Observasi Pedesaan
Observasi Pedesaan
EKONOMI PEDESAAN
“OBSERVASI DESA”
Di susun oleh
Nama : Thoriq Rizkitama
NPM : 13210037
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah individu yang berjudul
“Observasi Desa”. kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis sadar bahwa isi
makalah ini perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Makalah ini diajukan penulis untuk memenuhi tugas pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro.
Penulis menyadari walaupun telah berusaha dan mengalami banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar sekiranya kedepan
dapat diperbaiki dalam hal penyusunan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa buku dan media masa
yang telah menunjang dan menjadikan referensi penulis dalam penyusunan makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………...
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
Pengertian Desa menurut para ahli : R.Bintarto. (1977) “ Desa adalah merupakan
perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis
politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain
”. Sutarjo Kartohadikusumo (1965) “ Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal
suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan
pemerintahan terendah di bawah camat “. William Ogburn dan MF Nimkoff “ Desa
adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas “. S.D. Misra “
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan
batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are ”.
Paul H Landis “ Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari
2.500 jiwa “ dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.
UU no. 22 tahun 1999 “ Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan
Nasional dan berada di daerah Kabupaten “. UU no. 5 tahun 1979 “ Desa adalah suatu
wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk
di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia “.
B. Unsur-Unsur Desa
Menurut Bintarto, Ada tiga macam unsur-unsur desa yang saling terkait sehingga
menjadi suatu kesatuan. Ketiga unsur tersebut adalah:
1. Daerah, baik lahan produktif maupun non produktif termasuk luas, penggunaan, unsur
lokasi, dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata
pencaharian peduduk.
3.Tata kelakuan, berupa pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan antar warga desa dan
menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.
C. Tipe-Tipe Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang
dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh
masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. Ciri-
ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
b. Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa
swasembada. Ciri-ciri desa swakarya :
D. Potensi
Potensi desa dibagi menjadi 2 macam yaitu: Potensi fisik yang meliputi; tanah air,
iklim dan cuaca, flora dan fauna Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-
lembaga sosial desa, dan aparatur desa, jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan
berkembang dan desa akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi kota.
E. Fungsi Desa
Fungsi desa adalah sebagai berikut: Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi
kota) Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan Desa merupakan mitra bagi
pembangunan kota Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara
Republik Indonesia
F. Ciri-ciri Masyarakat Desa
Kehidupan keagamaan di kota berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dari pada warga desa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 2
Novemberm 2014.
b. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di Desa dadapan, Kabupaten
Tanggamus, Provinsi Lampung,Indonesia.
2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah masyarakat Desa Dadapan dan
keadaan geografis Desa Dadapan, serta potensi-potensi yang dimiliki desa tersebut
yang dapat dikembangkan.
3. Sumber Data
Data-data diperoleh data monografi di Pekon Dadapan.
4. Teknik pengumpulan data
Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan
pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku
dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya
Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur
karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, dimana subyek
diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan – ungkapan
pandangannya secara santai namun serius dan sesuai faktanya. Interview ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat kepala desa mengenai
keadaan-keadaan social budaya yang ada dilokasi.
5. Alat pengumpul data
Lembar observasi
Lembar observasi atau kuesioner yang sifatnya open euded (terbuka) dan
lentur, sehingga dapat menggali data sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pedoman wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan akrab dan terbuka
serta mendalam, dengan ini diharapkan dapat menangkap informasi secara utuh
oleh karena itu, teknik wawancara itu sering disebut wawancara mendalam (in-
depthinterviewing (HB. Sutopo, 2002).
6. Validasi Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus di usahakan kemantapan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap
peneliti harus dapat memilih dan menentukan cara – cara yang tepat untuk
mengembangkan valisasi data yang diperolehnya yakni dengan teknik triangulasi
(HB. Sutopo, 2002).
B. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk desa Dadapan yang keseluruhan
jumlahnya ada 4.071 jiwa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
SD N 1 Dadapan.