S
YANG MENGALAMI BRONKITIS KRONIS DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS
DI RSUD KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH :
IMELDA HIMAWARI
NIM. P14083
DI SUSUN OLEH :
IMELDA HIMAWARI
NIM.P14083
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P14083
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Ny.S dan Tn.S yang
Karanganyar
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
IMELDA HIMAWARI
NIM.P14083
ii
MOTTO
-Sonya Teclai-
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DAN Tn.S YANG
MENGALAMI BRONKITIS KRONIS DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DI RSUD
KARANGANYAR
Oleh :
IMELDA HIMAWARI
P14083
Menyetujui,
Pembimbing
iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
Dewan Penguji :
Ketua :
( )
1. Dra, Agnes Sri Harti, M. Si
NIK. 201160078
Anggota :
( )
1. Alfyana Nadya R. S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIK. 201086057
v
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
vi
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatlan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.S dan Tn.S yang
mengalami bronkitis kronis dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas di
RSUD Karanganyar”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya banyak mendapat
bimbingan dan dukungann dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku ketua STIKes yang telah
memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu
di STIkes Kusuma Husada Surakarta
3. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIkes Kusuma Husada Surakarta
4. Alfyana Nadya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Dra, Agnes Sri Harti, M. Si selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberika masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, keluarga besarku, dan orang terkasih yang selalu menjadi
inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan dan
vii
yang selalu setia mendampingi serta menyemangati saya dalam keadaan
apapun.
8. Direktur RSUD Karanganyar yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan pengelolaan kasus.
9. Haryanto, S.Kep.Ns selaku pembimbing lahan yang sudah membimbing dan
memfasilitasi serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk belajar dan
melakukan pengelolaan kasus.
10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
11. Klien dan keluarga klien yang telah memberikan ijin, waktu dan kesempatan
penulis untuk mengambil informasi klien dan melakukan peneglolaan kasus.
Imelda Himawari
viii
DAFTAR ISI
x
5.1.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 57
5.1.3 Intervensi Keperawatan .............................................................. 59
5.1.4 Implementasi Keperawatan ........................................................ 61
5.1.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................ 64
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Pengkajian .................................................................................. 67
6.1.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 68
6.1.3 Intervensi Keperawatan .............................................................. 68
6.1.4 Implementasi Keperawatan ........................................................ 68
6.1.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................ 69
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Rumah Sakit ....................................................................... 70
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan Khusunya Perawat ............................... 70
6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ..................................... 70
6.2.4 Bagi penulis ................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
penyakitjantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis dapat
Sumbatan aliran udara ini umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan
sedikit selama tiga bulan dalam satu tahun untuk lebih dari dua tahun secara
1
2
Indonesia yang terinfeksi bronkhitis sekitar 1.6 juta orang. Bronkhitis adalah
paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan usia lanjut, bronchitis
Virus (RSV), Virus Influenza, Virus Para Influenza, Asap Rokok, Polusi
Udara yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari.
respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan napas yang kecil dan ketidak
Pada awalnya hanya bronkus besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi
kemudian semua saluran napas turut terkena. Jalan napas menjadi tersumbat
udara napas akan terperangkap di bagian distal paru. Pada keadaan ini akan
(Herdman, 2016). Intervensi utama yang dapat diberikan pada klien dengan
4
bronkitis kronis adalah batuk efektif. Batuk efektif merupakan satu upaya
untuk mengeluarkan dahak dan menjaga paru-paru agar tetap bersih. Batuk
efektif dapat diberikan pada klien dengan cara diberikan posisi yang sesuai
agar pengeluaran dahak dapat lancar. Batuk efektif ini merupakan bagian
kronis. Batuk efektif yang baik dan benar dapat mempercepat pengeluaran
dahak pada klien gangguan saluran pernapasan (Kisner & Colby, 2011).
menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.S
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada Ny.S
Karanganyar?
1.4 Tujuan
Karanganyar.
5
RSUD Karanganyar.
Karanganyar.
1.5 Manfaat
bronkitis kronis.
kasus sejenis.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
pada aliran udara yang normal didalam bronkus. Rahajoe, 2012 (dikutip
7
8
yang berasal dari luar bronkus maupun bronkus sendiri. Batuk – batuk
bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit selama dua tahun
2.1.2 Etiologi
tempat kerja (pabrik asbes atau tambang) dingin, perubahan iklim yang
2016).
9
(2014).
2) Napas pendek.
6) Berat badan naik karena edema pada bronkitis kronis karena gagal
2.1.4 Komplikasi
1. Cor pulmonal
3. Gagal pernapasan
2.1.5 Patofisiologi
trakea dan bronki serta peningkatan jumlah sel goblet disaluran napas
Virus dan bakteri biasa masuk melalui port d’entrée mulut dan
viremia atau bakteremia dan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan
Anoreksia
Ketidakefektifan
pola napas
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
1) Pemeriksaan Radiologis
2) Pemeriksaan Laboratorium
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Pengobatan
1) Bronkhodilator
2) Antimikroba
3) Aerosol
4) Oksigen
2. Tindakan Supportif
1) Menghindari merokok
3. Penyesuaian Fisik
1) Latihan relaksasi
2) Meditasi
3) Menahan nafas
4) Pernafasan perut
5) Rehabilitasi
1. Terapi non-farmakologi
2. Terapi farmakologi
dapat dipakai.
ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu tidak ada batuk, ada suara nafas
sputum dalam jumlah berlebihan, batuk yang tidak efektif, ortopnea, gelisah,
napas yaitu batuk efektif. Batuk efektif merupakan satu upaya untuk
mengeluarkan dahak dan menjaga paru-paru agar tetap bersih. Batuk efektif
dapat diberikan pada klien dengan cara diberikan posisi yang sesuai agar
pengeluaran dahak dapat lancar. Batuk efektif ini merupakan bagian tindakan
keperawatan untuk klien dengan gangguan pernapasan akut dan kronis. Batuk
efektif yang baik dan benar dapat mempercepat pengeluaran dahak pada klien
2.3.1 Pengkajian
2) Sirkulasi
4) Pernafasan
5) Keamanan
1) Anamnesis
2) Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
3) Pemeriksaan Fisik
darah.
b) B1 (Breathing)
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang
c) B2 (Blood)
mengalami pergeseran.
d) B3 (Brain)
e) B4 (Bladder)
f) B5 (Bowel)
g) B6 (Bone)
NANDA 2015-2017.
tertahan. (00031)
pernapasan. (00032)
Intervensi :
aktivitas spesifik.
aktivitas.
21
tertahan.
Intervensi :
(1) Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust.
batuk.
pernapasan.
pernapasan 16-20x/menit.
Intervensi :
(2) Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventius
nutrisi.
Intervensi :
23
klien.
dengan obat-obatan.
pernafasan.
dan karbohidrat.
dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak
ada pusing.
24
Intervensi :
(4) Monitor dan laporkan tanda dan gejala dari hipotermia dan
hipertermia.
2.3.4 Implementasi
2010).
2.3.5 Evaluasi
berikut:
METODE PENELITIAN
keperawatan pada Ny.S dan Tn.S yang mengalami bronkitis kronis dengan
Batasan istilah pada asuhan keperawatan pada Ny.S dan Tn.S yang
terjadi paling sedikit selama tiga bulan dalam satu tahun untuk lebih dari
3.3 Partisipan
Subyek studi dalam kasus ini adalah dua klien yaitu Ny S dan Tn S
26
27
3.4.1 Lokasi
3.4.2 Waktu
3.5.1 Wawancara
auskultasi.
data utama yaitu klien, perawat expert dan referensi buku yang
dengan teori yang ada dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik
dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan
3.7.4 Kesimpulan
HASIL
4.1 Hasil
Rumah sakit ini pada hakekatnya berawal dari sebuah Rumah Bersalin
dipimpin oleh Bapak Narjo Adirejo selaku Bupati Kepala Daerah Tk.II
hanya ada satu yaitu BP (Balai Pengobatan). Oleh karena itu para
30
31
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat Keperawatan
RIWAYAT KLIEN 1 KLIEN 2
PENYAKIT
Keluhan Utama Sesak nafas dan batuk Batuk dan sesak
Riwayat Penyakit Klien datang ke IGD pada
Sekarang
tanggal 23 Mei 2017 pukul
05.30 WIB dengan keluhan
sesak nafas batuk berdahak + 3
bulan, nyeri punggung.
Sebelumnya klien sudah sering
batuk – batuk tetapi hanya
minum obat tidak diperiksakan
ke dokter. Di IGD klien
mendapat terapi infus el
20tmp, O 2 3 liter, mj ranit
50mg/6jam, om 240mg/12jam,
kemudian di bawa ke bangsal
pada tanggal 24 Mei 2017
pukul 11.00 WIB. Pada saat
dilakukan pengkajian pada
tanggal 28 Mei 2017 Pukul
09.00 WIB klien mengatakan
sesak nafas sudah 2 hari batuk
berdahak + 3 bulan,
klienmengatakan cemas, TTV Klien datang ke IGD pada
32
: TD : 100/80mmHg, N
40mg/12jam
:83x/menit, S : 36,2 o c, R :
29x/menit. Mendapat terapi
infus 20 tmp, O 2 3liter, injeksi
solnnex 4mg/8jam,
omeprazole 40mg/12jam.
Riwayat Penyakit Dulu Klien mengatakan mempunyai
riwayat maag, klien tidak
pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya Klien mengatakan pernah
dirawat dirumah sakit karena
herpes. Klien mengatakan
perokok aktif sejak usia
mudanya tapi sekarang sudah
berhenti. Klien mengatakan
rutin control ke poli karena
penyakit ini
Riwayat Kesehatan Keluarga mengatakan tidak
Keluarga
mempunyai riwayat penyakit
menurun seperti diabetes,
hipertensi, dan lain - lain. Keluarga mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit
manurun seperti diabetes,
Tabel 4.2. Riwayat Keperawatan
hipertensi dan lain - lain.
33
Genogram:
KLIEN 1 KLIEN 2
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: meninggal
: Klien
: Garis keturunan
: tinggal serumah
: hubungan pernikahan
Tabel 4.3. Genogram
34
(normal)
Biochemical :
HB : 13,5g/%, HT : 37,2
vol%, Leu : 4,8/mm 2 , Trom :
138/mm 3 , Ent : 4,077juta/ul
Clinical :
konjungtiva tidak anemis,
mukosa lembab, turgor
elastis
Diet :
Frekuensi : 3xsehari
Porsi : 1 porsi habis
Jenis : nasi, sayur, lauk, air
putih
Keluhan : tidak ada a. Sebelum Sakit
Antropometri :
TB : 160cm
BB : 55 kg
35
bantu
Hidung Bentuk sintesis, pernafasan cuping Bentuk simetris, pernafasan cuping
hidung hidung
Mulut Mukosa bibir kering Mukosa bibir kering
Gigi Bersih bersih
Telinga Bentuk simetris Bentuk simetris
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid tiroid
Dada
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Genetalia
Rektum
Ekstremitas
5. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN KLIEN 1 KLIEN 2
Lab :
HEMATOLOGI
Haemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Efritosit
MPV
PDW
INDEX
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
gran %
Limfosit %
Monosit %
RDW
KIMIA
Gula darah
Glukosa darah sewaktu
Ginjal
Creatinin
13.5
37.2
4.8
138
4.07
8.5
12.5
91.4
33.2 Tabel 4.6. Pemeriksaan penunjang
6. Therapy
KLIEN 1
Hari/Tgl Jenis Terapi Dosis Gol & Fungsi &
Kandungan Farmakologi
Rabu
24 Mei
2017 Cairan IV 20 tmp Larutan
ringer laktat
elektrolit nutrisi
dan lain - lain Mengganti
cairan /
mengembalikan
keseimbangan
40
lambung
mengurangi rasa
nyeri ulu hati
Solvinex 4mg/8jam Mukolitik Mngobati
gangguan pada
saluran
pernafasan yang
disebabkan oleh
dahak berlebih
Omeprazole 40mg/12jam Anti sekresi Mengurangi
produksi asam
lambung
Obat Oral
Bactrim 3x1 Trimoxazole Untuk infeksi
saluran nafas,
kulit, saluran
kemih kelamin
dan ginjal
Nylex 3x1 Nacetylcystene Mengobati
bronchitis akut
dan kronis,
bronchitis,
emfisema paru
Inhalasi
berotec
atroven
KLIEN 2 16 tetes Bronkodilator Mengatasi
Minggu
28 Mei
2017 Cairan IV 20 tmp Larutan
ringer laktat
elektrolit nutrisi
dan lain - lain Mengganti
cairan /
mengembalikan
keseimbangan
elektrolit
Obat Prenteral
ranitidine 50mg/6jam Anti histamine Meredakan
tungkak
lambung
mengurangi rasa
nyeri ulu hati
Solvinex 4mg/8jam Mukolitik Mngobati
gangguan pada
saluran
pernafasan yang
disebabkan oleh
dahak berlebih
Omeprazole 40mg/12jam Anti sekresi Mengurangi
produksi asam
41
Obat Oral
Bactrim 3x1 Trimoxazole Untuk infeksi
saluran napas,
kulit, saluran
kemih kelamin
dan ginjal
Nytex 3x1 Nacetylcystene Mengobati
bronchitis akut
dan kronis,
bronchitis,
emfisema paru
Inhalasi
Tabel 4.7. Therapy
berotec
atroven 16 tetes Bronkodilator Mengatasi
4.1.3 Analisa Data
KLIEN 2
DS :
- Klien mengatakan
batuk berdahak sudah 4
bulan, sulit mengeluarkan
dahak
- Klien mengatakan
sputum berwarna putih
DO :
- Batuk produktif
- Suara ronchi Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
(00031) Mucus dalam jumlah
berlebih
DS :
Klien mengatakan sesak nafas 1
hari yang lalu
DO :
- Nafas pendek
- Tampak adanya retraksi
dinding dada
- Terlihat pernafasan cuping
hidung
- Terpasang O 2 3 liter
- RR : 28x/menit
- Klien tampak letih Ketidakefektifan Keletihan otot
pola nafas (00032) pernafasan
DS :
- Klien mengatakan tidak
dapat tidur nyenyak
- Klien mengatakan setiap
malam susah tidur atau
sering terbangun karena
batuk
- Klien mengatakan tidur Tabel 4.8. Analisa Data
malam 3-4 jam
jalan nafas(0410)
- Mampu mengeluarkan
sputum/batuk efektif
- Tidak ada suara nafas tambahan
- Tidak ada gangguan pada jalan
nafas - Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tim medis pemberian
terapi inhalasi berotek antroven 16
tetes/6jam sesuai advis dokter.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola nafas efektif
dapat teratasi dengan KH :
NOC
Status pernafasan ventilasi (0403)
- Sesak nafas berkurang atau
hilang
- Tidak ada retaksi dinding dada
- Tidak ada pernafasan cuping
hidung
- RR dalam batas normal (16-
24x/menit) Respiratory monitoring (3350)
- Monitor pernafasan dan status oksigen
Oxygen Therapy (3320)
- Berikan oksigen tambahan dengan nasal
kanul sesuai indikasi
- Posisikan semi fowler
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola tidur
adekuat/terpenuhi dengan KH4.10.
Tabel : Rencana Keperawatan
NOC
Rabu,
24/05/17
09.10 WIB Memonitor TTV S:Klien mengatakan bersedia
O:Klien tampak tenang dan lemas
TD : 100/80mmHg
N : 83x/menit
S : 36,5 o c
RR : 29x/menit
Memonitor status
09.20 WIB
Pernafasan dan
oksigen S:Klien mengatakan batuk dan sesak nafas
O:
45
10.00 WIB
inhalasi dengan
bronkodilator
barotek dan atroven
16 tetes/8jam S:
Klien mengatakan bersedia
O:
Klien kooperatif
Memberikan obat
10.30 WIB
sesuai dengan advis
dokter S:
Klien mengatakan bersedia
O:
Obat telah masuk melalui IV
- Solvinek 4mg/8jam
- omz 40mg/12jam
Mengkaji factor yang
11.00 WIB
menimbulkan rasa
cemas S:
Klien mengatakan cemas akan penyakitnya
O:
Klien tampak cemas, menjawab pertanyaan
Membantu
11.15 WIB
menganalisa dan
mengakui rasa
cemasnya S:
Klien mengatakan mengenali dan mengakui rasa
cemasnya
O:
Klien tampak tak rileks & tidak tenang
Mengajarkan teknik S:
12.15 WIB relaksasi
Klien mengatakan bersedia
O:
Klien kooperatif
Memberikan
13.00 WIB
46
10.45 WIB
inhalasi dengan
bronkodilator
barotek dan atroven
16 tetes/8jam S: Klien mengatakan bersedia
O: Klien kooperatif
Memberikan obat
11.00 WIB
sesuai dengan advis
dokter S:Klien mengatakan bersedia
O:Obat telah masuk melalui IV
- Solvinek 4mg/8jam
- omz 40mg/12jam
Mengkaji factor yang
13.12 WIB
menimbulkan rasa
cemas S:Klien mengatakan sudah tidak cemas
O:Klien tampak rileks dan santai
13.20 WIB Memberi posisi semi S:Klien mengatakan bersedia
fowler O:Klien tampak rileks
Jumat
26/5/2017
08.30 WIB Memonitor TTV S:Klien mengatakan bersedia
O:Klien tampak tenang dan lemas
TD : 110/86mmHg
N : 83x/menit
S : 36,5 o c
RR : 19x/menit
Memonitor status
09.00 WIB
Pernafasan dan
oksigen S:Klien mengatakan batuk dan sesak nafas
O:
RR : 19x/menit
Terpasang kanul O 2
09.10 WIB Menganjurkan klien S: Klien mengatakan bersedia
minum air hangat O: Klien tampak minum air hanga
Mengajarkan batuk S:Klien mengatakan bersedia
10.15 WIB efektif
O: - Klien tampak kooperatif
- Secret keluar
Memberikan terapi
10.30 WIB
inhalasi dengan
bronkodilator
47
10.45 WIB
inhalasi dengan
bronkodilator
barotek dan atroven
16 tetes/8jam S:Klien mengatakan bersedia
O:Klien kooperatif
Memberikan obat
11.15 WIB
sesuai dengan advis
dokter S:Klien mengatakan bersedia
O:Obat telah masuk melalui IV
- Solvinek 4mg/8jam
- omz 40mg/12jam
- MP 62,5 gr/12jam
Mengobservasi
14.00 WIB
jumlah jam tidur
klien S:Klien mengatakan tidur hanya 2 - 3 jam
O: pasein tampak gelisah
Memberikan S:klien mengatakan merasa nyam
14.15 WIB lingkungan nyaman
O:Klien tampak nyaman dilingkungan
sekitar
Mendiskusikan
14.30 WIB
dengan keluarga
pentingnya tidur
adekuat S: Keluarga mengatakan tidur itu sangat
penting
O: keluarga kooperatif
Senin
29/5/2017
08.30 WIB Memonitor TTV S:Klien mengatakan bersedia
48
10.30 WIB
inhalasi dengan
bronkodilator
barotek dan atroven Tabel 4.11. Implementasi
16 tetes/8jam S: Klien mengatakan bersedia
O: Klientampak rileks
49
- RR : 25x/menit
- terpasang O 2 1 liter
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- monitor pernafasan dan status oksigen
- beri O 2 dengan nasal kanul sesuai indikasi
3 S : klien mengatakan sudah tidak cem
Klien mengatakan sudah tahu tentang diagnosis dan
perawatannya
O : - klien non verbal klien tampak rileks dan santai
- klien tampak lebih tenang
A : masalah sudah teratasi
P : hentikan intervensi
Jumat 1 S : klien mengatakan masih batuk, da
26 Mei 2017
O : TD : 110/80mmHg R : 19x/menit
S : 36,5 o c N : 83x/menit
Dahak bisa keluar
A : masalah teratasisebagian
P : lanjutkan intervensi
- observasi TTV
- ajarkan batuk efektif
- berikan terapi inhalasi
2 S : klien mengatakan sudah tidak sesa
O : R : 19x/menit
Tidak ada pernafasan cuping hidung
Tidak ada retraksi dinding dada
A : masalah sudah teratasi
P : hentikan intervensi
KLIEN 2
Minggu 1 S : klien mengatakan batuk berdahak,
28 Mei 2017
O : TD : 130/80mmHg R : 28x/menit
S : 36 o c N : 83x/menit
- klien tampak batuk, sesak nafas
- terdengar suara ronchi
- dahak keluar sedikit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji pernafasan
- monitor TTV dan status oksigen
- posisi semi fowler
- ajurkan minum air hangat
- ajarkan batuk efektif
- berikan terapi inhalasi sesuai advis dokter
2 S : klien mengatakan sesak nafas
O : - klien tampak sesak nafas
- RR : 28x/menit
- terpasang O 2 3 liter
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- monitor pernafasan dan status oksigen
51
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada bab ini penulis membahas mengenai asuhan keperawatan pada Ny.S
jalan napas di RSUD Karanganyar. Pembahasan pada bab ini berisi tentang
dengan teori dan opini. Isi pembahasan sesuai tujuan khusus yaitu pengkajian,
5.1.1 Pengkajian
53
54
orang lain selain klien). Studi dokumentasi dengan cara membaca data-
dari buku-buku keperawatan medikal bedah dan dari sumber data dari
internet (Priharjo,2007).
satu tahun dan terjadi paling sedikit selama dua tahun berturut-turut.
Kronis yaitu batuk berdahak dan dahak tidak dapat keluar, terdengar
gejala Bronkitis Kronis yaitu batuk berdahak dan dahak tidak dapat
55
kiri, palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi, hipersonor,
klien batuk kronis, sputum yang produktif, mudah terkena iritasi oleh
iritan-iritan inhalan udara dingin atau infeksi, sesak nafas, terdapat otot
teori dan observasi serta pengkajian pada Ny.S dan Tn.S penulis tidak
udara dari limbah pabrik. Penyebab dari bronkitis kronis pada Tn.S
memiliki riwayat perokok aktif sejak umur 15 tahun, dalam sehari klien
tempat kerja (pabrik, tambang, dan lain-lain), virus. Hal ini merupakan
penyebab bronkitis kronis yang paling umum dan 80% dari semua
kasus bronkitis kronis yang ditemukan diduga bahwa 20% orang yang
bebas dari iritan, bakteri, dan benda asing lainnya (Francis, 2008). Pada
kasus Ny.S dan Tn.S ditemukan adanya persamaan dengan teori yaitu
penyebab dari Bronkitis Kronis adalah merokok dan debu atau polusi
lingkungan (pabrik).
otot bantu pernafasan, simetris kanan dan kiri, palpasi : vocal fremitus
vasekuler melemah dan suara ronchi. Hasil dari pemeriksaan fisik paru
57
kiri, palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi hipersonor,
Pada palpasi, vokal vremitus kanan kiri. Pada perkusi didapatkan suara
paru dengan teori tidak ada kesenjangan, pada klien Bronkitis Kronis
(Muttaqin,2008).
Untuk lebih mendukung tanda dan gejala yang muncul pada klien
(Muttaqin, 2008).
ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu tidak ada batuk, ada suara
pada kasus bronkitis kronis terletak pada saluran nafas yaitu adanya
menemukan ada tanda dan gejala yang muncul pada Ny.S dan Tn.H
utama. Hal ini ditandai dengan adanya suara ronchi, batuk produktif,
keluar, dahak berwarna putih. Data objektif pada Ny.S dan Tn. S yaitu
batuk produktif dan ada suara tambahan ronchi. Data subjektif pada
5.1.3 Intervensi
waktunya.
jam diharapkan jalan napas bersih atau efektif dengan kriteria hasil
efektif, tidak ada suara tambahan, tidak ada gangguan pada jalan napas
diberikan pada Ny.S dan Tn.S adalah batuk efektif. Batuk efektif
paru agar tetap bersih. Batuk efektif dapat diberikan pada klien dengan
cara diberikan posisi yang sesuai agar pengeluaran dahak dapat lancar.
dengan gangguan pernapasan akut dan kronis. Batuk efektif yang baik
Ny.S sekret atau dahak dapat keluar, tetapi pada Tn.S sekret atau dahak
5.1.5 Evaluasi
terdiri atas dua tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien yang baik
napas pada Ny.S pada tanggal 26 Mei 2017 yaitu data subyektif klien
bersihan jalan napas pada Tn.S pada tanggal 30 Mei 2017 yaitu data
tetes/8jam.
nafas dan menjaga paru-paru agar tetap bersih (Muttaqin, 2008). Batuk
efektif merupakan suatu metode batuk yang benar, dimana klien dapat
(Hudak & Gallo, 2011). Nafas dalam berfungsi untuk membuka jalan
2013).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Pengkajian
dan dahak tidak dapat keluar, terdengar suara tambahan ronchi, sesak
pernafasan kanan dan kiri, palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri sama,
(ronchi).
dan dahak tidak dapat keluar, terdengar suara tambahan ronchi, sesak
67
68
pernafasan kanan dan kiri, palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri sama,
(ronchi).
dilakukan pada klien 1 dan klien 2 yaitu monitor TTV, anjurkan minum
dokter.
6.1.4 Implementasi
batuk efektif.
69
6.1.5 Evaluasi
atau dahak dapat keluar. Kemudian hasil analisa pada Tn.S dengan
efektif karena dalam 3 x 24 jam sekret atau dahak keluar hanya sedikit-
sedikit.
6.2 Saran
bronkitis kronis, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif
dasarnya.
asuhan keperawatan.
71
Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbitan
Media Aesculapius FKUI.
Kisner & Colby. 2007. Therapeutic Exercise. Fifth Edition, (Philadelpia : F.A.
Davis Company). Hal 106.
Kumar V, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Volume 2. Alih
Bahasa Oleh Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.
Nugroho dan Erva. 2011. Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak Pada Pasien
Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Instalasi Rehabilitasi
Medik Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri.
Volume 4. No 2.
Potter, A.P, & Perry, A.G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.