OLEH :
ALFITRI ARIYANSAH
2016/2017
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang saya miliki untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan terimah kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya,
Makassar, 20 November
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul ................................................................................................................I
A. Definisi .......................................................................................................4
B. Etiologi .......................................................................................................4
A. Kesimpulan ................................................................................................28
B. Saran .........................................................................................................28
BAB 1
DAHULUAN
A.Latar Belakang
Di Sumatra utara selama periode bulan januari 2007 sampai 2009 telah
datang kasus patah tulang yang harus diamputasi ke RSUP HAM Medan. Jumlah
864 kasus dimana 463 (53,6%)kasus yang baru datang belum lewar satu minggu
setelah kecelakaan. 401 (46,6%) kasus lagi datang ke RS lebih dari satu minggu
setelah kecelakaan semua golongan pada kelompok kasus yang terlantar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Amputasi ?
2. Apa etiologi amputasi ?
3. Bagaimana klasifikasi Amputasi ?
4. Bagaimana manifestasi klinis ?
5. Bagaimana Patofisiologi nya ?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan Tn. F dengan Post Op
Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan.
2. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di
Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
3. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan
Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.
4. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan Post Op Amputasi Atas
Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
D. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
A. Defenisi
1. Amputasi adalah pembuangan suatu anggota badan atau suatu penumbuhan dari
badan
2. Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic
3. Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh.
B.Etiologi
1. Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya pada orang tua, seperti klien
dengan artherosklerosis, Diabetes Mellitus.
2. Trauma amputasi, bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, thermal injury
seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan
kelainan kongenital.
a) Berdasarkan Ekstremitas :
Amputasi ekstremitas atas : Amputasi Atas Siku (AS), Amputasi Bawah Siku
(BS)
b) Berdasarkan sifat :
1. Amputasi terbuka : dilakukan untuk infeksi berat, ini meliputi pemotongan tulang dan
jaringan otot pada tingkat yang sama. Pembuluh darah dikauterisasi, dan luka
dibiarkan terbuka untuk mengalir.
2. Amputasi tertutup : menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan memotong
tulang kira-kira dua inchi lebih pendek daripada kulit dan otot
D. Manifestasi klinis
1. Kecepatan metabolisme
Pada klien immobilisasi dalam posisi baring terlentang, maka kontraksi otot
intercosta relatif kecil, diafragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi
maksimal dan ekspirasi paksa.
Dalam posisi tidur terlentang, pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan rasio
ventilasi dengan perfusi setempat, jika secara mendadak maka akan terjadi
peningkatan metabolisme (karena latihan atau infeksi) terjadi hipoksia.
4. Sistem Kardiovaskuler
c. Orthostatik Hipotensi
5. Sistem Muskuloskeletal
b. Atropi otot
c. Kontraktur sendi
Kombinasi dari adanya atropi dan penurunan kekuatan otot serta adanya
keterbatasan gerak.
d. Osteoporosis
6. Sistem Pencernaan
a. Anoreksia
b. Konstipasi
7. Sistem perkemihan
Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandung kencing
berada dalam keadaan sejajar, sehingga aliran urine harus melawan gaya gravitasi,
pelvis renal banyak menahan urine sehingga dapat menyebabkan :
- Akumulasi endapan urine di renal pelvis akan mudah membentuk batu ginjal.
- nya urine pada ginjal akan menyebabkan berkembang biaknya kuman dan dapat
menyebabkan ISK.
8. Sistem integumen
Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah seperti punggung dan
bokong akan tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan
nutrisi ke jaringan. Jika hal ini dibiarkan akan terjadi ischemia, hyperemis dan akan
normal kembali jika tekanan dihilangkan dan kulit dimasase untuk meningkatkan
suplai darah.
E. Patofisiologi
Amputasi dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh
dengan metode :
Metode terbuka (guillotine amputasi). Metode ini digunakan pada Pasien dengan
infeksi yang mengembang atau berat. Dimana pemotongan dilakukan pada tingkat
yang sama. Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka bersih
dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi.
1.Pengkajian
Kaki kiri sulit digerakkan hal ini dialami klien sejak tiga hari ini, sebelum
masuk rumah sakit awalnya klien mengalami kecelakaan lalu lintas, riwayat trauma
tidak jelas, riwayat muntah (-), pingsan (-).
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan masa lalu, klien tidak pernah mengalami penyakit yang
serius seperti asma, dan penyakit menular lainnya, klien tidak pernah di rawat di
rumah sakit.kebiasaan Sehari-hari.
o Biologis
1. Nutrisi
2. Minum
Sebelum masuk ke Rumah Sakit klien minum 5-6 gelas perhari dengan
jumlah 1500-2000 cc/hari, dengan jenis air putih, minuman yang disukai
adalah teh manis.
Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien minum 3-4 gelas perhari dengan
jumlah ± 1500 cc/hari, dengan jenis air putih.
3. Tidur
BAK
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit
frekuensi BAK klien adalah 5-6 x/hari dengan jumlah urine ± 1200 cc/hari,
warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.
b. Sesudah masuk Rumah Sakit
frekuensi BAK klien 4 - 5x/hari dengan jumlah urine ± 1200-1300
cc/hari, warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.
BAB
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit, frekuensi BAB klien 1 x/hari dengan
warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek dan tidak ada
kelainan.
5. Aktivitas
6. Personal Hygiene
7. Rekreasi
o Psikologis
- Adaptasi, klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di rumah sakit
o Sosial
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, setiap saat orang tua dan
saudara kandungnya menjaganya di rumah sakit, dalam kesehariannya.Dalam klien
memperhatikan pada saat berbicara dengan lawan bicaranya (koheren). Dalam
kesehariannya klien menggunakan bahasa daerah (batak)
o Spiritual
Selama sakit klien jarang beribadah, hal ini disebabkan keterbatasan gerak
klien, dan klien yakin bahwa dirinya akan segera sembuh.
o Pemeriksaan Fisik
A. Tanda-Tanda Vital.
1) Keadaan Umum Klien : Klien tampak lemah dan pucat.
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Suhu Tubuh : 37 ºC
4) Tekanan Darah : 130/80 mmHg
5) Nadi/Denyut Jantung : 82 x/i
6) Pernafasan : 22 x/i
( √ ) Normal ( ) Dangkal
1) Tinggi Badan/Berat Badan : 163 cm/50 kg.
2) Penampilan : Klien tampak lemas dan kurang rapi.
3) Ciri-Ciri Tubuh : Klien berbadan kurus tinggi
B. Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala
2) Rambut
3) .Mata/ Penglihatan
Posisi bola mata simetris, fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca
dengan jarak 30 cm, pupil normal, refleks cahaya baik dan klien tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
4) Hidung /Penciuman
Bentuk dan posisi hidung simetris, Sekret tidak ada, fungsi penciuman bagus,
dapat membedakan bau obat dan balsam , tidak terdapat perdarahan dan
peradangan mukosa dan klien tidak menggunakan alat Bantu penciuman
5) Telinga/Pendengaran
Bentuk dan posisi telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
serumen atau cairan apapun, tidak terdapat perdarahan dan peradangan pada
telinga klien dan klien tidak mengunakan alata bantu pendengaran.
6) Mulut
Rongga mulut bersih, bentuk bibir simetris, tidak ada bau, kebersihan gigi
baik tidak terdapat cries pada gigi klien, peradangan pada tonsil tidak ada, fungsi
pengecapan kurang baik, mulut klien terasa pahit.
7) Leher
8) Neurosensori
(+) Kurang Baik, dalam rangsangan atau rasa, lidah terasa pahit
Bentuk thorax simetris, frekuensi 22x/I, bunyi nafas vesikuler, irama teratur
(regular), tidak ditemukan adanya sputum
10) Jantung
Tidak adanya pembesaran jantung, tidak terdapat sianosis dan nyeri dada,
bunyi jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan, Capila Refill 1 x/i
11) Abdomen
Turgor kulit baik, jika diambil elastis, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran hepar dan limfe, peristaltik
usus 20x/i
13) Ekstremitas
Pada ekstremitas bawah luka post amputasi atas lutut sebelah kiri yang
menyebabkan klien kesakitan skala nyeri 5 sedang, dan disekitar luka terjadi odema.
1. Analisa Data
Data subjek:
Data objek:
Klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5(sedang) TD;
130/80 mmHg, HR: 82 x/i, RR: 22 x/I Penekanan pembuluh saraf
Klien mengatakan tidak dapat berjalan dan kehilangan kaki kirinya dan tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari
Data objek
- Seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat (skala otot 2 pada
ekstremitas kanan bawah)
d. Aktivitas Istirahat
e. Integritas ego
Gejala : Masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situasi financial, reaksi
orang lain, perasaan putus asa, tidak berdaya.
f. Seksualitas
g. Interaksi sosial
c) Diagnosa Keperawatan
1). Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan
dengan factor bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ;
takut penolakan/ reaksi orang lain.
4).Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek,
jaringan traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis,
perubahan status nutrisi.
Diagnosa Keperawatan I :
Kriteria hasil : Mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diri yang
akurat tanpa harga diri negative.
1.Perencanaan/ Penatalaksanaan :
Rasional : Teman senasib yang telah melalui pengalaman yang sama bertindak
sebagai model peran dan dapat juga memberikan pernyataan juuga harapan
untukpemulihan dan masa depan normal.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan II :
Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak
psikologi terhadap kehilangan bagian tubuh
Tujuan :
Nyeri hilang/terkontrol
Kriteria hasil :
a. Catat lokasi dan intesitas nyeri (skala 0-10) selidiki perubahan karakteristik nyeri,
contoh kebas, kesemutan.
Rasional :
b. Tinggikan bagian yang sakit dengan meninggikan kaki tempat tidur atau
menggunakan bantal/guling untuk amputasi tungkai atas.
Rasional :
c. Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan punggung) dan
aktivitas teraupetik.dorong penggunaan teknik manajemen stress (contoh latihan
nafas dalam, visualisasi, pedoman khayalan) dan sentuhan teraupetik.
Rasional :
d. Berikan pijatan lembutan pada puntung sesuai toleransi bila balutan telah dilepas.
Rasional :
e. Berikan obat sesuai indikasi, contoh analgesic, relaksan otot, intruksi pada APD.
Rasional :
Evaluasi :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Perencanaan / Pelaksanaan :
Rasional :
Edema jaringan pasca operasi pembentukan hematoma, atau balutan terlalu ketat
dapat mengganggu sirkulasi pada puntung, mengakibatkan nekrosis jaringan.
b. berikan tekanan langsung pada sisi pendarahan, bila terjadi pendaran. Hubungi
dokter dengan segera.
Rasional :
c. Evaluasi tungkai bawah yang tak dioperasi untuk adnya inflamasi, tanda human
positif.
Rasional :
Rasional :
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan IV :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Perancanaan/ Pelaksanaan :
d. Tutup balutan dengan plastic bila menggunakan pispot atau bila inkontinensia
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan V :
Kriteria hasil :
Perancanaan /Pelaksanaan :
a. Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan yang tak sakit
mulai secara dini pada tahap pasca operasi.
b. Dorong latihan aktif/ isometric untuk paha atas dan lengan atas.
e. Tunjukkan atau Bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas, contoh
trapeze, kruk atau walker.
Evaluasi :
d) Intervensi
e) Implementasi
Diagnosa Keperawatan I
Evaluasi:
Diagnosa keperawatan II
Evaluasi:
Evaluasi:
A.Kesimpulan
B.Saran
2. Bagi Institusi
3. Bagi Perawat
4. Bagi Klien
Brunner & Suddath, 2002, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3,
Jakarta: EGC