Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

Oleh :

1. Ni Kadek Swandewi Utami ( P07120017 192 )


2. Ni Ketut Sri Astuti ( P07120017 193 )
3. Ni Ketut Sri Lestari ( P07120017 194 )
4. Ni Wayan Wila Megantari ( P07120017 195 )
5. I Gede Beni Arta ( P07120017 196 )
6. Ni Made Dwi Panila Siddhi ( P07120017 197 )
7. Ni Wayan Arning Puspitawati ( P07120017 198 )
8. I Gusti Ayu Vera Laksmi Dewi ( P07120017 200 )
9. Putu Agus Hera Wijaya ( P07120017 201 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah Keperawatan Jiwa Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan
dukungan baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami
dijurusan keperawatan.
3. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.

Denpasar, 22 Oktober 2019

Penyusun,

2
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa
adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara
aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan
disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki,
kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa
lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas
perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan
individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran
serta, respon lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa
tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain

3
B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan
berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 4
sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
Aktivitas terjadwal
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap -cakap
dengan orang lain
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas
terjadwal
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

4
D. Sesi yang digunakan
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien yang mengalami perubahan persepsi sensori halusinasi
2. Proses seleksi
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi.
b.Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

5
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien
yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin
didikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
H. Pengorganisasian
I. TAK Sesi I
1. Topik
Sesi I : Mengenal halusinasi
Waktu :
Tanggal : 30 Oktober 2019
Hari : Rabu
Jam : 09.00-09.40 WITA

6
2. Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
3. Klien
Jumlah dan Nama Klien :
1) Pastini
2) Kariem
3) Suartini
4) Murniati
5) Ariani
6) Made Sriasih
4. Tim Terapis
Leader :Ni Wayan Arning Puspitawati
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
4. Mengatur waktu dan memutar musik

Co.leader : Ni Ketut Sri Lestari


1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas

Fasilitator :
1) Ni Kadek Swandewi Utami
2) Ni Wayan Wila Megantari
3) Made Dwi Panila Siddhi
4) I Gede Beni Arta
5) I Gusti Ayu Vera Laksmi Dewi

7
6) Putu Agus Hera Wijaya

1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok


2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

Observer : Sri Astuti


1. Mengobservasi kemampuan pasien dalam mengikuti kegiatan
dan mengisi lembar kegiatan
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
anggota kelompok dengan evaluasi kelompok dan membuat
laporan kegiatan

5. Seetting Tempat :
a) terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) tempat tenang dan nyaman.

Gambar Setting Tempat

L CL

K1 F6

K6
F1

K2 F5

F2 K5

K3 F4
F3 K4

O 8
Keterangan gambar:

L = Leader K = Klien

CL = Co. Leader

O
===== = Observer

F = Fasilitator

6. Alat
1. Spidol
2. Papan tulis/whiteboard/flipchart

7. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab


2. Bermain peran atau simulasi

8. Langkah Kegiatan
A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

9
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
2) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
2. Lama kegiatan 40 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
C. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
Contoh cara membantu mengenal halusinasi.
1. Isi Halusinasi:
“ Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

“Apa yang dikatakan suara itu?”

“Apakah ibu melihat sesuatu/ orang/ bayangan/ makhluk?”

“Seperti apa yang kelihatan?”

2. Waktu terjadinya Halusinasi:

“Apakah terus- menerus melihat dan mendengar, atau hanya sewaktu-


waktu saja?”

“ Kapan paling sering ibu melihat sesuatu atau mendengar suara


tersebut?”

3. Situasi terjadinya Halusinasi:

10
“ Pada keadaan apa ibu melihat/ mendengar suara/ bayangan itu,
apakah pada waktu sendiri?”

4. Perasaan saat Halusinasi muncul:

“ Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”

“ Apa yang ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”

2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan


terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat
terjadi halusinasi. Mulai dari klien dari sebelah kanan, secara
berurutan sampai semua klien mendapat klien. Hasilnya tulis di
whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar
D. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,
dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
b) Menyepakati waktu dan tempat

11
4. Format Evaluasi

No Nama Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut


klien halusinasi waktu situasi perasaan saat
terjadi terjadi halusinasi
halusinasi halusinasi
1

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu situasi, dan perasaan. Beri tanda (  ) jika klien mampu dan tanda
(-) jika klien tidak mampu.

12
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi I. Klien mampu menyebutkan isi
halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika
sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram) anjurkan klien
mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.

II. TAK Sesi II

1. Topik
Sesi II : Mengontrol Halusinasi dengan menghardik
Waktu :
Tanggal : 30 Oktober 2019
Hari : Rabu
Jam : 09.00- 09.40 WITA

2. Tujuan
a. Tujuan
Setelah dilakukan TAK sesi II diharapkan klien dapat mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk


mengatasi halusinasi.

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.

3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

13
3. Klien

Jumlah dan Nama Klien:

1). Pastini

2). Kariem

3). Suartini

4). Murniati

5). Ariani

6). Made Sriasih

4. Tim Terapis

Leader : I Gusti Ayu Vera Laksmi Dewi

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan


2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Co.leader : I Gede Beni Artha
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
1) Ni Kadek Swandewi Utami
2) Ni Wayan Arning Puspitawati
3) Ni Ketut Sri Astuti
4) Ni Ketut Sri Lestari
5) Made Dwi Panila Siddhi
6) Putu Agus Hera Wijaya
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

14
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :Ni Wayan Wila Megantari
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
5. Setting Tempat

- Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


- Ruangan nyaman dan tenang

Gambar Setting Tempat:

L CL

K1 F6

F1
K6

K2
F5

F2
K5

K3 F3 K4 F4

15
Keterangan Gambar:

L = Leader K = Klien

CL = Co. Leader

O = Observer

F = Fasilitator

6. Alat

1) Pemutar musik/ Hp
2) Bola

7. Metode

1) Diskusi kelompok
Bermain peran / stimulasi

8. Langkah Kegiatan

1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a). Salam terapeutik

- Mengingatkan kontrak dengan klien yang yang mengikuti


sesi II.

16
- Salam dari terapis kepada klien.

- Klien dan terapis pakai papan nama.

b). Evaluasi / validasi


a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
b) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi klien
yang terjadi: isi, waktu, situasi,dan perasaan.
c). Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
mengontrol halusinasi: menghardik.
b) Terapis menjelaskan aturan main yaitu, sebagai
berikut:
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
2. Lama kegiatan 40 menit.
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang
dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan
bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik halusinasi saat halusinasi
muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing-masing klien
memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai
dari klien disebelah kanan terapis berurutan
berlawanan arah jarum jam sampai semua peserta
mendapatkan giliran.

17
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua
klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai
memperagakan menghardik halusinasi.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
 Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
 Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara
yang telah dipelajari jika halusinasi muncul.
 Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal
kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk
TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
TAK berikutnya.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik.
Folmulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi II: TAK

18
Stimulasi persepsi: halusinasi
Mengontrol Halusinasi dengan cara menghardik
No Aspek yang Nama klien
dinilai

1 Menyebutkan
orang yang bisa
di ajak bicara
2 Memperagakan
percakapan
3 Menyusun
jadwal
percakapan

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
bisa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi.

Dokumentasi

19
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh. Klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi II. Klien belum mampu secara lancer
bercakap- cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap- cakap
dengan perawat dank lien lain di ruang rawat.

DAFTAR PUSTAKA

20
Keliat, B A dan Akemat. 2016. KeperawatanJiwa Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta : EGC.

Stuart and Sundeen, 2006. Buku Saku Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC

Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Adi

Fitria, Nita, 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP dan SP), Jakarta,

Salemba Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai