PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mutu?
2. Apa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan?
3. Apa yang dimaksud dengan dimensi mutu asuhan kepewatan?
4. Bagaimana pengendalian (controlling) dalam keperawatan?
5. Bagaimana langkah dalam pengendalian mutu?
6. Apa yang dimaksud dengan indicator mutu?
a) Apa yang dimaksud dengan indicator mutu umum?
b) Apa yang dimaksud dengan indicator mutu RS?
c) Apa yang dimaksud dengan kondisi pasien?
d) Apa yang dimaksud dengan kondisi sumber daya manusia?
7. Bagaimana ciri mutu askep?
8. Apa yang dimaksud dengan pengertian standar mutu?
9. Apa tujuan SAK?
10. Apa saja komponen SAK (standar I-VI)?
11. Bagaimana pengevaluasian penerapan SAK : instrument a,b, dan c?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mutu
a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang
diamati (Winston Dictionary, 1956)
b) Mutu adalah sifat yang dimiliki suatu program (Donabedian, 1980)
c) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang di
dalamnya terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan
para pengguna (Din ISO 8420, 1926)
3
3. Dimensi Mutu Asuhan Keperawatan
4
kepastian dalam pelayanan keperawatan ditentukan oleh komponen :
‘kompetensi’, yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan; ‘keramahan’,
yang juga diartikan kesopanan perawat sebagai aspek dari sikap
perawat; dan ‘keamanan’, yaitu jaminan pelayanan yang menyeluruh
sampai tuntas sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif pada
pasien dan menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien aman.
5
pengendalian tetap menduduki peranan penting yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan terhadap pasien tanpa
meninggalkan aspek kepuasan perawat dalam melaksanakan tugasnya.
6
g. Bagaimana memperbaiki kolaborasi yang ada?
h. Adakah penghematan yang bisa diidentifikasi?
IV. ACT : Bertindak atas dasar hasil evaluasi dan melanjutkan perbaikan
proses.
a. Komponen apa saja yang perlu dibakukan dari proses yang
b. telah diperbaiki?
c. Bagaimana mengubah flowchart yang ada?
d. Kebijakan dan prosedur apa saja yang perlu direvisi?
e. Siapa saja yang perlu dilatih?
f. Siapa saja yang perlu disadarkan pada arti perubahan?
g. Ulangi langkah-langkah PDCA selama tetap layak secara
ekonomis.
6. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah ukuran yang memantau perawat dan layanan. Indicator
mutu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : indikator proses dan indikator hasil.
Indikator proses memantau kegiatan yang diberikan oleh organisasi yang
berdampak pada perawatan yang dilakukan bagi seorang pelanggan/klien/pasien.
Indikator hasil adalah indikator outcome yang akan memberikan gambaran
mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari kinerja yang dilakukan sesuai
dengan mutu pelayanan kesehatan yang ada. Alat-alat untuk perencanaan efektif
yang terkait:
7
d) Kembangkan kegiatan peningkatan mutu seputar alur biasa daam layanan
pasien / klien
e) Beri perhatian khusus pada relasi pelangan – pemasokan, baik di dalam
maupun di antara bidang pelayanan
f) Beri perhatian pada proses yang terkait dengan perawatan
g) Lanjutkan evaluasi dan pemantauan proses perswatan sebagai upaya
meningkatkan layanan dan bukan kinerja yang diindividualisasikan atau
bidang masalah yang diisolasikan .
8
masalah dan atau sebagai peluang untuk memperbaiki pelayanan kepada
pasien.
9
pendidikan yang menyangkut unsur masukan (input), proses, keluaran
(output), dan hasil (outcome). Kualitas pelayanan dirumah sakit
ditunjukan juga dengan tingkat pelayanan BOR (Bed Occupancy Rate)
rendah atau tinggi, apabila angka BOR rendah maka pihak manajemen
rumah sakit yang bersngkutan harus meningkatkan kualitas pelayanan
pada pasien, terutama bagi mereka yang sedang rawat inap. Dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, pelayanan harus benar-benar
menyadari bahwa penyembuhan seseorang bukan hanya ditentukan oleh
obat-obatan yang diberikan, tetapi juga di pengaruhi oleh cara peyanan
yang diperlihatkan para petugas kesehatan seperti sikap, keterampilan
serta pengetahuan
10
kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran keputusan pasien perlu dilakukan
secara berkala dan akurat. Telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang
positif antara partisipasi aktif masyarakat dalam perkembangan kesehatan
dengan kepuasan pasien. Kesimpulan yang dapat dibuat dari pola pikir di
atas, antara lain : (Pohan, 2007.)
11
layanan kesehatan. Selain itu, mereka harus mempunyai kompetensi
teknik dan kemapuan manajerial sesuai uraian tugas masing-masing.
12
9. Tujuan SAK
13
membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama,
kepercayaan, dan statusnya di setiap tempat pelayanan kesehatan.
- Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari
semua anggota tim kesehatan dan pasien atau keluarga.
- Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses
keperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
pasien atau keluarga.
- Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan
keperawatan.
- Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus-
menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan
keperawatan.
14
- Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan
perkembangan pribadi tenaga keperawatan.
15
- Prioritas masalah dengan kriteria masalah yang mengancam kehidupan
yang merupakan prioritas pertama, masalah-masalah yang mengancam
kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-masalah yang
mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
- Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria, tujuan dirumuskan secara
singkat dan jelas. Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan, spesifik
pada diagnosis keperawatan dapat diukur, realistik atau dapat dicapai
menggunakan komponen yang terdiri dari subjek perilaku pasien, kondisi
pasien dan kriteria tujuan.
16
sebelum pemasangan WSD sesuai dengan program pengobatan,
mengganti pakaian pasien dengan pakaian khusus dan observasi
tanda vital.
d. Menyiapkan pasien untuk pemasangan endotrakheal tube dengan
kriteria menyiapkan endotracheal tube steril dengan ukuran yang
tepat, mengatur posisi pasien dan melakukan observasi tanda vital.
e. Melakukan resusitasi dengan kriteria menyiapkan kelengkapan alat
resusitasi, memberikan alas yang keras atau papan resusitasi
(resusitation back) pada daerah punggung, mengatur posisi pasien,
membantu atau melaksanakan resusitasi, melakukan observasi
tanda vital dan respons pasien.
17
mendesinfektan kulit pada lokasi pemasangan infus,
membebaskan selang infus dari udara, memeriksa ketepatan
masuknya jarum dalam vena dan difiksasi, memasang kasa steril
di bawah dan di atas jarum, mengatur tetesan cairan sesuai dengan
program pengobatan, melakukan observasi dan mencatat
pemasukan.
18
malam, melakukan observasi pasien, tanda-tanda infeksi, jumlah,
kelainan dan kelancaran aliran urine.
e. Membersihkan huknah rendah dengan kriteria menyiapkan
lingkungan, kelengkapan alat, ukuran canule recti sesuai dengan
umur, suhu cairan sesuai dengan suhu normal, mengatur posisi
sim miring ke kiri, mengoleskan pelumas pada ujung canule,
mengeluarkan udara dari selang, tinggi irigator 30 cm dari tubuh
pasien, melakukan observasi pasien dan mencatat hasil huknah.
f. Memberikan huknah tinggi dengan kriteria menyiapkan
lingkungan, kelengkapan alat, ukuran canule sesuai dengan umur,
suhu cairan sesuai dengan suhu tubuh normal, mengatur posisi
sim miring ke kanan, mengoleskan pelumas pada ujung canule,
mengeluarkan udara dari selang, tinggi irigator 50 cm dari tubuh
pasien, melakukan observasi dan mencatat hasil huknah.
g. Memberikan glyserin dengan spuit dengan kriteria menyiapkan
lingkungan, kelengkapan alat, suhu glyserin sesuai dengan suhu
tubuh normal, mengatur posisi sim, mengoleskan pelumas pada
ujung canule, mengeluarkan udara dari glyserin spuit,
memasukkan canule ke dalam rectum dengan hati-hati,
melakukan observasi pasien dan mencatat hasil pemberian
glyserin.
19
c. Menjaga keselamatan pasien yang dibawa dengan brancar atau
rollstoel dengan kelengkapan alat, mendorong brancar atau rollstoel
dengan hati-hati, observasi respons pasien.
d. Mencegah kecelakaan pada alat listrik dengan kriteria kelengkapan
alat, memeriksa voltage listrik setempat, menggunakan alat secara
tepat dan benar dan observasi pasien.
e. Mencegah kecelakaan pada penggunaan alat yang mudah meledak
dengan kriteria kelengkapan dan kondisi alat, menggunakan alat
secara tepat dan benar, memahami petunjuk penggunaan alat,
menyimpan alat ditempat yang aman.
f. Mencegah kekeliruan pemberian obat dengan kriteria tulisan dan
kode pada label atau etiket harus jelas, warna tulisan tidak mudah
berubah, label atau etiket dipasang pada tempat yang mudah dibaca,
memasang label atau etiket pada tempat obat, meletakkan obat pada
tempat yang ditentukan.
20
e) Mencuci rambut dengan kriteria kelengkapan alat, menyiapkan
lingkungan, menutup telinga dan mata pasien, mengeringkan dan
menyisir rambut dan melakukan observasi pasien.
f) Menyisir rambut dengan kriteria kelengkapan alat, menyisir
rambut yang panjang dimulai dari ujung dan melakukan observasi.
g) Memotong kuku dengan kriteria kelengkapan alat, merendam jari
tangan dan kaki dalam air hangat, memotong kuku dengan alat
pemotong kuku sesuai dengan lingkungan anatomis dan observasi
pasien.
21
d) Mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi pada pasien tirah
baring lama dengan kriteria memotivasi pasien untuk latihan gerak,
mengatur posisi baring secara bergantian, memelihara pakaian
pasien dan alat tenun tetap bersih dan kering.
22
b) Melaksanakan komunikasi terapeutik dengan kriteria memanggil
pasien sesuai dengan nama dan statusnya, menggunakan bahasa
yang dimengerti pasien, menampilkan sikap yang ramah dan sopan
memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien, memotivasi
pasien untuk mengemukakan perasaannya.
c) Menyiapkan mental pasien pra operasi dengan kriteria memberi
kesempatan kepada pasien untuk bertemu dengan keluarga,
memberi kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk berdoa.
23
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan :
Melaksanakan pemberian obat melalui peroral, parenteral,
subcutan, intra muskular dan intra vena.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa, serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
B. Saran
Agar selalu menerapkan asuhan keperawatan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien maupun keluarga, sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan
yang sesuai baik bagi individu maupun keluarga guna terciptanya manajemen mutu
pelayanan kesehatan yang baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
Pohan S. imbako, MPH, SKM. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan: dasar-dasar
pegertian dan penerapan
Donabedian, 1980
26