Anda di halaman 1dari 60

Panduan Pelatihan

Baseline Survey

LEAD Project – UNDP


LKPS
2008
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Daftar Isi
Hlm.
Introduksi
Panduan Ini ............................................................................................ 2
Petunjuk untuk Fasilitator.................................................................... 2
1. Penilaian kebutuhan
2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan
3. Sesi-sesi pelatihan
4. Bahan yang dibutuhkan
5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan
6. Fasilitas pelatihan
7. Fasilitasi
Petunjuk untuk Peserta ......................................................................... 6
1. Persiapan
2. Dinamika kelompok
3. Partisipatoris
Dokumen Referensi ................................................................................. 9

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana ................................................ 10

Sesi 2: Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan) ..........................................

Sesi 3: Baseline Survey dalam Ranah Riset ...................................................

Sesi 4: Perancangan Baseline Survey ..............................................................

Sesi 5: Observasi untuk Pengumpulan Data Primer .................................

Sesi 6: Rangkuman Hari Pertama .................................................................

Sesi 7: Wawancara untuk Pengumpulan Data Primer ...............................

Sesi 8: Wawancara Semi-Terstruktur (FGD) ...............................................

Sesi 9: Wawancara Terstruktur (Kuesioner) ................................................

Sesi 10: Rangkuman Hari Kedua .....................................................................

Sesi 11: Penutup (Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut) ............................

Kesimpulan ..........................................................................................................

Lampiran

1
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Panduan Ini. . .
 Berisi materi yang memfasilitasi pelatihan survei pendasaran (baseline survey).

 Mencakup materi berupa: agenda dan prosedur sesi pelatihan, bentuk latihan,

dan catatan per sesi.

 Juga dilampiri dengan referensi fasilitator yang berupa presentasi PowerPoint.

Namun, fasilitator dapat mengembangkan materi presentasi tersebut dari

berbagai sumber lain.

 Dapat digunakan oleh para pelatih yang belum pernah memfasilitasi kegiatan

pelatihan karena bersifat teknis dan operasional. Namun, panduan ini

diharapkan tetap dapat memperkaya pengalaman pelatih maupun peserta

dengan berbagai konsep tentang monitoring dan evaluasi.

 Instruksi untuk fasilitator tentang bagaimana melaksanakan sesi pelatihan bagi

pelatih pada dasarnya sama dengan instruksi untuk peserta; dan mencakup

pokok-pokok diskusi, serta jawaban atas pertanyaan dalam latihan.

 Instruksi yang khusus bagi peserta akan dibagikan sebagai pegangan sebelum

suatu kegiatan pelatihan dimulai.

 Panduan ini dirancang untuk dapat digunakan dikalangan organisasi lokal non-

pemerintah (ornop) berskala kecil dan sedang.

Petunjuk untuk Fasilitator


1. Penilaian kebutuhan
 Pelatih disarankan untuk melakukan penilaian kebutuhan sebelum

merencanakan pelatihan.

 Idealnya, penilaian kebutuhan ini dilakukan beberapa minggu sebelum

pelaksanaan pelatihan sehingga peserta mempunyai waktu untuk

mempersiapkan diri sedangkan pelatih mempunyai waktu untuk

mempersiapkan topik dan bahan yang dibutuhkan.

 Sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah berkoordinasi dengan staf LEAD-

project yang bertanggung jawab atas pelatihan, fasilitator dapat menambah

2
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

atau mengurangi sesi atau memutuskan untuk mengalokasikan waktu secara

berbeda daripada yang disajikan dalam panduan ini.

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan


 Diperlukan kerja tim dalam mempersiapkan pelatihan yang bersifat lebih

interaktif dan partisipatif, dalam arti komunikasi lebih bersifat dua-arah.

 Oleh karena itu, libatkan asisten fasilitator dalam semua pengambilan

keputusan yang terkait dengan pelatihan.

 Tinjau kembali semua materi dan bahas semua umpan balik dari hasil

penilaian kebutuhan sebelumnya.

 Informasikan kepada peserta secara rinici mengenai jadwal pelatihan, dan

kirimkan kepada mereka bahan bacaan sebelumnya.

3. Sesi-sesi pelatihan
Panduan ini ditujukan untuk pelatihan dua hari untuk pengenalan topik

baseline survey. Artinya pelatihan ini akan bermanfaat sebagai pemahaman dasar dan

praktis bagi organisasi lokal non-pemerintah yang berskala kecil dan menengah.

Panduan, dengan demikian, mencakup sesi-sesi berikut:

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana


Sesi 2: Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan)
Sesi 3: Baseline Survey dalam Ranah Riset
Sesi 4: Perancangan Baseline Survey
Sesi 5: Observasi untuk Pengumpulan Data Primer
Sesi 6: Rangkuman Hari Pertama
Sesi 7: Wawancara untuk Pengumpulan Data Primer
Sesi 8: Wawancara Semi-Terstruktur (FGD)
Sesi 9: Wawancara Terstruktur (Kuesioner)
Sesi 10: Rangkuman Hari Kedua
Sesi 11: Penutup (Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut)

3
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

INPUT
PESERTA PELATIHAN:
 Belum dapat jelaskan prinsip baseline survey & perannya dalam monev yang baik
 Belum dapat jelaskan nilai penting baseline survey dalam merencanakan, mengendali, dan membuat keputusan
 Belum dapat jelaskan komponen utama baseline survey
 Belum dapat jelaskan perbedaan riset kualitatif & kuantitatif
 Belum dapat jelaskan beragam instrumen riset & fungsi masing-masing
 Belum dapat jelaskan beragam jenis survei & fungsi masing-masing

 Belum sadari jika riset penting bagi kerja CSO


 Belum hargai peran inti data baseline dalam ukur pencapaian CSO
 Belum hargai pentingnya akuntabilitas & transparansi dalam CSO
 Belum kompeten untuk prakarsai sendiri suatu baseline survey

 Belum dapat rancang & lakukan baseline survey


 Belum dapat persiapkan & pakai instrumen riset

Sesi I: Sesi VII:


Pembukaan & Pencairan Suasana Wawancara untuk Pengumpulan Data Primer
 Prakondisi peserta agar lebih mudah  Agar dapat jelaskan beragam instrumen riset
menerima materi pelatihan wawancara (perbedaan antara kuantitatif &
kualitatif, antara semi-terstruktur & terstruktur)
Sesi II:  Agar dapat persiapkan & pakai instrumen riset
Orientasi Pelatihan (wawancara mendalam dengan informan
 Agar dapat hargai pentingnya akuntabilitas & kunci)
transparansi dalam CSO
 Agar dapat sadari riset penting bagi CSO
 Agar dapat hargai peran inti data baseline Sesi VIII:
dalam ukur pencapaian CSO Wawancara Semi-Terstruktur (FGD)
 Agar dapat jelaskan nilai penting baseline  Agar dapat jelaskan beragam instrumen riset
survey dalam merencanakan, mengendali, wawancara semi-terstruktur (perbedaan
dan membuat keputusan antara wawancara individual & wawancara
 Agar dapat jelaskan peran baseline survey kelompok)
dalam monev yang baik  Agar dapat persiapkan & pakai instrumen riset
(FGD dengan panduan wawancara & FGD
dengan PRA)
Sesi III:
Baseline Survey dalam Ranah Riset
 Agar dapat jelaskan prinsip baseline survey
Sesi IX:
 Agar dapat jelaskan perbedaan riset kualitatif
Wawancara Terstruktur (Kuesioner)
& kuantitatif
 Agar dapat jelaskan beragam insturmen riset
wawancara dengan kuesioner (perbedaan
Sesi IV: media komunikasi)
Perancangan Baseline Survey  Agar dapat persiapkan & adaptasi instrumen
 Agar dapat jelaskan beragam jenis survei & riset (wawancara dengan kuesioner)
fungsi masing-masing  Agar dapat praktikkan wawancara dengan
 Agar dapat jelaskan beragam instrumen riset kuesioner
& fungsi masing-masing

Sesi V: Sesi X:
Observasi untuk Pengumpulan Data Primer Rangkuman Hari Kedua
 Agar dapat praktikkan dan pahami observasi  Agar dapat pahami secara utuh hasil
sebagai partisipan dalam masyarakat pembelajaran selama hari kedua

Sesi XI:
Sesi VI: Penutup
Rangkuman Hari Pertama  Agar dapat buat rencana tindak lanjut dari
 Agar dapat pahami secara utuh hasil pelatlhan
pembelajaran selama hari pertama  Agar dapat evaluasi pelatihan secara utuh

OUTPUT
PESERTA PELATIHAN:
 Sudah dapat jelaskan prinsip baseline survey & perannya dalam monev yang baik
 Sudah dapat jelaskan nilai penting baseline survey dalam merencanakan, mengendali, dan membuat keputusan
 Sudah dapat jelaskan komponen utama baseline survey
 Sudah dapat jelaskan perbedaan riset kualitatif & kuantitatif
 Sudah dapat jelaskan beragam instrumen riset & fungsi masing-masing
 Sudah dapat jelaskan beragam jenis survei & fungsi masing-masing

 Sudah sadari jika riset penting bagi kerja CSO


 Sudah hargai peran inti data baseline dalam ukur pencapaian CSO
 Sudah hargai pentingnya akuntabilitas & transparansi dalam CSO
 Sudah kompeten untuk prakarsai sendiri suatu baseline survey

 Sudah dapat rancang & lakukan baseline survey


 Sudah dapat persiapkan & pakai instrumen riset

4
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

4. Bahan yang dibutuhkan


 Papan nama untuk setiap peserta

 Kertas flipchart

 Papan flipchart

 Spidol tebal sebanyak mungkin —berwarna

 Kartu indeks (seukuran setengah kertas A4) yang termasuk tool kit

 Sebuah komputer yang dapat dipergunakan untuk presentasi dan layar untuk

memproyeksikan

 Sebuah meja untuk meletakkan materi dan dokumentasi

 Presentasi disimpan dalam perangkat keras komputer atau disket

 VCD atau DVD tentang suatu riset untuk kegiatan advokasi masyarakat (yang

dipakai di sini, misalnya, adalah trailer 20 menit untuk film Erin Brockovitch).

5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan


 Panduan memberikan pilihan kegiatan yang dapat dipadukan sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan peserta.

 Ada berbagai macam cara dalam panduan untuk menyampaikan materi

pelatihan. Fasilitator dapat mengembangkan cara-cara lain jika diperlukan.

 Berikut adalah sejumlah cara penyampaian materi yang dipakai dalam

panduan.

Pembahasan kasus — Fasilitator dapat menggunakan kasus-kasus yang dialami

oleh peserta daripada sekedar memberikan contoh kasus yang ada dalam panduan.

Latihan — Contoh dalan latihan dapat diganti dengan proyek atau kegiatan

berdasarkan pengalaman peserta masing-masing.

Presentasi — Fasilitator diharapkan dapat memberi pengarahan berupa konsep

umum pada setiap awal sesi dan menyimpulkan setiap hasil pembahasan partisipatif

dalam kerangka konseptual itu.

5
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Diskusi — Fasilitator memberi pemancing diskusi untuk dibahas oleh peserta dalam

kelompok-kelompok kecil. Pemancing dapat berupa pertanyaan singkat atau juga

pernyataan yang harus disetujui atau tidak oleh kelompok peserta.

Ceramah — Ceramah selalu diberikan di bawah 20 menit, terutama untuk menjawab

pertanyaan dan memberi contoh-contoh.

Jajak pendapat awal & akhir — Jajak pendapat ini dilakukan di awal pelatihan

pertama dan di akhir pelatihan kedua agar peserta dapat menilai apakah tingkat

pengetahuan, sikap, dan praktik mereka berubah setelah mengikuti pelatihan ini.

6. Persiapan bahan
 Pastikan bahwa semua bahan (kuesioner; fotokopi lembar instruksi, sinopsis

film, dan contoh kasus, serta tool kit) telah dipersiapkan sebelum memulai

sebuah sesi.

 Pastikan bahwa alat tulis-menulis, kertas flipchart, dan kartu metaplan

tambahan telah tersedia, sedangkan segala alat elektronik yang diperlukan

berfungsi baik.

 Jika perlu, sediakan cue cards pribadi untuk membantu mengingat tahapan-

tahapan dalam suatu sesi.

 Perhatikan waktu yang telah digunakan. Letakkan jam tangan di tempat yang

mudah terlihat, jika perlu.

7. Fasilitas pelatihan
 Hampir seluruh kegiatan pelatihan ini melibatkan kegiatan kelompok kecil.

 Aturlah ruangan sehingga 4-6 peserta dapat duduk secara melingkar, tetapi

tetap dapat mendengar dan melihat fasilitator.

 Sediakan flipchart untuk kegiatan kelompok.

6
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Tempat pelatihan yang ideal adalah ruangan yang baik dan tenang sehingga

tidak terganggu oleh suara dering telepon, dan dinding-dindingnya dapat

dipakai untuk menempelkan flipchart.

 Pemisah ruang tidak akan dibutuhkan jika ruangan cukup luas untuk

melakukan kelompok kerja.

8. Fasilitasi
 Interaksi merupakan hal yang sangat penting untuk partisipasi peserta

pelatihan.

 Pembelajaran akan optimum jika para peserta mampu berbagi pengetahuan

dan menerapkan pengalaman mereka dalam memahami konsep-konsep

baru yang diperkenalkan. Latihan dan kerja kelompok dimaksudkan untuk

memenuhi maksud itu.

 Cara terbaik untuk memperoleh umpan adalah melalui pengajuan

pertanyaan-pertanyaan yang baik. Sebagian besar kegiatan diakhiri dengan

‚pertanyaan-pertanyaan proses‛ yang akan membantu pelatih merangkum

dan menutup sesi sekaligus memberi kesempatan kepada para peserta untuk

berbagi ide.

 Di awal pelatihan, juga di awal setiap kegiatan, yang paling penting adalah

memperjelas tujuan atau maksud dan menjelaskan agenda. Ini memberikan

arah kepada apa yang diniatkan fasilitator untuk dilakukan.

 Agar partisipasi peserta dapat maksimum, fasilitator perlu merespon

kebutuhan-kebutuhan yang mereka ekspresikan sepanjang pelatihan.

Petunjuk untuk Peserta


1. Persiapan
 Semestinya peserta telah menerima panduan pelatihan ini beberapa hari

sebelum acara pelatihan dimulai.

 Dengan demikian, peserta akan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.

7
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

2. Dinamika Kelompok
 Proses pelatihan ini diarahkan untuk menciptakan iklim belajar dalam suatu

kelompok, sehingga semua merasa didengar dan merasa bebas untuk

berpartisipasi aktif.

 Proses pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mengenali kebutuhan tiap-tiap

kelompok sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan tugas, semangat

kelompok terjaga, dan anggota kelompok dapat memberi masukan sebaik-

baiknya.

 Dinamika kelompok yang tinggi akan mengakibatkan struktur kelas yang

relatif lebih bebas. Orang-orang tidak selalu harus duduk di kursi dan

menghadap ke depan. Pengaturan kelas dapat berupa lingkaran, tanpa meja,

bahkan di lantai, jika memungkinkan. Kadang-kadang peserta akan

memperoleh kesempatan untuk berjalan-jalan, bukan hanya di dalam

ruangan tertutup, bahkan juga di luar ruangan.

3. Partisipatoris
 Proses pelatihan ini diarahkan untuk menjamin agar semua terlibat aktif

dalam penyusunan agenda bersama, berbagi hasil pembelajaran, dan

penggunaan kelompok-kelompok lebih kecil.

 Untuk itu, setiap peserta diharapkan mau dan mampu terlibat dalam proses

pengambilan keputusan sehingga merasa menjadi ‘bagian’ dari keputusan itu

dan merasa wajib melaksanakannya.

 Faktor perasaan setiap peserta menyangkut suatu isu dipandang penting

dan, oleh karenanya, semua peserta dianjurkan untuk mengungkap dan

mengangkatnya di depan umum.

 Peserta dan faslitator pelatihan perlu menyelesaikan segala konflik yang

muncul secara baik, sehingga semua suara didengar, pandangan baru

disertakan, dan tidak ada yang merasa harus mengalah.

8
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Setiap orang didorong untuk memberi dan menerima umpan balik sehingga

semua orang yang hadir dapat berkembang dan rintangan kerja kelompok

dapat diatasi.

 Evaluasi partisipatoris akan digunakan untuk menilai kegiatan pelatihan ini.

Dokumen Referensi
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 2000. ‚Materi Kuliah Metodologi Penelitian
Kesehatan‛. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Irawan, Prasetyo. 2002. Logika dan Prosedur Penelitian. Cetakan IV. Jakarta: STIA-LAN
Press.

Malo, Manasse & Sri Trisnaningtias. Tanpa tahun. Metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta: PAU Ilmu-Ilmu Sosial UI.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan XI. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Neuman, W. Lawrence. 1997. Social Research Methods; Qualitative & Quantitative


Approaches. New York: Allyn & Bacon.

Schall, Nikolaus & Michael Becker. 1997. ‚Practitioner’s Guide: Nutrition Baseline
Survey‛. Jakarta: GTZ.

9
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 1:
Pembukaan dan Pencairan Suasana

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

 Saling mengenal sehingga terbangun suasana yang lebih santai dan nyaman

untuk memasuki proses pelatihan;

 Memahami sistematika pelatihan selama dua hari;

 Mengenali harapan dan kekhawatiran mereka terkait dengan pelatihan.

Topik yang akan dipelajari:

 Identitas diri peserta

 Pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta

 Pemetaan harapan dan kekhawatiran perserta terkait dengan pelatihan

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD
Pembukaan: perkenalan diri dan kontrak projector, layar, flipchart,
belajar papan tulis, spidol, isolasi
15‛ Kegiatan 2: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat awal: pemetaan tingkat kuesioner, alat tulis
pengetahuan, sikap, dan praktik peserta
25‛ Kegiatan 3: Kartu indeks, flipchart,
Curah pendapat: identifikasi harapan dan papan tulis, spidol, isolasi
kekhawatiran peserta

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

10
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Kegiatan 1

 Fasilitator membuka acara dengan memperkenalkan diri dan fasilitator

lainnya. Para peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri secara

singkat dengan menyebutkan nama, asal lembaga, dan jabatan dalam

lembaga masing-masing (10‛).

 Fasilitator menjelaskan cakupan topik, tujuan per sesi, dan alokasi waktu dari

pelatihan dua hari ini dan memberi kesempatan bertanya jawab (5‛).

 Fasilitator mengajak peserta membuat kontrak belajar di kelas selama

pelatihan yang merinci aturan bersama, seperti kedatangan harus tepat

waktu, dilarang merokok di kelas, dilarang menerima telepon selama proses

pembelajaran, dan hal-hal lainnya sesuai kesepakatan (5‛).

Kegiatan 2

 Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait

dengan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut baseline survey.

 Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta

dapat mengisinya (5-10‛).

 Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).

Kegiatan 3

 Fasilitator menjelaskan pentingnya mengidentifikasi berbagai harapan dan

kekhawatiran terkait dengan pelaksanaan pelatihan ini.

 Untuk itu, fasilitator meminta setiap peserta untuk menentukan apa yang

menjadi dua harapan dan dua kekhawatiran utama mereka dan menuliskan

setiap pernyataan pada secarik kartu indeks.

 Fasilitator membagikan empat kartu indeks kepada setiap peserta untuk

ditulisi (5-10‛).

 Fasilitator mengajak satu-dua peserta untuk membantu menyusun dan

mengelompokkan kartu indeks pada kertas flipchart di papan tulis.

 Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan harapan dan

kekhawatiran yang teridentifikasi dan antisipasi yang diperlukan (10-15‛).

11
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 2:
Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan)

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 Memahami program, proyek, dan kegiatan pembangunan (aksi ornop)

sebagai suatu action research dan nilai penting data bagi tatakelola ornop;

 Memahami kedudukan baseline survey dalam siklus program suatu ornop.

Topik yang akan dipelajari:

 Nilai penting data dan riset bagi tatakelola ornop

 Hubungan antara baseline survey dan tatakelola ornop

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


60‛ Kegiatan 1: LCD projector, trailer film
Pemutaran film & diskusi kelompok: Erin Brockovich, kertas
hubungan antara data, riset, dan tatakelola flipchart, spidol, isolasi
ornop
45‛ Kegiatan 2: Fotokopi ringkasan
Diskusi kelompok: hubungan antara baseline eksekutif dari laporan
survey dan tatakelola ornop survei pendasaran, kertas
flipchart, spidol, isolasi
15‛ Kegiatan 3: Presentasi PowerPoint, LCD
Presentasi: merangkum pokok-pokok projector, layar
pembahasan

12
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan 1

 Fasilitator bertanya kepada peserta, ‚Apakah ornop memerlukan data dan

melakukan riset untuk dapat menjalankan kegiatan mereka?‛ (5‛)

 Fasilitator mengajak peserta menonton trailer film berjudul Erin Brockovich

(perempuan aktivis lingkungan yang melakukan riset untuk advokasi hukum

masyarakat) selama 20 menit. Sebelumnya, peserta memperoleh sinopsis

film, membagi diri menjadi kelompok diskusi beranggota 4-6 orang, dan

ditugaskan untuk menjawab daftar pertanyaan berikut ini.

Menurut Anda,

1. Siapakah tokoh Erin Brockovich dalam film ini?

2. Apakah yang telah ia lakukan? Mengapa ia melakukannya, dan

melalui cara apa saja?

3. Siapa saja yang Erin libatkan dalam upayanya itu?

4. Apakah Anda juga melakukan hal serupa dalam pekerjaan Anda?

Dengan cara seperti apa? Siapa saja yang Anda libatkan?

5. Apakah hal(-hal) itu penting dilakukan? Mengapa?

 Setelah trailer film diputar, peserta berdiskusi dan menuliskan jawaban

mereka pada selembar flipchart (15‛).

 Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompok masing-

masing selama tiga menit. Dalam pleno, peserta membahas kembali hasil

diskusi mereka. Fasilitator memberi masukan jika diperlukan (20‛).

Kegiatan 2

 Secara ringkas, fasilitator menyegarkan ingatan peserta tentang siklus

program. Selanjutnya, fasilitator membagikan fotokopi ringkasan eksekutif

suatu laporan baseline survey kepada para peserta (5‛).

13
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Fasilitator meminta peserta menjadi kelompok diskusi dengan 4-6 anggota

untuk menjawab daftar pertanyaan di bawah (15‛). Untuk itu, setiap

kelompok mendapatkan kertas flipchart dan spidol.

Menurut Anda:

1. Apakah baseline survey dapat bermanfaat bagi program suatu ornop?

Mengapa?

2. Jika dapat, baseline survey akan paling bermanfaat pada tahap manakah

dalam siklus program suatu ornop? Mengapa?

3. Apakah pelaksanaan baseline survey akan berdampak pada

akuntabiliitas ornop? Dengan cara apa?

 Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompok masing-

masing selama tiga menit. Dalam pleno, peserta membahas kembali hasil

diskusi mereka. Fasilitator memberi masukan jika diperlukan (25‛).

Kegiatan 3

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum dan

menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.

14
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN YANG TERKAIT DENGAN SESI 2:


HUBUNGAN ANTARA BASELINE DATA DAN M&E

TUJUAN UTAMA M&E


BERBASIS HASIL
Mening-
katkan
Menjamin
akunta-
pengam-
bilitas
bilan Bangun
dan
keputusan
kapasitas reposisi
berdasar-
organisasi diri
kan
informasi dan
pembangunan

Meningkatkan pembelajaran dari


pengalaman

Sumber: Adaptasi dari UNDP (2002)

PENELITIAN: BERDASARKAN MANFAAT


Fungsi penelitian: mengembangkan teori  untuk pengembangan teori itu sendiri
ATAU untuk kepentingan praktis di dalam penyelenggaraan sesuatu hal.

Oleh karena itu, menurut Irawan (2002), berdasarkan manfaatnya, penelitian dapat
dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1. Basic research; yaitu penelitian yang manfaat praktisnya tidak dapat segera
dilihat,
2. Applied research; yaitu penelitian yang manfaat praktisnya relatif dapat segera
dilihat.

Atau, menurut definsi yang digunakan oleh Malo (tanpa tahun), kedua jenis
penelitian di atas adalah:
1. Penelitian murni: penelitian dibuat untuk kembangkan dan guji hipotesis dan
teori yang secara teoretis menarik untuk si peneliti,
2. Penelitian terapan: penelitian menyangkut masalah yang butuhkan pemecahan
dan jalan keluar. Penelitian terapan mencakup:
action research (penelitian aksi):
- penelitian berfokus pada aksi sosial.

15
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

- dengan tujuan kembangkan keterampilan atau pendekatan baru


untuk memecahkan masalah melalui penerapan langsung.
evaluative research (penelitian evaluatif):
- penelitian dilakukan untuk ukur keberhasilan suatu program 
saat program sedang berjalan (formatif) ATAU sesudah program
berakhir (sumatif).
social impact assessment (penilaian dampak sosial):
- misalnya dokumen amdal yang dipersyaratkan oleh lembaga
pemerintah.
- tujuan: perkirakan akibat-akibat yang mungkin dari suatu
perubahan terencana (Neuman, 1997).

MANFAAT PRAKTIS HASIL PENELITIAN


1. dapat dijadikan peta yang menggambarkan keadaan suatu obyek, yang
sekaligus melukiskan kemampuan sumberdaya dan kemungkinan-
kemungkinan yang ditemukan di dalam suatu pelaksanaan,
2. dapat dijadikan alat diagnosis dalam mencari sebab-musabab kegagalan
sehingga upaya untuk menanggulanginya dapat dicari,
3. dapat dijadikan alat dalam membuat kebijakan saat menyusun strategi
pengembangan selanjutnya,
4. dapat melukiskan kemampuan —baik secara kualitas maupun kuantitas—
dalam hal pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta tenaga kerja, yang sangat
berperan bagi keberhasilan dalam suatu bidang.

MAKSUD DARI BASELINE SURVEY


Data dari baseline survey bertujuan digunakan untuk:
1. maksud penilaian—hubungan sebab akibat dari suatu masalah sosial dapat
dikajikan dengan metode dan pengujian yang sederhana,
2. maksud perencanaan—faktor-faktor teridentifikasi dari penyebab masalah
sosial bersangkutan membantu menentukan kegiatan-kegiatan, indikator-
indikator, dan intervensi-intervensi yang memadai dan berorientasi
penyelesaian masalah,
3. maksud monitoring dan evaluasi—data obyektif membantu
memperbandingkan antara situasi pada awal intervensi dan situasi-situasi
pada waktu-waktu yang lebih kemudian (Schall & Becker, 1997).

Prinsip  ‚tak ada survei yang bersifat penelitian murni, tak ada survei tanpa
memberikan layanan‛

KEUNTUNGAN BASELINE SURVEY


1. Menyediakan data yang obyektif, terukur, dan representatif untuk tujuan
analisis masalah, perencanaan, dan monitoring & evaluasi,
2. Membantu perbandingan antara situasi di awal dan situasi di akhir daur
proyek untuk asesmen (penilaian) dampak,
3. Membantu menentukan penyebab atau penentu masalah tertentu,

16
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

4. Memungkinkan pengembangan hubungan-hubungan statistik antara faktor-


faktor dan status masalah untuk perencanaan intervensi,
5. Memberikan informasi untuk indikator-indikator (matriks perencanaan),
6. Berkontribusi pada pengelolaan organisasi yang baik,
7. Melandasi atau memberi justifikasi untuk intervensi dan kegiatan tertentu
terhadap populasi tertentu di wilayah yang disurvei,
8. Memberikan hasil-hasil yang sahih, yang dapat dimanfaatkan dalam
mengalokasi sumberdaya dan membuat kebijakan,
9. Format survei yang sudah baku memungkinkan perbandingan antara hasil-
hasil survei yang mencakup beberapa wilayah atau populasi yang berbeda
(Schall & Becker, 1997).

KETERBATASAN BASELINE SURVEY


1. Relatif mahal, terkait dengan waktu, uang, dan sumberdaya manusia,
2. Memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus untuk menjamin penerapan,
pelaksanaan, dan penafsiran data secara memadai,
3. Format survei yang sudah baku menyulitkan penilaian aspek-aspek budaya
dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat,
4. Dapat menekankan perhatian pada situasi populasi yang disurvei pada suatu
saat tertentu, tetapi tidak dapat menilai proses-proses atau hubungan-
hubungan sosial di dalam masyarakat,
5. Bergantung pada jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang disurvei,
yang perlu diperbandingkan dengan pengamatan-pengamatan untuk
menjamin realibilitas (keandalan) data. Jika pertanyaan-pertanyaan tidak
dirumuskan secara baik sebelumnya, ada risiko mengumpulkan data yang
tidak riil, yang tidak mencerminkan kenyataan di lapangan,
6. Berisiko menghasilkan bank data yang gemuk tanpa analisis yang cukup
mendalam (Schall & Becker, 1997).

17
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 3:
Baseline Survey dalam Ranah Riset
Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 Menyegarkan ingatan mereka tentang definisi dan jenis riset;

 Memahami baseline survey sebagai kegiatan riset;

 Memahami perbedaan antara pendekatan kuantitatif & kualitatif.

Topik yang akan dipelajari:

 Definisi dan jenis riset

 Baseline survey sebagai suatu bentuk riset

 Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam riset

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: arti riset & jenis riset menurut LCD projector, layar
tujuan, manfaat, & rentang waktu yang
diteliti
30‛ Kegiatan 2: Fotokopi ringkasan
Diskusi kelompok: memahami baseline eksekutif dari suatu
survey sebagai bentuk kegiatan riset survei pendasaran,
fotokopi lembar-lembar
kerja, alat tulis
35‛ Kegiatan 3: Abstrak suatu penelitian
Diskusi kelompok: memahami perbedaan kuantitatif dan suatu
antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif penelitian kualitatif,
dalam riset kertas flipchart, spidol
10‛ Kegiatan 4: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: merangkum pokok-pokok LCD projector, layar
pembahasan

Rincian Kegiatan:

 Fasilitator memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

18
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Kegiatan 1

 Fasilitator melakukan presentasi tentang definisi serta jenis penelitian

berdasarkan tujuan, manfaat, dan cakupan waktu yang diteliti.

 Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya-jawab singkat.

Kegiatan 2

 Fasilitator meminta peserta membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6

orang. Kepada setiap kelompok, fasilitator membagikan fotokopi ringkasan

eksekutif suatu baseline survey, kertas flipchart serta spidol, serta fotokopi

empat lembar kerja berikut (5‛).

Riset Berdasarkan Tujuan Riset Berdasarkan


Teknik Pengumpulan Data
Eksploratori
Pendekatan kuantitatif:
- Eksperimental
Deskriptif - Survei
- Content analysis
- Statistik yang sudah ada
Eksplanatori Pendekatan kualitatif:
- Riset lapangan
- Komparatif historis

Riset Berdasarkan
Manfaat
Riset Berdasarkan
Murni Cakupan Waktu

Cross-sectional

Terapan:
Longitudinal:
- Aksi
- Panel
- Dampak
- Time series
- Evaluasi
- Cohort analysis

Studi kasus

19
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Kelompok peserta berdiskusi untuk menjawab daftar pertanyaan berikut

(10‛).

Dari contoh ringkasan eksekutif baseline survey yang Anda terima,

menurut Anda:

1. Termasuk termasuk jenis penelitian apakah baseline survey

berdasarkan:

a. Tujuan? Mengapa?

b. Manfaat? Mengapa?

c. Cakupan waktu yang diteliti? Mengapa?

d. Jenis/teknik pengumpulan data? Mengapa?

2. Tandai (√) pada jawaban yang menurut Anda paling tepat pada

masing-masing dari empat fotokopi lembar kerja yang dibagikan.

Tulis alasan Anda pada kertas flipchart.

 Dalam pleno, peserta membahas hasil kerja kelompok mereka. Fasilitator

memberi masukan jika diperlukan (15’).

Kegiatan 3

 Fasilitator menyegarkan ingatan peserta bahwa, berdasarkan jenis data,

penelitian dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif (5‛).

 Masih dengan kelompok-kelompok diskusi yang sama, fasilitator

membagikan dua contoh abstrak penelitian (kuantitatif dan kualitatif) kepada

masing-masing kelompok.

 Masing-masing kelompok memperoleh flipchart dengan tabel perbedaan

antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif berikut. Mereka harus mengisi

setiap boks dengan kartu-kartu plano yang tersedia yang tepat (15‛).

ASPEK PENDEKATAN
Kuantitatif Kualitatif
Struktur & standardisasi
Fleksibilitas dalam rancangan
penelitian
Proses pekerjaan/penelitian
Asumsi tentang hubungan

20
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

dasar di dunia nyata &


kemungkinan untuk
mengubah hubungan
Isi penelitian
Peran responden (R)
Peran peneliti (P)
Bentuk isi laporan
Alokasi waktu

Tinggi Rendah
Belum tentu hubungan stabil karena ada Sebagian besar untuk formulasi, kurang
interaksi dinamis dan bertimbal balik untuk pengumpulan & analisis
antarpelaku. Realitas sosial adalah buatan
manusia yang dapat mereka ubah.
Ada kemungkinan mengidentifikasi Tinggi
hubungan yang stabil antarvariabel. Pelaku
dapat menganggap kestabilan sebagai
penghalang perubahan.
Rendah Prosa, citra, metafora, gambaran data seperti
wawancara dan pengamatan terstruktur
Holistik, terutama dilihat dari tafsiran terfragmen atau berurutan sesuai dengan
responden Pandangan hubungan sebab-akibat: variabel sebagian
dilihat dari tafsiran peneliti
P adalah pengamat jarak jauh/analis, R adalah subyek untuk P dalam hubungan
mungkin sekaligus ‚manipulator jarak ‚Anda-Saya‛
jauh‛
Pengujian dengan alat analisis, tabel, Sering induktif
angka, diagram
Kurang untuk formulasi, sebagian besar R adalah proyek untuk P dalam hubungan
untuk pengumpulan & analisis ‚Saya-Benda‛
Terutama deduktif P adalah pelaku dan pengamat sebagai
action researcher atau ‚konsultan interaktif‛

 Setiap kelompok memasang hasil diskusi kelompok mereka di dinding.

Dalam pleno, peserta membahas hasil pekerjaan mereka (15‛).

Kegiatan 4

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum dan

menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.

21
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 3:


DEFINISI PENELITIAN
Kata penelitian (riset) adalah terjemahan dari kata research dalam Bahasa Inggris,
yang berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari.
Dengan demikian, secara harafiah, kata penelitian/riset atau research dapat diartikan
sebagai pencarian kembali.

Neuman (1997) mendefinisikan penelitian sebagai suatu cara yang dilakukan dengan
tujuan mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan melalui sekumpulan metode yang
digunakan secara sistematis sehingga diperoleh suatu pengetahuan.

Secara khusus, Neuman (1997) mendefinisikan penelitian sosial sebagai suatu proses
untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang hal-ikhwal sosial, serta pengetahuan
baru tentang pekerjaan sosial yang menggunakan suatu pendekatan keilmuan.

JENIS-JENIS PENELITIAN
TUJUAN MANFAAT CAKUPAN WAKTU JENIS DATA
Eksploratori Murni Cross-sectional Data kuantitatif:
- Eksperimental
Longitudinal: - Survei
Deskriptif - Panel - Content analysis
Terapan: - Time series - Statistik eksis
- Aksi - Cohort analysis Data kualitatif:
Eksplanatori - Dampak - Riset lapangan
- Evaluasi Studi kasus - Komparatif historis
Sumber: Neuman (1997)

PENELITIAN: BERDASARKAN TUJUAN


1. Penelitian eksplorasi:
gali topik baru (WHAT).
Tujuan: memperoleh informasi mengenai permasalahan atau keadaan
itu.
2. Penelitian deskriptif:
gambarkan suatu fenomena sosial (HOW).
Meskipun ada, informasi mengenai masalah atau keadaan tertentu
belum cukup terperinci  seseorang mungkin tertarik untuk adakan
penelitian yang lebih merinci informasi yang tersedia.
3. Penelitian analitis/eksplanasi:
Jelaskan mengapa sesuatu terjadi (WHY).
Penelitian cakup analisis hubungan sebab-akibat antarfaktor yang
hendak dipelajari.
Analisis dapat didasarkan pada hipotesis yang telah dirumuskan.

PENELITIAN: BERDASARKAN RENTANG WAKTU YANG DITELITI

22
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Neuman (1997) merinci jenis penelitian berdasarkan rentang waktu yang diteliti
sebagai berikut:
1. Cross-sectional research:
penelitian terhadap sebagian dari gejala (populasi) pada satu waktu
tertentu.
Biasanya mudah dan murah, tetapi tidak dapat meliputi perubahan
sosial secara luas.
2. Longitudinal research:
penelitian terhadap suatu gejala sosial dalam jangka waktu tertentu
yang dilakukan lebih dari sekali.
Lebih rumit dan lebih mahal jika dibandingkan yang sebelumnya,
tetapi efektif untuk melihat perubahan yang terjadi pada satu periode
waktu yang panjang, dan informasi akan lebih kaya.
Jenis penelitian ini terbagi lagi atas:
- Panel study: pengamatan atas kelompok orang yang sama dalam
waktu yang berbeda,
- Time series: pengumpulan jenis informasi yang sama tentang
perubahan gejala dari sekelompok orang dalam waktu yang
berbeda sehingga dapat dilihat ada tidaknya perubahan dalam
kelompok itu,
- Cohort study: pengamatan atas perubahan gejala pada sejumlah
responden dengan karakteristik yang sama yang dapat dilihat dari
pengalaman hidup yang dimiliki.
3. Case study:
penekanan terhadap kasus-kasus tertentu selama satu rentang waktu
yang terbatas.
data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sangat rinci dan variatif.

PENELITIAN: BERDASARKAN JENIS DATA/PENDEKATAN


Rangkuman perbedaan antara kedua jenis penelitian tersebut di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
ASPEK PENDEKATAN
Kuantitatif Kualitatif
Struktur & standardisasi Tinggi Rendah
Fleksibilitas dalam rancangan Rendah Tinggi
penelitian
Proses pekerjaan/penelitian Terutama deduktif Sering induktif
Asumsi tentang hubungan Ada kemungkinan Belum tentu hubungan
dasar di dunia nyata & mengidentifikasi hubungan stabil karena ada interaksi
kemungkinan untuk yang stabil antarvariabel. dinamis dan bertimbal balik
mengubah hubungan Pelaku dapat menganggap antarpelaku. Realitas sosial
kestabilan sebagai adalah buatan manusia
penghalang perubahan. yang dapat mereka ubah.
Isi penelitian Pandangan terfragmen atau Holistik, terutama dilihat
berurutan sesuai dengan dari tafsiran responden
hubungan sebab-akibat:
variabel sebagian dilihat

23
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

dari tafsiran peneliti


Peran responden (R) R adalah proyek untuk P R adalah subyek untuk P
dalam hubungan ‚Saya- dalam hubungan ‚Anda-
Benda‛ Saya‛
Peran peneliti (P) P adalah pengamat jarak P adalah pelaku dan
jauh/analis, mungkin pengamat sebagai action
sekaligus ‚manipulator researcher atau ‚konsultan
jarak jauh‛ interaktif‛
Bentuk laporan Pengujian dengan alat Prosa, citra, metafora,
analisis, tabel, angka, gambaran data seperti
diagram wawancara dan
pengamatan terstruktur
Alokasi waktu Sebagian besar untuk Kurang untuk formulasi,
formulasi, kurang untuk sebagian besar untuk
pengumpulan & analisis pengumpulan & analisis
Sumber: Mikkelson (2003)

PENELITIAN KUANTITATIF: BERDASARKAN TEKNIK PENGUMPULAN


DATA
Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan
sebagai berikut (Neuman, 1997):
1. Experimental research:
subyek penelitian terbagi dalam dua atau lebih kelompok
kondisi termanipulasi (memberi perlakuan secara khusus) bagi salah
satu kelompok untuk dapat simpulkan berbagai perbedaan reaksi
terhadap berbagai perlakuan yang berbeda.
2. Survey:
peneliti ajukan pertanyaan tertulis, dalam bentuk kuesioner atau
wawancara lisan, yang hasilnya direkam
data terkumpul dianalisis dalam bentuk presentasi, tabel, dan grafik
 diperoleh gambaran tentang pemikiran subyek penelitian terkait
dengan topik yang diajukan
biasa menggunakan sampel (sekelompok kecil dari suatu populasi)
sehingga data dari sampel data digeneralisir untuk populasi
3. Content analysis:
peneliti kumpulkan data & informasi dari material bersifat simbolis
(gambar, film, teks, lirik lagu)
peneliti sebelumnya identifikasi bentuk materi yang akan dianalisis
(buku, majalah, sinetron, dsb), lantas membuat sistem untuk merekam
aspek-spek penting di dalamnya  tampilkan hasil temuan yang
terukur dalam tabel atau grafik
4. Existing statistics:
peneliti gunakan data statistik yang ada dan susun kembali data itu
dalam bentuk baru yang lebih sesuai untuk penelitiannya sendiri

PENELITIAN KUALITATIF: BERDASARKAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

24
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan


sebagai berikut (Neuman, 1997):
1. Field research:
penelitian tidak mulai dari perumusan masalah, tetapi dari memilih
kelompok masyarakat yang akan diteliti.
peneliti amati langsung subyek penelitian di lingkungan alamiah
selama jangka waktu tertentu.
peneliti membuat catatan berkala berdasarkan kegiatan atau kejadian
sehari-hari sehingga peneliti memperoleh fokus penelitian.
2. Historical-comparative research:
peneliti kumpulkan data yang jelaskan aspek-aspek kehidupan sosial
dalam periode-periode yang berbeda atau bentuk-bentuk kebudayaan
yang berbeda.
Biasanya peneliti gabungkan teknik pengamatan, wawancara, dan
dokumen statistik.

25
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 4:
Perancangan Baseline Survey

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 memahami pentingnya jenis data dalam baseline survey dan jenis instrumen

pengumpulan data dalam baseline survey

 memahami langkah-langkah pengorganisasian baseline survey

Topik yang akan dipelajari:

 Jenis data dan instrumen pengumpulan data dalam baseline survey

 Langkah-langkah baseline survey

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 15 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


35‛ Kegiatan 1: Fotokopi ringkasan
Diskusi kelompok dan studi kasus: Jenis data eksekutif laporan baseline
dan instrumen pengumpulan data dalam survey, spidol, flipchart
baseline survey
30‛ Kegiatan 2: Kartu permainan langkah
Diskusi kelompok: Langkah-langkah kerja kerja, glu-tack, papan tulis
baseline survey atau dinding kelas
10’ Kegiatan 3: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: Merangkum pokok-pokok LCD projector, layar
pembahasan

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan 1

 Masing-masing peserta mendapatkan tambahan fotokopi ringkasan eksekutif

dari suatu laporan baseline survey untuk membacanya secara skimming (5‛).

26
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Dalam kelompok beranggotakan empat atau lima orang, peserta berdiskusi

untuk menjawab daftar pertanyaan berikut ini (15‛).

1. Jenis data primer dan sekunder apa sajakah yang dikumpulkan dalam

laporan baseline survey ini?

2. Bagaimanakah masing-masing jenis data dikumpulkan dalam baseline

survey ini?

3. Menurut Anda sendiri, jenis data apa saja yang penting dikumpulkan

dalam baseline survey? Mengapa?

4. Bagaimana masing-masing jenis data yang Anda anggap penting itu

dapat dikumpulkan dalam baseline survey?

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan

membuat rangkuman secara pleno (15‛).

Kegiatan 2

 Fasilitator menanyakan kepada peserta, ‚Apakah langkah-langkah kerja

dalam mengumpulkan data bagi organisasi?‛

 Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan antarkelompok (4-

6 anggota) untuk menyusun kartu langkah kerja baseline survey di papan tulis

atau dinding sehingga kartu-kartu itu berurutan (10‛). Pemenangnya adalah

kelompok yang paling cepat dan tepat menyusun kartu.

 Untuk itu, setiap kelompok mendapatkan satu set kartu permainan dan glu-

tack untuk menempelkan di dinding. Kartu-kartu besar menunjuk langkah

kerja secara garis besar, kartu-kartu kecil adalah rincian langkah kerja dari

kartu-kartu yang lebih besar (lihat bahan yang terkait dengan sesi ini).

 Peserta mendapatkan kesempatan untuk berkeliling dan membandingkan

hasil pekerjaan kelompok. Peserta membahas pekerjaan siapa yang paling

tepat berdasarkan alasan masing-masing dan, pada akhirnya, menentukan

pemenang (10‛).

Kegiatan 3

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum.

27
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN-BAHAN YANG TERKAIT DENGAN SESI 4:


JENIS DATA & ALAT PENGUMPULAN DATA DALAM
BASELINE SURVEY

DATA PRIMER

(OBSERVASI)

(WAWANCARA (SURVEI)
\MENDALAM)

(DISKUSI
KELOMPOK)

DATA SEKUNDER

(KAJIAN KEPUSTAKAAN)

Sumber: LKPS (2008)

1. DATA SEKUNDER
1.1. Instrumen pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif:
1.1.1. Kajian kepustakaan
 Kegiatan mengumpulkan dan menganalisis bahan kepustakaan
(laporan kegiatan, hasil studi, makalah, pidato ilmiah, skripsi, tesis,
disertasi, peraturan dan perundang-undangan, buku teks, jurnal ilmiah,
buku referensi)  secara rinci dan runut

2. DATA PRIMER
2.1. Instrumen pengumpulan data kualitatif:
Pengamatan terstruktur
Wawancara mendalam (wawancara semi-terstruktur)
FGD (wawancara semi-terstruktur)

2.2. Instrumen pengumpulan data kuantitatif:


Survei (wawancara terstruktur)

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN BASELINE SURVEY


(Schall & Becker, 1997)
 Isu sosial  topik yang rumit dan memerlukan kombinasi dari berbagai
metode kuantitatif dan kualitatif yang berbeda-beda.

28
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Kita perlu informasi ekologis, sosioekonomik, dan budaya yang tersedia di


lingkungan lokal, dan untuk menganalisis literatur sekunder dan isu-isu
yang teramati di lapangan, selama tahap persiapan survei sehingga kita
dapat menafsirkan situasi secara utuh menyeluruh.
 Kita juga perlu memahami persepsi dan kebutuhan kelompok sasaran.

Pengumpulan data Perencanaan Pelaksanaan Pengolahan Diseminasi


pendukung & persiapan survei & analisis hasil & per-
survei data siapan aksi

Sumber: Schall & Becker, 1997


Pengumpulan data
pendukung

Kaji bahan pustaka Dapatkan info langsung dari


hasil observasi atau diskusi
kelompok

Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997

2. Kaji bahan pustaka, seperti dari buku data statistik, dokumen laporan;
3. Dapatkan informasi langsung dari hasil observasi atau diskusi kelompok.
Perencanaan
& persiapan
survei

Bahas perancangan survei,


kelompok yang disurvei, & tujuan Organisir tim survei
survei

Latih tim survei Tentukan responden

Rancang kuesioner Uji coba kuesioner

Periksa kesiapan pelaksanaan


survei

Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997

1. Bahas perancangan survei, kelompok yang disurvei, & tujuan survei:


Rancangan riset adalah suatu rencana, struktur, dan strategi, untuk
menjawab pertanyaan dengan mengoptimalkan validitas.
Rancangan cross-sectional yang sederhana dapat digunakan untuk baseline
survey,

29
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Tujuan-tujuan khusus dari program/proyek perlu ditentukan dan


bergantung pada asumsi-asumsi program/proyek.
2. Organisir tim survei:
Tim survei bukan pekerjaan satu orang.
Biasanya tim survei terdiri dari koordinator survei, para anggota proyek,
seorang analis statistik/data, para surveyor, para pemberi masukan di
lapangan.
3. Latih tim survei:
Libatkan mereka yang akan terkait dengan proyek secara langsung kelak
untuk memudahkan masuk dan keluar wilayah.
Apabila semua langkah survei telah dipersiapkan, latih seluruh tim
survei menyangkut metodologi, kuesioner, dan teknik komunikasi.
4. Tentukan responden:
Biasanya sampling acak secara sederhana atau pensamplingan secara
klaster dua tahap digunakan dalam baseline survey.
Ukuran sampel adalah hasil kompromi antara ukuran ideal untuk dapat
mewakili secara statistik dan ukuran realistik berdasarkan sumberdaya
dana dan waktu yang tersedia.
5. Rancang kuesioner:
Setiap survei memerlukan kuesioner khusus.
6. Uji coba kuesioner:
Kuesioner perlu diuji coba di lapangan karena setiap daerah memiliki
budaya dan bentuk komunikasi yang khas sehingga rumusan jawaban
perlu tepat.
Uji coba pada sampel kecil (3-5 rumah tangga) memadai untuk dapat
menyesuaikan kuesioner.
Sesudah merevisi bentuk pertanyaan dan panjang kuesioner, kuesioner
dapat diperbanyak.
7. Periksa kesiapan pelaksanaan survei:
Kesiapan personel: koordinator, anggota tim survei lain.
Kesiapan transportasi: mobil, kendaraan umum.
Peralatan & suplai: alat tulis, peta, alat perekam, kuesioner, komputer,
program piranti lunak, disket, kertas.

Pelaksanaan
survei

Perkenalkan survei kepada Jalankan kuesioner


masyarakat

Jalankan wawancara
Amati lingkungan responden mendalam dan/atau diskusi
kelompok

Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997

1. Perkenalkan survei kepada masyarakat:

30
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sebelum memulai survei, koordinator perlu berkunjung ke lokasi survei


untuk bertemu pihak-pihak berkepentingan untuk memperkenalkan tim
dan tujuan survei.
Lebih baik jika mereka dilengkapi surat izin yang sederhana.
2. Jalankan kuesioner:
Para pewawancara perlu membangun kepercayaan sehingga responden
bisa berbicara secara terbuka.
Seorang pewawancara mampu menyelesaikan 5-6 kuesioner per hari.
Ada baiknya jika setiap rumah tangga diwawancarai oleh dua
pewawancara sehingga keduanya dapat saling melengkapi.
Setiap kuesioner terisi perlu diperiksa lagi secara hati-hati untuk
memastikan kelengkapannya. Permasalahan apapun bisa dibahas dengan
penyelia di akhir hari.
Kuesioner perlu dijaga tetap bersih dan kering untuk memudahkan entri
dan pengolahan data.
3. Amati lingkungan responden:
Selama wawancara, pewawancara perlu mencatat hasil pengamatan
terhadap kondisi hidup dan lingkungan keseharian responden untuk
dapat cross-check antara apa yang mereka lihat sendiri dan apa yang
mereka dengar dari responden.
pewawancara perlu peka terhadap apapun sepanjang wawancara untuk
penafsiran data lebih lanjut.
Pengolahan
& analisis
data

Entri data Lihat keterwakilan responden

Kelompokkan hasil analisis Buat analisis secara mendalam


deskriptif dan terinci

Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997

1. Entri data:
Data dibubuhi angka-angka kode atau kategori. Setiap responden rumah
tangga perlu diberi tanda nomor urut.
2. Lihat keterwakilan responden:
Sisihkan kuesioner yang dapat menimbulkan distorsi karena tidak
lengkap. Ubah rentang nilai jawaban jika diperlukan.
3. Kelompokkan hasil analisis deskriptif:
Untuk dapat menafsirkan suatu variabel dependen, kelompokkan
variabel menurut hubungan sebab-akibat.
Rumuskan hipotesis berdasarkan daftar pertanyaan dan variabel
independen yang mungkin mempengaruhi status variabel dependen itu.
4. Buat analisis secara mendalam dan terinci:

31
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Gunakan program piranti lunak statistik lanjutan (misal: SPSS) untuk


menentukan faktor-faktor penentu variabel dependen.
Diseminasi
hasil & per-
siapan aksi

Bagi laporan analisis data sebelum


perencanaan dan pelaksanaan
intervensi apapun

Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997

5. Bagi laporan analisis data sebelum perencanaan dan pelaksanaan intervensi


apapun:
Sediakan informasi yang diperlukan tentang kelompok sasaran proyek
sebelum membahas dan membuat keputusan penting apapun menyangkut
bentuk intervensi apapun.
Laporan akhir perlu mudah dibaca, runut, dan mudah dipahami agar
dapat menjadi instrumen yang berfungsi selama pelaksanaan intervensi.

32
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 5:
Observasi untuk Data Primer

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 Memahami praktik observasi dengan daftar panduan

 Memahami peran sebagai pengamat partisipan

Topik yang akan dipelajari:

 Instrumen pengumpulan data primer (observasi dengan daftar panduan)

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


50‛ Kegiatan 1: Spidol, flipchart, isolasi
Roleplay dan diskusi kelompok: Melakukan
observasi sebagai partisipan
10‛ Kegiatan 2: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: rangkuman pokok-pokok LCD projector, layar
pembahasan

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan 1

 Mintalah kesediaan empat orang peserta untuk melakukan roleplay tentang

dua orang yang bersengketa tentang kepemilikan tanah (misal: janda miskin

dan wakil perusahaan) hingga mencari bantuan yang melibatkan kepala desa

dan aparat keamanan desa. Beri mereka waktu sekitar 5-10 menit untuk

mempersiapkan diri.

 Sementara keempat peserta itu mempersiapkan diri, mintalah peserta lain

bersiap-siap mengamati proses roleplay, mencatat hasil pengamatan masing-

33
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

masing, dan menentukan apakah kendala utama dalam penyelesaian

masalah.

 Beri waktu sekitar 5 menit bagi keempat peserta untuk mementaskan roleplay.

 Setelah pementasan, fasilitator mempersilahkan dua atau tiga peserta untuk

menyampaikan hasil pengamatan mereka dan alasan mereka menganggap

hal-hal itu penting dicatat (10‛).

 Peserta lantas membentuk kelompok empat atau lima orang. untuk

mendiskusikan jawaban daftar pertanyaan berikut ini (15‛).

1. Dengan cara apa sajakah Anda dapat merekam hasil pengamatan Anda

terhadap lingkungan suatu masyarakat (misal: lingkungan fisik suatu

desa, kantor kelurahan)? Apa keuntungan dan kerugian masing-

masing?

2. Dengan cara apa saja Anda dapat merekam hasil pengamatan Anda

terhadap anggota masyarakat (misal: fisik seorang anak perempuan,

tindakan sekelompok lelaki lanjut usia)? Mengapa?

3. Apakah Anda akan mengamati dengan membuka identitas Anda

sebagai pengamat atau tidak? Apa keuntungan dan kerugian masing-

masing?

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan

membahasnya kembali dalam pleno (15‛). Fasilitator memberi masukan

tentang peran pengamat, jika diperlukan.

Kegiatan 2

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum.

34
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN-BAHAN YANG TERKAIT DENGAN SESI 5:


Tiga sistem keterlibatan peran peneliti
Junker (1960)
Pengamat Peneliti di belakang sebuah cermin satu arah atau dalam ‘peran tak
penuh terlihat’ (misal: office boy) yang memungkinkan pengamatan dan
penyimakan yang tak terdeteksi dan tak diketahui
Pengamat Peneliti dikenal, lebih sebagai pengamat sejak awal, yang memiliki
sebagai hubungan yang lebih terbatas atau formal dengan para anggota
partisipan
Partisipan Pengamat dan anggota masyarakat menyadari peran penelitian,
sebagai tetapi si peneliti adalah seorang kawan akrab yang dianggap
pengamat termasuk anggota
Partisipan Peneliti bertindak sebagai seorang anggota dan berbagi informasi
penuh rahasia dengan orang-orang karena identitas peneliti tidak diketahui
oleh para anggota masyarakat
Sumber: Neuman (1997)

Pengamatan  lingkungan fisik, orang per orang, aksi mereka, foto dan video
Menyimak  frase, akses, tatabahasa. Bukan sekedar apa yang disampaikan, tetapi
juga bagaimana disampaikannya

Istilah khas  simbol-simbol dan istilah-istilah khusus yang dipakai oleh


sekelompok orang yang sudah lama berinteraksi

35
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 6:
Rangkuman Hari Pertama

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 memahami secara utuh rangkuman hasil pembelajaran hari pertama

 mengevaluasi hasil pembelajaran hari pertama

Topik yang akan dipelajari:

 Review hasil pembelajaran hari pertama

Total waktu yang dibutuhkan: 15 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint,
Presentasi & tanya jawab: review hasil LCD projector, layar
pembelajaran hari pertama

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan 1

 Fasilitator meninjau kembali dan merangkum hasil pembelajaran hari

pertama.

 Lakukan tanya-jawab singkat.

36
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 7:
Data Primer (Wawancara)

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 memahami perbedaan pendekatan, kelebihan, dan kekurangan dari berbagai

jenis wawancara;

 memahami sikap dan peran seorang pewawancara.

Topik yang akan dipelajari:

 Wawancara individual dan wawancara kelompok

 Wawancara semi-terstruktur (data kualitatif) dan wawancara terstruktur

(data kuantitatif)

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


10‛ Kegiatan 1: Flipchart, spidol
Refleksi: review hasil pembelajaran
hari pertama
10‛ Kegiatan 2: Presentasi PowerPoint, LCD
Presentasi: jenis wawancara menurut projector, layar
jumlah orang dan jenis pertanyaan
60‛ Kegiatan 3: Fotokopi panduan wawancara,
Simulasi: wawancara semi- kuesioner, kertas flipchart, spidol,
terstruktur dan wawancara isolasi
terstruktur
10‛ Kegiatan 4: Presentasi PowerPoint, LCD
Menyimpulkan pokok-pokok penting projector, layar
pembahasan

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

37
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Kegiatan 1

 Peserta meninjau kembali hasil pembelajaran hari pertama dan memberikan

komentar tentang jalannya pelatihan pada hari sebelumnya.

 Peserta memberikan masukan untuk pembelajaran hari kedua.

Kegiatan 2

 Fasilitator mempresentasikan jenis-jenis wawancara berdasarkan pendekatan

dan jumlah orang yang diwawancarai.

 Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya jawab.

Kegiatan 3

 Fasilitator meminta kesediaan enam orang peserta untuk melakukan simulasi

wawancara tentang topik tertentu (misal: KDRT). Sementara itu, peserta

lainnya dibagi menjadi kelompok 4-6 anggota yang akan menjadi pengamat

dan menjawab daftar pertanyaan berikut ini.

Menurut Anda,

1. Apa kelebihan & kekurangan dari masing-masing jenis wawancara?

2. Dalam keadaan apa masing-masing wawancara tepat diterapkan?

3. Secara umum, bagaimana sikap pewawancara yang baik saat akan

mulai, sedang melakukan, dan akan menutup wawancara?

4. Secara khusus, bagaimana perbedaan sikap pewawancara dalam ketiga

jenis wawancara itu?

Setiap kelompok dilengkapi satu/dua lembar flipchart, spidol, dan isolasi.

 Keenam peserta yang bersedia menjadi tiga pasangan (pewancara-orang

yang diwawancarai) masing-masing menjadi:

a. satu pasangan untuk wawancara secara informal/spontan,

b. satu pasangan untuk wawancara dengan panduan wawancara,

c. satu pasangan untuk wawancara dengan kuesioner.

Beri lima menit bagi semua pasangan untuk mempersiapkan diri. Lantas,

beri tiga menit bagi setiap pasangan untuk menampilkan wawancara di

depan peserta lainnya (25‛).

38
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan

membahasnya kembali dalam pleno (35‛). Fasilitator memberi masukan

tentang peran pengamat, jika diperlukan.

Kegiatan 4

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum dan

menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.

39
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 7:


FUNGSI INSTRUMEN WAWANCARA
1. mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam kelompok
masyarakatnya,
2. memperoleh keterangan untuk berita media,
3. menyeleksi karyawan baru,
4. mendiagnosis dan terapi.

VARIASI DALAM INSTRUMEN WAWANCARA


MODEL SIFAT/CIRI KEKUATAN KELEMAHAN
INFORMAL  Pertanyaan muncul  Pertanyaan lebih  Info berbeda dari orang
dari konteks yang relevan. berbeda dengan pertanyaan
langsung &  Wawancara terbangun berbeda.
ditanyakan secara dari pengamatan.  Info kurang komprehensif &
wajar.  Wawancara dapat sistematis jika pertanyaan
 Tak ada pertanyaan disesuaikan dengan tertentu tidak muncul secara
ditetapkan lebih dulu. keadaan dan orang wajar.
yang diwawancarai.  Organisasi & analisis data
dapat sukar.
 Pewawancara harus
perhatian maksimal.
BERPEDOMAN  Topik & isu  Garis besar  Topik-topik penting dapat
TERPIMPIN ditentukan meningkatkan peroleh hilang tanpa sengaja.
sebelumnya dalam data.  Keluwesan pewawancara
garis besar.  Pengumpulan data mengurut-kan pertanyaan
 Pewawancara lebih sistematis bagi dapat sebabkan persepsi
menentukan sendiri setiap responden. amat berbeda
urutan dan  Kesenjangan data antarresponden  sulit
pembahasannya dapat diantisipasi. dibandingkan.
selama wawancara.  Suasana percakapan
dapat terjaga.
SUSUNAN  Pertanyaan &  Responden  Jawaban-jawaban
BAKU urutannya serta memberikan jawabn wawancara menjadi kurang
rumusannya telah pada semua luwes.
ditetapkan lebih dulu. pertanyaan  mudah  Rumusan pertanyaan yang
 Semua orang yang membuat sudah baku dapat
diwawancarai diberi perbandingan. membatasi kewajaran
pertanyaan dasar  Data yang maupun relevansi
yang sama dalam dikumpulkan lengkap pertanyaan dengan
urutan sama. dari setiap respinden jawaban.
 Pertanyaan untuk setiap
dirumuskan dalam pertanyaan.
formal yang awal &  Jika turunkan beberapa
akhirnya sudah pewancara bisa
dibakukan. kurangi bias.
 Dapat membuat
keputusan untuk
mereview.
KUANTITATIF  Pertanyaan &  Analisis data menjadi  Responden harus sesuai
& TERTUTUP kategori jawaban sederhana. pengalaman & perasaan
telah ditetapkan lebih  Jawaban dapat secara mereka dengan kategori
dulu. langsung yang ditetapkan.
 Jawaban sudah fixed, diperbandingkan &  Dapat mengaburkan apa

40
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

responden hanya mudah digolongkan. yang dimaksud responden


memilih jawaban  Banyak pertanyaan atau apa yang dialami
yang dikehendaki. dapat diajukan dalam responden dapat sangat
waktu singkat. berbeda dengan kategori
yang telah ditetapkan itu.
Sumber: Patton (1990 dalam Mikkelsen, 2003)

: Wawancara semi-terstruktur
: Wawancara terstruktur

JENIS WAWANCARA BERDASARKAN JUMLAH ORANG


1. WAWANCARA INDIVIDUAL
Dilakukan dalam satu kesempatan pengambilan sampel yang dipilih
secara sengaja untuk peroleh info yang representatif
Jika penelitian eksploratoris, sampel sedapat mungkin bervariasi 
pertanyaan sama untuk informan berbeda

2. WAWANCARA DENGAN INFORMAN KUNCI


Bertujuan untuk memperoleh pengetahuan khusus  informan kunci
memiliki pengetahuan khusus tentang topik tertentu.
Informan tidak perlu seorang pemimpin.

3. WAWANCARA KELOMPOK
Memberi akses pada pengetahuan lebih banyak tentang masyarakat
secara umum.
Siapa saja yang berada di tempat pada saat wawancara dapat diajak ikut
serta.
Dinamika kelompok memungkinkan isu-isu baru muncul.

4. DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS


Bertujuan menyoroti topik tertentu.
Kelompok kecil dengan pengarahan sedikit dari fasilitator untuk
membahas suatu topik secara rinci.

TEKNIK PELAKSANAAN WAWANCARA SECARA UMUM


1. SIKAP DASAR PEWAWANCARA
Berpakaian rapi dan pantas
Rendah hati dan hormat terhadap responden, tetapi to the point
Berempati pada responden
Menganggap responden ramah dan menarik
Menyimak dengan baik
Wawancara dilakukan oleh dan kepada yang diperlukan saja
2. PRAWAWANCARA
Catat nama & alamat responden sesuai dengan cara sampling yang
dipilih
Catat nama & alamat responden pengganti

41
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Pastikan kuesioner tersedia


Pastikan izin survei telah didapatkan
Pilih waktu wawancara yang tepat
3. MEMULAI WAWANCARA
Cairkan suasana
Rebut simpati responden sejak awal
Sampaikan maksud dan tujuan riset
Pastikan responden sudah siap untuk wawancara
Bantu responden memahami dan menjawab pertanyaan
4. PASCAWAWANCARA
Ucapkan terima kasih
Catat lama wawancara dan sikap responden (menolak/menerima)
Laporkan hasil kepada penyelia hari itu juga
Diskusikan hasil-hasil dengan sesama pewawancara
Tetapkan cara baru dalam wawancara agar lebih efektif dan efisien
Laporkan kepada yang berwenang di lokasi studi bila terjadi hal yang
tidak diharapkan
Sumber: FKM UI (2000)

42
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 8:
Wawancara Semi-Terstruktur

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 mempraktekkan wawancara semi-terstruktur

 memahami kiat-kiat dalam menjalankan wawancara

Topik yang akan dipelajari:

 FGD dengan PRA (pemetaan sosial lingkungan dan penilaian kemakmuran)

 FGD (kelompok diskusi terfokus) dengan panduan wawancara

 Wawancara mendalam

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam 15 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: wawancara mendalam & FGD LCD projector, layar
45‛ Kegiatan 2: Flipchart, spidol warna,
Diskusi kelompok: membuat panduan isolasi
pertanyaan untuk wawancara mendalam dan
FGD
75‛ Kegiatan 3: Flipchart dengan peta
Praktik simulasi: pemetaan sosial lingkungan dasar, spidol warna,
dan peringkat kemakmuran isolasi, kertas origami
beragam warna dan
bentuk
10‛ Kegiatan 4: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: rangkuman pokok-pokok bahasan LCD projector, layar

Rincian kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

43
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Kegiatan 1

 Fasilitator mempresentasikan wawancara mendalam dan FGD.

 Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya jawab.

Kegiatan 2

 Peserta membentuk kelompok berdasarkan organisasi atau bidang kegiatan

organisasi mereka (gender, lingkungan, pemerintahan, advokasi hukum).

Jika ada yang sendirian, mintalah kesediaan anggota dari kelompok yang

lebih besar untuk bergabung dengan peserta yang masih sendiri itu. Sediakan

kertas flipchart yang cukup dan spidol untuk setiap kelompok (5‛).

 Mintailah peserta untuk membuat matriks informan perseorangan yang

perlu diwawancarai berikut bentuk informasi yang perlu dicari. Peserta

membuat matriks serupa untuk kelompok yang perlu diwawancarai. Lantas,

mintailah peserta membuat panduan wawancara untuk masing-masing

informan kunci dan masing-masing kelompok (15‛).

Daftar Wawancara Mendalam


No. Nama Tempat Jenis informasi
informan kunci yang diperlukan
1. Lurah Kelurahan A, ... Penyediaan posko pengaduan, ...
2.
...

Daftar FGD
Kelompok Yang perlu Tempat Jenis informasi
diundang yang diperlukan
1. a. ...
b. ...
c. ...
2.
...

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka sekaligus

meminta masukan dari para peserta yang lain (25‛).

Kegiatan 3

44
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Fasilitator memperkenalkan pemetaan sosial lingkungan dan peringkat

kemakmuran sebagai alat-alat PRA yang dapat dipakai oleh suatu kelompok

diskusi masyarakat untuk mengamati ruang fisik dan sosial budaya

setempat.

 Peserta dibagi dua kelompok yang masing-masing difasilitasi seorang

fasilitator dalam melakukan simulasi kedua alat.

 Masing-masing kelompok akan memperoleh selembar flipchart yang

bergambar batas suatu desa. Seluruh anggota kelompok mewakili warga

masyarakat dari desa itu.

 Mintalah peserta berdiskusi dan menggambarkan lambang-lambang dari

batas-batas alam dan fisik serta bangunan publik yang penting pada peta itu

(misal: sungai, jalan, sekolah, kantor kepala desa, posyandu, KUD, dan lain-

lain). Mereka perlu membuat kotak keterangan peta yang berisi lambang-

lambang itu.

 Pada flipchart yang lain mereka melakukan curah pendapat untuk

menentukan ciri-ciri dari rumah tangga kaya, menengah, dan miskin (dengan

mempergunakan istilah setempat). Masing-masing kelompok rumah tangga

dibuatkan lambang tersendiri, lantas peserta menggambarkan sebaran rumah

tangga yang beragam itu pada peta desa mereka.

 Mintalah peserta kini memetakan tingkat kehadiran (akses) masyarakat ke

tempat-tempat tertentu di peta mereka dengan menggunakan potongan-

potongan kertas origami. Misal:

- Kotak besar merah, biru, hijau masing-masing untuk lelaki dewasa

kaya, menengah, miskin.

- Bulatan besar merah, biru, hijau masing-masing untuk perempuan

dewasa kaya, menengah, miskin.

- Kotak kecil merah biru hijau masing-masing untuk anak lelaki kaya,

menengah, miskin.

- Bulatan kecil merah biru hijau untuk anak perempuan kaya

menengah miskin.

45
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Ambil contoh, peserta meletakkan potongan bulat biru besar dan bulat hijau

besar di gambar ‚posyandu‛. Jika perlu, mereka dapat menulis ‚5‛ dalam

potongan pertama dan menulis ‚3‛ dalam potongan kedua untuk

memperlihatkan kelompok pertama lebih banyak mendatangi posyandu

daripada kelompok kedua. Jika sudah selesai mencakup peta seluruhnya,

peserta dapat menempelkan semua potongan kertas pada tempatnya.

 Fasilitator mengajak peserta membahas mengapa orang-orang tertentu hanya

mendatangi tempat-tempat tertentu.

 Dalam pleno, peserta membahas dan bersepkat tentang bagaimana

semestinya FGD berjalan dan apa peran peneliti/fasilitator diskusi.

Kegiatan 4

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum dan

menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.

46
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 8:


TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER KUALITATIF 
WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW)
1. Wawancara mendalam  informan atau informan kunci: untuk memperoleh
informasi tentang peristiwa yang sudah lampau
2. Persiapan: seleksi individu yang akan diwawancara, pendekatan,
pengembangan suasana
3. Kelemahan wawancara mendalam:
Yang dikatakan oleh informan berbeda dari yang sebenarnya
Yang dikatakan dan yang dilakukan berbeda dalam situasi yang berbeda
Pewawancara tidak mengamati langsung sehingga terjadi keterbatasan
dalam perhatiannya
4. Cara memperoleh informan (sampling):
Secara snowball sampling
Dari kontak pribadi
Dari keterlibatan dalam kegiatan masyarakat yang diteliti
5. Beberapa cara untuk mengarahkan wawancara:
Ajukan pertanyaan yang sifatnya meminta penjelasan
Buat narasi informan secara tertulis
Dokumen pribadi
6. Probing jawaban:
Silent probing
Elaborasi untuk menyemangati
Tanya penjelasan lebih lanjut
Tegaskan jawaban informan
Sumber: FKM UI (2000)

TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER KUALITATIF  FGD (FOCUS


GROUP DISCUSSION, DISKUSI KELOMPOK TERARAH)
1. Definisi: salah satu teknik pengumpulan data kualitatif di mana sekelompok
orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang moderator/fasilitator
mengenai suatu topik.
2. Keuntungan FGD: sinergisme, snowballing, stimulasi, sekuritas, spontanitas.
3. Kelemahan FGD: mudah dilaksanakan tetapi sulit ditafsirkan, moderator
harus terampil
4. Persiapan:
menentukan komposisi kelompok berdasarkan: kelas sosial, siklus hidup
manusia: umur dan usia perkawinan, tingkat keahlian, perbedaan
budaya, jenis kelamin
Lama pertemuan (45-120 menit)
Antara 8-10 peserta
Peserta sebaiknya tidak saling mengenal
Peserta harus homogen

47
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

5. Pengaturan posisi duduk: menghindari pengaturan yang mengacu pada


status, memungkinkan semua peserta dapat melakukan kontak mata, jarak
sama
6. Panduan diskusi:
Paparan ringkas tentang masalah dan tujuan yang akan tercakup dalam
FGD
Fasilitator yang kurang memahami masalah memerlukan pedoman lebih
rinci
Tidak mencakup terlalu banyak topik
7. Jumlah FGD yang diperlukan:
Tergantung kebutuhan informasi atau hipotesis,
paling sedikit dua kelompok,
bahasan kelompok bervariasi hingga informasi yang terserap jenuh,
lokasi geografis bermakna
8. Tempat diskusi:
Mendatangkan rasa aman,
Nyaman dan privasi terjamin,
Lingkungan yang netral,
Mudah dicapai oleh responden
Sumber: FKM UI (2000)

48
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 9:
Wawancara Terstruktur

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 memahami cara merancang wawancara terstruktur dengan kuesioner

 mengenal, mempraktekkan, & menyesuaikan kuesioner baku untuk baseline

survey

Topik yang akan dipelajari:

 Wawancara dengan kuesioner

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam 15 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint,
Presentasi: pemilihan responden LCD projector, layar
30‛ Kegiatan 2: Flipchart, spidol warna,
Kerja individual/pasangan: pemilihan isolasi
responden
35‛ Kegiatan 3: Dua lembar fotokopi
Kerja individual/pasangan: penyesuaian kuesioner untuk setiap
kuesioner baku peserta, alat tulis
40‛ Kegiatan 4: Kertas dan alat tulis
Praktik simulasi: wawancara dengan kuesioner
10‛ Kegiatan 5:
Menyimpulkan pokok-pokok penting
pembahasan

Rincian kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan 1

49
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Fasilitator mempresentasikan pemilihan responden yang mewakili populasi.

 Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya jawab.

Kegiatan 2

 Peserta bekerja secara berpasangan berdasarkan organisasi atau bekerja

sendirian, jika datang sendirian.

 Mintailah peserta untuk menuliskan profil masyarakat dan daerah binaan

mereka pada selembar kertas flipchart dan bagaimana mereka akan

menentukan responden untuk diwawancarai (15‛).

 Masing-masing pasangan atau perseorangan mempresentasikan hasil

pekerjaan mereka sekaligus meminta masukan dari peserta lain (15‛).

Kegiatan 3

 Setiap peserta menerima dua lembar fotokopi kuesioner baku untuk baseline

survey.

 Fasilitator menjelaskan butir-butir pertanyaan satu per satu.

 Peserta bekerja secara berpasangan berdasarkan organisasi atau bekerja

sendirian, jika datang sendirian.

 Mintailah peserta untuk menyesuaikan kuesioner dengan profil daerah dan

masyarakat binaan mereka (20‛).

 Masing-masing pasangan atau perseorangan mempresentasikan hasil

pekerjaan mereka sekaligus meminta masukan dari peserta lain (15‛).

Kegiatan 4

 Setiap dua pasangan bergabung menjadi satu kelompok. Satu pasangan

mensimulasi wawancara dengan kuesioner, pasangan lainnya menjadi

pengamat (mencatat penilaian mereka atas awal, proses, dan akhir

wawancara). Simulasi kuesioner berlangsung sekitar 10-15 menit.

 Kelompok pewawancara diberi kesempatan untuk memberikan penilaian

atas proses wawancara. Pengamat menyampaikan penilaian mereka sendiri.

50
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Peserta menyimpulkan bagaimana proses wawancara dengan kuesioner

semestinya berjalan (20‛).

Kegiatan 5

 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum dan

menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.

51
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 9:


TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER KUANTITATIF  SURVEI
1. Dikembangkan dalam pendekatan positivistik dalam ilmu sosial.
2. Menghasilkan informasi kuantitatif.
3. Digunakan untuk menjelaskan atau menjelajahi.
4. Menanyakan banyak orang (responden) tentang keyakinan, pendapat,
karakterisitk, serta perilaku di masa lalu atau sekarang.
5. Cocok untuk pertanyaan penelitian tentang keyakinan atau perilaku yang
dilaporkan sendiri.
6. Peneliti biasanya menanyakan banyak hal pada satu waktu dalam survei,
mengukur banyak variabel (kerap dengan indikator jamak), dan menguji
beberapa hipotesis dalam suatu survei tunggal (Neuwman, 1997).

JENIS SURVEI
1. Kuesioner yang dikirim via pos
2. Pedoman wawancara per telepon
3. Pedoman wawancara tatap muka

ISI KUESIONER
1. Pertanyaan yang terkait dengan variabel yang diteliti
2. Lainnya:
informasi identifikasi responden
informasi jalannya proses wawancara
informasi tentang studi untuk responden

CAKUPAN PERTANYAAN KUESIONER TERKAIT DENGAN VARIABEL


1. Perilaku
2. Sikap/keyakinan/pendapat
3. Karakteristik
4. Ekspetasi
5. Penggolongan sosial menurut pribadi
6. Tingkat pengetahuan

JENIS PERTANYAAN
1. terbuka (jawaban bebas  dikelompokkan)
2. semi-terbuka (tidak ada jawaban  esai)
3. tertutup (jawaban langsung dikoding)
PERTANYAAN TERTUTUP
KEUNTUNGAN KERUGIAN
 Lebih mudah & cepat dijawab  Dapat menggiring responden
 Jawaban dari banyak responden mudah  Responden tanpa pendapat/ pengetahuan
dibandingkan bisa menjawab
 Jawaban lebih mudah dikoding dan  Responden bisa frustrasi jika jawaban yang
dianalisis secara statistik mereka inginkan tak tersedia
 Pilihan jawaban dapat memperjelaskan  Membingungkan jika pilihan terlalu
maksud pertanyaan banyak (misal, 20)

52
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Responden cenderung mau menjawab  Kesalahan penafsiran dapat terlewati


pertanyaan yang peka
 Lebih sedikit jawaban yang tidak relevan
 Perbedaan antara jawaban responden
atau membingungkan dapat menjadi kabur
 Mudah diperbanyak  Memaksa responden memberi jawaban
yang mudah untuk masalah rumit
 Memaksa orang membuat pilihan yang
tidak akan mereka ambil dalam kehidupan
nyata
PERTANYAAN TERBUKA
KEUNTUNGAN KERUGIAN
 Jumlah jawaban bisa tak terbatas  Responden berbeda memberi derajat
rincian jawaban yang berbeda
 Responden dapat menjawab secara rinci,  Jawaban bisa tak relevan atau tertimbun
mendalam dan jelas rincian
 Temuan tak terduga dapat muncul  Perbandingan dana analisis statistik
menjadi sangat sulit
 Jawaban cukup memadai untuk masalah  Koding jawaban menjadi sulit
yang rumit
 Memungkinkan kreativitas, ekspresi  Pertanyaan bisa terlalu umum bagi
pribadi, dan keragaman rincian responden
 Menunjukkan logika & proses berpikir  Jawaban adalah verbatim tertulis yang
seorang responden menyulitkan pewawancara
 Diperlukan lebih banyak waktu, pikiran,
dan upaya
 Responden dapat terintimidasi oleh
pertanyaan
 Jawaban memakan tempat pada kertas
kuesioner
Sumber: Neuman (1997)

PEMILIHAN RESPONDEN YANG BAIK


 Memberi gambaran yang dapat dipercaya dari populasi
 Memungkinkan ketepatan hasil penelitian
 Sederhana sehingga mudah dijalankan
 Menghasilkan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah
mungkin

FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN BESAR


SAMPEL
 Derajat keseragaman populasi
 Ketepatan yang dikehendaki dari penelitian
 Rencana analisis
 Tenaga, biaya, dan waktu

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil wawancara berkuesioner

53
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

SITUASI WAWANCARA:
 Waktu
 Orang ketiga
 Masyarakat

PEWAWANCARA: RESPONDEN:
 Karakteristik sosial Hasil  Karakteristik sosial
 Keterampilan wawan-  Kemampuan memahami
 Motivasi cara  Kemampuan menjawab
 Rasa aman

ISI KUESIONER:
 Kepekaan
 Kesukaan
 Tingkat minat
 Sumber kekhawatiran

Sumber: FKM UI (2000)

54
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 10:
Rangkuman Hari Kedua

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 memahami secara utuh rangkuman hasil pembelajaran hari kedua

 mengevaluasi hasil pembelajaran hari kedua

Topik yang akan dipelajari:

 Review hasil pembelajaran hari kedua

Total waktu yang dibutuhkan: 15 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint,
Presentasi & tanya jawab: review hasil LCD projector, layar
pembelajaran hari kedua

Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan 1

 Fasilitator meninjau kembali dan merangkum hasil pembelajaran hari kedua.

 Lakukan tanya-jawab singkat.

55
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

Sesi 11:
Penutup (Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi)

Tujuan:

Pada akhir sesi peserta akan:

 menghasilkan rencana tindak lanjut pribadi untuk organisasinya masing-

masing;

 menilai proses pelaksanaan pelatihan secara pribadi dan berkelompok.

Topik yang akan dipelajari:

 Rangkuman hasil pelatihan dan tindak lanjut

Total waktu yang dibutuhkan: 45 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


20‛ Kegiatan 1: Flipchart, spidol warna,
Kerja individu: membuat rencana tindak lanjut isolasi
dalam organisasi masing-masing
15‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol,
Skala peringkat secara pleno dan diskusi flipchart
pleno: evaluasi peserta terhadap pelaksanaan
pelatihan
10‛ Kegiatan 3:
Pembulatan acara: kesan dan pesan baik dari
para perwakilan peserta maupun fasilitator

Rincian kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan 1

56
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Fasilitator mengajak para peserta untuk masing-masing memikirkan tindak

lanjut nyata yang akan mereka lakukan dalam organisasi masing-masing

seusai pelatihan ditutup.

 Setiap peserta menuliskan rencana tindak lanjut pribadi itu pada selembar

flipchart dan memasangnya dengan isolasi pada dinding ruangan (10‛).

 Semua peserta untuk berkeliling ruangan dan membaca seluruh rencana

tindak lanjut pribadi itu (5‛).

 Dalam pleno, beri bagi peserta untuk berefleksi dan berbagi pendapat

tentang rencana mereka (10‛).

Kegiatan 2

 Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan

sehingga peserta dapat menilai manfaat yang mereka rasakan dari pelatihan

ini secara pribadi.

 Fasilitator membagikan lembar kuesioner (lihat Lampiran 2) dan memberi

waktu kepada peserta untuk mengisi kuesioner (5‛).

 Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5‛).

Kegiatan 3

 Fasilitator menjelaskan bahwa evaluasi secara partisipatoris akan dilakukan

sehingga peserta dapat menilai manfaat yang mereka rasakan dari pelatihan

ini secara kelompok.

 Fasilitator menjelaskan cara kerja skala peringkat dan memberikan contohnya

di depan.

 Fasilitator mengajak peserta untuk mengevaluasi kegiatan pelatihan dengan

mengidentifikasi dulu secara bersama-sama hal-hal yang ingin mereka

evaluasi (misal: masalah bahan pelatihan, cara penyampaian pelatihan,

waktu pelaksanaan, fasilitas akomodasi dan perjalanan, fasilitator, panitia,

peserta).

57
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

 Fasilitator meminta peserta menilai setiap aspek melalui skala peringkat,

yaitu berbaris di belakang gambar ‚wajah tersenyum‛, ‚wajah datar‛, atau

‚wajah murung‛ yang dibentangkan di atas lantai.

 Setiap kali mengevaluasi suatu aspek, mintailah satu dua peserta untuk

mengomentari mengapa mereka memilih gambar tertentu.

Kegiatan 4

 Mintailah kesediaan satu dua peserta untuk memberikan kesan dan pesan

menyangkut pelaksanaan pelatihan.

 Fasilitator menanggapi dan sekaligus merangkum hasil pembelajaran selama

dua hari sambil meminta tanggapan peserta terhadap penjelasan tersebut.

 Pembagian sertifikat dan penutupan acara.

58
Panduan Pelatihan Baseline Survey LKPS & LEAD Project – UNDP

KESIMPULAN

Kegiatan yang tertuang dalam panduan ini diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran, pemahaman, dan keterampilan dari para peserta akan arti penting dari

baseline survey bagi keberhasilan pencapaian suatu program yang telah direncanakan.

Dalam konteks ini, penting juga untuk ditekankan keterkaitan antara baseline survey

dengan langkah-langkah perencanaan program dan juga sinerginya kesemua hal

tersebut dengan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

Pelatihan ini juga diharapkan menjadi mata rantai penting yang dapat

mendorong keberdayaan ornop (CSO) yang termasuk kategori kecil dan menengah.

Upaya pemberdayaan tersebut dapat dilakukan dengan terus menjalin komunikasi

di antara ornop (CSO) dan juga mengupayakan duplikasi dan pengembangan dari

kegiatan pelatihan yang tertuang dalam panduan ini di lingkungan ornop (CSO)

masing-masing.

Hingga pada akhirnya, keberdayaan ornop (CSO) pada gilirannya diharapkan

dapat membawa perubahan bagi masyarakat, khususnya kelompok masyarakat

yang kurang beruntung dan juga kelompok masyarakat minoritas dan

terpinggirkan, seperti kelompok masyarakat miskin dan juga pengabaian hak-hak

dasar perempuan.

59

Anda mungkin juga menyukai