Anda di halaman 1dari 16

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Oleh: Achmad Habibullah


Peneliti pada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan
achmadhabibullah@yahoo.co.id

Abstract
Pedagogical competence is one of important competencies to the teachers. Therefore, this study aims
to determine how the pedagogical competence of teachers is, viewed from the aspects of learning know-
ledge skills, preparation of lesson plans, and learning in the classroom. This study used the quantitative
method with 631 respondents of civil servant teachers of Islamic Education at school and teachers of ge-
neral subjects at madrasah (Islamic school) recruited from non-permanent teachers in 20 districts/cities
in Central Java province, selected at random. The findings show that teachers’ pedagogical competence
knowledge on the aspect of learning knowledge skills is in the “poor” category, the aspect of students’
potential development knowledge and reflective efforts to improve the learning quality becomes a very
weak point at an average value with the “very poor” category. In addition, the aspect of ability to prepare
lesson plans is in the “sufficient” category, the teaching material organization and the evaluation aspect
are very weak competence aspects, which get “poor”. Meanwhile, the competence of learning implemen-
tation aspect is in the “sufficient” category.

Keywords: Competence, Pedagogy, Teachers

Abstrak
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang penting bagi guru. Untuk itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru, dilihat dari aspek
kemampuan pengetahuan pembelajaran, menyusun rancangan pembelajaran (RPP), dan pembelajaran
di kelas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan responden 631 guru PNS Pendidikan
Agama Islam pada sekolah dan guru mata pelajaran umum pada madrasah yang direkrut dari guru
honorer di 20 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang dipilih secara random. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru pada aspek kemampuan pengetahuan pembelajaran
dalam kategori “kurang”, aspek pengetahuan pengembangan potensi peserta didik dan upaya reflektif
untuk meningkatkan mutu pembelajaran menjadi titik yang sangat lemah dengan mendapat nilai rata-
rata dengan kategori “sangat kurang”. Selain itu, aspek kemampuan menyusun RPP dalam kategori
“cukup”, aspek pengorganisasian materi ajar dan aspek evaluasi merupakan aspek kemampuan yang
sangat lemah dengan mendapatkan nilai “kurang”. Sedangkan, aspek kemampuan dalam melaksanakan
pembelajaran dalam kategori “cukup”.

Kata Kunci: Kompetensi, Pedagogik, Guru

Nasakah diterima 11 September 2012. Revisi pertama 7 Oktober 2012, revisi kedua 3 November
2012 dan revisi terakhir 26 November 2012.

362 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

PENDAHULUAN kebijakan untuk mengangkat tenaga ho-


norer menjadi pegawai negeri sipil melalui
Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Hono-
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
rer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. PP
Tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan
tersebut dinyatakan bahwa pengangkatan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
tenaga honorer menjadi Calon Pegawai
Guru. Peraturan ini menunjukkan bahwa
Negeri Sipil (CPNS) diprioritaskan bagi
guru merupakan salah satu komponen
yang melaksanakan tugas sebagai, antara
penting dalam proses pendidikan. Namun,
lain tenaga guru. Pengangkatan tenaga ho-
kenyataan di lapangan menunjukkan keter-
norer menjadi CPNS dimaksudkan untuk
sediaan guru, termasuk Guru Pendidikan
memenuhi kebutuhan GPAI di sekolah dan
Agama Islam (GPAI) di sekolah maupun
madrasah.
Guru Mata Pelajaran Umum di madrasah
masih dihadapkan pada berbagai perma- Guru PAI honorer yang memenuhi
salahan, antara lain masih kurang tenaga persyaratan pada akhirnya akan diangkat
guru tersebut. Hasil penelitian Puslitbang menjadi CPNS sebagaimana yang tertuang
Pendidikan Agama dan Keagamaan ten- dalam PP Nomor 48 Tahun 2005 tersebut.
tang Pemenuhan Guru Pendidikan Agama Pengangkatan guru honorer menjadi CPNS
Islam pada SMP di 10 Kota (Kediri, Banjar- pelaksanaannya terpisah dari pelamar
masin, Jambi, Balikpapan, Sukabumi, Bi- umum (reguler). Pengangkatan tenaga ho-
tung, Makassar, Pangkal Pinang, Mataram, norer lebih ditekankan pada pertimbangan
dan Ambon), menunjukkan bahwa masih usia dan masa kerja usia 46 dengan masa
terdapat kekurangan GPAI sebesar 16,89%. kerja 20 tahun atau sekurang-kurangnya 10
Kekurangan tenaga GPAI ini diduga sangat tahun, usia 40 tahun dengan masa kerja mi-
mengganggu pemerataan pelayanan PAI nimal 5 tahun dan sekurang-kurangnya 10
pada peserta didik. tahun, dan usia 35 tahun dengan masa ker-
ja minimal 1 tahun dan sekurang-kurang 5
Kekurangan tenaga guru tidak saja ber-
tahun).
kaitan dengan GPAI pada sekolah, namun
juga keadaan yang sama terjadi pada ma- Melalui kebijakan ini, diperkirakan
drasah. Madrasah yang sebagian besar ber- telah banyak guru honorer yang diangkat
status swasta mengalami kekurangan guru menjadi PNS oleh Kementerian Agama
yang tidak kecil. Berdasarkan Direktorat dan Pemerintah Daerah. Pengangkatan
Jenderal Pendidikan Islam tahun 2006, di- tenaga honorer menjadi PNS merupakan
ketahui pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah suatu langkah kebijakan untuk memenuhi
terjadi kekurangan guru 36.756 orang (ke- kebutuhan yang mendesak akan tenaga
kurangan guru pada MIN 6.146 orang dan guru. Namun demikian, berbagai kalangan
kekurangan guru pada MIS 30.610 orang), mempertanyakan kebijakan yang ditempuh
pada Madrasah Tsanawiyah kekurangan pemerintah tersebut, terutama berkaitan
guru 37.800 orang (MTs N 9.572 orang, dengan kompetensi yang dimiliki tenaga
MTs S 28.228 orang), dan Madrasah Aliyah guru honorer yang diangkat menjadi PNS.
kekurangan guru 20.979 orang (MAN 6.880 Dengan demikian, permasalahan pe-
orang, MAS 14.099 orang). nelitian ini adalah bagaimana kompetensi
Untuk mengatasi kekurangan guru pedagogik yang dimiliki Guru PNS rekrut-
tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan men honorer ?

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagama- 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
an. 2006. Pemenuhan Guru Pendidikan Agama Dalam
Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga
Rangka Pemerataan Pelayanan Pendidikan, Jakarta: h.
Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, Pasal 3
268.

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 363


Achmad Habibullah

Tujuan Penelitian tertentu. Artinya, ada pemenuhan kualifi-


kasi akademik tertentu dan keikutsertaan
Penelitian ini bertujuan untuk menge- dalam latihan-latihan memungkinkan sese-
tahui kemampuan guru yang terdiri dari: orang memiliki kompetensi tertentu untuk
pengetahuan pembelajaran, penyusunan menjalankan tugas tertentu atau kelayakan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk menduduki suatu profesi.
dan kemampuan dalam pelaksanaan pem-
Dari definisi tersebut, maka yang di-
belajaran.
maksudkan dengan kompetensi guru da-
lam penelitian ini adalah seperangkat ke-
Kajian Pustaka wenangan, pengetahuan, dan kemampuan,
Kompetensi Guru serta perilaku yang harus dimiliki, diha-
yati, dikuasai, dan diaktualisasikan dalam
Menurut Usman, guru merupakan ja- melaksanakan tugas profesi sebagai guru
batan atau profesi yang memerlukan keah- Pendidikan Agama Islam. Kewenangan
lian atau kompetensi tertentu dalam rangka adalah pemenuhan persyaratan secara ad-
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai ministratif, persyaratan teknis, persyaratan
guru. Tanpa memiliki keahlian, kemam- psikis, dan persyaratan fisik untuk menjadi
puan atau kompetensi tertentu yang harus guru. Pengetahuan adalah proses peng-
dimilikinya, guru tidak dapat menjalankan ulangan dan ingatan terhadap bahan ajar
tugas dan fungsi profesinya sebagai guru. yang harus dikuasai oleh guru. Sedangkan
kemampuan adalah daya tangkap, pema-
Mulyasa menyatakan bahwa kompe- haman, penghayatan, dan keterampilan
tensi merupakan perpaduan unsur penge- yang diperlihatkan guru dalam menjalan-
tahuan, keterampilan, nilai, sikap, yang kan tugas mengajarnya.
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Pengertian kompetensi secara
Kompetensi Pedagogik
lebih jelas dikemukakan oleh Hornby, bah-
wa kompetensi adalah orang yang memi- Peraturan Pemerintah Republik Indo-
liki kesanggupan, kekuasaan, kewenangan, nesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Stan-
keterampilan, serta pengetahuan untuk dar Nasional Pendidikan pada penjelasan
melakukan apa yang diperlukan (competen- Pasal 28, ayat (3), butir a, sudah secara
ce is person having ability, power, authority, jelas mendeskripsikan bahwa Kompetensi
skill, knowledge to do what is needed). Sa- Pedagogik adalah kemampuan mengelola
hertian melihat bahwa kompetensi adalah pembelajaran peserta didik, yang meliputi
kemampuan untuk melaksanakan sesuatu pemahaman terhadap peserta didik, pe-
yang diperoleh melalui pendidikan dan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
latihan. Dalam hal ini seseorang harus ter- evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
lebih dahulu melewati proses pendidikan peserta didik untuk mengaktualisasikan
dan latihan untuk memiliki kompetensi berbagai potensi yang dimilikinya.
Untuk itu, kompetensi pedagogik ini

Moh. Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru profes- dibagi menjadi sepuluh kompetensi inti
sional. Bandung: Rosda Karya, h. 5.
atau sub kompetensi yang seharusnya di-

E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompeten-
si: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,. Bandung: kuasai guru, yaitu:
Remaja Rosdakarya, h. 38.

ASW Hornby. 1982. Oxford Advance Dictionary
of Current English, Oxford University Press. h. 172 
Departemen Pendidikan Nasional Republik

Sahertian. 1990. Supervisi Pendidikan dalam Indonesia.2005. Peraturan Pemerintah Republik Indo-
Rangka Program Inservice Education, Jakarta: Rineka nesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Cipta, h. 4 Pendidikan, Jakarta, h. 90

364 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

a. Menguasai karakteristik peserta didik Tabel 1: Kemampuan Pengetahuan Pembela-


dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, jaran
kultural, emosional, dan intelektual
Dimensi Indikator
b. Menguasai teori belajar dan prinsip- 1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang
1. Menguasai berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual,
prinsip pembelajaran yang mendidik; karakteristik latar belakang sosial, kultural, emosional,
peserta didik intelektual peserta didik
c. Mengembangkan kurikulum yang ter- dari aspek fisik, 1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam
moral, spiritual, mata pelajaran PAI
kait dengan mata pelajaran yang diam- sosial, kultural, 1.3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik
pu; emosional, dan dalam mata pelajaran yang diampu
intelektual 1.4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang 2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-
mendidik; 2. Menguasai prinsip pembelajaran yang mendidik terkait
teori belajar dan dengan mata pelajaran yang diampu
prinsip-prinsip 2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
e. Memanfaatkan teknologi informasi pembelajaran metode, dan teknik pembelajaran yang
dan komunikasi untuk kepentingan yang mendidik mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran
yang diampu
pembelajaran; 3.1. Memahami prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum
f. Memfasilitasi pengembangan potensi 3.2. Menentukan tujuan pembelajaran yang
diampu
peserta didik untuk mengaktualisasi- 3. Mengembangkan 3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai
kan berbagai potensi yang dimiliki; kurikulum yang untuk mencapai tujuan
terkait dengan 3.4. Memilih mata pelajaran yang terkait dengan
mata pelajaran pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, yang diampu 3.5. Menata materi pembelajaran secara benar
dan santun dengan peserta didik; sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik
3.6. Mengembangkan indikator dan instrumen
h. Menyelenggarakan penilaian dan eva- penilaian
luasi proses dan hasil belajar; 4.1. Memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik
4.2. Mengembangkan komponen-komponen
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan eva- rancangan pembelajaran
luasi untuk kepentingan pembelajaran; 4. Menyelenggara- 4.3. Menyusun rancangan pembelajaran yang
kan pembelajaran lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
yang mendidik laboratorium, maupun lapangan
j. Melakukan tindakan reflektif untuk 4.4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
peningkatan kualitas pembelajaran kelas, laboratorium, dan di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan yang
disyaratkan
4.5. Menggunakan media pembelajaran dan sum-
Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ber belajar yang relevan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran yang diampu
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
Penelitian ini dibatasi pada permasa- utuh
lahan kompetensi pedagogik saja, dengan 4.6. Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran sesuai dengan situasi yang
pertimbangan bahwa, hasil penelitian seba- berkembang
5. Memanfaatkan
gaimana di atas, ternyata titik lemah guru teknologi informa- 5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan
masih pada aspek-aspek yang berkaitan de- si dan komunikasi komunikasi dalam pembelajaran
untuk kepenting-
ngan pengelolaan proses belajar mengajar, an pembelajaran
6. Memfasilitasi 6.1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran
pengembangan kurikulum, dan evaluasi pengembangan untuk mendorong peserta didik mencapai
serta penilaian hasil pembelajaran. Karena potensi peserta prestasi secara optimal
didik untuk meng-
itu, berdasarkan hasil kajian pustaka kom- aktualisasikan 6.2. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran
berbagai potensi untuk mengaktualisasikan potensi peserta
petensi pedagogik, maka ruang lingkup yang dimiliki didik, termasuk kreatifitasnya
penelitian ini sebagai berikut: 7.1. Memahami berbagai strategi berkomunikasi
7. Berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara
secara efektif, lisan, tulisan, dan atau bentuk lain
1. Kemampuan pengetahuan pembelajar- empatik, dan 7.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
an, mencakup 10 dimensi dan indika- santun dengan santun dengan peserta didik dengan bahasa
peserta didik yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan
tornya, sebagai berikut: yang mendidik yang terbangun secara siklikal

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 365


Achmad Habibullah

Dimensi Indikator proses pembelajaran yang mencakup


8.1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan eva- aspek penilaian:
luasi proses dan hasil belajar sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu
8.2. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil a. Pra-Pembelajaran
belajar yang penting untuk dinilai dan evaluasi
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran b. Kegiatan Inti Pembelajaran:
yang diampu
8. Menyelenggara- 8.3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi
kan penilaian dan proses dan hasil belajar
1) Penguasaan materi pembelajaran
evaluasi proses 8.4. Mengembangkan instrumen dan penilaian
dan hasil belajar evaluasi proses dan hasil belajar 2) Pendekatan/strategi pembelajaran
8,5. Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan 3) Pemanfaatan sumber belajar/me-
dengan menggunakan berbagai instrumen
8.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil dia pembelajaran
belajar untuk berbagai tujuan
8.7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar 4) Pembelajaran yang memicu keterli-
9.1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan batan peserta didik
evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
9.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan 5) Penilaian proses dan hasil belajar
9. Memanfaatkan evaluasi untuk merancang program remedial
hasil penilaian dan pengayaan
dan evaluasi 6) Penggunaan bahasa
untuk kepenting- 9.3. Mengomunikasikan hasil penilaian dan
an pembelajaran. evaluasi kepada pemangku kepentingan
9.4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan c. Penutup pembelajaran berupa refleksi
evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan tindak lanjut
10.1. Melakukan refleksi terhadap pembela-
10. Mela- jaran yang telah dilaksanakan
kukan tindakan 10.2. Memanfaatkan hasil refleksi untuk
reflektif untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran METODE PENELITIAN
peningkatan dalam mata pelajaran yang diampu
kualitas pembela- 10.3. Melakukan penelitian tindakan kelas Jenis Penelitian
jaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dalam mata pelajaran yang diampu
Penelitian ini merupakan penelitian
2. Kemampuan menyusun RPP: survei, yaitu penelitian yang mengambil
sampel dari populasi, dalam hal ini Guru
Mengetahui kompetensi pedagogik
Pendidikan Agama Islam PNS asal Honorer
dari hasil tes pengetahuan pembelajaran
pada Sekolah dan Madrasah dan Guru Mata
saja tidak cukup menggambarkan kom-
Pelajaran Umum PNS asal honorer pada
petensi pedagogik guru yang sebenarnya,
madrasah, dengan menggunakan kuesioner
maka perlu dilakukan qualitative assessment
atau angket sebagai alat pengumpulan data
yakni penilaian kemampuan guru dalam
yang pokok. Penelitian survei ini menggu-
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembela-
nakan metode kuantitatif deskriptif, yaitu
jaran (RPP), yang terbagi ke dalam enam
untuk melakukan pengukuran yang cermat
komponen penilaian:
terhadap fenomena tertentu, yang dalam
a. Tujuan Pembelajaran hal ini adalah pengukuran tingkat kompe-
b. Pemilihan materi ajar tensi (pedagogik, profesional, kepribadian,
dan sosial) yang dimiliki Guru Pendidikan
c. Pengorganisasian materi ajar Agama Islam PNS asal Honorer pada Seko-
d. Pemilihan sumber/media pembelajar- lah dan Madrasah dan Guru Mata Pelajaran
an Umum PNS asal honorer.
e. Kejelasan skenario pembelajaran
f. Evaluasi dan kelengkapan instrumen-
nya

3. Kemampuan pelaksanaan pembelajar- 


Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (ed.).
1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, h. 3
an, yaitu melakukan penilaian melalui 
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (ed), loc.
observasi langsung di kelas terhadap Cit.

366 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

Lokasi Penelitian orang guru PNS asal rekrutmen honorer.


Pada pelaksanaan memang terjadi apa
Melihat keterbatasan anggaran, tena- yang diperkirakan, yaitu adanya guru yang
ga dan waktu, penelitian ini memokuskan pindah wilayah, sedang sakit, ataupun bu-
pada wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang kan sebagai guru, maka jumlah sampel real
mencakup 20 wilayah yakni Kabupaten berjumlah 631 orang. Jumlah ini masih me-
Banjarnegara, Banyumas, Batang, Boyo­la- menuhi jumlah sampel sebagaimana yang
li, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, ditentukan dalam rumus Slovin.
Karanganyar, Kebumen, Klaten, Pati, Pe-
malang, Purbalingga, Sragen, Sukoharjo, Tabel 2: Jumlah Rencana Sampel Per Kabupa-
ten- Kota di Provinsi Jawa Tengah
dan Wonosobo, dan Kota Magelang, Kota
Pekalongan, dan Kota Tegal. Provinsi Jawa Jumlah Jml
Tengah menjadi lokasi penelitian karena Sampel Jml Sampel
Tes Ke-
memiliki jumlah guru PNS asal honorer Jml Guru Sampel Penilaian
Daerah Kabupa-
No PNS Asal mampuan Penilaian Pelak-
ten/Kota Penge-
yang besar jumlahnya. Honorer tahuan Dokumen sanaan
RPP Pembela-
Pembela- jaran
jaran
Populasi dan Sampel Penelitian 1. Kab. Banjarnegara 74 37 37 27
2. Kab. Banyumas 107 54 54 35
Populasi penelitian ini adalah seluruh 3. Kab. Batang 87 44 44 27
Guru Pendidikan Agama Islam PNS asal 4. Kab. Boyolali 89 45 45 27
5. Kab. Brebes 22 11 11 11
Honorer pada Sekolah dan Madrasah, dan
6. Kab. Cilacap 126 63 63 35
Guru Mata Pelajaran Umum PNS asal ho- 7. Kab. Demak 134 68 68 35
norer pada madrasah pada Provinsi Jawa 8. Kab. Grobogan 62 31 31 23
Tengah, yang mencakup Kabupaten Ban- 9. Kab. Karanganyar 35 18 18 18
jarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupa- 10. Kab. Kebumen 51 26 26 19
11. Kab. Klaten 43 22 22 19
ten Batang, Kabupaten Boyolali, Kabupa-
12. Kab. Pati 28 14 14 14
ten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten 13. Kab. Pemalang 45 23 23 19
Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten 14. Kab. Purbalingga 91 46 46 27
Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Kabu- 15. Kab. Sragen 45 23 23 19
paten Klaten, Kabupaten Pati, Kabupaten 16. Kab. Sukoharjo 32 16 16 15
17. Kab. Wonosobo 67 34 34 23
Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabu-
18. Kota Magelang 41 21 21 19
paten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, dan 19. Kota Pekalongan 80 40 40 27
Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, 20. Kota Tegal 49 25 25 19
Kota Pekalongan, dan Kota Tegal, dengan Jumlah 1.308 660 660 460
jumlah keseluruhan ada 1.308 orang.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan
Dengan menggunakan rumus Slovin: Data
n = N/(1 + Neˆ2), dimana n adalah jumlah
sampel, N adalah total populasi, e adalah Untuk mengetahui kemampuan penge-
toleransi terjadinya galat atau taraf signi- tahuan pembelajaran dilakukan melalui tes,
fikansi sebesar 5%, dan ˆ2 adalah pangkat yang berjumlah 80 item pertanyaan. Bentuk
dua, maka diperoleh jumlah sampel seba- tesnya adalah pertanyaan tertutup. Artinya
nyak 601 orang. Namun diperkirakan akan rseponden diberikan alternatif jawaban.
terjadi berbagai hal di lapangan ketika
pengumpulan data, seperti guru pindah Untuk mengetahui kemampuan me-
tugas, sampel yang diambil ternyata bukan nyusun RPP dilakukan melalui penilaian
guru, dan lain-lain, maka jumlah sampel dokumen RPP dengan menggunakan form
ditambah sekitar 10%, sehingga jumlah qualitative assessment dokumen RPP, dima-
sampel yang direncanakan sebesar 660 na pemberian penilaiannya mengacu pada
deskriptor yang dibuat Lorna Power yang

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 367


Achmad Habibullah

merupakan Advisor AED DBE3-USAID dan (4) mensaratkan bahwa kualifikasi aka-
dengan rentangan nilai dari 1 sampai 4. demik untuk tenaga pendidik (guru) pada
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA harus
Sedangkan untuk menjaring kemam-
berpendidikan minimumdiploma empat
puan pelaksanaan pembelajaran dilakukan
(D-IV) atau sarjana (S1). Berarti terdapat
melalui teknik observasi langsung terha-
17,28% responden yang tidak memenuji
dap proses pembelajaran di kelas. Observer
sebagaimana yang diminta SNP.
dalam hal ini adalah peneliti melakukan
penilaian dengan menggunakan form quali- Ditinjau dari latar belakang pendi-
tative assessment pelaksanaan pembelajaran dikannya yang dibagi menjadi kelompok
yang mana pemberian nilainya mengacu pendidikan umum (fakultas dan prodi
juga pada descriptor yang diadaptasi dari umum), dan fakultas atau prodi kependi-
penilaian RPP yang dibuat Lorna Power, dikan (FKIP dan Tarbiyah), sebagian besar
dengan rentangan nilai dari 1 sampai 5. responden, 519 orang (84,12%) berlatar be-
lakang pendidikan FKIP ataupun Tarbiyah,
HASIL DAN PEMBAHASAN sedang responden yang berasal dari fakul-
tas ataupun prodi umum terdapat 15,88%
Profil Responden dari jumlah responden 617 orang
Jenis Kelamin dan Usia
Jenjang Mengajar
Jumlah responden terjangkau pene-
Hampir sebagian (44,53%) responden
litian sebanyak 631 orang, terdiri dari 231
mengajar di MI, 38,35% di MTs. Selebihnya,
orang (36,61%) guru laki-laki, sedang guru
15,53% di MA, dan hanya sebagian kecil di
perempuan 400 orang (63,39%). Dilihat dari
SMA/SMK ataupun SMP dan SD.
usianya, sebagian besar responden berusia
diantara 31 sampai 35 tahun terdapat 269
Mata Pelajaran yang Diampu
orang (42,63%). Kelompok besar lainnya
berada pada usia 36 sampai 40 tahun ber- Sebagian besar responden mengajar
jumlah 212 orang (33,60%). Hanya sebagian mata pelajaran umum seperti Matematika,
kecil responden yang berusia di bawah 25 Biologi, Bahasa Indonesia, PPKn, Baha-
tahun (0,32%), dan hanya 0,79% rseponden sa Inggris, dan Fisika, sejumlah 70,52%,
yang telah mencapai usia 46 sampai 50 ta- sedangkan responden yang mengampu
hun. mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pengangkatan tenaga guru honorer menja-
Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan di PNS baru dimulai 2008, tapi masa kerja
guru dapat dikatakan sudah cukup tinggi.
Sesuai dengan pemenuhan kualifikasi
Sebagian lebih guru yang menjadi respon-
akademik, sebagian besar responden telah
den (67,62%), mempunyai masa kerja 5
memenuhi kualifikasi pendidikan S1 seba-
sampai 10 tahun. Responden bermasa kerja
nyak 514 orang (81,46%), bahkan terdapat
11 sampai 15 tahun terdapat 17,46%, bah-
8 orang (1,27%) responden yang berpendi-
kan ada yang sudah bermasa kerja di atas
dikan S2. Selebihnya berpendidikan SMA
21 tahun, 0,32%. Yang menarik, ada juga
(2,22%), DI dan DII dari jalur PGSD (14,58%),
12,06% responden dengan masa kerja di
dan DIII atau sarjana muda (0,48%), tabel
bawah 5 tahun.
3. Data ini menunjukkan sebagian respon-
den belum memenuhi standar kualifikasi
Kompetensi Pedagogik Guru
tenaga pendidik yang dituntut dalam PP
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Kompetensi pedagogik dalam peneliti-
Pendidikan.Dalam Pasal 29, ayat (2), (3), an ini dilihat pada tiga aspek, yaitu kemam-

368 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

puan dalam hal pengetahuan (kognisi) da- Rendahnya pengetahuan guru tentang
lam merancang pelaksanaan pembelajaran pengembangan potensi peserta didik mem-
(RPP), dan kemampuan dalam melaksana- cerminkan bahwa guru memang kurang
kan pembelajaran. Ketiga aspek ini dilihat memberikan perhatian dan upaya yang cu-
dengan pemahaman bahwa kompetensi kup untuk melakukan pengembangan po-
pedagogik seorang guru tidak cukup ha- tensi yang dimiliki setiap peserta didiknya.
nya dilihat dari kemampuan pengetahuan Guru cenderung memandang sama setiap
pembelajaran yang dilakukan melalui tes peserta didiknya, sehingga guru memberi-
pengetahuan pedagogik, yang berkaitan kan perlakuan yang nyaris sama, padahal
mulai dari pemahaman teori dan prinsip- karakteristik dan potensi setiap peserta
prinsip pembelajaran, karakateristik pe- didik berbeda. Rendahnya pengetahuan
serta didik, pengembangan kurikulum, untuk melakukan reflektif dalam rangka
penyelenggaraan pembelajaran, sampai pe- meningkatkan mutu pembelajaran juga
mahaman mengenai penilaian dan evaluasi mencerminkan kenyataan bahwa sebagian
proses dan hasil pembelajaran, namun per- besar guru masih belum terbiasa mela-
lu juga melakukan penilaian kualitatif (qua- kukan kegiatan penelitian tindakan kelas
litative assessment) kemampuan guru dalam (PTK) sebagai upaya reflektif meningkat-
merancang pembelajaran (yaitu penilaian kan mutu pembelajaran.
dokumen RPP), dan penilaian pelaksanaan
Hanya satu dimensi pengetahuan
pembelajaran.
pembelajaran yang mendapatkan katego-
ri cukup (nilai 73,38), yakni pemahaman
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran pemanfaatan teknologi informasi dan ko-
munikasi untuk menunjang kelancaran
Untuk tes kemampuan pengetahuan
pembelajaran. Sedangkan, pada dimensi
pembelajarandengan jumlah butir perta-
lainnya seperti pengetahuan mengenai
nyaan 80 item, nilai rata-rata sebesar 56,88
teori dan prinsip-prinsip pembelajaran,
dengan kategori Kurang. Nilai terendah
pengembangan kurikulum, komunikasi
yang diperoleh guru yang di tes pengeta-
efektif, empatik dan santun dengan peserta
huan pembelajaran sebesar 27,50 (sangat
didik, penilaian dan evaluasi proses dan
kurang). Sedangkan nilai tertingginya se-
hasil pembelajaran, dan pemanfaatan hasil
besar 78,75 (cukup).
penilaian dan evaluasi, mendapatkan nilai
dengan kategori kurang.
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran
Perdimensinya
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran
Kemampuan pengetahuan pembe- dengan Jenis Kelamin
lajaran ditinjau secara lebih mendalam
Nilai kemampuan pengetahuan pem-
perdimensinya, terlihat pengetahuan pem-
belajaran setelah di crosstab dengan jenis
belajaran yang berkaitan dengan pengem-
kelamin, ternyata hampir tidak ada perbe-
bangan potensi peserta didik memperoleh
daan kemampuan pengetahuan pembela-
nilai hanya 32,96 (kategori sangat kurang),
jaran antara guru laki-laki dengan perem-
dan berikutnya yang terendah adalah pada
puan, perbedaannya sangat tipis hanya 0,22.
pengetahuan pembelajaran tentang upaya
Nilai rata-rata pengetahuan pembelajaran
reflektif untuk peningkatan mutu pembe-
guru perempuan sebesar 56,94 (kategori
lajaran sebesar 48,64 (kategori sangat ku-
kurang), sedang guru laki-laki mendapat
rang), dan pengetahuan pembelajaran yang
56,77 (kategori kurang). Perbedaan tersebut
berkaitan dengan karakteristik peserta di-
dapat dikatakan tidak berarti, apalagi ke-
dik, 52,05 (sangat kurang).

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 369


Achmad Habibullah

dua jenis kelamin guru tersebut sama-sama apa yang terjadi pada kurikulum Fakultas
termasuk dalam kategori kurang. Tarbiyah ataupun FKIP. Apakah ini dise-
babkan telah berubahnya ruh (core) institut
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran keguruan ilmu pendidikan (IKIP) menjadi
dengan Tingkat Pendidikan universitas (lebih bersifat umum).

Ada data yang cukup menarik setelah Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran


dilakukan crosstab antara kemampuan pe- Menurut Jenjang Mengajar
ngetahuan pembelajaran dengan tingkat
pendidikan yang ditamatkan guru, yaitu Kemampuan pengetahuan pembela-
hampir tidak ada perbedaan yang menco- jaran antara guru yang mengajar di MI/
lok antara tingkat pendidikan. Misalnya, SD, MTs/SMP, ataupun MA/SMA/SMK
guru yang tamat SMA/sederajat dengan tidak jauh berbeda. Misalnya, guru yang
nilai rata-rata 53,39 (kategori sangat ku- mengajar pada jenjang MI mendapat nilai
rang), hanya berbeda beberapa point dari rata-rata 55,27 (kategori kurang), hanya di
guru yang berpendidikan DI/DII yang ni- bawah sedikit dari nilai rata-rata yang di-
lai rata-rata 54,89 (kategori sangat kurang), peroleh guru yang mengajar di MTs, 57,56
guru yang berpendidikan S1 yang menda- (kategori kurang), juga jika dibandingkan
pat nilai rata-rata hanya 57,29 (kategori ku- dengan guru yang mengajar di MA yang
rang), dan bahkan masih lebih tinggi dari mendapat nilai rata-rata 59,45 (kategori
guru yang tamat DIII yang mendapat nilai kurang). Yang menarik, guru PAI yang
rata-rata 46,25 (kategori sangat kurang). mengajar di SD ternyata memperoleh nilai
Apa yang dapat dikatakan dari tersajinya rata-rata (68,75, kategori cukup) yang lebih
data ini adalah tingkat pendidikan guru tinggi dibandingkan dengan guru yang
yang tinggi belum menjamin tinggi pula mengajar di SMP, 56,75 (kategori kurang),
kemampuan pengetahuan pembelajaran. dan guru PAI yang mengajar di SMA/SMK,
Bila melihat pada profil responden di mana 62,50 (kategori kurang).
84,12% responden (guru) berlatar belakang
pendidikan dari Fakultas Tarbiyah atau- Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran
pun Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dengan Mata Pelajaran yang Diampu
(FKIP), patut dipertanyakan bagaimana
kurikulumnya sehingga guru masih kurang Antara guru yang mengajar mata pe-
pada pengetahuan pembelajaran. lajaran Pendidikan Agama Islam dengan
guru mata pelajaran umum, seperti Biologi,
Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Geografi,
Dengan Latar Belakang Pendidikan PPKn, Bahasa Inggris, mendapatkan nilai
rata-rata yang tidak jauh berbeda. Guru PAI
Dilihat dari latar belakang pendidikan memperoleh nilai rata-rata 56,56 (kategori
yang ditamatkan guru, yaitu dari fakultas kurang), dan guru mata pelajaran umum
atau program studi umum dan Kependi- dengan nilai 57,01 (kategori kurang).
dikan, ternyata guru yang berlatar belakang
pendidikan umum nilai rata-rata kemam- Kemampuan Pengetahuan Pembelajaran
puan pengetahuan pembelajarannya (59,36 Dengan Masa Kerja
dengan kategori kurang), lebih tinggi bebe-
rapa point dari guru yang berlatar belakang Meninjau kemampuan pengetahuan
pendidikan dari fakultas Tarbiyah ataupun pembelajaran guru berdasarkan masa kerja
FKIP (kependidikan), yang mendapatkan menunjukkan hasil yang menarik untuk
nilai rata-rata sebesar 56,50 (kategori ku- ditelaah lebih jauh. Data yang diolah meng-
rang). Sekali lagi ini membuat pertanyaan, indikasikan bahwa masa kerja 11 sampai

370 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

15 tahun adalah masa kerja dengan nilai laian, dan sebagian besar juga tidak men-
rata-rata yang paling tinggi dibandingkan cantumkan instrumen evaluasi. Padahal
dengan kelompok masa kerja di bawah 5 evaluasi merupakan aspek yang penting
tahun, 5 sampai 10 tahun, bahkan pada ke- untuk melihat daya serap materi pembe-
lompok masa kerja lebih dari 16 tahun. Pa- lajaran oleh peserta didik serta merancang
tut digali lebih jauh, apakah guru dengan program tindak lanjut.
masa kerja di bawah 5 tahun dianggap ma-
sih rendah pengalaman kerjanya sehingga Kemampuan Menyusun RPP Dengan Jenis
pengetahuan pembelajarannya pun masih Kelamin
rendah, dan apakah guru dengan masa
kerja di atas 16 tahun dianggap guru yang Baik guru laki-laki maupun guru pe-
mulai mengalami kejenuhan sehingga ting- rempuan mempunyai kemampuan yang
kat pengetahuan pembelajaran menurun. hampir sama dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru
Kemampuan Menyusun RPP laki-laki mendapat nilai rata-rata 69,92 (ka-
tegori cukup), sedangkan guru perempuan
Pada penilaian kemampuan guru da- dengan nilai rata-rata pada kemampuan
lam menyusun RPP, diperoleh hasil nilai menyusun RPP sebesar 70,83 (kategori cu-
rata-rata sebesar 70,50, dengan kategori cu- kup).
kup. Nilai terendah pada kemampuan ini
sebesar 28,75 (sangat kurang). Pada Kabu- Kemampuan Menyusun RPP Dengan Ting-
paten yang sama diperoleh nilai tertinggi, kat Pendidikan
100 (sangat baik) oleh seorang guru. Arti-
nya, RPP yang disusun guru ini memenuhi Ada perbedaan yang selalu meningkat
seluruh indikator tertinggi pada deskrip- pada kemampuan menyusun RPP dengan
tor. tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin tinggi kemampuan
Kemampuan Menyusun RPP Perkomponen dalam menyusun RPP. Kecuali pada guru
dengan tamatan S2, ternyata lebih rendah
Ada tujuh komponen dalam penilaian sedikit kemampuannya dalam menyusun
RPP, yaitu tentang tujuan pembelajaran, RPP. Nilai rata-rata yang diperoleh guru
pemilihan materi ajar, pengorganisasian berpendidikan SMA/sederajat sebesar
materi ajar, pemilihan materi/media pem- 58,04 (kategori kurang), guru yang berpen-
belajaran, kejelasan skenario pembelajaran, didikan D-I atau D-II mendapat nilai rata-
dan evaluasi. Dari ketujuh komponen ter- rata 67,41 (kategori cukup), yang berpen-
sebut, guru mempunyai kemampuan yang didikan D-III atau sarjana muda dengan
cukup dalam merancang enam komponen nilai rata-rata 70,42 (kategori cukup), yang
RPP dengan mendapat kategori cukup, berpendidikan sarjana S1 memperoleh nilai
kecuali pada komponen pengorganisasian rata-rata pada guru yang berpendidikan
materi ajar mendapat nilai 64,37 (kategori S2 dengan nilai rata-rata 68,13 (kategori
kurang). Hal ini dikarenakan, sebagian cukup).
guru dalam RPP-nya kurang mengaitkan
dengan materi sebelumnya, dan juga tidak Kemampuan Menyusun RPP Dengan Latar
mencantumkan waktu untuk setiap tahap- Belakang Pendidikan
an pembelajaran. Nilai lyang masih lemah
pada aspek evaluasi, hanya mendapatkan Dari data yang berhasil diolah, dike-
nilai 67,08 (kategori cukup). Sebagian RPP tahui bahwa guru dengan latar belakang
yang disusun guru kurang jelas dalam Kependidikan, seperti Fakultas Tarbiyah
merancang prosedur evaluasi, teknik peni- ataupun dari Fakultas Keguruan Ilmu Pen-

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 371


Achmad Habibullah

didikan ternyata kemampuan menyusun umum mendapatkan 70,92 (kategori cu-


RPP lebih rendah dari guru yang berlatar kup).
belakang pendidikan dari fakultas ataupun
program studi umum. Hal ini terbukti dari Kemampuan Menyusun RPP dengan Masa
nilai rata-rata yang diperoleh keduanya ter- Kerja
dapat perbedaan walau tidak terlalu jauh.
Guru yang berlatar belakang pendidikan Kemampuan guru dalam menyusun
umum memperoleh nilai rata-rata 75,08 RPP dilihat dari masa kerjanya menunjuk-
(kategori cukup), sedangkan guru yang kan kecenderungan seperti kurva normal.
berlatar belakang kependidikan Cuma Artinya kemampuan semakin menanjak
memperoleh nilai rata-rata 70,17 (kategori dan mencapai puncaknya pada masa kerja
cukup). Data ini semakin menguatkan per- kelompok 16 sampai 20 tahun dan menu-
tanyaan, ada apa dengan lembaga pendi- run kembali ketika masa kerja mencapai
dikan yang menghasilkan tenaga pendidik, 21 tahun atau lebih. Pada table 22 terlihat
apakah kurikulum atau struktur program bahwa guru dengan masa kerja di bawah
studinya kurang memungkinkan berkem- lima tahun memiliki kemampuan menyu-
bangnya kemampuan calon guru dalam sun RPP dengan nilai rata-rata 68,03 (kate-
mengembangkan kurikulum. gori cukup), meningkat lagi pada kelom-
pok masa kerja 5 sampai 10 tahun, 70,60
Kemampuan Menyusun RPP dengan Jen- (kategori cukup), kemudian meningkat
jang Mengajar lagi pada kelompok masa kerja 11 sampai
15 tahun sebesar 71,34 (kategori cukup),
Data yang tersajikan pada table 20 me- lalu menanjak lagi pada kelompok masa
nunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang kerja 16 sampai 20 tahun, yang merupakan
mengajar seorang guru, semakin tinggi puncak kemampuan, sebesar 72,23 (kate-
pula kemampuan dalam menyusun RPP. gori cukup), namun kemampuan tersebut
Hal ini terbukti dari angka-angka yang ter- justru menurun kembali pada kelompok
sajikan tersebut, guru yang mengajar pada masa kerja di atas 21 tahun, 65,63 (kategori
jenjang MI/SD masing-masing mendapat cukup). Secara logika semakin bertambah
nilai rata-rata 67,09 dan 68,75 (sama-sama masa kerja akan menambah pengalaman
kategori cukup), mereka yang mengajar dan kemampuan guru dalam menyusun
pada jenjang MTs atau SMP, 72,43 dan 71,25 RPP, tetapi suatu yang patut ditelaah lebih
(kategori cukup), dan guru yang mengajar jauh, mengapa pada kelompok masa kerja
pada jenjang MA atau SMA mendapat 74,68 di atas 21 tahun malahan kemampuan ter-
dan 71,25 (kategori cukup). sebut menurun.

Kemampuan Menyusun RPP dengan Mata Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran


Pelajaran yang Diampu
Penilaian kemampuan pelaksanaan
Secara umum dapat dikatakan tidak pembelajaran yang dilakukan melalui ob-
terjadi perbedaan kemampuan yang men- servasi langsung di kelas, diperoleh nilai
colok dalam menyusun RPP antara guru rata-rata73,56, dengan katergori cukup. Ni-
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lai terendah 35,83 (sangat kurang) dan nilai
(PAI) dengan guru mata pelajaran umum. tertingginya 97,50 (sangat baik).
Hal ini terlihat pada nilai rata-rata yang
Data tersebut menunjukkan bahwa
diperoleh tidak jauh berbeda. Guru mata
walaupun kemampuan kompetensi pe-
pelajaran PAI berkemampuan menyusun
dagogik guru secara umum kemampuan
RPP dengan nilai rata-rata 69,52 (kategori
pengetahuan pembelajaran dalam kategori
cukup), sedangkan guru mata pelajaran

372 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

kurang, namun ketika menyusun RPP mau- jaran, dengan nilai 65,13 (kategori cukup),
pun dalam pelaksanaan pembelajaran ber- dan pada aspek penutup pembelajaran
kemampuan dalam kategori cukup. Secara berupa refleksi dan tindak lanjut, 69,94 (ka-
logika dapat dikatakan bahwa tingkat pe- tegori cukup). Sedangkan pada komponen
nguasaan pengetahuan pembelajaran akan lainnya mendapatkan penilaian rata-rata di
berbanding lurus secara linear dengan ke- atas 72.
mampuan guru dalam melakukan penyu-
Rendahnya penilaian pada aspek pe-
sunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran
manfaatan sumber belajar ataupun media
di kelas. Tapi temuan hasil penelitian ini
pembelajaran dikarenakan sebagian besar
berbeda. Kemampuan pengetahuan pem-
guru masih mengandalkan buku teks se-
belajarannya mendapat kategori kurang
bagai satu-satunya sumber belajar. Dalam
(56,88), tetapi ketika penilaian pada kemam-
proses pembelajaran yang berlangsungpun,
puan dalam menyusun RPP mendapat nilai
hampir semua guru tidak menggunakan
rata-rata lebih baik sebesar 70,50 (kategori
media pembelajaran untuk membantu dan
cukup), dan pada kemampuan pelaksana-
menunjang kelancaran dan keberhasilan
an pembelajaran di kelas berdasarkan pe-
pencapaian tujuan pembelajaran. Pada hal
nilaian melalui observasi langsung di kelas,
materi pembelajaran yang disampaikan
nilai rata-rata semakin meningkat menjadi
hampir semuanya mengandung konsep
73,50 (kategori cukup).
yang akan lebih mudah ditangkap peserta
Fenomena tersebut agak sulit dijelas- didik apabila guru menggunakan media
kan secara teoretis. Penjelasan teoretis yang pembelajaran sebagai alat bantu untuk
ada adalah ada hubungan yang linear antara menjelaskan konsep yang abstrak.
kemampuan guru berkaitan dengan penge-
Begitupun pada umumnya guru pada
tahuan pembelajaran dengan kemampuan
akhir pembelajaran tidak semuanya mela-
dalam menyusun RPP, dan kemampuan
kukan penutupan pembelajaran dengan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Artinya,
tindakan refleksi dan program tindak lan-
semakin tinggi guru memiliki pengetahuan
jut. Pada kegiatan penutupan pembelajar-
pembelajaran, maka semakin tinggi pula
an, guru melakukannya secara selintas dan
kemampuan guru dalam menyusun RPP
sekedarnya serta tidak terkonsep secara je-
dan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal
las dan menyeluruh. Pada kegiatan refleksi
ini mungkin ada asumsi yang dibangun
tersebut, guru kurang melakukan ulasan
yaitu walaupun secara sadar pengetahuan
atau rangkuman dari pelajaran yang meli-
pembelajaran masih kurang, tetapi karena
batkan peserta didik mengenai kemajuan
saratnya pengalaman, membuat guru se-
yang dicapai dikaitan dengan tujuan pem-
makin terampil dalam menyusun RPP dan
belajaran. Guru juga kurang melakukan
pelaksanaan pembelajaran, yang justru se-
arahan yang mengaitkan materi pelajaran
cara tidak disadari guru telah menerapkan
yang diajarkan dengan pelajaran selanjut-
pengetahuan pembelajaran, seperti teori
nya dengan memberikan tugas sesuai de-
dan konsep-konsep pembelajaran, pengem-
ngan tingkat perkembangan peserta didik.
bangan kurikulum, dan sebagainya.
Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran
Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran
dengan Jenis Kelamin
Perkomponen
Hasil data yang diolah menunjukkan
Terdapat dua komponen dalam pelak-
bahwa kemampuan pelaksanaan pembe-
sanaan pembelajaran yang mendapatkan
lajaran antara guru laki-laki dengan guru
nilai paling rendah, yaitu tentang peman-
perempuan dapat dikatakan hampir sama.
faatan sumber belajar atau media pembela-
Guru perempuan mendapatkan nilai pada

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 373


Achmad Habibullah

kemampuan pelaksanaan pembelajaran Sekali lagi data tersebut menguatkan


sebesar 73,14 (kategori cukup), sedangkan bahwa guru yang berasal dari pendidikan
guru laki-laki memperoleh 74,33 (kategori umum tidak kalah, bahkan dapat lebih
cukup). tinggi kemampuannya dalam pelaksana-
an pembelajaran. Asumsi sementara yang
Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran mungkin adalah bahwa kurikulum atau-
dengan Tingkat Pendidikan pun program studi pada Fakultas Tarbiyah
atau FKIP belum dapat membekali secara
Tingkat pendidikan secara umum baik wawasan dan keterampilan calon
mem­punyai andil terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
pelaksanaan pembelajaran. Guru yang ber- Guru yang berasal dari fakultas atau prog-
pendidikan SMA mendapatkan penilaian ram studi umum kemungkinan cenderung
hanya sebesar 66,85 (kategori cukup), yang cepat belajar dengan melakukan refleksi
berpendidikan D-I dan DII, S1 dan S2 men- terhadap pengalaman-pengalaman yang
dapatkan penilaian kemampuan pelaksana- dilewati ketika melakukan pembelajaran.
an pembelajaran yang lebih tinggi, di atas
72. Namun agak berbeda pada guru yang Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran
berpendidikan D-III ataupun sarjana muda dengan Jenjang Mengajar
justru kemampuannya dinilai sama bahkan
sedikit di bawah guru yang berpendidikan Pada dasarnya guru yang mengajar di
SMA. Walaupun secara data absolut jumlah MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA memi-
guru yang berpendidikan D-III atau sarjana liki kemampuan yang hampir sama dalam
muda dalam penelitian ini hanya 3 orang, pelaksanaan pembelajaran di kelas. Cuma
tapi secara nyata telah memperlihatkan ke- ada yang agak kontras kemampuannya
mampuan pelaksanaan pembelajaran yang ketika melihat kemampuan guru PAI pada
hampir sama atau bahkan sedikit di bawah SD dan SMA. Guru PAI pada SD dapat
capaian kemampuan guru lulusan SMA. memperoleh penilaian kemampuan dalam
pelaksanaan pembelajaran sebesar 89,17
Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran (kategori baik), dan guru PAI pada SMA
dengan Latar Belakang Pendidikan pada aspek yang sama mendapatkan nilai
rata-rata 80,00 (kategori baik).
Kemampuan pelaksanaan pembelajar-
an di crosstab dengan latar belakang pen- Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran
didikan memperlihatkan bahwa guru yang dengan Mata Pelajaran yang Diampu
berlatar belakang pendidikan dari fakultas
atau program studi umum memperoleh Hasil crosstab antara kemampuan pe-
penilaian yang lebih tinggi dari guru yang laksanaan pembelajaran dengan mata pe-
berlatar belakang pendidikan kependidik- lajaran yang diampu menyatakan adanya
an (Fakultas Tarbiyah ataupun FKIP). Nilai keunggulan satu point lebih antara guru
rata-rata yang diperoleh guru dari fakultas yang mengajar mata pelajaran umum dari
umum 76,42 (kategori cukup), sedangkan guru mata pelajaran PAI, yaitu 73,96 (kate-
guru yang dari kependidikan 73,21 (kate- gori cukup) dengan 72,92 (kategori cukup).
gori cukup). Guru dari kependidikan pun Walaupun keunggulan tersebut nilainya
mendapatkan nilai yang terendah 35,83 kecil, tetapi sudah menunjukkan bahwa ke-
(kategori sangat kurang), sedangkan guru mampuan guru mata pelajaran umum lebih
dari pendidikan umum nilai terendahnya tinggi dari guru mata pelajaran PAI dalam
mencapai 54,17 (kategori sangat kurang). hal pelaksanaan pembelajaran di kelas.

374 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

Kemampuan Pelaksanaan Pembelajaran d. Kemampuan pengetahuan pem-


dengan Masa Kerja belajaran guru MI, MTs, dan MA
hampir sama.
Masa kerja memberikan pengalaman
e. Kemampuan pengetahuan pem-
berharga bagi guru dalam kemampuan pe-
belajaran guru PAI dan guru mata
laksanaan pembelajaran dalam penelitian
pelajaran umum seperti Biologi,
ini tidak terbantahkan. Guru dengan masa
Matematika, PPKn, Bahasa Indo-
kerja di bawah 5 tahun mendapatkan nilai
nesia, Bahasa Inggris, dan lainnya,
rata-rata 70,89 (kategori cukup), yang ber-
juga hampir sama.
masa kerja 5 sampai 10 tahun kemampuan
pelaksanaan pembelajaran meningkat men- 2. Aspek Kemampuan Menyusun RPP:
jadi 74,20 (kategori cukup). Angka tersebut
a. Kemampuan menyusun RPP guru
menurun sedikit pada guru yang bermasa
PNS rekrutmen tenaga honorer da-
kerja 11 sampai 15 tahun sampai 20 tahun,
lam kategori “cukup”.
meningkat kembali menjadi 76,88 (katego-
ri cukup), dan mencapai puncaknya pada b. Di antara aspek kemampuan me-
masa kerja di atas 21 tahun menjadi 85,00 nyusun RPP tersebut, aspek peng-
(kategori baik). organisasian materi ajar dan aspek
evaluasi merupakan aspek kemam-
puan yang paling lemah dengan
PENUTUP
mendapatkan nilai “kurang”.
Kesimpulan c. Guru dengan latar belakang pendi-
dikan SMA, D-I, D-II, D-III ataupun
1. Aspek Kemampuan Pengetahuan Pem-
sarjana muda merupakan kelom-
belajaran:
pok guru yang “sangat kurang”
a. Kemampuan pengetahuan pembe- kemampuannya dalam menyusun
lajaran pada guru PNS rekrutmen RPP.
tenaga honorer dalam kategori
d. Tidak terdapat perbedaan yang ber-
“kurang”.
arti kemampuan dalam menyusun
b. Di antara aspek pengetahuan RPP antara guru berlatar belakang
pembelajaran tersebut, aspek pe- pendidikan umum (fakultas atau-
ngetahuan tentang pengembangan pun program studi umum) dengan
potensi peserta didik dan upaya guru berlatar belakang pendidikan
reflektif untuk meningkatkan mutu kependidikan (Fakultas Tarbiyah
pembelajaran menjadi titik yang sa- atau FKIP).
ngat lemah dengan mendapat nilai
3. Kemampuan Dalam Pelaksanaan Pem-
rata-rata dengan kategori “sangat
belajaran:
kurang”.
a. Kemampuan melaksanakan pem-
c. Guru dari latar belakang pendidik-
belajaran pada guru PNS rekrut-
an umum (fakultas atau program
men tenaga honorer dalam kategori
studi umum) mendapatkan nilai
“cukup”.
rata-rata lebih tinggi beberapa point
dari guru dengan latar belakang b. Di antara aspek pelaksanaan pem-
kependidikan (Fakultas Tarbiyah belajaran tersebut masih terdapat
atau Fakultas Keguruan dan Ilmu titik lemah guru, yakni pada aspek
Pendidikan). pemanfaatan sumber belajar dan
media pembelajaran, serta aspek
refleksi dan tindak lanjut. Umum-

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 375


Achmad Habibullah

nya guru masih sangat mengandal- rekrutmen pengangkatan guru tenaga


kan buku teks sebagai satu-satunya honorer menjadi PNS melalui qualitati-
sumber pembelajaran. ve assessment, karena guru apapun tetap
dituntut dapat memberikan pelayanan
c. Tidak terdapat perbedaan yang
pendidikan yang maksimal kepada pe-
berarti kemampuan pelaksanaan
serta didik.
pembelajaran antara guru berlatar
belakang pendidikan umum de-
ngan guru berlatar belakang pen- SUMBER BACAAN
didikan kependidikan (Fakultas
Tarbiyah atau FKIP). Djamarah, Syaiful Bahri (1994): Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru. PT. Usaha
d. Semakin tinggi masa kerja guru, Nasional, Surabaya.
semakin tinggi pula kemampuan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (2005): Peraturan Pemerintah
Rekomendasi Republik Indonesia Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
1. Badan Litbang dan Diklat melalui Pus- Fauzi, Anis dan Rifyal Ahmad Lugowi
diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan (2009): Pembelajaran Mikro: Suatu Kon-
Keagamaan dan Balai Diklat Keagama- sep dan Aplikasi. PT. Diadit Media, Ja-
an, serta Direktorat PAIS dan Direkto- karta.
rat Pendidikan Madrasah perlu mem-
prioritaskan peningkatan kemampuan Ghony, HM. Djunaidi dan Fauzan Alman-
guru PNS rekrutmen tenaga honorer shur (2009): Metodologi Penelitian Pen-
pada aspek pengetahuan, kemampuan didikan: Pendekatan Kuantitatif, UIN
dalam menyusun RPP, pelaksanaan Malang Press, Malang.
pembelajaran sehingga mencapai ke- Hamalik, Umar (2010): Kurikulum dan Pem-
mampuan baik atau sangat baik, agar belajaran. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
guru dapat memberikan pelayanan
Hayati, NIK. (2011): Pengembangan Kuriku-
pendidikan yang maksimal kepada
lum Pendidikan Agama Islam. CV. Alfa-
peserta didik. Hal ini perlu dilakukan
beta, Bandung.
terutama kepada guru dengan latar be-
lakang pendidikan SMA, D-I, D-II, dan Hornby, ASW (1982): Oxford Advance Dic-
D-III atau sarjana muda. tionary of Current English. Oxford Uni-
versity Press, London.
2. Perlu dilakukan telaah mendalam ter-
hadap kurikulum atau program studi Isjoni (2009): KTSP Sebagai Pembelajaran Vi-
pada LPTK, agar dapat menghasilkan sioner. CV. Alfabeta, Bandung.
calon guru yang berkemampuan peda- Muhaimin, et.al. (2008): Pengembangan Mo-
gogik memadai. del Kurikulum Tingkat Satuan Pembela-
3. LPTK perlu meningkatkan pengalam- jaran (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah.
an pembelajaran calon guru melalui PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
instensifikasi kegiatan micro teaching. Muhibinsyah (1995): Psikologi Pendidikan:
4. Walaupun rekrutmen guru dari tenaga Suatu Pendekatan Baru. PT. Remaja Ros-
honorer mengedepankan sisi penghar- dakarya, Bandung.
gaan dan untuk mengangkat harkat Mulyasa, E (2004): Kurikulum Berbasis
kesejahteraan serta adanya sisi politis, Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
namun perlu juga memasukkan per-
syaratan kemampuan akademik dalam

376 EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012


Kompetensi Pedagogik Guru

Implementasi. PT. Remaja Rosdakarya, Saroni, Muhammad (2011): Personal Bran-


Bandung. ding Guru: Meningkatkan Kualitas dan
Profesionalitas Guru. PT. Ar-Ruzz Me-
Mukhtar (2003): Desain Pembelajaran PAI.
dia, Yogyakarta.
CV. Misaka Galiza, Jakarta.
Saud, Udin Syaefudin (2009): Pengembangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No-
Profesi Guru. CV. Alfabeta, Bandung.
mor 48 Tahun 2005 tentangPengangkatan
Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, ed.
Negeri Sipil. (1989): Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.
Purwanto, M. Ngalim (2001): Prinsip-prin-
sip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Uno, Hamzah B. (2011): Profesi Kependidik-
Remaja Rosdakarya, Bandung. an: Problema, Solusi, dan Reformasi Pen-
didikan di Indonesia. PT. Bumi Aksara,
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keaga-
Jakarta.
maan (2006): Pemenuhan Guru Pendi-
dikan Agama dalam Rangka Pemerataan Uzer Usman, Mohammad (2003): Menjadi
Pelayanan Pendidikan, Jakarta. Guru Profesional. PT. Remaja Rosdaka-
rya, Bandung.
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keaga-
maan (2005): Kompetensi GPAI SLTP. WWW.WikipediabahasaIndonesiaensiklo-
Jakarta. pediabebas.
Sahertian, A (1999): Supervisi Pendidikan da-
lam Rangka Program Inservice Education.
PT. Rineka Cipta, Jakarta.

EDUKASI Volume 10, Nomor 3, September-Desember 2012 377

Anda mungkin juga menyukai