Abstract
Pedagogical competence is one of important competencies to the teachers. Therefore, this study aims
to determine how the pedagogical competence of teachers is, viewed from the aspects of learning know-
ledge skills, preparation of lesson plans, and learning in the classroom. This study used the quantitative
method with 631 respondents of civil servant teachers of Islamic Education at school and teachers of ge-
neral subjects at madrasah (Islamic school) recruited from non-permanent teachers in 20 districts/cities
in Central Java province, selected at random. The findings show that teachers’ pedagogical competence
knowledge on the aspect of learning knowledge skills is in the “poor” category, the aspect of students’
potential development knowledge and reflective efforts to improve the learning quality becomes a very
weak point at an average value with the “very poor” category. In addition, the aspect of ability to prepare
lesson plans is in the “sufficient” category, the teaching material organization and the evaluation aspect
are very weak competence aspects, which get “poor”. Meanwhile, the competence of learning implemen-
tation aspect is in the “sufficient” category.
Abstrak
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang penting bagi guru. Untuk itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru, dilihat dari aspek
kemampuan pengetahuan pembelajaran, menyusun rancangan pembelajaran (RPP), dan pembelajaran
di kelas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan responden 631 guru PNS Pendidikan
Agama Islam pada sekolah dan guru mata pelajaran umum pada madrasah yang direkrut dari guru
honorer di 20 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang dipilih secara random. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru pada aspek kemampuan pengetahuan pembelajaran
dalam kategori “kurang”, aspek pengetahuan pengembangan potensi peserta didik dan upaya reflektif
untuk meningkatkan mutu pembelajaran menjadi titik yang sangat lemah dengan mendapat nilai rata-
rata dengan kategori “sangat kurang”. Selain itu, aspek kemampuan menyusun RPP dalam kategori
“cukup”, aspek pengorganisasian materi ajar dan aspek evaluasi merupakan aspek kemampuan yang
sangat lemah dengan mendapatkan nilai “kurang”. Sedangkan, aspek kemampuan dalam melaksanakan
pembelajaran dalam kategori “cukup”.
Nasakah diterima 11 September 2012. Revisi pertama 7 Oktober 2012, revisi kedua 3 November
2012 dan revisi terakhir 26 November 2012.
merupakan Advisor AED DBE3-USAID dan (4) mensaratkan bahwa kualifikasi aka-
dengan rentangan nilai dari 1 sampai 4. demik untuk tenaga pendidik (guru) pada
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA harus
Sedangkan untuk menjaring kemam-
berpendidikan minimumdiploma empat
puan pelaksanaan pembelajaran dilakukan
(D-IV) atau sarjana (S1). Berarti terdapat
melalui teknik observasi langsung terha-
17,28% responden yang tidak memenuji
dap proses pembelajaran di kelas. Observer
sebagaimana yang diminta SNP.
dalam hal ini adalah peneliti melakukan
penilaian dengan menggunakan form quali- Ditinjau dari latar belakang pendi-
tative assessment pelaksanaan pembelajaran dikannya yang dibagi menjadi kelompok
yang mana pemberian nilainya mengacu pendidikan umum (fakultas dan prodi
juga pada descriptor yang diadaptasi dari umum), dan fakultas atau prodi kependi-
penilaian RPP yang dibuat Lorna Power, dikan (FKIP dan Tarbiyah), sebagian besar
dengan rentangan nilai dari 1 sampai 5. responden, 519 orang (84,12%) berlatar be-
lakang pendidikan FKIP ataupun Tarbiyah,
HASIL DAN PEMBAHASAN sedang responden yang berasal dari fakul-
tas ataupun prodi umum terdapat 15,88%
Profil Responden dari jumlah responden 617 orang
Jenis Kelamin dan Usia
Jenjang Mengajar
Jumlah responden terjangkau pene-
Hampir sebagian (44,53%) responden
litian sebanyak 631 orang, terdiri dari 231
mengajar di MI, 38,35% di MTs. Selebihnya,
orang (36,61%) guru laki-laki, sedang guru
15,53% di MA, dan hanya sebagian kecil di
perempuan 400 orang (63,39%). Dilihat dari
SMA/SMK ataupun SMP dan SD.
usianya, sebagian besar responden berusia
diantara 31 sampai 35 tahun terdapat 269
Mata Pelajaran yang Diampu
orang (42,63%). Kelompok besar lainnya
berada pada usia 36 sampai 40 tahun ber- Sebagian besar responden mengajar
jumlah 212 orang (33,60%). Hanya sebagian mata pelajaran umum seperti Matematika,
kecil responden yang berusia di bawah 25 Biologi, Bahasa Indonesia, PPKn, Baha-
tahun (0,32%), dan hanya 0,79% rseponden sa Inggris, dan Fisika, sejumlah 70,52%,
yang telah mencapai usia 46 sampai 50 ta- sedangkan responden yang mengampu
hun. mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pengangkatan tenaga guru honorer menja-
Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan di PNS baru dimulai 2008, tapi masa kerja
guru dapat dikatakan sudah cukup tinggi.
Sesuai dengan pemenuhan kualifikasi
Sebagian lebih guru yang menjadi respon-
akademik, sebagian besar responden telah
den (67,62%), mempunyai masa kerja 5
memenuhi kualifikasi pendidikan S1 seba-
sampai 10 tahun. Responden bermasa kerja
nyak 514 orang (81,46%), bahkan terdapat
11 sampai 15 tahun terdapat 17,46%, bah-
8 orang (1,27%) responden yang berpendi-
kan ada yang sudah bermasa kerja di atas
dikan S2. Selebihnya berpendidikan SMA
21 tahun, 0,32%. Yang menarik, ada juga
(2,22%), DI dan DII dari jalur PGSD (14,58%),
12,06% responden dengan masa kerja di
dan DIII atau sarjana muda (0,48%), tabel
bawah 5 tahun.
3. Data ini menunjukkan sebagian respon-
den belum memenuhi standar kualifikasi
Kompetensi Pedagogik Guru
tenaga pendidik yang dituntut dalam PP
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Kompetensi pedagogik dalam peneliti-
Pendidikan.Dalam Pasal 29, ayat (2), (3), an ini dilihat pada tiga aspek, yaitu kemam-
puan dalam hal pengetahuan (kognisi) da- Rendahnya pengetahuan guru tentang
lam merancang pelaksanaan pembelajaran pengembangan potensi peserta didik mem-
(RPP), dan kemampuan dalam melaksana- cerminkan bahwa guru memang kurang
kan pembelajaran. Ketiga aspek ini dilihat memberikan perhatian dan upaya yang cu-
dengan pemahaman bahwa kompetensi kup untuk melakukan pengembangan po-
pedagogik seorang guru tidak cukup ha- tensi yang dimiliki setiap peserta didiknya.
nya dilihat dari kemampuan pengetahuan Guru cenderung memandang sama setiap
pembelajaran yang dilakukan melalui tes peserta didiknya, sehingga guru memberi-
pengetahuan pedagogik, yang berkaitan kan perlakuan yang nyaris sama, padahal
mulai dari pemahaman teori dan prinsip- karakteristik dan potensi setiap peserta
prinsip pembelajaran, karakateristik pe- didik berbeda. Rendahnya pengetahuan
serta didik, pengembangan kurikulum, untuk melakukan reflektif dalam rangka
penyelenggaraan pembelajaran, sampai pe- meningkatkan mutu pembelajaran juga
mahaman mengenai penilaian dan evaluasi mencerminkan kenyataan bahwa sebagian
proses dan hasil pembelajaran, namun per- besar guru masih belum terbiasa mela-
lu juga melakukan penilaian kualitatif (qua- kukan kegiatan penelitian tindakan kelas
litative assessment) kemampuan guru dalam (PTK) sebagai upaya reflektif meningkat-
merancang pembelajaran (yaitu penilaian kan mutu pembelajaran.
dokumen RPP), dan penilaian pelaksanaan
Hanya satu dimensi pengetahuan
pembelajaran.
pembelajaran yang mendapatkan katego-
ri cukup (nilai 73,38), yakni pemahaman
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran pemanfaatan teknologi informasi dan ko-
munikasi untuk menunjang kelancaran
Untuk tes kemampuan pengetahuan
pembelajaran. Sedangkan, pada dimensi
pembelajarandengan jumlah butir perta-
lainnya seperti pengetahuan mengenai
nyaan 80 item, nilai rata-rata sebesar 56,88
teori dan prinsip-prinsip pembelajaran,
dengan kategori Kurang. Nilai terendah
pengembangan kurikulum, komunikasi
yang diperoleh guru yang di tes pengeta-
efektif, empatik dan santun dengan peserta
huan pembelajaran sebesar 27,50 (sangat
didik, penilaian dan evaluasi proses dan
kurang). Sedangkan nilai tertingginya se-
hasil pembelajaran, dan pemanfaatan hasil
besar 78,75 (cukup).
penilaian dan evaluasi, mendapatkan nilai
dengan kategori kurang.
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran
Perdimensinya
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran
Kemampuan pengetahuan pembe- dengan Jenis Kelamin
lajaran ditinjau secara lebih mendalam
Nilai kemampuan pengetahuan pem-
perdimensinya, terlihat pengetahuan pem-
belajaran setelah di crosstab dengan jenis
belajaran yang berkaitan dengan pengem-
kelamin, ternyata hampir tidak ada perbe-
bangan potensi peserta didik memperoleh
daan kemampuan pengetahuan pembela-
nilai hanya 32,96 (kategori sangat kurang),
jaran antara guru laki-laki dengan perem-
dan berikutnya yang terendah adalah pada
puan, perbedaannya sangat tipis hanya 0,22.
pengetahuan pembelajaran tentang upaya
Nilai rata-rata pengetahuan pembelajaran
reflektif untuk peningkatan mutu pembe-
guru perempuan sebesar 56,94 (kategori
lajaran sebesar 48,64 (kategori sangat ku-
kurang), sedang guru laki-laki mendapat
rang), dan pengetahuan pembelajaran yang
56,77 (kategori kurang). Perbedaan tersebut
berkaitan dengan karakteristik peserta di-
dapat dikatakan tidak berarti, apalagi ke-
dik, 52,05 (sangat kurang).
dua jenis kelamin guru tersebut sama-sama apa yang terjadi pada kurikulum Fakultas
termasuk dalam kategori kurang. Tarbiyah ataupun FKIP. Apakah ini dise-
babkan telah berubahnya ruh (core) institut
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran keguruan ilmu pendidikan (IKIP) menjadi
dengan Tingkat Pendidikan universitas (lebih bersifat umum).
15 tahun adalah masa kerja dengan nilai laian, dan sebagian besar juga tidak men-
rata-rata yang paling tinggi dibandingkan cantumkan instrumen evaluasi. Padahal
dengan kelompok masa kerja di bawah 5 evaluasi merupakan aspek yang penting
tahun, 5 sampai 10 tahun, bahkan pada ke- untuk melihat daya serap materi pembe-
lompok masa kerja lebih dari 16 tahun. Pa- lajaran oleh peserta didik serta merancang
tut digali lebih jauh, apakah guru dengan program tindak lanjut.
masa kerja di bawah 5 tahun dianggap ma-
sih rendah pengalaman kerjanya sehingga Kemampuan Menyusun RPP Dengan Jenis
pengetahuan pembelajarannya pun masih Kelamin
rendah, dan apakah guru dengan masa
kerja di atas 16 tahun dianggap guru yang Baik guru laki-laki maupun guru pe-
mulai mengalami kejenuhan sehingga ting- rempuan mempunyai kemampuan yang
kat pengetahuan pembelajaran menurun. hampir sama dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru
Kemampuan Menyusun RPP laki-laki mendapat nilai rata-rata 69,92 (ka-
tegori cukup), sedangkan guru perempuan
Pada penilaian kemampuan guru da- dengan nilai rata-rata pada kemampuan
lam menyusun RPP, diperoleh hasil nilai menyusun RPP sebesar 70,83 (kategori cu-
rata-rata sebesar 70,50, dengan kategori cu- kup).
kup. Nilai terendah pada kemampuan ini
sebesar 28,75 (sangat kurang). Pada Kabu- Kemampuan Menyusun RPP Dengan Ting-
paten yang sama diperoleh nilai tertinggi, kat Pendidikan
100 (sangat baik) oleh seorang guru. Arti-
nya, RPP yang disusun guru ini memenuhi Ada perbedaan yang selalu meningkat
seluruh indikator tertinggi pada deskrip- pada kemampuan menyusun RPP dengan
tor. tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin tinggi kemampuan
Kemampuan Menyusun RPP Perkomponen dalam menyusun RPP. Kecuali pada guru
dengan tamatan S2, ternyata lebih rendah
Ada tujuh komponen dalam penilaian sedikit kemampuannya dalam menyusun
RPP, yaitu tentang tujuan pembelajaran, RPP. Nilai rata-rata yang diperoleh guru
pemilihan materi ajar, pengorganisasian berpendidikan SMA/sederajat sebesar
materi ajar, pemilihan materi/media pem- 58,04 (kategori kurang), guru yang berpen-
belajaran, kejelasan skenario pembelajaran, didikan D-I atau D-II mendapat nilai rata-
dan evaluasi. Dari ketujuh komponen ter- rata 67,41 (kategori cukup), yang berpen-
sebut, guru mempunyai kemampuan yang didikan D-III atau sarjana muda dengan
cukup dalam merancang enam komponen nilai rata-rata 70,42 (kategori cukup), yang
RPP dengan mendapat kategori cukup, berpendidikan sarjana S1 memperoleh nilai
kecuali pada komponen pengorganisasian rata-rata pada guru yang berpendidikan
materi ajar mendapat nilai 64,37 (kategori S2 dengan nilai rata-rata 68,13 (kategori
kurang). Hal ini dikarenakan, sebagian cukup).
guru dalam RPP-nya kurang mengaitkan
dengan materi sebelumnya, dan juga tidak Kemampuan Menyusun RPP Dengan Latar
mencantumkan waktu untuk setiap tahap- Belakang Pendidikan
an pembelajaran. Nilai lyang masih lemah
pada aspek evaluasi, hanya mendapatkan Dari data yang berhasil diolah, dike-
nilai 67,08 (kategori cukup). Sebagian RPP tahui bahwa guru dengan latar belakang
yang disusun guru kurang jelas dalam Kependidikan, seperti Fakultas Tarbiyah
merancang prosedur evaluasi, teknik peni- ataupun dari Fakultas Keguruan Ilmu Pen-
kurang, namun ketika menyusun RPP mau- jaran, dengan nilai 65,13 (kategori cukup),
pun dalam pelaksanaan pembelajaran ber- dan pada aspek penutup pembelajaran
kemampuan dalam kategori cukup. Secara berupa refleksi dan tindak lanjut, 69,94 (ka-
logika dapat dikatakan bahwa tingkat pe- tegori cukup). Sedangkan pada komponen
nguasaan pengetahuan pembelajaran akan lainnya mendapatkan penilaian rata-rata di
berbanding lurus secara linear dengan ke- atas 72.
mampuan guru dalam melakukan penyu-
Rendahnya penilaian pada aspek pe-
sunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran
manfaatan sumber belajar ataupun media
di kelas. Tapi temuan hasil penelitian ini
pembelajaran dikarenakan sebagian besar
berbeda. Kemampuan pengetahuan pem-
guru masih mengandalkan buku teks se-
belajarannya mendapat kategori kurang
bagai satu-satunya sumber belajar. Dalam
(56,88), tetapi ketika penilaian pada kemam-
proses pembelajaran yang berlangsungpun,
puan dalam menyusun RPP mendapat nilai
hampir semua guru tidak menggunakan
rata-rata lebih baik sebesar 70,50 (kategori
media pembelajaran untuk membantu dan
cukup), dan pada kemampuan pelaksana-
menunjang kelancaran dan keberhasilan
an pembelajaran di kelas berdasarkan pe-
pencapaian tujuan pembelajaran. Pada hal
nilaian melalui observasi langsung di kelas,
materi pembelajaran yang disampaikan
nilai rata-rata semakin meningkat menjadi
hampir semuanya mengandung konsep
73,50 (kategori cukup).
yang akan lebih mudah ditangkap peserta
Fenomena tersebut agak sulit dijelas- didik apabila guru menggunakan media
kan secara teoretis. Penjelasan teoretis yang pembelajaran sebagai alat bantu untuk
ada adalah ada hubungan yang linear antara menjelaskan konsep yang abstrak.
kemampuan guru berkaitan dengan penge-
Begitupun pada umumnya guru pada
tahuan pembelajaran dengan kemampuan
akhir pembelajaran tidak semuanya mela-
dalam menyusun RPP, dan kemampuan
kukan penutupan pembelajaran dengan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Artinya,
tindakan refleksi dan program tindak lan-
semakin tinggi guru memiliki pengetahuan
jut. Pada kegiatan penutupan pembelajar-
pembelajaran, maka semakin tinggi pula
an, guru melakukannya secara selintas dan
kemampuan guru dalam menyusun RPP
sekedarnya serta tidak terkonsep secara je-
dan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal
las dan menyeluruh. Pada kegiatan refleksi
ini mungkin ada asumsi yang dibangun
tersebut, guru kurang melakukan ulasan
yaitu walaupun secara sadar pengetahuan
atau rangkuman dari pelajaran yang meli-
pembelajaran masih kurang, tetapi karena
batkan peserta didik mengenai kemajuan
saratnya pengalaman, membuat guru se-
yang dicapai dikaitan dengan tujuan pem-
makin terampil dalam menyusun RPP dan
belajaran. Guru juga kurang melakukan
pelaksanaan pembelajaran, yang justru se-
arahan yang mengaitkan materi pelajaran
cara tidak disadari guru telah menerapkan
yang diajarkan dengan pelajaran selanjut-
pengetahuan pembelajaran, seperti teori
nya dengan memberikan tugas sesuai de-
dan konsep-konsep pembelajaran, pengem-
ngan tingkat perkembangan peserta didik.
bangan kurikulum, dan sebagainya.
Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran
Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran
dengan Jenis Kelamin
Perkomponen
Hasil data yang diolah menunjukkan
Terdapat dua komponen dalam pelak-
bahwa kemampuan pelaksanaan pembe-
sanaan pembelajaran yang mendapatkan
lajaran antara guru laki-laki dengan guru
nilai paling rendah, yaitu tentang peman-
perempuan dapat dikatakan hampir sama.
faatan sumber belajar atau media pembela-
Guru perempuan mendapatkan nilai pada