PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 10 Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara, ASN sebagai bagian dari pemerintah mempunyai fungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
Sebagai ASN yang profesional, diharapkan setiap ASN mengetahui tugas/fungsi
dan tanggung jawab sebagai Aparatur Sipil Negara. ASN menjadi ujung tombak
serta contoh masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan Negara Indonesia,
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang profesional, berkualitas dan
mempererat persatuan NKRI. Sebagaimana cita – cita Negara Indonesia yang
tercantum dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan berbangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dalam mewujudkan cita – cita bangsa tersebut, ASN dituntut untuk
menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan pemerintah, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu, ASN memiliki peran sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta bebas
dari intervensi politik seperti yang dijelaskan dalam pasal 11 UU No. 5 tahun
2014.
Guna membentuk PNS profesional, dibutuhkan pendidikan dan pelatihan dasar
bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, yang mengikuti pola baru karena praktek pola
pembelajaran klasikal yang didominasi dengan metode ceramah, menunjukkan
bahwa tidak mudah untuk membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS, terutama
proses internalisasi pada diri masing-masing peserta. Dalam pembelajaran pola
baru proses internalisasi tersebut dilakukan dengan cara mengaktualisasikan teori
yang telah diterima di tempat bekerja, sehingga nilai-nalai dasar profesi PNS
tersebut dapat dirasakan secara langsung manfaat nya. Melalui pembelajaran pola
1
baru Latsar CPNS ini diharapkan dapat membentuk Sumber Daya Manusia yang
unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi, guna mempercepat peningkatan
pertumbuhan pembangunan dan ekonomi Indonesia, di dalam menghadapi era
globalisasi.
Dengan pertimbangan di atas, peserta latsar CPNS Golongan III Kabupaten
Bengkulu Tengah Tahun 2019 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi). Peserta latsar CPNS ini diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan
aktualisasi pada tempat tugasnya, sehingga pada setiap diri ASN dapat merasakan
manfaatnya secara langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar profesi PNS
tersebut terpatri kuat dalam dirinya. Melalui pembaharuan ini diharapkan dapat
menghasilkan PNS yang profesional, yang dewasa ini sangat dibutuhkan untuk
mengelola segala prakondisi dan sumber daya pembangunan yang ada, sehingga
dapat mempercepat peningkatan daya saing bangsa. Dalam hal ini penulis akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS di unit kerjanya yaitu Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 08 Bengkulu Tengah.
B. Tujuan
Setelah mengikuti Latsar CPNS golongan III ini diharapkan PNS tersebut
dapat menjadi pelayan masyarakat yang profesional dan memiliki kompetensi
mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu:
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;
dan
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya.
2
Disamping memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar di atas,
peserta Latsar CPNS Golongan III, diharapkan juga memiliki kemampuan
menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan
C. Ruang Lingkup
Penulisan ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar profesi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi akan dilaksanakan di SMP Negeri 08 Bengkulu
Tengah, Kecamatan Pematang Tiga, Kabupaten Bengkulu Tengah.
3
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Struktur Organisasi
SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah merupakan sekolah menengah pertama yang
berada di Desa Pematang Tiga, Kecamatan Pematang Tiga Kabupaten Bengkulu
Tengah yang berdiri sejak tahun 1994. Berikut merupakan struktur organisasi SMP
Negeri 08 Bengkulu Tengah:
4
1. Memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan
tanggungjawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara
optimal
2. Dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme kerja
pengelolaan sekolah
3. Diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan
pendapat dari komite sekolah/madrasah.
C. Nilai Organisasi
Nilai organisasi yang dimiliki SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah adalah
sebagai berikut:
1. Disiplin
2. Religius
3. Beretika
4. Profesional
5. Jujur
6. Gotong Royong/Kerjasama
7. Taat aturan
5
8. Tanggung jawab
9. Kreatif
10. Berprestasi
6
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya (khusus guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional;
11. Membimbing guru pemula dalam proses induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri;
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif;dan
15. Melakukan presentasi ilmiah.
Fungsi Guru
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas
guru yang telah dijabarkan di atas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang
terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dank ode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis,
4. Memelihara komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembag, profesi dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya
E. Uraian Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 Bab 2 Pasal 5tentang Rumpun Jabatan, Jenis Guru,
Kedudukan dan Tugas Utama, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
7
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Berikut ini merupakan rincian kegiatan Guru Mata Pelajaran berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pasal
16 Ayat (2):
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.
2. Menyusun silabus pembelajaran.
3. Menyusun rencana pelakanaan pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran.
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya.
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya.
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses danhasil
belajar tingkat sekolah dan nasional.
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran.
13. Melaksanakan pengembangan diri.
14. Melaksanakan publikasi ilmiah;
15. Membuat karya inovatif.
F. Tugas Tambahan
Selain saya bertugas sebagai guru mata pelajaran, saya juga memiliki tugas
tambahan yaitu wali kelas. Wali kelas adalah guru yang membantu kepala sekolah
dalam mewujudkan disiplin kelas, sebagai manajer dan motivator untuk
membangkitkan gairah/minat siswa untuk berprestasi di kelas. Tugas pokok dan
fungsi wali kelas sebagai berikut:
1) Pengelolaan Kelas
8
a. Tugas Pokok meliputi:
Mewakili orang tua dan kepala sekolah dalam lingkungan
pendidikan;
Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Esa;
Membantu pengembangan keterampilan dan kecerdasan anak
didik;
Membina karakter, budi pekerti dan kepribadian anak didik.
b. Keadaan Anak Didik
Mengetahui jumlah siswa dan nama-nama anak didik;
Mengetahui identitas lain dari anak didik;
Mengetahui kehadiran anak didik setiap hari;
Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi anak didik.
c. Melakukan Penilaian
Tingkah laku anak didik sehari-hari di sekolah
Kerajinan, kelakuan dan kedisiplinan anak.
d. Mengambil Tindakan Bila Dianggap Perlu
Pemberitahuan pembinaan dan pengarahan
Peringatan secara lisan dan tertulis
Peringatan khusus yang terkait dengan BP/Kepala Sekolah
e. Langklah Tindak Lanjut
Memperhatikan buku nilai raport anak didik;
Memperhatikan keberhasilan/kenaikan anak didik;
Memperhatikan dan membina suasana kekeluargaan.
2) Penyelenggaraan Administrasi Kelas, meliputi:
a. Denah tempat duduk anak didik;
b. Papan absensi anak didik;
c. Daftar pelajaran dan daftar piket;
d. Buku presensi;
e. Buku jurnal kelas;
f. Tata tertib kelas.
9
G. Daftar Guru dan Staff Tata Usaha
SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah memiliki 13 orang tenaga pendidik PNS, 1
orang tenaga pendidik CPNS, 1 orang kepala TU PNS, 6 orang PTT, dan 7 orang
GTT.
Tabel 1.1 Tabel Daftar Guru dan Staff Tata Usaha SMP N 08 Bengkulu Tengah
NO NAMA JABATAN STATUS
1 Syamsu, S.Pd Kepala Sekolah PNS
2 Rudi Hartono, S.Pd Guru IPA Terpadu PNS
3 Miswan Agustiawan, S. Pd Guru Bahasa Inggris PNS
4 Yonstad Levensy, S.Pd Guru PJOK PNS
5 Emi Siswanti, S.Pd Guru Bahasa Indonesia PNS
6 Eka Kusumawati, S.Pd Guru IPA Terpadu PNS
7 Juhaimawati, S.Pd Guru IPA Terpadu PNS
8 Wesusilawati, S.Pd Guru Bahasa Indonesia PNS
9 Erina Vivin Viana, S.Pd Guru Matematika PNS
10 Ari Krismila, S.Pd Guru Matematika PNS
11 Ratna Hardianai,S.Pd.I Guru PAI PNS
12 Yulinda Widiastuti, S.Pd Guru PKN PNS
13 Nidya Putri Christina T.,S.Pd Guru IPA Terpadu PNS
14 Desmi Wati, S.Pd Guru IPS Terpadu PNS
15 Tutik Veriana, S. Pd Guru IPA Terpadu CPNS
16 Elmiati, S.Pd Guru IPS terpadu GTT
17 Eni Piati, S.Pd Guru Seni Budaya GTT
18 Wahyu Wulandari, S.Pd Guru BP GTT
19 Wiwik Sumarni, S.Pd Guru PAI GTT
20 Guru Mulok
Lena Ratna Sari, S.Pd GTT
Guru Penjaskes
21 Guru TIK
Epi Sukaisi, S.Pd GTT
Guru PKN
22 Yoniza Susanti, S.Pd Guru Bahasa Inggris GTT
Tenaga Administrasi
1 Samson Kepala Tata Usaha PNS
2 Leni Marliana, SE TenagaAdministrasi PTT
3 Debby Karyawijaya, S.IP TenagaAdministrasi PTT
4 Asmawati TenagaAdministrasi PTT
5 Vivi Martia, S.AP TenagaAdministrasi PTT
6 Supardi Penjaga Sekolah PTT
7 Suhainah Cleaning Service PTT
10
H. SKP (SASARAN KERJA PEGAWAI)
Tabel 1.2 Formulir Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil
11
Negeri Sipil
Keikutsertaan dalam kepanitiaan sekolah sebagai
pengawas ujian penilaian dan evaluasi terhadap
9 0.08 0.24 3 SK/ ST 100 10 bln
proses dan hasil belajar (Panitia Ujian Nasional,
Panitia Ujian Semester Ganjil dan Genap)
JUMLAH 4.24
Bengkulu Tengah, Desember 2019
Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai
12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
13
d) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e) Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
h) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme meliputi:
a) Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai dengan
keimanan dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
b) Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
14
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan kegiatan
kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar
bahwa manusia itu semua sederajat, maka dikembangkan sikap saling
manghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
c) Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan.Persaatuan dikembangkan atas dasar Bhineka
Tunggal Ika.
d) Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan menghayati hasil dari
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tangung
jawab.Kepentingan bersama lebih utama daripada kepentingan pribadi
atau golongan.Keputusan yang diambil harus menjunjung tinggi nilai
keadilan serta dapat dipertanggung jawabkan.
e) Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan
keadilan dalam masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur
dan sikap kegotong royongan dan kekeluargaan.Maka perlu
kesinambungan antara hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan
terhadap sesama.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, prilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Nilai-nilai dasar etika publik:
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
15
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil.
Nilai-nilai dasar komitmen mutu:
a) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
b) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customers/clients tetap setia;
c) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
d) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi;
e) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan;
16
f) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark.
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-
menyuap,pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Nilai-nilai dasar Anti Korupsi:
a) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan terbawa
dalam bekerja sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk
berbuat curang.Nilai kejujuran di dalam sekolah dapat diwujudkan
dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik. Misalnya tidak
mencontek, tidak melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai.
b) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
17
Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain berusaha
ikut memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem
pengelolaan sumber daya di sekolah, memantau kondisi infrastruktur
lingkungan sekolah. Nilai kepedulian juga dapat diwujudkan dalam
bentuk mengindahkan seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di
dalam sekolah dan di luar sekolah.
c) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.Jejaring
sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk
menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
mengerjakan soal ujian secara mandiri dan mengerjakan tugas-tugas
akademik secara mandiri.
d) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan
kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.Nilai
kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan
mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku di sekolah, mengerjakan segala sesuatunya tepat
waktu, dan fokus pada pelajaran.
18
e) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam
bentuk belajar sungguh-sungguh, mengerjakan tugas akademik dengan
baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.
f) Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai
etos kerja dengan yang tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan
selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir
dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan
sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
Kerja keras dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil
semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-
tugas akademik dengan sungguh-sungguh.
g) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
19
Nilai kesederhanaan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah.Misalnya hidup
sesuai dengan kemampuan, hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak suka
pamer kekayaan, dan lain sebagainya.
h) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan
tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal
yang menyimpang.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan di
sekolah dan di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui
kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
i) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
B. Identifikasi Isu
Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat
berasal dari Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dan SK Pembagian Tugas
yang disinkronkan dengan keterkaitan materi ANEKA, manajemen ASN,
Whole of Government, dan Pelayanan Publik.Adapun beberapa isu yang
ditemukan adalah sebagai berikut:
20
1. Kurang optimalnya proses pembelajaran IPA di kelas VII A SMP Negeri 8
Bengkulu Tengah
Penyebab : Kurang optimalnya menginovasi dan mengemas
perencanaan yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa di
dalam kelas.
Dampak : Kurangnya motivasi siswa dalam menerima
pembelajaran di kelas sehingga ketuntasan belajar siswa rendah.
2. Belum optimalnya rekapitulasi Nomor Induk Siswa (NIS) dan Nomor
Induk Siswa Nasional (NISN)
Penyebab : Data Nomor Induk Siswa (NIS) dan Nomor Induk
Siswa Nasional (NISN) masih dibuat secara manual dan tidak
terarsip.
Dampak : Data Nomor Induk Siswa (NIS) dan Nomor Induk
Siswa Nasional (NISN) banyak yang belum lengkap, sehingga
ketika wali kelas akan melakukan pengisian raport data NIS dan
NISN tidak terisi.
3. Kurang optimalnya pelaksanaan upacara bendera di SMP Negeri 8
Bengkulu Tengah
Penyebab : Kurang terlatihnya siswa menjadi petugas upacara
bendera
Dampak : Upacara bendera tidak berlangsung dengan baik.
C. Penetapan Isu
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses
pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya
sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan
semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan
masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan.
Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan
prioritas masalah. Dalam makalah ini, penentuan prioritas masalah
menggunakan metode USG (Urgency, Seriusness, Growth) dan APKL
(Aktual,Kekhalayakan, Problematika, Layak). Metode USG merupakan salah
21
satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring.
Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari
masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, dan kemungkinan
bekembangnya masalah tersebut semakin besarserta kemudahan dalam
penyelesaian masalah. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan, artinya apabila masalah
tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, apabila
masalah tidak diselesaikan dengan cepat akan berakibat serius pada
masalah lainnya.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah,
artinya apabila masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya
akan berjalan terus.
Berikut ini adalah hasil penentuan isu yang diangkat dengan
menggunakan analisis USG.
Tabel 2.1 Identifikasi isu dengan metode USG
Kriteria Skor Prioritas
No Masalah
U S G
Kurangoptimalnya proses
1 pembelajaran IPA di kelas VII A 5 5 4 14 I
SMP Negeri 8 Bengkulu Tengah. 4
Belum optimalnya rekapitulasi
Nomor Induk Siswa (NIS) dan
2 4 4 4 12 III
Nomor Induk Siswa Nasional
(NISN)
Kurangoptimalnya pelaksanaan
4 upacara bendera di SMP Negeri 8 5 4 4 13 II
Bengkulu Tengah
22
Kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria penilaian metode USG
U S G
1 Sangat Tidak bersifat 1 Tidak serius untuk 1 Tidak memburuk
mendesak dibahas terkait akibat tanpa penanganan
yang ditimbulkan
2 Kurang bersifat 2 Kurang serius untuk 2 Kurang memburuk
mendesak dibahas terkait akibat tanpa penanganan
yang ditimbulkan
3 Bersifat mendesak 3 Serius untuk dibahas 3 Memburuk tanpa
terkait akibat yang penanganan
ditimbulkan
4 Lebih bersifat 4 Lebih serius untuk 4 Lebih memburuk
mendesak dibahas terkait akibat tanpa penanganan
yang ditimbulkan
5 Sangat bersifat 5 Sangat serius untuk 5 Sangat memburuk
mendesak dibahas terkait akibat tanpa penanganan
yang ditimbulkan
Berdasarkan hasil analisis USG yang telah dilakukan pada Tabel 2.1 maka
isu yang diangkat dan menjadi prioritas untuk dilakukan penyelesaian adalah
kurangoptimalnya proses pembelajaran IPA di kelas VII A SMP Negeri 08
Bengkulu Tengah. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kurang optimalnya
menginovasi dan mengemas perencanaan yang menuntut keaktifan dan
partisipasi siswa di dalam kelas. Sehingga berdampak pada kurangnya
motivasi siswa dalam menerima pembelajaran di kelas sehingga ketuntasan
belajar siswa rendah.
23
D. Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.3 Identifikasi Isu di SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah
Unit Kerja : SMP Negeri 8 Bengkulu Tengah
Jabatan : Guru IPA
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya proses pembelajaran IPA di kelas VII A SMP Negeri 8 Bengkulu
Tengah.
2. Belum optimalnya rekapitulasi Nomor Induk Siswa (NIS) dan Nomor Induk Siswa Nasional
(NISN)
3. Kurang optimalnya pelaksanaan upacara bendera di SMP Negeri 8 Bengkulu Tengah
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya proses pembelajaran IPA di kelas VII A SMP Negeri 8 Bengkulu Tengah.
Gagasan pemecahan isu : Peningkatan proses pembelajaran IPA di kelas VII A SMP Negeri 8 Bengkulu Tengah
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Merancangalat evaluasi pembelajaran berbasis Teka Teki Silang (TTS)
3. Melaksanakan kegiatan berbaris di depan kelas sebelum pelajaran di mulai
4. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Role
Playing
5. Melaksanakan tes berbasis TTS
6. Melaksanakan praktikum keanekaragaman tumbuhan dengan membuat taman bunga dan toga
24
Kontribusi
Uraian Tahapan Output/Hasil terhadap Visi- Penguatan Nilai-
No. Kegiatan Nilai-nilai Dasar
Kegiatan Kegiatan Misi Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun 1. Melakukan Adanya izin, Etika Publik (santun, Menyusun Penguatan nilai
Rencana konsultasi terlebih arahan dan saran Hormat) Rencana organisasi dalam
Pelaksanaan dahulu dengan dari Kepala Dalam berkonsultasi dengan Pelaksanaan kegiatan ini adalah
Pembelajaran Kepala Sekolah Sekolah mentor, saya akan senantiasa Pembelajaran beretika, tanggung
(RPP) (mentor) sopan dan hormat dalam (RPP) akan jawab, kreatiof
menerima saran dan arahan. membuat dan disiplin.
2. Menyiapkan Adanya silabus Akuntabilitas (Tanggung kegiatan
silabus yang yang memuat jawab) pembelajaran
sesuai kurikulum materi Dalam menyusun RPP menjadi terarah,
2013 dan mencari pembelajaran disesuaikan dengan materi, efektif dan
referensi yang akan silabus, dan kurikulum yang di efisien sejalan
dilakukan gunakan di sekolah dengan misi
25
3. Menyusun RPP Adanya RPP yang Komitmen Mutu (Inovasi) pertama
dengan sesuai dengan melaksanakan
Dalam membuat RPP
memperhatikan materi, model pembelajaran
mengaktualisasikan nilai
materi, model pembelajaran, dan bimbingan
inovasi dengan menyesuaikan
pembelajaran, tujuan secara efektif
model pembelajaran Role
tujuan pembelajaran dan sehingga setiap
Playing sehingga siswa terlibat
pembelajaran dan alokasi waktu siswa dapat
aktif dalam pembelajaran
alokasi waktu yang telah berkembang
Anti Korupsi (Disiplin,
ditentukan secara optimal
Tepat Waktu)
sesuai dengan
Dalam penyusunan RPP
potensi yang
mengaktualisasikan nilai
dimiliki..
tepat waktu dengan
penyusunan sesuai dengan
alokasi waktu yang telah
ditentukan berdasarkan jam
mata pelajaran
26
4. Mencetak Print out RPP Komitmen Mutu(Efisien)
Rencana Dalam proses pencetakan
Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP Pembelajaran (RPP), saya akan
teliti sehingga tidak terjadi
pemborosan.
5. Menyiapkan Bahan dan Komitmen Mutu (Efisien)
bahan dan scenario/dialog Nasionalisme (Cinta Tanah
skenario/dialog pembelajaran Air)
untuk model Role Membuat bahan untuk
pembelajaran Playing perlengkapan model
model Role pembelajaran Role Playing
Playing dengan bahan yang ada di
sekitarnya serta menyusun
scenario yang menarik dan
mudah dipahami serta dengan
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
27
benar sebagai bentuk
kecintaan terhadap bangsa
Indonesia.
Analisa Dampak :Jika dalam kegiatan konsultasi dengan atasan mengenai rancangan kegiatan aktualisasi tidak menerapkan nilai –nilai dasar
ASN maka akan menghambat proses pelaaksanaan karena tidak diketahui oleh atasan atau bahkan mungkin tidak disetujui oleh
atasan. Jika RPP tidak disusun dengan baik, maka pelaksanaan pembelajaran tidak akan terarah, tujuan pembelajaran bisa saja
tidak tercapai dengan maksimal.
28
2. Merancang Alat 1. Membuat Soal Adanya soal Teka Akuntabilitas Pembuatan soal Penguatan nilai
Evaluasi berbasis Teka Teki Silang Teki Silang (Tanggungjawab) evaluasi sejalan organisasi dalam
Teka Teki Silang yang disesuaikan Dalam proses menyusun soal dengan misi kegiatan ini adalah
dengan materi berbasis teka teki yang pertama kreatif,
dan tujuan silangdisesuaikan dengan yaitu tanggungjawab
pembelajaran materi dan tujuan pembelajaran melaksanakan
yang ingin dicapai. pembelajaran
Nasionalisme (Kecintaan) dan bimbingan
Soal evaluasi berbasis TTS secara efektif
dibuat dengan menggunakan sehingga setiap
Bahasa Indonesia yang baik siswa dapat
dan benar serta mudah berkembang
dipahami oleh siswa. secara optimal
sesuai dengan
2. Mendesign kotak- Design kotak- Komitmen Mutu (Inovasi) potensi yang
kotak TTS kotak TTS Mendesign kotak-kotak TTS dimiliki.
dengan menggunakan
program MS Word di
29
komputer agar lebih
menarik.
30
3. Melaksanakan 1. Menentukan Adanya Nasionalisme (Keadlian) Dengan Penguatan nilai
Kegiatan pemimpin barisan pemimpin barisan Pemimpin barisan ditentukan melaksanakan organisasi dalam
Berbaris di bergantian setiap harinya agar kegiatan kegiatan ini adalah
depan kelas siswa yang lain juga memiliki berbaris di beretika, dan
sebelum kesempatan untuk berlatih depan kelas disiplin
memulai menyiapkan barisan sebelum
pelajaran 2. Menjelaskan tata Adanya tata cara Akuntabilitas(Kejelasan) memulai
cara berbaris atau peraturan Memberikan penjelasan kepada pembelajaran
dengan tertib baris berbaris siswa mengenai tata cara sesuai dengan
berbaris agar tertib dan tidak misi keempat
salah dalam memberikan aba- yaitu
aba. mendorong dan
31
3. Melakukan salam Salam dan sapa Etika Publik (Hormat, membantu
dan sapa kepada dengan guru santun) siswa untuk
guru sebelum Dalam melaksanakan salam, mengenali
masuk ke dalam senyum dan sapa kepada guru potensi dirinya
kelas secara sebelum masuk kelas sehingga dapat
tertib dan mengaktualisasikan nilai berkembang
bergantian hormat dan santun kepada guru secara optimal
Analisa Dampak : Jika dalam kegiatan berbaris di depan kelas tidak dilaksanakan, maka siswa tidak terlatih untuk tertib dan disipin sebelum
masuk kelas dan memulai pelajaran
4. Melaksanakan 1. Mempersiapkan Tersedianya Komitmen Dalam Penguatan nilai
kegiatan belajar bahan ajar bahan ajar Mutu(Berorientasi pada melaksanakan organisasi dalam
dengan mutu) pembelajaran kegiatan ini adalah
menggunakan Dalam mempersiapkan bahan sesuai dengan religius, disiplin,
model ajar, saya akan mencari misi pertama dan professional.
pembelajaran referensi dari buku lain atau melaksanakan
Role Playing internet yang relevan untuk pembelajaran
memperkaya materi, disamping dan bimbingan
bahan ajar yang sudah tersedia. secara efektif
32
2. Memulai kegiatan Terciptanya Nasionalisme (Religius) sehingga setiap
belajar mengajar situasi yang Dalam kegiatan berdoa sebelum siswa dapat
dengan doa kondusif dan memulai pembelajaran terdapat berkembang
bersama teramalnya ajaran nilai religius secara optimal
agama sesuai dengan
potensi yang
3. Menyanyikan Terciptanya rasa Nasionalisme (Kecintaan dimiliki serta
lagu nasional cinta tanah air tanah air) sejalan dengan
sebelum misi kedua yaitu
Dengan menyanyikan lagu
melaksanakan mengkondisikan
nasional dapat menciptakan rasa
proses lingkungan
bangga terhadap bangsa dan
pembelajaran sekolah yang
negaranya.
sehat, bersih
dan islami
33
4. Mengecek Mengetahui Anti Korupsi (Disiplin)
kehadiran siswa kehadiran siswa Dalam mengecek kehadiran
siswa dan mengisi ke dalam
daftar hadir, saya akan
mengisinya dengan adil agar
dapat menunjang tingkat
kedisiplinan di sekolah.
34
5. Melaksanakan 1. Membagikan soal Setiap siswa Akuntabilitas (Keadilan) Dalam Penguatan nilai
tes berbasis Teka Teka Teki Silang mendapatkan soal Soal dibagikan kepada siswa melaksanakan organisasi dalam
Teki Silang TTS dengan tertib dan pengerjaan pembelajaran kegiatan ini adalah
(TTS) soal dilakukan secara serentak. sesuai dengan kreatif, jujur.
misi pertama
2. Melakukan Terkoreksinya Etika Publik (Jujur) melaksanakan
koreksi jawaban soal evaluasi Dalam melakukan koreksi pembelajaran
sehingga terhadap lembar jawaban siswa dan bimbingan
diperoleh nilai dilakukan dengan jujur dan secara efektif
siswa tidak pilih kasih sehingga setiap
siswa dapat
berkembang
3. Memasukan nilai Arsip nilai siswa Komitmen Mutu (Efektif) secara optimal
yang diperoleh Nilai yang diperoleh sesuai dengan
siswa ke dalam dimasukkan ke dalam daftar potensi yang
daftar nilai nilai untuk mencegah dimiliki
kehilangan ataupun kekeliruan
35
4. Membagikan hasil Siswa mengetahui Akuntabilitas (Transparan)
evaluasi kepada nilai yang Hasil ujian dibagikan kepada
siswa diperoleh siswa supaya siswa bias
mengetahui nilai yang diperoleh
serta sebagai bahan evaluasi
pembelajaran.
Analisa Dampak : Jika dalam melaksanakan kegiatan evaluasi tidak diterapkan nilai-nilai dasar ASN maka tidak akan diketahui hasil dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
6. Melaksanakan 1. Menyiapkan alat Adanya alat dan Komitmen Mutu(Efisiensi) Dalam Penguatan nilai
praktikum dan bahan bahan Menyiapkan media tanam membuat taman organisasi dalam
keanekaragaman dengan memanfaatkan barang bunga di kelas kegiatan ini adalah
tumbuhan yang sudah tidak terpakai sesuai dengan tanggung jawab
dengan membuat seperti botol plastik bekas, misi kedua dan kerjasama.
taman bunga dan plastik bekas, dan lampu bekas. yakni
toga 2. Menyiapkan Adanya media Nasionalisme(Kerjasama) mengkondisikan
media tanam tanam Dalam menyiapkan media lingkungan
tanam berupa tanah atau air sekolah yang
36
dilakukan secara bersama-sama sehat, bersih
sehingga akan lebih mudah dan dan islami
lebih cepat
3. Mengelompokkan Taman bunga dan Akuntabilitas
tumbuhan tanaman obat (Tanggungjawab)
(bunga/tanaman Membagi siswa kedalam
obat ) yang akan beberapa kelompok dan
ditanam memberikan tugas setiap
kelompok untuk menanam dan
mengelompokkan tumbuhan
serta bertanggung jawab
merawat bunga atau tanaman
obat yang sudah ditanam
tersebut.
Analisa Dampak :Jika dalam melaksanakan kegiatan praktikum keanekaragaman tumbuhan tidak terlaksana dengan baik dengan menerapkan
nilai-nilai ASN, maka siswa tidak memahami secara langsung tingkat keanekeragaman tumbuhan di sekitarnya. Selain itu jika tidak ada taman
bunga maupun tanaman obat, kelas/sekolah yang indah dan asri tidak akan tercapai yang akan berdampak pada penurunan motivasi belajar siswa.
37
38
38
39
2. Jadwal Konsultasi
Dalam kegiatan aktualisasi perlu dibuat jadwal konsultasi dengan
mentor dan pembimbing agar pelaksanaan dan pelaporan kegiatan akan
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam kegiatan ini bertindak sebagai
mentor yaitu Bapak Syamsu, S.Pd sebagai kepala sekolah di SMP Negeri
08 Bengkulu Tengah. Adapun rencana jadwal konsultasi dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.5 Rencana Jadwal Konsultasi dengan Mentor
NamaPeserta : Tutik Veriana, S.Pd.
39
40
Dalam kegiatan ini bertindak sebagai pembimbing yaitu Ibu Desy Puspita
Indah, S.Sos.,M.Pd. Adapun rencana jadwal konsultasi dengan pembimbing
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.6. Rencana Jadwal Konsultasi dengan Pembimbing
NamaPeserta : Tutik Veriana, S.Pd.
Instansi : Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah
TempatAktualisasi : SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah
Coach /Pembimbing : Desy Puspita Indah, S.Sos.,M.Pd
No Tanggal Kegiatan Output Telp/SMS/Email/
Langsung
1 Penyusunan Lanjutkan identifikasi WA
18/10/2019 Rencanapelaksan isu
aan Kegiatan
2 19/10/2019 Identifikasi Isu Revisi Kegiatan agar WA
dan langkah lebih kreatif dan tidak
kegiatan yang baku
akan dilakukan
3 Penyusunan
Rancangan
19/10/2019
Aktualisai
(Bab1-4)
4
40
41
41
42
model
pembelajar Role
Playing
4 Melakukan Siswa yang Bersikap disiplin
evaluasi menyontek pada saat dan tegas dengan
berbasis TTS ulangan harian siswa yang
Ada siswa yang melalukan
berhalangan hadir kecurangan atau
ketika ulangan menyontek.
harian Melaksanakan
ulangan harian
susulan bagi siswa
yang berhalangan
hadir
5 Melaksanakan Banyaknya siswa Bersikap tegas
praktikum yang tidak dengan
keanekaragaman mengumpulkan memperingatkan
tumbuhan bahan untuk siswa untuk wajib
dengan menanam bunga dan mengumpulkan
membuat taman toga bahan
bunga dan toga
5 Membuat Listrik padam Mengerjakan
laporan disaat listrik
aktualisasi menyala
42
43
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) menjadi dasar bagi Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban dalam instasi kerja
masing-masing. Dengan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan
prajabatan pola baru yang lebih menekankan pentingnya aktualisasi nilai-
nilai dasar profesi ASN dilingkungan kerja sangat diharapkan adanya
aparatur sipil Negara yang professional serta menjadi pelayan masyarakat
yang benar-benar mencerminkan seorang Aparatur Sipil Negara dalam
melaksanakan pelayan publik. Sehingga citra negatif yang selama ini
melekat pada Aparatur Sipil Negara perlahan-lahan hilang dan menjadikan
citra pelayan publik yang kembali baik, profesional dan memiliki integritas
tinggi.
Sebagai pelayan publik dalam bidang pendidikan harus bekerja
dengan memberikan pelayanan dan pendidikan yang terbaik. Sesuai dengan
visi dan misi SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah yaitu melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Penggunaan model dan media pembelajaran dapat menjadi variasi dari
metode ceramah yang selama ini dipakai. Penggunaan media pada proses
pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar belajar siswa
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
B. SARAN
Media belajar digunakan untuk membantu proses pembelajaran,
sehingga pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Pemilihan
media yang digunakan harus tepat, disesuaikan materi yang akan diajarkan.
Dengan penggunaan media, siswa akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran sehingga lebih maksimal dalam menerima materi yang
diajarkan.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.2016. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
44
45
45
46
LAMPIRAN
46