Disusun oleh :
Nama NPM
1. Aisyah Agustina 18183207052P3
2. Imeilda Purwaningrum 18183207037
3. Muhamad Yusuf Hamdani 18183207069
Daftar isi
1. Pendahuluan ............................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
2. Pembahasan ............................................................................................... 3
2.1 Pengertian Materi Pendidikan .............................................................. 3
2.2 Jenis-Jenis Materi Pembelajaran / Pendidikan ..................................... 3
2.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi ................................................. 4
2.4 Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan ........................................ 6
2.5 Urutan Materi Pembelajaran / Pendidikan ............................................ 6
2.6 Sumber Materi Pembelajaran / Pendidikan .......................................... 8
2.7 Strategi Implementasi Materi Pembelajaran / Pendidikan .................... 8
2.7.1 Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran ................. 8
2.7.2 Strategi Urutan Penyampaian ................................................... 10
2.7.3 Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi ................................. 11
2.7.4 Strategi Belajar ......................................................................... 12
3. Penutup....................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 16
3.2 Daftar Pustaka...................................................................................... 17
1
BAB I. PENDAHULUAN
Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat banyak
sekali, khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan atau dituntut agar
siswa berhasil dalam studinya tersebut.
Kalau dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah tersebut, seolah-olah masih terjadi ketidak puasan terhadap siswa
dikarenakan tidak sesuai dengan tujuan belajar itu sendiri. Hal ini merupakan
tanggung jawab kita bersama agar nantinya siswa dapat mengetahui serta
memahami tentang terbagi metode yang harus ia jalani sehingga nantinya akan
membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan suatu metode yang pas yang
harus diterapkan dalam kegiatan belajar agar siswa dapat mencapai suatu
keberhasilan.
1.3. Tujuan
2
BAB II. PEMBAHASAN
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.
Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut
memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi
pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur
pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
3
2) Konsep; adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat,
inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran
terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat (Horton & Hunt 1987: 191).
3) Prinsip; adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,
meliputi dalil, rumus, adagium, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep
yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh: Perilaku menyimpang
timbul karena tidak adanya nilai atau norma yang dapat ditaati secara teguh,
diterima secara luas, dan mampu mengikat serta mengendalikan masyarakat
(Emile Durkhaim, 1897).
4) Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik
penelitian sosial, dan sebagainya.
5) Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran,
kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb.
Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap
toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.
4
3) Adequacy atau kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit,
dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target
kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi
dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial,
dan potensi vokasional.
b. Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah
berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi
pembelajaran diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai.
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran
diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu
yang relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
e. Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi harus
didasarkan pada struktur keilmuan sosiologi.
Misalnya: mengembangkan konsep urbanisasi,jangan dimaknai secara
geografis (urbanisasi artinya perpindahan penduduk dari pedesaan ke
perkotaan); seharusnya: urbanisasi adalah perubahan pola berpikir, bersikap,
dan bertindak dari pola kehidupan masyarakat pedesaan yang tradisional
menjadi pola kehidupan perkotaan yang modern, disertai dengan perubahan
dalam sarana dan prasarana penunjang kehidupannya. Sebab perpindahan
penduduk dari pedesaan ke perkotaan hanya salah satu cara dalam
urbanisasi Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan
materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta
didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta
didik, alokasi waktu, dan perkembangan peradaban dunia
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
h. Alokasi waktu
5
2.4 Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut:
1) Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran
maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media
pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan
materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
2) Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-
materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi
menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus
dipelajari oleh peserta didik.
3) Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat
membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan
kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:
a. Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi;
b. Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan;
c. Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah
materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai
sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
6
1) Pendekatan Prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah
secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya
langkah-langkah dalam melaksanakan “pen elitian social”.
Contoh : Urutan Prosedural (tatacara)
Pada mata pelajaran Sosiologi, peserta didik harus mencapai standar
kompetensi ”Mempraktikkan metode penelitian sosial”. Agar peserta didik
berhasil mencapainya, harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari
cara merancang metode penelitian sosial, melakukan penelitian sosial,
mengkomunikasikan hasil penelitian sosial. Prosedur penelitian tersebut dapat
disajikan dalam materi pembelajaran sebagai berikut:
Materi pembelajaran : Menyusun rancangan penelitian
Urutan materi :
Menentukan topik penelitian
Perumusan masalah, judul, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian
Menetapkan tujuan penelitian
Merumuskan hipotesis
Memilih subjek penelitian (populasi dan sampel)
Mengenali jenis data penelitian
Menentukan metodologi penelitian
2) Pendekatan Hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Contohnya ketika peserta didik menyusun rancangan penelitian. Agar peserta didik
mampu menyusun rancangan penelitian, peserta didik terlebih dahulu harus
mempelajari konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan yang mencakup:
1) Kenyataan 8) Hipotesis
2) Fakta 9) Generalisasi
3) Fenomena atau gejala 10) Proposisi
4) Masalah 11) Postulat / dalil
5) Data 12) Teori
6) Bukti 13) konsep
7) Asumsi
7
2.6. Sumber Materi Pembelajaran / Pendidikan
Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk
mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu
pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
1) Buku
2) Laporan hasil penelitian
3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4) Majalah ilmiah
5) Kajian pakar bidang studi
6) Karya profesional
7) Buku kurikulum
8) Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9) Situs-situs internet
10) Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11) Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12) Narasumber (orang/manusia)
Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya bergantung pada satu jenis
sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya
dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan
mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di
samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan
(menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik
mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar
maupun Bahan Ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat
berpedoman dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan SMA.
8
1) Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
2) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal,
semirutin, dan rutin.
3) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons,
apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
b. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan
tingkatan aktivitas / ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi
yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku
yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
carav penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah
afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan,
internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik.
Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari
gerakan awal, semirutin, dan rutin.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian
kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis
materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam
metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode
pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”,
“jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur
dengan cara “demonstrasi”.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita
akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep,
prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.
Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran:
1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat
nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka
9
materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama dan
bahasa setiap suku bangsa di Indonesia.
2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan
untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan
suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah
“konsep”. Contoh : Seorang guru Sosiologi menunjukkan beberapa sub ras
manusia di dunia, kemudian Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana yang
termasuk ras kaukasoid, mongoloid, dan negroid.
3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan
atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat
sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”. Contoh :
Seorang guru Soiologi membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-
langkah untuk mengatasi permasalahan Kenakalan Remaja.
4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan
hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai
macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus
diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh: Seorang guru Sosiologi
menjelaskan hubungan antara mobilitas sosial dengan perubahan sosial.
5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih
berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka,
indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati
rambu-rambu lalulintas daripada terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan
pentingnya menaati peraturan lalu lintas.
6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan
perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh: Dalam membahas materi tentang
penelitian sosial, peserta didik diharapkan mampu mengumpulkan data melalui
angket atau observasi.
2.7.2. Strategi Urutan Penyampaian
a. Strategi urutan penyampaian simultan
Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut
strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara
serentak, kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Contoh: seorang
guru mata pelajaran Sosiologi akan menyampaikan materi tentang Nilai dan Norma
Sosial, Penyimpangan Sosial, dan Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru
menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis
ikatan disajikan secara mendalam.
10
b. Strategi urutan penyampaian suksesif
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut
strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara
mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara
mendalam pula. Contoh yang sama, seorang guru mata pelajaran Sosiologi akan
menyampaikan materi tentang Nilai dan Norma Sosial, Penyimpangan Sosial, dan
Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus
secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam. Setelah
pembahasan Nilai dan Norma Sosial disajikan secara mendalam, baru kemudian
menyajikan jenis berikutnya yaitu Penyimpangan Sosial, dan seterusnya.
11
c. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum
(law),postulat, teorema, dan sebagainya.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis
“Prinsip”
1) Berikan prinsip
2) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
3) Berikan soal-soal latihan
4) Berikan umpan balik
5) Berikan tes.
d. Strategi Penyampaian Prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan atau
mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk
materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu
tugas secara urut. Misalnya langkah-langkah menghidupkan televisi, menghidupkan
dan mematikan komputer.Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi:
1) Menyajikan prosedur
2) Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara
melaksanakan prosedur
3) Memberikan latihan (praktik)
4) Memberikan umpanbalik
5) Memberikan tes.
e. Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom (1978) adalah
pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa
strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan
atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran.
Contoh: pada mata pelajaran Sosiologi kelas X yaitu memberikan contoh peran nilai
dan norma dalam masyarakat. Strategi Penciptaan Kondisi: Agar memiliki sikap
normatif dalam kehidupan bermasyarakat, di depan loket dipasang jalur untuk antre
berupa pagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secara bergiliran.
Strategi Pemodelan atau Contoh: Disajikan contoh atau model seseorang yang tidak
memiliki sikap normatif, yaitu seseorang yang tidak mau tertib dalam antrean.
Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus.
Seperti diketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep.
Misalnya, perkembangan kepribadian anak “Jika seorang selalu disebut pencuri
(yang sebenarnya tidak pernah mencuri, maka ia akan benar menjadi pencuri”.
Konsep-konsep dalam interaksi tersebut meliputi tindakan sosial, pemberian ”cap
pencuri”, perilaku menyimpang, pengendalian sosial. Selain itu, penguasaan atas
suatu konsep digunakan untuk menggenerali-sasi dan membedakan. Contoh,
seorang anak yang telah memahami konsep “norma adalah alat pengendalian
sosial”, akan dapat menggeneralisasi bahwa bagaimanapun caranya, pada
masyarakat manapun adanya, dapat menyimpulkan bahwa norma sosial adalah
sistem aturan yang disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya.
14
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari berbagai pengertian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulam bahwasanya
Pendidikan hal yang sangat penting bagi lingkungan kita. Kematangan membentuk
suatu sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dangan cara tertentu yang disebut
“Readiness” yang berupa tingkah laku, baik tingkah laku yang instingtif maupun
tingkah laku yang dipelajari.
Sedangkan definisi daripada belajar itu sendiri adalah suatu proses yang terjadi
karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan atau dangan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Semoga Materi ini Dapat bermamfaat bagi kita Semua…
15
3.2. DAFTAR PUSTAKA
Badrun, Drs. Ahmad, Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra), Usaha Nasional-
Surabaya, Tahun Akademik 2009 / 2010.
Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, Depdiknas, Dirjen,Manajemen
Dikmen, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas – dan,odifikasi penulis
(Rusman Efendy)
http://info-makalah.blogspot.com/2010/05/materi-pendidikan-pembelajaran.html
16