Anda di halaman 1dari 4

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pekerjaan Tanah/Urugan
1.1. Lingkup Pekerjaan
 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran pipa air bersih dan kontor)
 Penimbunan tanah dan pasir dibwah lantai pondasi dan saluran termasuk pemadatannya
 Penimbunan kembali galian tanah pondasi
 Perataan tanah sekitar bangunan
 Galian tanah tanah diluar bangunan untuk mendapatkan elevasi yang disyaratkan

1.2. Persyaratan Bahan


 Timbunan bekas galian pondasi digunakan tanah bekas galian pondasi
 Timbunan dibawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik
 Timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu serta
sampah.

1.3. Pedoman Pelaksanaan


 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bowplank diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian disesuaikan dengan ukuran yang tertera pada gambar, apabila terdapat saat
penggalian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang
masih berfungsi maka Kontraktor Pelaksana harus secepatnya memberitahukan kepada
Direksi atau instasi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang terjadi akibat
pekerjaan galian. Apabila saat penggalian ditemukan benda-beda purbakala maka
Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada pemerintah daerah setempat. Galian-
galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor, dan air bersih dilaksanakan
dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan ddetail. Jika tanah galian mudah
longsor, Kontraktor Pelaksana harus memasang turap kayu untuk pengaman yang cukup
kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
 Galian diluar bangunan untuk mendapatkan elevasi yang diisyaratkan dalam gambar.
 Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka Kontraktor Pelaksana harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug
 Penimbunan galian pondasi, galian septictank, pipa saluran air bersih, dan pipa saluran air
kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Setiap lapisan
harus dipadatkan menggunakan alat pemadat yang baik. Penimbunan selapis demi selapis
dilakukan hingga lubang galian pondasi tertutup kembali.
 Penimbunan dibawah lantai pondasi dilakukan selapis hingga selapis hingga ketebalan 10
cm dibawah lantai pondasi, ditumbuk hingga padat. Ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan
pada tiap-tiap lapis tersebut
 Dibawah lantai pondasi ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan. Penimbunan dan
pemadatan dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, lalu dipadatkan dengan alat
pemadat. Hasil akhir harus mendapat persetujuan dari direksi
 DIbawah pondasi dan pipa saluran air diurug dengan pasir pasang setebal 10 cm dan
dipadatkan.
2. Pekerjaan Pondasi Tapak
2.1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan pondasi plat tapak beton bertulang
 Pekerjaan pondasi batu-bata

2.2. Persyaratan Bahan


 Untuk pondasi plat tapak beton digunakan campuran bahan yang memenuhi persyaratan
yang diuraikan dalam pasal beton bertulang.
 Untuk pondasi batu batu digunakan jenis batu bata setempat yang berkualitas baik

2.3. Pedoman Pelaksanaan


 Sebelum pemasangan dilakukan pengukuran terlebih dahulu dari as ke as pondasi sesuai
dengan gambar konstruksi dan dimintakan perstetujuan direksi tentang kesempurnaan
galian
 Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasair pasang setebal 10 cm dan dipadatkan
sebagai lantai kerja.

3. Pekerjaan Beton Bertulang


3.1. Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan yang menyangkut jenis-jenis beton bertulang yang dibuat sesuai dengan
spesifikasi ini dan garis, ketinggian, kelandaian, dan ukuran yang tertera pada gambar kerja
dan sesuai dengan arahan direksi.

3.2. Persyaratan Bahan


 Semen
 Kontraktor pelaksana harus menggunakan satu jenis/tipe semen dari satu merek
dengan mutu yang sama untuk satu proyek. Semen yang digunakan pada pekerjaan
beton adalah semen Portland kecuali ada pentunjuk lain dalam gambar atau direksi.
Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I harus memenuhi persyaratan SNI 15-2049
tahun 2004 “Semen Portland”
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu sak semen
tidak diizinkan pemakaiannya sebagai bahan campuran
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30
cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan sesuai dengan
urutan pengiriman
 Agregat Halus
 Agregat halus untuk beton terdiri dari pasir alam atau bila disetujui oleh Direksi
material lembut dengan sifat sama, mempunyai butir bersih, keras, awet dan bebas
debu, lumpur, lempung, bahan organik dan kotoran lainnya
 Agregat halus harus bergradasi merata dan harus memenuhi ketentuan gradasi
sebagai berikut

Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut SNI 03-1968-1990


 Semua agregat halus harus bersih dari kotoran organic. Penentuan kandungan
kotoran organic dalam pasir alam harus dilakukan menurut SNI 03-2819-1992.
Apabila agregat yang harus diuji menunjukan warna yang lebih gelap dari warna
standar berdasarkan colorimetric test (pengujian kadar organik), harus ditolak.
 Agregat Kasar
 Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material berikut: batu pecah,
kerikil, atau material lembam lainnya yang disetujui dengan sifat yang sama,
mempunyai butir-butir yang bersih keras dan awet
 Agregat kasar harus bersih dan bebas dari butiran-butiran yang panjang atau bulat,
bahan organic, dan bahan penganggu lainnya
 Agregat kasar harus bergradasi merata dan memenuhi ketentuan gradasi berikut

 Agregat kasar harus mempunyai ketahanan abrasi dengan mesin los angeles tidak
lebih dari 30% sesuai dengan pengujian SNI 2417:2008 dan kekekalan agregat tidak
lebih dari 12% dengan sodium sulfat sesuai dengan pengujian SNI 3407:2008
 Tulangan Beton
 Tulangan yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu 240
 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya
 Membengkokan dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin . Pemotongan dan pembengkkokan sesuai dengan gambar dan harus meminta
persetujuan dari direksi terlebih dahulu
 Tulangan besi harus sesuai dengan diameter yang tertera pada gambar, jika
kontraktor pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukuran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan harus mendapat persetujuan dari direksi

3.3. Perawatan Beton


 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembapan untuk paling sedikit
14 hari. Dalam menjaga kelembapan ditetapkan dengan cara berikut
 Penggunaan karung-karung goni yang selalu dijaga kelembapannnya sebagai
penutup beton
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya sesuai dengan perintak
direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera sebagai resiko milik
Kontraktor pelaksana

Anda mungkin juga menyukai