Anda di halaman 1dari 6

Makalah pengorganisasian

Disusun oleh :
1. Ani oktaviani 171540027
2. Jihan Nabilah 171540022
3. Jihan Sebastian Hasan 171540025
4. Nadia Ayu Agiska 171540006
5. Putri Shenia 171540032

PRODI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
2018
A. Sumber kekuasaan dalam organisasi
Untuk lebih memahami Kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin ataupun manajer, sebaiknya
kita mengetahui jenis-jenis Kekuasaan tersebut. Berikut ini adalah 5 Jenis Kekuasaan dalam
suatu Organisasi.

1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)

Seperti namanya, Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang menggunakan


Balas Jasa atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia
melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Balas jasa atau Reward dapat berupa
Gaji, Upah, Bonus, Promosi, Pujian, Pengakuan ataupun penempatan tugas
yang lebih menarik. Namun melalui Kekuasaan Balas jasa ini, seorang
pemimpin/manajer juga dapat menunda pemberian Reward (balas jasa)
tersebut sebagai hukumannya jika bawahannya tidak melakukan apa yang
telah diperintahkan. Kekuasaan Balas Jasa (reward) ini timbul karena Posisi
atau Jabatan seseorang yang memungkinkan dirinya memberikan penghargaan
atau imbalan terhadap pekerjaan ataupun tugas yang dilakukan oleh orang
lain. Contohnya seorang Manajer yang memiliki kekuasaan untuk melakukan
penilaian kinerja sehingga dapat menentukan besaran kenaikan gaji terhadap
bawahannya.

2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)

Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan


ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia
melakukan sesuatu sesuai dengna keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah
kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power). Contoh
ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang
diinstruksikan antara lain seperti pemberian surat peringatan, penurunan gaji,
penurunan jabatan dan bahkan pemberhentian kerja atau PHK.

3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)

Kekuasaan Rujukan atau Referent Power ini merupakan kekuasaan yang


diperoleh atas dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan kepribadian dari
seorang pemimpin. Contohnya Gandhi yang memimpin jutaan orang karena
kepribadian dan Karismatiknya.
4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)

Kekuasaan Sah atau Legitimate Power ini berasal dari posisi resmi yang dijabat
oleh seseorang, baik itu dalam suatu organisasi, birokrasi ataupun
pemerintahan. Kekuasaan Sah adalah Kekuasaan yang diperoleh dari
konsekuensi hirarki dalam organisasi. Seseorang yang menduduki posisi
tertentu dalam organisasi memiliki hak dan wewenang untuk memberikan
perintah dan instruksi dan mereka sebagai bawahan ataupun anggota tim
berkewajiban untuk mengikuti instruksi atau perintah tersebut.

5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)

Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena adanya keahlian
ataupun keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali seseorang yang
memiliki pengalaman dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam
suatu organisasi meskipun orang tersebut bukanlah Manajer ataupun
Pemimpin. Individu-individu yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut
biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk membimbing karyawan lainnya
dengan benar.
B. Definisi Kepemimpinan
Pada awalnya, masyarakat mempercayai kepemimpinan sebagai
sosok “bapak” yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Hal ini
karena bagi mereka pengertian kepemimpinan erat kaitannya
dengan kemampuan yang sudah dibawa sejak lahir. Sehingga, banyak
masyarakat yang berpendapat bahwa ilmu serta teori tentang
kepemimpinan tidak dibutuhkan.
Kepemimpinan bisa dijalankan dengan sukses tanpa dasar teori,
pendidikan, serta pelatihan sebelumnya. Menurutnya,
kepemimpinan merupakan jenis pemimpin yang tidak ilmiah serta
dilakukan menurut bakat seni memimpin

Seiring dengan membahas pengertian kepemimpinan dan


perkembangannya, konsep kepemimpinan secara ilmiah mulai
bermunculan serta terus berkembang seiring dengan pertumbuhan
scientific management atau manajemen ilmiah yang dikenalkan oleh
seorang ilmuwan bernama Frederick W. Taylor pada abad ke -20.

Perkembangannya kemudian menghasilkan satu ilmu kepemimpinan


yang tidak didasari dari pengalaman dan bakat saja.
Namun, pengertian kepemimpinan kemudian diartikan juga dengan
persiapan yang dilakukan dengan berencana serta melatih apa yang
akan dilakukan dengan percobaan, perencanaan, analisis, penelitian,
suprevisis, penggemblengan yang dilakukan dengan sistematis dan
lain sebagainya.
B. Teori – Teori kepemimpinan menurut tokoh
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Ordway Tead (1929)


Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan
seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

3. Rauch & Behling (1984)


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

4. Katz & Kahn (1978)


Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada,
dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan
rutin organisasi.

5. Hemhill & Coon (1995)


Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (shared goal).

6. William G.Scott (1962)


Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang
diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.

7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk
melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of


releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara
seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-
anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan
dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan
yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi
dan orang lain dipengaruhi.
9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam
situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah
pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

10. P. Pigors (1935)


Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui
keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol
daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.

11. Kartini Kartono (1994 : 48)


Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi
khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas
tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang
khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan
fungsi dari situasi khusus.

12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)


Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan
mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik
dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.

13. Locke & Associates (1997)


Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing)
orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .

14. John W. Gardner (1990)


Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu
meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh
pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.

15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)


Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan
dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.

Anda mungkin juga menyukai