Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HAKEKAT MANUSIA”

MK: Pendidikan Karakter

DMK: Irhamdy Achmad S.Kep.,Ns.M.Kep

Di Susun Oleh : Kelompok 2

Nama : Aldi Rumata

Safira Ukratalo

Tiara Abidin

Firna efendy

Nurjanah Ilela

Wa Ode Indah

Marchellino Parinussa

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

T.A. 2019 /2020

0
KATA PENGATAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-
nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini membahas
tentang “HAKEKAT MANUSIA”.
Saya sadar makalah ini masih banyak kekurangannya baik dari segi isi maupun
penulisannya. Jadi saya sangat berharap kritik dan sarannya agar pembuatan makalah
berikutnya jadi lebih sempurna. Dan saya harap makalah ini bermanfaat bagi pembaca
untuk menambah wawasan.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ...................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
I.Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
II. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3
III. Tujuan ................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
A.Hakikat Manusia ................................................................................................................... 4
B. Paham paham hakekat manusia....................................................................................... 4
I. Manusia sebagai Makhluk CIptaan Tuhan ........................................................................ 4
II. Manusia Sebagai Makhluk individu ................................................................................... 5
III. Manusia Sebagai Makhluk Sosial .................................................................................... 5
IV. Manusia Sebagai Makhluk Yang Unik ............................................................................ 6
V. Manusia Sebagai Makhluk Multidimensi......................................................................... 6
C. Paham hakekat manusia dalam kehidupan Sehari hari ................................................ 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12
Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang

Sasaran pendidikan adalah manusia. Manusia sebagai makhluk yang paling


sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan
makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia
yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar
tercapai tujuan kehidupannya.

Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan dimuka
bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun dengan
makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan agar bisa
berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu
membutuhkan ilmu pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi makhluk
individual, makhluk sosial, makhluk yang unik dan manusia sebagai mahkluk yang
multidimensi.

II. Rumusan Masalah

1. Apa saja dimaksud dengan Hakikat Manusia?

2. Bagaimana yang dimaksud dengan Manusia sebagai makhluk individu ?

3. Bagaimana yang dimaksud dengan Manusia sebagai makhluk individu ?

4. Bagaimana yang dimaksud dengan Manusia sebagai makhluk Sosial ?

5. Bagaimana yang dimaksud dengan Manusia sebagai makhluk Unik ?

6. Bagaimana yang dimaksud dengan Manusia sebagai makhluk Multi Dimensi ?

III. Tujuan

1. Memahami dan menjelaskan tentang yang dimaksud dengan Hakikat Manusia.


2. Memahami dan menjelaskan yang dimaksud dengan Manusia sebagai makhluk
individu, social, unik dan multi dimensi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.Hakikat Manusia

A. Pengertian Hakikat Manusia

Definisi Hakikat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki
dua definisi, yaitu :

1. Definisi berarti : intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan “hakikat”


ajaran Islam di hatiku;

2. Definisi berarti : kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh : pada


“hakikat”nya mereka orang baik-baik; syariat palu-memalu, pd nya adalah balas-
membalas, pb kebaikan harus dibalas dng kebaikan

Pengertian Hakikat, Kata hakikat (Haqiqat) merupakan kata benda yang berasal
dari bahasa Arab yaitu dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa indonesia menjadi kata
pokok yaitu kata “hak“ yang berarti milik (kepunyaan), kebenaran, atau yang
benar-benar ada, sedangkan secara etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak
atau sumber dari segala sesuatu.

Pengertian Manusia, Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa
Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi,
atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang
paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan
yang lain.

Dapat disimpulkan bahwa Hakikat Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain, yang dikaruniakan
akal, pikiran, perasaan dan keyakinan.

B. Paham paham hakekat manusia

I. Manusia sebagai Makhluk CIptaan Tuhan

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan
YME. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi

4
fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Kitab suci
menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Manusia
adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self-
awarness). Oleh karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari
keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada
di luar dirinya (objek).Namun sekalipun manusia menyadari perbedaannya
dengan alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia
merupakan bagian daripadanya. kesediaan manusia untuk bersujud dan berserah
diri kepada penciptanya.

II. Manusia Sebagai Makhluk individu

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, serta unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Setiap manusia
memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama.
Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri.

Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor
keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik
atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter
atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang.

Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.


Lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada
lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan
interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial
yang lebih besar.

III. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk


bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia

5
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia
kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

IV. Manusia Sebagai Makhluk Yang Unik

Unik artinya satu-satunya. Setiap orang adalah dirinya, satu-satunya, berbeda


dengan yang lain, berbeda dengan sudara kandungnya bahkan saudara
kembarnya,. Mengapa berbeda ? karena proses kehadiran setiap orang melalui
waktu yang berbeda, “cara” yang berbeda, ruang yang berbeda dan suasana
psikologis yang berbeda. Stimulus bisa datang dari suami, dari anak-anak yang
sudah lahir, dari kakek neneknya, dari tetangga, dari berita TV dan sebagainya.
Ragam stimulus dan ragam persepsi membentuyk suasana batin yang berbeda
dan mewujud pada pribadi-prbadi anak yang berbeda satu sama lain. Selanjutnya
pengalaman orang sejak kecil hingga dewasa juga berbeda-beda. Perbedaan
stimulus dan perbedaan persepsi terhadap obyek melahirkan perbedaan selera
dan perbedaan cara pandang serta perbedaan pola respond.

Dibanding dengan mahluk lain, jasmani manusia adalah lemah, sedangkan


rohaninya atau akal budi dan kemauannya sangat kuat. Maka untuk membelah
diri terhadap serangan dari mahluk lain dan untuk melindungi diri terhadap
pengaruh lingkungan yang merugikan manusia harus memanfaatkan akal budinya
dengan cemerlang. Kemauannya yang keras menyebabkan manusia dapat
mengendalikan jasmaninya. Hal ini dapt menimbulkan efek yang negatif, misalnya
manusia dapat mogok makan, dapat minum-minuman keras sampai mabuk, dan
bahkan dapat bunuh diri dari lingkungan yang merugikan itu. Hal semacam ini
jarang kita jumpai pada hewan. Jadi sifat unik manusia itu ialah akal budi dan
kemauannya menaklukkan jasmaninya.

V. Manusia Sebagai Makhluk Multidimensi

Manusia sebagai makhluk multidimensi menunjukan bahwa manusia


memiliki kekayaan dimensi yang luar biasa untuk dipelajari. Kekayaan manusia
dalam dimensi-dimensinya menjadi kajian berbagai ilmu untuk menemukan,
mengakui, merumuskan, menganalisis dan akhirnya ilmu-ilmu berusaha untuk
menyelesaikan sejumlah problematika manusia yang secara eksistensial
merupakan makhluk problematika atau makhluk penuh persoalan dan masalah.
Sejumlah problematika manusia mengakibatkan manusia yang hidup di lima
6
benua ini memiliki sejarah, tampilan lahiriah (esensi), tingkatan ekonomi,
pendidikan, daerah, sosial, politik, idiologi, biologis, dan seterusnya yang berbeda
dan khas.

C. Paham hakekat manusia dalam kehidupan Sehari hari

I. Manusia sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan
YME. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi
fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Paham ini membuat
manusia meyakini keberadaan sang penciptanya, dengan demikian manusia
mengucap syukur dan berterimahkasih kepada penciptanya dengan cara berdoa
kepada Tuhan. Segala tindakan yg dilakukan manusia berdasarkan keyakinan dan
kepercayaan yang dianut, semua ajaran selalu bertujuan untuk membuat manusia
berperilaku yang baik terhadap sesama dan ciptaan yg lain.

II. Manusia sebagai Makhluk Individu

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi
terus-menerus. Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-
potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan
rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta
reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.

Sebagai makhluk individu,manusia berperan untuk menjalankan beberapa


hal seperti berikut :

a. menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya

b. mengupayakan tentang terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia

c. merealisasikan segenap potensi diri baik dari sisi rohani maupun jasmani

d. memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya

7
Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Individu

a. Timbul sifat egois dan ingin menang sendiri pada diri seseorang
b. Timbul sifat apatis, yang artinya masa bodo atau acuh tak acuh
c. Timbul sikap atheis atau tidak memiliki agama pada diri seseorang
d. Iri hati, dengki, dan tidak senang melihat orang lain memperoleh kebahagiaan
atau kesenangan
e. Berburuk sangka
f. Memiliki sifat pendendam
g. Umurnya sudah dewasa akan tetapi masih manja serta tingkah laku dan
pemikirannya seperti anak kecil

III. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, karena beberapa alasan berikut.

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Sosial

1. Perkelahian

2. Permusuhan

3. Tawuran antar pelajar atau antar desa

4. Perang antar suku karena salah paham

5. Persaingan yang tidak sehat, baik dilingkungan pendidikan, politik, maupun


hukum

6. Menyebar fitnah seseorang kepada orang lain

7. Pilih-pilih teman atau sikap diskriminisasi

8
8. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme secara berjamaah

9. Memiliki sifat untuk menjadi penguasa dengan menghalalkan segala cara

sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki


kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal
dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan dorongan.

IV. Manusia sebagai Makhluk yang Unik

Seorang ibu misalnya memiliki 5 anak, ternyata kelima-kelimanya berbeda.


Ternyata suasana batin sewaktu hamil mewujud pada pembawaan anak-anaknya.
Perbedaan suasana batin mewujud pada lima typology bawaan lima anaknya, ada
yang periang, ada yang melangkolis, ada yang pemarah, ada yang pemaaf, dan
ada yang cuekan. Suasana batin juga dipengaruhi oleh gizi, stimulus yang hadir
dan persepsi terhadap stimulus.

Disamping perbedaan yang terbentuk oleh proses interaksi, juga ada keunikan
yang berasal dari desain Sang Pencipta, yaitu wajah, suara dan sidik jari. Dari
milyaran manusia tidak ada orang yang sama persis wajahnya, sama persis
suaranya dan yang sama persis sidik jarinya. Keunikan manusia juga merupakan
perwujudan (tajalli) dari kesempurnaan Tuhan Sang Pencipta. Hanya Yang Maha
Sempurna yang bisa menciptakan keunikan yang sempurna

V. Manusia sebagai Makhluk Multi Dimensi

Multidimensi artinya banyak hal hal didunia ini yang bisa dipelajari manusia,
dengan berbagai cara untuk di edukasikan ke orang orang.

Ada 4 dimensi yang di bahas yaitu :

1. Dimensi Keindividualan

Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang merupakan


suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu
diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki
kehendak, perasaan, cita-cita, kecendrungan, semangat dan daya tahan yang
berbeda.

Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat
esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat sebagaimana di
gambarkan di atas secara potensial telah di miliki sejak lahir perlu ditumbuh
kembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di
bina, melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang
memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian seseorang tidak akan terbentuk
9
semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas
sebagai milikinya. Padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta
didik untuk membentuk kepripadiannya atau menemukan kediriannya sendiri. Pola
pendidikan yang bersifat demokratis dipandang cocok untuk mendorong
bertumbuh dan berkembangnya potensi individualitas sebagaimana dimaksud.
Pola pendidikan yang menghambat perkembangan individualitas (misalnya yang
bersifat otoriter) dalam hubungan ini disebut pendidikan yang patologis.

2. Dimensi kesosialan

Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat
saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung untuk saling
memberi dan menerima.

Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan
untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu
dengan sesamanya.

Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di


dalam interaksi dengan sesamanya. Seorang berkesempatan untuk belajar dari
orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk
dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di cocokinya. Hanya di dalam
berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan memberi, seseorang
menyadari dan menghayati kemanusiaanya.

3. Dimensi kesusilaan

Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat
yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung
kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa
ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda
yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan
kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.

Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada


hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila,
serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.

4. Dimensi Keberagaman

Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Beragama merupakan


kebutuhan manusia karena manusia adalah mahluk yang lemah sehingga
memerlukan tempat bertopang.

10
Manusia memerlukan agama demi kesalamatan hidupnya. Dapat dikatakan
bahwa agama menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati
agama melalui proses pendidikan agama. Pendidikan agama bukan semata-mata
pelajaran agama yang hanya memberikan pengetahuan tentang agama, jadi segi-
segi afektif harus di utamakan. Di samping itu mengembangkan kerukunan hidup
di antara sesama umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa perlu mendapat perhatian.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada hakekatnya manusia adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
diciptakan dalam bentuk paling sempurna. Manusia adalah makhluk spiritual yang akan
menjalani fase-fase peristiwa kehidupan baik sebelum lahir, sekarang maupun setelah
mati. Spiritual merupakan aspek non fisik yang mampu memberikan kekuatan manusia
untuk lebih dari sekedar hidup.

Jadi manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan sebagaimana juga makhluk-makhluk yang
lain di muka bumi ini dan setiap makhluk yang dijadikan itu memiliki ciri-ciri tertentu yang
membedakan ia dengan makhluk lainnya.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk utama dalam dunia alami, makhluk yang
berkemauan bebas, makhluk yang sadar dan sadar diri, kreatif, idealis, serta makhluk
moral. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil
( jadi bukan hanya gradual ) membedakan manusia dari hewan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://padangkita.com/2016/12/memahami-hakekat-manusia html?m=1

http://uin-malang.ac.id.com/read/13310/hakekat-manusia-dan-implikasinya-dalam-

pendidikan.html

13

Anda mungkin juga menyukai