surut, data kapal,
di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa nilai uji N SPT dan data teknis Dermaga
Timur. Perusahaan ini mempunyai fasi- TUKS (Terminal Untuk Kepentingan
litas berupa pelabuhan khusus agar yang Sendiri), PT. Petrokimia Gresik (Perse-
dikelola sendiri atau biasa disebut TUKS ro). Dimana jenis data yang digunakan
(Terminal Untuk Kepentingan Sendiri). pada dasarnya menggambarkan karakte-
Dermaga baru yang telah diren- ristik dari perairan Gresik, tempat diren-
canakan memliki panjang 430 meter dan canakannya dermaga TUKS baru itu
lebar 40 meter, pada sisi dermaga dapat sendiri.
disandari oleh 2 buah kapal dan kapal Dalam penyelesaian studi ini digu-
yang akan menggunakan dermaga yang nakan metode pengerjaan dengan cara
baru memiliki kapasitas 25.000 DWT analisis perhitungan secara analitik un-
dengan memiliki spesifikasi panjang 181 tuk perhitungan dimensi kolam pela-
meter, lebar 25,5 meter.. buhan, dimensi alur pelayaran, peren-
Untuk mendukung perencanaan canaan turap pengaman alur pelayaran,
dermaga yang baru diperlukan peren- dan stabilitas lereng alur pelayaran pada
canaan kolam putar dan alur pelayaran dermaga TUKS baru PT. Petrokimia
untuk dermaga baru, agar lebih mudah Gresik (Persero).
mengelola lalu lintas keluar masuknya
kapal. HASIL DAN PEMBAHASAN
Diharapkan permasalahan yang Dimensi Kolam Pelabuhan
muncul dimasa mendatang berupa tidak Kolam pelabuhan terdiri dari : Kolam
mampunya pelabuhan mengatasi pening- pendaratan, kolam Perbekalan, kolam
katan aktivitas arus barang yang masuk tambat, perairan untuk manuver, kolam
dapat tertanggulangi dengan perencana- putar.
an pembangunan dermaga TUKS baru Dengan data yang telah ditetapkan be-
ini. rupa kapasitas kapal sebesar 25.000
DWT dengan panjang (L) = 181 m, lebar
(B) = 25,5 m dan draft (d) = 10,5 m.
Luas kolam pendaratan, kolam
perbeka-lan, kolam tambat.
A1 = 2 (1,15 x L)(1,5 x B) = 2 (1,15 x
181)(1,5 x 25,5) = 15923,5 m2
Berikutnya luas minimal untuk per-
airan untuk manuver.
W = 2 x L = 2 x 181 = 365 m2.
A2 = 2 x 365 = 730 m2.

Gambar 1. Layout Eksisting Dermaga


dan Rencana Dermaga Baru
Sumber: Proyek Rencana Pengembangan
Reklamasi dan Pelabuhan PT.
Petrokimia Gresik (Persero)
Gambar 2. Area Manuver Kapal
Sumber: Perhitungan
Luas kolam putar ditentukan ber- berwarna hijau dan Pelampung bentuk
dasar kapal terbesar yang menggunakan kerucut (Nun buoy) berwarna merah.
pelabuhan: Tipe pelampung tersebut dipakai karena
Kolam = 2 x L = 2 x 181 = 362 m merupakan tipe yang umum digunakan
Ap = π R2 = π (2 x 181)2 = 411686,9 m2 di alur pelayaran pelabuhan di indonesia.
Luas kolam pelabuhan adalah jum- Jarak antar perlampung kurang lebih
lah luas dari seluruh kolam. Berdasarkan sekitar 200 m.
masing-masing kolam yang telah dihi-
Arah Laut
tung, maka total luas kolam adalah:
Apelabuhan = A1+A2+Ap = 15923,5 + 730 +
411686,9= 428.340,4 m2 ≈ 42,8 ha.

Dimensi Alur Pelayaran


Dimensi alur terdiri dari kedalaman
alur, lebar alur dan panjang alur.
Persamaan yang digunakan untuk men-
dapatkan kedalaman alur ideal adalah Pelampung Merah
H = d + G + R + (S + K + P) Pelampung Hijau
G = B/2 x sin 5o = 25,5/2 x sin 5o = 1,1
H = d + G + R + (S + K + P)
= 10,5 + 1,1 + 1 + 1 = 13,6 m

Arah Pelabuhan

Gambar 5. Rambu di Alur Pelayaran


Sumber: Perhitungan

Gambar 3. Kedaaman alur pelayaran Perhitungan Dinding Turap


Sumber: Perhitungan Turap adalah dinding vertikal rela-
tif tipis yang berfungsi untuk menahan
Perhitungan lebar alur pelayaran adalah tanah. Dalam studi ini dinding turap ju-
sebagai berikut: ga berfungsi untuk menjaga kedalaman
BAlur = 4 x B = 4x25,5 = 102 m ≈ 100 m. alur pelayaran dari kelongsoran tanah di
keduasisi alur.

Gambar 4. Lebar alur satu jalur


Sumber: Perhitungan

Panjang alur minimal ditetapkan sebagai


berikut:
LAlur minimal = 2,5 x LKapal = 2,5 x 181
= 452,5 m ≈ 453 m.
Alat pemandu pelayaran yang di-
gunakan di alur pelayaran berupa tipe Gambar 6. Perencanaan Turap
Pelampung bentuk kaleng (Can buoy) Sumber: Data
Pp1  16,964D t/m2
Pp 2  1   sub3  h32  kp
h0 = 5m q1

Muka Tanah 2
h1 = 4m ka1 Pp 2  0,785D 2
Pa1 Pa2
q2
h2 = 3m ka2
Kedalaman turap
M dasar turap = 0
Dasar galian Pa3 Pa4

h3 = D ka3
Pa1  h1  h2  D   Pa 2  h1  h2  D 
Pp2 Pp1
 2   3 
Pa5 Pa6

 Pa 3  2  D   Pa 4  2  D  
O
titik rotasi
h h
Gambar 7. Diagram tekanan tanah  2   3 
Sumber: Perhitungan Pa 5  
D
2
 Pa 6 D
3
 
 Pp1 D  
2
 
 Pp 2 D  0
3
Koefisien tekanan tanah menurut 75,085  15,017 D   20,267  4,677 D  
Rankine: 23,726  15,817 D   2,661  2,661D   2,547 D 2 
     
 0,079 D3  8,482 D 2  0,263D3  0 
ka1  tan (45  ) , ka1  0,729
2 o
 0,184D  5,935D  38,172D  121,739  0
3 2
2
 Dengan cara coba-coba didapatkan:
ka2  tan 2 (45o  ) , ka2  0,704 D = 7,458
2
Faktor keamanan pemancangan
 D'  D  10%.D D' 8,204 m,
ka3  tan 2 (45o  ) , ka3  0,55
2 Kedalaman turap yang dipakai adalah 8

kp3  tan 2 (45o  ) , kp3  1,83 m. Jadi total panjang turap yang
2 dibutuhkan = 8  7  15 m.
Tekanan tanah aktif Momen maksimum
q1  w  h0 Dengan diagram momen yang sama,
q1  5,15 maka untuk menentukan ΣMtotal adalah
dengan mengganti “D” dengan “x.”.
Pa1  q1  h1  ka1
M total = M aktif + M pasif
Pa1  15,017 t/m2 Dalam kondisi seimbang M total =
Pa 2  1   sub1  h12  ka1 M aktif + M pasif = 0, Maka;
2  0,184D 3  5,935D 2  38,172D  121,739  0
Pa 2  4,677 t/m2 , atau
Pa3  q1  ka1   sub1  h1  h2 .ka2 0,184D 3  5,935D 2  38,172D  121,739  0
Pa 3  15,817 t/m2 Letak momen maksimum dapat diper-
oleh dengan mendeferensialkan per-
Pa 4  1   sub2  h22  ka2 samaan momen total diatas terhadap x
2
Pa 4  2,661 t/m 2 Momen maksimum terjadi jika :
Pa5  q1  ka1   sub1  h1   ka2   sub2  h2  h3  ka3 dM total  0 , Maka;
Pa 5  5,095D dx
 0,552 x 2  11,87 x  38,172  0 , atau
Pa 6  1   sub3  h32  ka3
2 0,552 x 2  11,87 x  38,172  0
Pa 6  0,236D 2
Dengan menggunakan rumus ABC,
Tekanan tanah pasif maka dapat difaktorkan sebagai berikut:
q 2  w  h0  h1   b  b 2  4ac
x1, 2  ,
q2  9,27 2a
Pp1  q2  kp  h3 11,87  (11,87) 2  4  (0,552)  30,172
x1, 2 
2.(0,552)
Didapat nilai x = 2,296
Maka M total M max =
 0,184 x3  5,935x2  38,172 x  121,739
= 17,587 t-m
Maka M total yang digunakan adalah
17,587 t-m.
Dimensi dan tipe turap,
digunakan Corrugate Concrete Sheet
Pile Type W-400 A 1000, dimana:
M max < Crack Momment Turap
M max < Crack = 17,587 < 20,1
Jadi digunakan turap beton pabrikan W-
400A 1000, dengan panjang 15 m,

Gambar 8. Gambar turap yang dipakai


dalam kondisi normal
Sumber: PT.Waskita Beton Precast dan
Perhitungan
Tabel 1. Dimensi gambar kondisi normal
DIMENSION
Type TOP END SECTION (mm) MIDDLE SECTION (mm)
H t i j e a b c d h f
W-400 A 1000 400 120 200 200 370 130 148 296 93 280 100

Perhitungan turap dengan kondisi beban 1  sin    '


kpe 3  , kpe 3  1,427
gempa. Dengan kala ulang 500 tahun 1  sin    '
sama dengan peta gempa 2010 dengan Tekanan tanah aktif
koefesien gempa (0,1-0,15) untuk pro-
q1  w  h0
babilitas 10% dalam 50 tahun (redaman
5%). Koefisien gempa yang digunakan q1  5,15
dapat dihitung dengan rumus empiris Pa1  q1  h1  kae1
sebagai berikut, Pa1  19,097 t/m2
Pa 2  1   sub1  h12  kae1
2
= 120 gal Pa 2  5,948 t/m2
120 Pa3  q  kae1   sub1  h1  h2  kae2
k= k = 0,12 ≈ kh = 0,12
981 Pa 3  21,837 t/m2
Koefesien tanah menurut Rankine: Pa 4  1   sub2  h22  kae2
2
φ’ = = = 6,843°
Pa 4  3,387 t/m2
1  sin    ' Pa5  q1  kae1   sub1  h1   kae2   sub2  h2  h3  kae3
kae1  , kae1  0,927 Pa5  7,626D t/m
1  sin    '
2

1  sin    ' Pa 6  1   sub3  h32  kae3


kae 2  , kae 2  0,896 2
1  sin    ' Pa 6  0,301D 2 t/m2
1  sin    '
kae 3  , ka3  0,701
1  sin    '
Tekanan tanah pasif  0,303x 2  5,602 x  50,898  0 ,
q 2  w  h0  h1  atau 0,303x 2  5,602 x  50,898  0
q2  9,27 Dengan menggunakan rumus ABC,
Pp1  q2  kpe  h3 maka dapat difaktorkan sebagai berikut:
Pp1  13,228D t/m2  b  b 2  4ac
x1, 2  ,
Pp 2  1   sub3  h32  kpe 2a
2 5,602  (5,602) 2  4  (0,303)  50,898
Pp 2  0,612D 2 t/m2 x1, 2 
2.(0,303)
Kedalaman turap Didapat nilai x = 6,675
M dasar turap = 0
Pa1  h1  h2  D   Pa 2  h1  h2  D   Maka M total
 2   3  M max =
Pa 3  2  D   Pa 4  2  D   Pa 5 D
h
 2 
h
 3 
 
2  0,101x 3  2,801x 2  50,898x  157,402  0

 3  Pp D 2  Pp D 3   0
 Pa 6 D 1 2
= 34,231 t-m
Maka M total yang digunakan adalah
95,485  19,097 D   25,775  5,948D   34,231 t-m.
32,755  21,837 D   3,387  3,387 D   Digunakan Corrugate Concrete
3,813D   0,103D   6,614D   0,204D   0
2 3 2 3 Sheet Pile Type W-500 A 1000, dimana:
M max < Crack Momment Turap
 0,101D 3  2,801D 2  50,898D  157,402  0 34,231 < 35,2
Dengan cara coba-coba didapatkan: Jadi digunakan turap beton pabrikan W-
D = 9,495 500A 1000, dengan panjang 17 m,
Faktor keamanan pemancangan
D'  D  10%.D  10,444 m,
Kedalaman turap yang dipakai adalah
10m. Jadi total panjang turap yang di-
butuhkan = 10  7  17 m.
Momen maksimum
Dengan diagram momen yang sama,
maka untuk menentukan ΣMtotal adalah
dengan mengganti “D” dengan “x.”.
M total = M aktif + M pasif
Dalam kondisi seimbang M total =
M aktif + M pasif = 0, Maka;
 0,101D 3  2,801D 2  50,898D  157,402  0
, atau
0,101D 3  2,801D 2  50,898D  157,402  0

Letak momen maksimum dapat di-


peroleh dengan mendeferensialkan per-
samaan momen total diatas terhadap x Gambar 9. Gambar turap yang dipakai
Momen maksimum terjadi jika : dalam kondisi gempa
dM total Sumber: PT.Waskita Beton Precast dan
 0 , Maka; Perhitungan
dx
Tabel 2. Dimensi gambar kondisi gempa
DIMENSION
Type TOP END SECTION (mm) MIDDLE SECTION (mm)
H t i j e a b c d h f
W-500 A 1000 500 120 300 200 336 140 138 276 110 380 100
Titik Kritis
Analisis Perhitungan Stabilitas Slope
Samping B
Pemilihan slope samping yang
tepat sangatlah penting, karena hal ini 1:2
H=
berkenaan dengan pengurangan biaya βb
A
2H=
perawatan alur dan disamping itu juga
untuk perlindungan kapal. Untuk memi-
nimalisir kerusakan pada lambung kapal,
maka slope samping dengan skala 1:2 βa4,5H
adalah direkomendasikan untuk meme- θ
nuhi beberapa pergerakan kapal diatas Gambar 11. Lokasi Pusat Titik
bantaran saat terjadi tubrukan. Kese- Kritis Bidang Longsor
tabilan slope harus diambil untuk me- Sumber: Perhitungan
mastikan faktor keamanan slope lebih
besar dari 1,5. Pehiitungan kondisi tanpa beban gempa.
Metode alanalisis stabilitas lereng 1. Menentukan pusat bidang longsor de-
menggunakan cara Bishop, yang dibuat ngan cara coba-coba di sepanjang ga-
oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan ris vertikal yang melalui titik tengah
cara elemen dimana gaya yang bekerja garis lereng, coba-coba sampai dida-
pada tiap elemen, persyaratan keseim- patkan angka keamanan minimum.
bangan yang diterapkan pada elemen 2. Membagi bidang longsor menjadi be-
yang membentuk lereng. Faktor keama- berapa bagian sama lebar, kemudian
nan terhadap keruntuhan didefinisikan masing-masing pias dihitung luas (A)
sebagai perbandingan kekuatan geser dan gaya beratnya (W). Pada contoh
maksimum yang dimiliki tanah di bidang kali ini di ambil dari bidang longsor
longsoran (Stersedia) dengan tahanan 2, untuk pias 1 didapatkan nilai :
geser yang diperlukan untuk keseim- A = 6,916 m2
bangan. Digunakan metode bishop di- W = A . 
karenakan tanah yang digu-nakan dalam = 6,916. 1,802
perhitungan berupa tanah dengan butiran = 12,463 kN
halus. dan
A = 14,866 m2
W = A . w
= 14,866. 1,030
= 15,312 kN
Wtot = 12,463 + 15,3124 = 27,775
kN
Gambar 10. Perencanaan Slope 3. Menentukan sudut yang didapat oleh
Samping jari–jari bidang longsorn() dengan
Sumber: Data arah gaya berat masing–masing pias.
Nilai  = 64o
Menentukan lokasi pusat (Titik 4. Menghitung momen yang menyebab-
Kritis) Bidang Longsor. Untuk menen- kan geser pada bidang longsor tubuh
tukan titik kritis pada bidang longsor di- bendungan yakni :
cari menggunakan pendekatan fellinius. T = W. sin 
= 27,775 . sin 64o perhitungan koefisien gempa adalah se-
= 24,964 kN bagai berikut,
5. Menghitung angka kohesi tiap pias, - Mencari nilai Ad
yakni :
c’ = c . b Ad = 0,4 x 250 x 1,2
= 4 . 1,420 Ad = 120 gal
= 5,68 kN - Mencari nilai k
6. W . tan θ + c . b 120
= 4,2 + 5,68 k=
981
= 9,88 kN
k = 0,12
7. Mencari nilai mdengan mencoba- 2. Menghitung gaya berat total (Wtot)
coba nilai faktor keamanan (Fs). tiap zona material yang merupakan
Untuk nilai Fs = 3,607, maka : jumlah dari gaya berat kering (W1) +
tan  tan  n
m (n ) = cos  n .(1  ) gaya berat basah (W2). Pada contoh
Fs kali ini, untuk pias 1 :
tan 9 o tan 64 o Wtot = W1 + W2
m (n ) = cos 64 o (1  ) = A1 . w + A2 . sub
4,8
= 14,866. 1,030 + 6,916. 1,802
m (n ) = 0,468 = 27,775 kN
8. Prosedur perhitungan di atas diulang 3. Menghitung gaya uplift (U) saat
sampai semua pias yang membentuk waduk terisi air, dimana (hw)
bidang longsor dihitung, selanjutnya merupakan ketinggian pias basah
nilai Fs dihitung : menurut zona material timbunan dan
n p
1 (w) merupakan gaya berat air, yakni;

n 1
(cbn  Wn tan  )
m ( n ) U = w . hw
Fs = n p = 1,030 . 0,860
Wn sin  n
n 1
. = 0,886 kN
4. Komponen tangensial beban seismis
157,116 dapat dicari dengan persamaan
Fs =
32,996 g = k . Wtot. sin 
Fs = 4,762 = 0,116 . 27,775 . sin 64o
= 2,896 kN
5. Menghitung momen yang menahan
Kondisi dengan beban gempa.
bidang longsor, yakni
1. Terlebih dahulu dihitung nilai koefi-
N = (Wtot – b.U – g) . tan θ
sien gempa(k) untuk menghitung st-
= (27,7750 – 1,258 – 2,896). tan9o
abilitas slope samping. Dipakai kala
= 3,741 kN
ulang gempa 500 tahun yang sama
6. Prosedur perhitungan di atas diulang
dengan gempa untuk probabilitas
sampai semua pias yang membentuk
10% dalam 50 tahun (redaman 5%)
bidang longsor dihitung, selanjutnya
dalam peta gempa 2010 yang memi-
nilai Fs dihitung dengan :
liki koefesien gempa (0,1-0,15). Koe- n p
1
fisien gempa yang digunakan dapat
dihitung dengan rumus empiris seba-
 (cbn  Wn tan  )
m ( n )
Fs = n 1 n  p
gai berikut,
............................-  (Wn sin  n  g )
n 1
15) 154,638
Fs =
32,996  3,828
Fs = 4,20
Kesimpulan b. Lokasi alur pelayaran
Lokasi studi adalah dermaga Dari hasil analisa data dan per-
TUKS (Terminal Untuk Kepentingan hitungan, didapat lokasi alur pe-
Sendiri) milik PT. Petrokimia Gresik layaran yang digunakan untuk
(Persero). Studi ini adalah perencanaan dermaga baru yaitu ditunjukkan
kolam putar untuk dermaga TUKS baru, di Gambar 12
karena dermaga yang baru membutuh- c. Alat Pemandu pelayaran
kan alur pelayaran dan kolam pelabuhan Alat pemandu pelayaran yang
yang baru. digunakan di alur pelayaran be-
Dari hasil analisa data dan perhitungan rupa tipe Pelampung bentuk
didapat hal- hal sebagai berikut: kaleng (Can buoy) dan Pelampu-
1. Kolam pelabuhan yang digunakan ng bentuk kerucut (Nun buoy).
dalam perencanaan pembangunan 3. Analisa slope samping alur pelayaran
dermaga TUKS yang baru milik PT. yang digunakan dalam perencanaan
Petrokimia Gresik (Persero). pembangunan dermaga TUKS yang
a. Kolam pendaratan, kolam Perbe- baru milik PT. Petrokimia Gresik
kalan dan kolam tambat. (Persero). Dengan menggunakan pe-
Dari hasil perhitungan didapat- ngaman tiang turap. Perhitungan
kan luasan kolam pendaratan, turap dihitung pada kondisi normal
kolam Perbekalan dan kolam dan kondisi gempa, diperoleh ke-
tambat sebesar 15923,5 m2. dalaman pemancangan turap sedalam
b. Perairan untuk manuver kapal 8 m.Dengan total turap 15 m untuk
Dari hasil perhitungan, perairan kondisi normal dan untuk kodisi
untuk manuver kapal yang diper- gempa didapat kedalaman turap se-
lukan untuk dapat memudahkan dalam 10 m. Dengan total turap 17 m.
kapal pada waktu mendarat dan Panjang turap dipakai adalah 17 m.
meninggalkan dermaga adalah 4. Analisa slope samping alur pelayaran
730 m2. yang digunakan dalam perencanaan
c. Kolam putar pembangunan dermaga TUKS yang
Kolam putar yang dibutuhkan se- baru milik PT. Petrokimia Gresik
bagai area untuk manuver kapal (Persero). Tanpa menggunakan tiang
sebelum dan sesudah bertambat turap ditetapkan slope samping alur
sebesar 411686,9 m2 pelayaran adalah 1:2. Stabilitas slope
Jadi luas kolam pelabuhan kese- samping dihitung dengan mengguna-
luruhan yang diperlukan untuk der- kan metode bishop. Dengan mencoba
maga yang baru adalah sebesar beberapa titik kritis didapat faktor ke-
428.340,4 m2 ≈ 42,8 ha. amanan.
2. Alur pelayaran yang digunakan dalam  Perhitungan tanpa beban gempa
perencanaan pembangunan dermaga - Faktor aman titik kritis 1: 6,75
TUKS yang baru milik PT. Petro- - Faktor aman titik kritis 2: 4,76
kimia Gresik (Persero). - Faktor aman titik kritis 3: 6,26
a. Dimensi alur terdiri dari kedala-  Perhitungan dengan beban gempa
man alur, lebar alur dan panjang - Faktor aman titik kritis 1: 5,97
alur. Dari hasil perhitungan dida- - Faktor aman titik kritis 2: 4,20
patkan dimensi alur sebagai - Faktor aman titik kritis 3: 5,5
berikut. Dari beberapa hasil percobaan stabi-
- kedalaman alur : 13,6 m litas dapat disimpulkan bahwa pemakai-
- lebar alur : 100 m an slope samping 1:2 dinyatakan aman
- panjang alur : 453 m terhadap kelongsoran dan gempa.
Gambar 12. Lokasi Alur Pelayaran
Sumber: Perhitungan

DAFTAR PUSTAKA Waskita Precast. 2015. Precast Concrete


Anonim. 2004. Analisa Stabilitas Ben- Products Brochure. Jakarta: PT.
dungan Tipe Urugan Akibat Beban Waskita Beton Precast
Gempa, Bandung : Departemen Pe- Setiawan, Tito Ikrar. 2014. Perencanaan
kerjaan Umum. Dermaga TUKS Baru PT. Petro-
Anonim. 2010. Peta Zonasi Gempa In- kimia Gresik (Persero). Malang:
donesia. Jakarta: Kementerian Pe- Skripsi Jurusan Teknik Pengairan
kerjaan Umum Fakultas Teknik Universitas
Christady H, Hary. 2008. Mekanika Brawijaya.
Tanah 1. Yogyakarta: Gajah Mada Triatmodjo, Bambang. 2003. Pelabuhan,
University Press. Yogyakarta: Beta Offset.
Christady H, Hary. 2010. Mekanika Triatmodjo, Bambang. 20010. Teknik
Tanah 2.Yogyakarta: Gajah Mada Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.
University Press
Das, Braja M, dkk. 2002. Mekanika
Tanah Jilid5 (Prinsip-Prinsip Reka-
yasa Geoteknik), Jakarta: Erlangga.
Ilham, Muchammad. 2013. Analisa Sta-
bilitas Tubuh Bendumngan Pada
Bendungan Utama Tugu Kabupaten
Trenggalek. Malang:Skripsi Jurusan
Teknik Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai