Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Sebagai peserta didik kita dihadapkan pada banyak persoalan yang membutuhkan
pemecahan yang tepat. Setiap peserta didik mampu menyelesaikan masalah sesuai
dengan kecerdasan yang dimilikinya. Selain memecahkan masalah, kecerdasan yang ada
mampu menunjang proses pembelajaran dan mengetahui potensi diri. Namun dewasa ini
banyak peserta didik yang tidak mengetahui tipe kecerdasan yang dimilikinya dan tidak
tahu cara mengembangkan kecerdasan yang ia miliki.Oleh sebab itu seorang pengajar
setidaknya harus mengetahui mengenai kecerdasan yang dimiliki peserta didik seorang
pengajar juga harus memiliki metode/seni mengajar yang tepat dalam memberikan arahan
guna mengembangkan kecerdasan yang ada pada diri seorang anak maupun orang
dewasa. Seni mengajar tersebut dibagi menjadi dua yakni Andragogi dan Pedagogi . Di
dalam makalah ini akan membahas mengenai Intelegesi Majemuk serta perbedaan
Andragogi dan Pedagogi secara lebih rinci.
Pandangan Howard Gardner dituangkan dalam buku Frames of mind: The theory of
multiples intelligences (1983). Dalam buku tersebut Gardner membahas teori multiple
intelligences yang mengemukakan tujuh kecerdasan dasar pada diri manusia yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan ( Gage& Berliner,1991;Brudaldi,1996). Namun demikian
pada tahun 1990-an, Howard Gardner mengembangkan teorinya dan menambah satu
kecerdasan lagi yaitu kecerdasan natural.
Meskipun menimbulkan pro dan kontra di antara para ahli terutama dalam
mengembangkan tes untuk mengukur MI, namun MI mengantarkan para orang tua pada
sebuah pemahaman baru yang sangat memberikan semangat dan harapan. Karena pada
akhirnya tidak ada anak yang bodoh akibat nilai tes kecerdasan yang rendah. MI justru
membantu orang tua mengenal kelebihan dan kekurangan anak. Dengan mengenal dua
hal tersebut lebih dini, Gardner berharap orang tua mengambil peran penting dalam
memberikan stimulasi terutama dalam rangka menyeimbangkan kehidupan anak.
Multiple Intelligence adalah teori kecerdasan majemuk yang dipaparkan Prof. Howard
Gardner. Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk pada dasarnya adalah sebuah
konsep yang menunjukkan kepada kita bahwa potensi anak-anak kita, khususnya jika
dikaitkan dengan kecerdasan,ternyata banyak sekali. Memahami multiple intelligence
bukanlah untuk membuat anak-anak kita menjadi hebat. Namun,konsep tersebut, paling
tidak dapat membantu kita untuk memahami bahwa anak-anak kita itu menyimpan
potensi yang luar biasa.
Pengertian dari kecerdasan menurut Howard Gardner adalah suatu kemampuan untuk
memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya atau suatu
kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan
multiple intelegence (kecerdasan majemuk) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap
individu lebih dari satu macam. Menurut Howard Gardner paling tidak ada delapan jenis
kecerdasan, yaitu Kecerdasan Bahasa atau Linguistik, Logika Matematika, Visual-
Spasial,Interpersonal, Intrapersonal, Musik, Kinestik, dan Naturalis
1) Kecerdasan Linguistik
4) Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan Kinestetik yaitu kemampuan menggunakan badan untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan dan menyelesaikan problem
(Amstrong,1994;Gardner,1993Lazear,1991).
5) Kecerdasan musik
Kecerdasan musik ialah kemampuan memahami dan menyusun pola titik nada, irama
dan melodi.
6) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secara efektif.
7) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan membuat presepsi yang akurat tentang
diri sendiri dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri.
8) Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan tanaman,
batu-batuan, binatang, dan artefak atau simbol-simbol budaya. Kecerdasan ini
berkenaan dengan kemampuan mengamati dan merasakan bentuk-bentuk dan
menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam.
Istilah andragogi pertama kali dikenal melalui karya seorang ahli pendidikan Yugoslavia
yang berjudul Adult Leadership (1968), yang artinya memimpin orang dewasa. Kemudian
Malcolm Knowles tahun 1970 mempublikasikan karyanya yang berjudul "The Adult
Learner, A Neglected Species" mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang dewasa.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani, aner atau andr, yang berarti orang
dewasa agogos, yang berarti mengarahkan/memimpin. Andragogi dirumuskan dalam suatu
ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar. Istilah lain yang kerap kali dipakai
sebagai perbandingan adalah pedagogi yang ditarik dari kata paid artinya anak
dan agogos artinya memimpin. Maka secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan
mengajar anak. Karena itu, pedagogi berarti seni/pengetahuan mengajar anak maka apabila
memakai istilah pedagogi untuk orang dewasa jelas kurang tepat karena mengandung makna
yang bertentangan.
Sementara itu, menurut (Kartini Kartono, 1997), bahwa pedagogi (lebih baik disebut
sebagai androgogi, yaitu ilmu menuntun/mendidik manusia; aner, andros = manusia;
agoo=menuntun, mendidik) adalah ilmu membentuk manusia; yaitu membentuk
kepribadian seutuhnya, agar ia mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya (Asmin,
2015). Andragogi secara harfiah menurut Knowles (Sugiyanto, 2003) dapat diartikan
sebagai seni dan ilmu dalam usaha membantu orang dewasa belajar.
PEDAGOGI
Kelemahannya Pedagogi adalah manusia (dalam hal ini adalah siswa) yang memiliki
keunikan, yang memiliki talenta, memiliki minat, memiliki kelebihan, menjadi tidak
berkembang, menjadi tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri, tidak mampu
menyampaikan kebenarannya sendiri, sebab yang memiliki kebenaran adalah masa lalu,
adalah sesuatu yang sudah mapan dan sudah ada sampai sekarang. Perbedaan bukanlah
menjadi hal yang biasa, melainkan jika ada yang berbeda itu akan dianggap sebagai
sebuah perlawanan dan pemberontakan.
Pedagogy memiliki kelebihan, yakni di dalam menjaga rantai keilmuan yang sudah
diawali oleh orang-orang terdahulu, maka rantai emas dan benang merah keilmuan bisa
dilanjutkan oleh generasi mendatang. Generasi mendatang tidak perlu mulai dari nol lagi,
melainkan tinggal melanjutkan apa yang sudah ditemukan, apa yang sudah dirintis, apa
yang sudah dimulai oleh generasi mendatang.
BAB III PENUTUP
1.1 SIMPULAN
2.1 SARAN
Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia. Seperti yang telah
diungkapkan oleh Gardner, pada dasarnya manusia memiliki lebih dari satu
kecerdasan. Maka dari itu sebagai seorang pendidik sudah seharusnya memiliki kreasi
dan inovasi untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan pada diri peserta didik.
Selain itu setelah mengetahui mengenai kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki peserta
didik seorang pendidik juga harus tahu mengenai metode pembelajaran yang sesuai
untuk diterapkan pada pesera didik. Baik peserta didik anak-anak atau orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
http://dian-fajriyah.blogspot.com/
http://muktiamini.blogspot.com/2008/04/mengembangkan-kecerdasan-majemuk.html
https://www.academia.edu/21483149/MAKALAH_KECERDASAN_MAJEMUK
http://ramayanipangaribuanunimed.blogspot.com/2015/06/makalah-kecerdasan-
majemuk.html
https://abusulaiman21.wordpress.com/2016/08/18/perbedaan-andragogi-dan-pedagogi/
http://denisayudhap.blogspot.com/2017/01/makalah-pendekatan-andragogi.html
http://92putrimedan-sitiativa.blogspot.com/2011/11/andragogi-vs-pedagogi.html