Anda di halaman 1dari 1

G17S

Mahasiswa Universitas Riau melakukan aksi ke kantor Gubernur Riau pada tanggal 17
September 2019. Gerakan aksi ini terkait semakin pekatnya kabut asap yang melanda
Pekanbaru. Aksi ini disingkat menjadi G17S (Gerakan 17 September). Para mahasiswa menuntut
pemerintah agar cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang
mengakibatkan terjadinya kabut asap. Tuntutan tersebut juga berasal dari masyarakat yang tidak
ingin merasakan kabut asap untuk waktu-waktu selanjutnya.

Tuntutan mahasiswa berikutnya adalah pemecatan Kapolda Riau dari jabatannya. Hal ini
seiring dengan pernyataan Jokowi (Presiden Republik Indonesia) apabila permasalahan
kebakaran hutan tidak tuntas, maka Kapolda akan dipecat dari jabatannya. Oleh karena itu, G17S
juga menjadi ajang sindiran kepada pemerintah untuk melaksanakan janji-janjinya.

Sekitar 1.500 mahasiswa Universitas Riau turun dalam aksi dengan ketua BEM (Badan
Eksekutif Mahasiswa) sebagai pemimpin. Mereka berangkat dari Universitas dengan
menggunakan bus universitas dan kendaraan pribadi. Ramainya mahasiswa yang turun ke jalan
mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas.

Awalnya aksi berjalan dengan damai. Namun, ada pihak yang menjadi provokator.
Sehingga kericuhan tidak dapat lagi dielakkan. Aparat kepolisian mengambil tindakan dengan
menyiram air kepada mahasiswa yang melakukan aksi. Sehingga kericuhan mencapai puncaknya
dimana para mahasiswa dan aparat kepolisian terlibat dorong-dorongan, yang mengakibatkan
pagar kapolda menjadi tumbang.

Pada akhirnya aksi ini belum membuahkan hasil yang berarti. Sepertinya suara
masyarakat sudah tidak didengar lagi, karena pemerintah sudah semakin jauh dari masyarakat.
Seharusnya, pemerintah menjadi lembaga yang senantiasa melayani masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai