BAB 123 Fixed
BAB 123 Fixed
1.1 Pengertian
1.2 Patofisiologi
1
Terjadi elserasi permukaan, dan fisura terjadi dalam lapisan kartilago yang lebih
dalam. Pada akhirnya area kartilago articular yang lebih besar hilang, dan tulang
yang menyertai terpajan. Penambalan tulang pada area yang terpajan, mengurangi
kemampuan untuk mangabsorpsi energy pada beban sendi. Kista juga dapat
terjadi dalam tulang karena cairan sinoval bocor melalui kartilago yang rusak.
Osteofit yang dilapisi kartilago (pertumbuhan tulang berlebihan sering kali
disebut “joint mice”) mengubah anatomi sendi, karena cabang atau pembesaran
penonjilan, potongan kecil dapat terpotong menyebabkan sinovitis
ringan(inflamasi membran sinovial).
1.3 Manifestasi
2
Diagnosis Osteoartritis berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik. Hal ini
dapat dikonfirmasi dengan foto radiologi, terdapat perubahan yaitu adanya
osteofit dan menyempitnya celah sendi akibat dari erosi katrilago articular. Oleh
karena tingkat keparahan dan manifestasi tidak selalu berkorelasi dengan
perubahan sendi maka, American College of Rheumatology (ACR) telah
menetapkan bahwa kriteria klasifikasi osteoarthritis tidak tergantung mirni pada
perubahan yang ditemukan secara radiologi saja, namun bervariasi bergantung
pada sendi yang terkena.
1.3.2 Diagnosis
fisik dan sinar-X pada sendi yang terkena. Karakteristik perubahan OA terlihat
pada pemeriksaan sinar - X yang terkena, awalnya terlihat ruang sendi yag tidak
pembentukan kista di tulang. Pada beberapa kasus MRI dapat dilakukan untuk
menentukan derajat kerusakan sendi. Pemeriksaan cairan synovial dari sendi yang
inflamasi, gout).
3
1.3.3 Medikasi
penggunaan jangka panjang karena memiliki efek toksik yang lebihan sedikit.
KT) diprogramkan utuk meredahkan nyeri dan kekakuan terkait OA pinggul atau
dan tidak dianggap terapi jangka panjang. Inhibitor COC-2 selektif (celecoxib
diclofenac dan capsaicin (Capzasin, Zostrix) untuk meredakan nyeri OA. Obat ini
diajarkan untuk menjaga medikasi jauh dari mata, hidung, mulut, atau semua luka
terbuka, dan tidak diperban atau diberikan panas ke area yang ditangani. Produk
harus digunakan tidak lebih dari tiga atau empat kali sehari dan dihentikan segera
jika terjadi iritasi berat. Hingga dua minggu penggunaan teratur dapat diperlukan
yang hebat dan nyeri saat istirahat. Nyeri dieliminasikan secara virtual, dan fungsi
4
sendi biasanya membaik. Artoplasti dapat melibatkan pnggantian sendi. Bagi
sebagian besar pasien yang mengalami OA, kedua permukaan sendi yang
pengantian sendi total. Sendi yan mungkin dapat diganti antara lain pinggul, lutut,
bahu, siku, pergelangan tangan, dan sendi jari tangan dan jari kaki. Pada
penggantian sendi total, beberapa atau semua sinovium, kartilago, dan tulang pada
kedua sisi sendi diganti. Prostesis logam di pasang untuk mengganti satu
permukaan sendi (biasanya beban akhir atau bagian distal sendi pengangkat
beban). Permukaan sendi laindi ganti dengan prostesis silikon yang dilapisi
Sebagian besar sendi prostesis tidak disemen, yaitu membuat keramik berpori dan
komponen logam yang dimasukan sehingga pas dengan ketat ke tulang yang ada.
beban lebih lama di perlukan diawal sehingga prostesis pas ditempatnya dengan
tulang yang ada. Meskipun pasien mampu memperoleh kembali aktivitas normal
5
diangkat dan digantikan dengan prostesis. Angka keberhasilan untuk
antara lain bekuan darah pada vena tungkai, dislokasi dalam prostesis,
pelonggaran komponen sendi dari tulang sekitar dan infeksi jika berulang
2) Penggantian sendi total dilakukan jika pasien mengalami nyeri yang sulit
ditangani dan sinar X menunjukan bukti artritis lutut lebih dari 450.000
Sisi femoral sendi diganti dengan permukaan logam, dan sisi tibia dengan
polietilen. Lebih dari 80% pasien yang mengalami peredaran nyeri yang
signifikan atau peredaran nyeri total dengan penggantian lutut total. Akan
sering kali pada sisi tibia, merupakan penyebab kegagalan yang paling
6
umum. Kemungkinan komplikasi setelah penggantian lutut total sama
3) Penggantian bahu total diindikasikan untuk nyeri yang tidak mereda dan
ulnar sendi siku dengan prostesis logam atau polietilen. Nyeri dan
setelah pembedahan, dan dapat dilanjutkan selama home care. Penyembuhan dari
penggantian pinggul adalah sempurna 80% dalam 4 minggu dan sempurna 100%
7
dalam 6 bulan. Penyembuhan dari penggantian lutut adalah sempurna 80% dalam
4 minggu dan 100% sempurna setelah 1 tahun. Selama rehabilitas, pasin harus
mengikuti regimen latihan, istirahat, dan medikasi (Flynn & Johnson, 2005).
yang mengalami OA untuk meredahkan nyeri dan kekakuan. Terapi yang sama ini
1) Terapi biomagnetik
tembakau
8
1.4.1 Promosi Kesehatan
menggunakannya.
Sendi
untuk penyuluhan yang mencakup tidak hanya informasi pascaoperasi yang biasa,
9
1.4.3 Berpikir Kritis Pada Asuhan Pasien
yang awalnya sangat tidak berdaya dan jumlah waktu dan kerja yang
1.4.4 Pengkajian
10
Diagnose Keperawatan dan Intervensi
1. Nyeri Kronik
diperlukan.
11
o Anjurkan memberi panas ke sendi menggunakan shower, tub, atau
dipanaskan.
1) Asuhan praoperasi
12
(b) mencegah atrofi otot dan kontraktur sendi, (c) mencehag statis vena
mukosiler.
imobilitas.
13
2) Asuhan pascaoperasi
jam atau lebih sering jika diindikasikan. Laporkan perubahan nyata atau
darah kea tau inervasi ekstremitas yang terkena. Jika demikian, intervensi
suction setiap 4 jam dan mengkaji balutan secara sering. Kehilangan darah
berlebih.
14
kekurangan volume cairan diawal periode pascaoperasi karena kehilangan
atau alat lain yang di programkan. Pemosisian yang tepat ekstremitas yang
o Bantu pasien mangganti posisi minimal setiap 2 jam ketika tirah baring.
imobilitas.
untuk napas dalam minimal setiap 2 jam. Tindakan ini penting untuk
mobilitas.
o Bantu pasien turun dari tempat tidur sesegera mungkin jika diperbolehkan.
15
o Mulai terapi fisik dan latihan sesuai program, untuk pergantian sendi
aktif serta pasif. Latihan ini membantu mencegah atrofi otot dan
pinggul lebih dari 90 derajat atau aduksi tungkai yang terkena. Berikan
dislokasi sendi.
prostesis, termasuk nyeri pada pinggul yang terkena atau pemendekan dan
o Untuk pasien yang menjalani penggantian lutut total, gunakan alat rentang
periode pascaoperasi.
o Pertahankan asupan cairan dan anjuran diet tinggi serat. Berikan pelunak
16
berkontribusi terhadap kemungkinan masalah konstipasi;tindakan ini
beberapa pasien.
o Buat rujukan jika diperlukan untuk agensi home health dan terapi
terkena. Ketika spina sendi penyangga beban besar pinggul dan lutut, atau
pergelangan kaki, dan kaki terkena, mobilitas fisik dapat berkurang secara
signifikan.
17
1) Kaji ROM pada sendi yang terkena. Mengkaji mobilitas sendi diperlukan
mempertahankan ADL
3) Ajarkan latihan ROM aktif dan pasif dan juga isometric resistensi
ektermitas atas (sendi pergelangan tangan, sendi tangan, dan sendi jari
menyisir rambut. Ketika ektermitas bawah terkena, mandi dan toileting dapat
sulit dilakukan
2) Kaji tatanan rumah untuk menentukan kebutuhan untuk alat bantu seperti
batang pegangan, atau bangku mandi dan alat bantu relatif mudah dan
18
3) Bantu dalam mendapatkan alat bantu lain seperti long handled shoehorns,
zipper grabber, long handled tongs atau grippers untuk mngambil benda
dari lantai , pembuka toples, dan peralatan makan khusus. Alat ini dapat
2. Jenis kelamin
tersebut menjadi semakin berkurang setelah menginjak usia 50-80 tahun. Hal
3. Pekerjaan
lebih tinggi menderita osteoartritis lutut ditemukan pada kuli pelabuhan, petani
19
dan penambang dibandingkan pekerja yang tidak menggunakan kekuatan lutut
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Nyeri terutama timbul sesudah melakukan aktifitas adalah gejala yang utama
yang disertai kekakuan yang lebih sering terjadi pada pagi hari dan setelah
melakukan aktivitas berat (nyeri pada lutut kanan dan kiri).
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya
sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan. Keluhan nyeri
merupakan keluhan yang sering kali dirasakan meskipun akan diikuti oleh
kekakuan dan perubahan bentuk. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Untuk beberapa gerakan tertentu kadang-
kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dari gerakan lainnya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya trauma atau cidera fisik sebelumnya dapat menjadi faktor resiko
terjadinya osteoartritis. Penyakit endokrin misalnya DM akan memperburuk
osteoartritis, hipertensi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keturunan misalnya DM, Hipertiroidisme dan faktor genetik
5. Riwayat Psikososial-Spiritual
Faktor-faktor stress akut atau kronis misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial, keputusan dan ketidakberdayaan.
ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri misalnya ketergantungan
pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh dapat mempengaruhi
interaksi sosial.
C. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
Pasien tidak mampu untuk menghasilkan, mengkonsumsi makanan, cairan
dengan adekuat karena mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.
2. Eliminasi
20
Pasien beresiko mengalami konstipasi yang disebabkan oleh imobilisasi yang
cukup lama dan parah yang disebabkan oleh Osteoarthritis.
3. Aktifitas Dan Istirahat
Aktivitas pasien terganggu karena nyeri pada sendi saat beraktivitas berat.
Istirahat pasien juga terganggu dikarenakan nyeri dan keram dapat timbul pada
pagi hari
4. Hygiene Perseorangan
Pasien mengalami berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
seperti mandi dan berketergantungan pada orang lain.
D. Pemeriksaan Penunjang
o Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi
o Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
E. Pemeriksaan Fisik
1. B1 breath
Pada inspeksi, bila tidak mengenai sistem pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada normal, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan
otot bantu napas. Pada palpasi, taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada
perkusi, suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan ronchi atau mengi.
2. B2 blood
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan
pusing. Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah
atau edema yang berkaitan dengan efek obat atau penyakit osteoarthritis.
3. B3 brain
Kesadaran biasanya komposmentis. Pada kasus yang lebih parah, klien
biasanya mengeluh pusing dan gelisah.
4. B4 bladder
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
sistem perkemihan.
21
5. B5 bowel
Dapat terjadi konstipasi karena keterbatasan gerak. Perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau dan jumlah.
6. B6 bone dan integument
Skala kekuatan otot lemah, nyeri pada sendi, kesulitan membolak-balik posisi
tubuh, melambatnya pergerakan, adanya kelemahan. Ada atau tidak lesi pada
kulit, edema, kulit kering, pecah-pecah
22
BAB 2
Contoh Kasus :
Tn.A merupakan pensiunan pekerja tambang yang berusia 70 tahun, sejak 6 bulan
bulan tersebut Tn.A tidak memeriksakan kondisinya secara rutin karena tidak
minggu yang lalu nyeri yang dirasakan pada pinggul kanannya terasa semakin
hebat hingga sulit untuk melakukan pergerakan. Tn. A sering kesulitan untuk
bangun dari tempat tidur sehingga sering meminta bantuan keluarganya. Kondisi
yang tidak membaik membuat Tn. A bersedia memeriksakan diri ke rumah sakit
mengatakan merasa nyeri yang tidak dapat ditahan dan kekakuan pada pinggul
terutama sebelah kanan. Pemeriksaan oleh perawat yang bertugas di rumah sakit
dan didapatkan hasil BB: 70 kg, TB:162 cm. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan
hasil TD: 120/80 mmHg, nadi:87 x/menit, pernapasan:19 x/menit dan suhu 37 ℃.
untuk dilakukan pemeriksaan dengan sinar-X pada sendi yang terkena dan
didapatkan hasil perubahan karakteristik pada kedua sendi pinggul terutama pada
pinggul sebelah kanan sehingga Tn. A dianjurkan untuk rawat inap di rumah sakit
23
2.1.1 Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Usia : 70 tahun
Status : Kawin
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Blitar
B. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan sejak 6 bulan yang lalu mengalami nyeri akibat artritis
karena merasa tidak begitu sakit dan tidak mengganggu kegiatannya sehari-hari.
Tanggal 31 Januari 2020 pasien mengeluh nyeri pinggul kanan yang hebat hingga
sulit untuk melakukan pergerakan dan tidak dapat menyelesaikan aktivitas sehari-
hari. Pada tanggal 7 Februari 2020 pukul 06.30 WIB pasien dibawa ke Rumah
Sakit X oleh keluarga dan dilakukan pemeriksaan dengan hasil BB: 70 kg,
24
TB:162 cm. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD: 120/80 mmHg, nadi:87
pasien tampak menyeringai dan terkadang memegang bagian yang menjadi lokasi
nyeri di pinggul kanan, nyeri semakin terasa saat melakukan pergerakan, NRS 7.
Pada pukul 07.00 dokter menginstruksi pasien untuk MRS. Di paviliun 6 Rumah
tertekan akan kondisinya saat. Pasien rajin menjalankan shalat 5 waktu baik di
6. Riwayat Alergi:
ada mempengaruhi kondisi pasien. Tempat tinggal pasien tidak terdapat dekat
jendela /ventilasi yang cukup, di rumah menggunakan air PAM untuk MCK dan
25
memasak. Dalam kebutuhan eliminasi, jamban yang digunakan berjenis
kegiatan seperti pekerjaan rumah dan masih mengikuti kerja bakti di sekitar
lingkungannya.
1. Nutrisi
Sebelum sakit: pasien mengatakan pasien dapat makan 3 kali sehari dengan lauk
seperti: nasi, ikan, sayur, tahu/tempe. Pasien dapat menghabiskan 1 piring penuh..
Pasien minum teh setiap pagi 1 gelas dan air putih 4 gelas per hari.
Saat sakit: pasien mengatakan makan 3 kali sehari dan menghabiskan makan
setengah porsi dan tidak enak makan. Dalam sehari selama di rumah sakit pasien
2. Eliminasi
Sebelum sakit: pasien mengatakan BAK 3-4x/hari tanpa keluhan apapun. Urine
berwarna kuning jernih, tanpa nanah ataupun darah, serta bau khas ammonia.
Sedangkan untuk BAB pasien BAB 1-2 kali sehari tanpa keluhan apapun. Fases
dengan konsistensi lunak, tanpa darah ataupun nanah, dengan warna kuning
kecokelatan.
Saat sakit: pasien mengatakan BAK 4 kali per hari menggunakan urinal. setelah
diukur jumlah urine sekitar 120cc/jam dengan warna urine kuning jernih.
26
Sedangkan untuk BAB, pasien mengatakan pasien BAB sekitar 1x/hari
tidur siang 1-2 jam dan tidur malamnya 6-7 jam dalam sehari.
Saat sakit: keluarga mengatakan pasien hanya bisa tidur di tempat tidur dan sulit
untuk bangun dan berjalan karena kaku pada sendi dan merasa nyeri di pinggul
kanan saat bergerak sehingga pasien tidak mau bangun dari tempat tidur dan tidak
dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Pasien juga menjadi sulit untuk tidur
terutama pada malam hari. Tidur tidak nyenyak, tidak lelap, tampak gelisah saat
tidur hingga sering terbangun. Sedangkan untuk istirahatnya pasien tidur siang 1-2
4. Hygiene perseorangan
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2 kali sehari setiap
pagi dan sore hari, keramas 2-3x/minggu, dapat mandi dengan bersih dan secara
mandiri.
Saat sakit: pasien mengatakan pasien mandi 1-2 kali sehari setiap pagi dan sore
terkadang pasien mandi tidak terlalu bersih akibat kondisinya yang sering nyeri
D. Pemeriksaan Penunjang
27
E. Pemeriksaan Fisik
2. B1 breath
perkusi thorax sonor, tidak tampak sesak, pergerakan rongga dada simetris, tidak
3. B2 blood
Bunyi jantung lup dup S1-S2 tunggal terdengar di midclavicula ICS 4 dan 5,
TD: 120/90 mmHg, suhu: 37⁰C, nadi: 89x/menit, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, akral hangat, CRT <3 detik, perfusi
hangat, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak pucat, MAP 100mmHg.
4. B3 brain
refeks cahaya +/+, dapat bicara, mulut simetris, merasa nyeri dengan wajah
meringis dengan penilaian PQRST (P: akibat kartilago meinipis akibat penuaan,
NRS, T: Saat berpindah posisi atau saat bergerak), pasien dapat mengerti dan
menjawab pertanyaan.
5. B4 bladder
vesika urinaria.
6. B5 bowel
Bising usus 18x/menit, palpasi tidak nyeri tekan, perkusi tidak ada nyeri,
suara perkusi timpani, tidak ada distensi abdomen, tidak ada jejas pada abdomen.
28
7. B6 bone dan integument
Tidak ada oedema pada tungkai kaki kanan dan kiri, pergerakan terbatas,
rentang gerak (ROM) menurun, turgor kulit baik, kekakuan pada sendi pinggul,
5 5
3 5
sedang.
F. Terapi
Indikasi:
Digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan
dan perbaikan penyakit serta kondisi dan gejala
kadar kalium yang rendah.
Indikasi:
Kegunaan tramadol adalah untuk mengobati nyeri
sedang sampai berat, baik itu nyeri akut
maupun kronis.
29
No. Tanggal Data Etiologi Problem
5 5
Gangguan
mobilitas fisik
4 5
30
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan
1. Jumat, 7 Februari Nyeri kronis yang berhubungan dengan kondisi
2020 muskuloskeletal kronis yang ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pinggul kanan yang hebat, merasa
tertekan akan kondisinya saat, wajah meringis,
tampak gelisah saat tidur hingga sering terbangun,
tidak dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari, sulit
untuk tidur terutama pada malam hari.
5 5
3 5
31
3.1.4 Intervensi
32
teratasi
4. Berikan teknik 4. Pijat meningkatkan Jam 09.10 WIB
nonfarmakologis relaksasi otot dan 4. Menempatkan bel atau P:
untuk mengurangi mobilitas, menurunkan lampu panggilan dalam
rasa nyeri dengan rasa sakit dan melepaskan jangkauan dekat dekat Lanjutkan
terapi pijat kekakuan. tempat tidur klien.
intervensi nomor
2, 4, 5
5. Kolaborasi
pemberian analgetik 5. Analgetik menghambat Jam 09.30 WIB
sintesis prostaglandins 5. Mengidentifikasi lokasi,
(PGs) di tempat yang karakteristik, durasi,
sakit atau trauma. frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri melalui
pemeriksaan fisik dan
anamnesa.
33
yang mengalami nyeri
dengan penekanan yang
sesuai.
34
3.1.5 Catatan Perkembangan
I:
35
Jam 11.00 WIB
E:
I:
36
Jam 08.30 WIB
Memotivasi klien untuk melakukan ROM aktif atau
pasif dengan menggerakan ektremitas baik secara
mandiri maupun dibantu oleh orang lain
E:
37
P : Hentikan intervensi no 1, 6 dan 7.
I:
E:
38
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
39
DAFTAR PUSTAKA
40