BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh kemampuan membuat dan menyajikan laporan dan
asuhan keperawatan serta pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien Ny. H dengan diagnosa medis P1A0 di Ruang VK
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu
(Hadijono,2018:356). Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan
normal sebelum hamil (Bobak,2014:492).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2012: 254).
5
6
2.3.2. Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva-Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
1) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal
yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
2) Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
8
3) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi. (Persis Mary H, 2015)Sedangkan stres
emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang
berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan
dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum
blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.
Kelahiran bayi
SISTEM ENDOKRIN SISTEM SISTEM
REPRODUKSI KARDIOVASKULER
Perubahan dalam
Vulva vagina keluarga
Esterogen dan progresteron
menurun Involusi Perdarahan post partum
Luka pada jalan lahir
Peningkatan prolaktin dan Kontraktifitas otot Tidak Beradaptasi
oksitosin uterus meningkat Kehilangan vaskuler beradaptasi
Resiko Infeksi berlebih
asasi
Isapan bayi Isapan tidak Kepala bayi masuk Inkompeten
adekuat bayi adekuat PAP Kekurangan
volume cairan Resiko perubahan
TFU meningkat
Oksitosin Pembendungan menjadi orang tua
ASI
Duktus dan alveoli Pembukaan serviks dan ketuban
kontraksi pecah
Payudara
bengkak
ASI keluar Lendir pada kanalis servikalis Nyeri
keluar
ASI tidak keluar
Ibu tidak tahu cara Gangguan istirahat
menyusui Bayi lahir tidur
Ketidakefektifan terjadi trauma, luka dan
Kurang menyusui robekan pada jalan lahir serta
pengetahuan jahitan pada perineum
Sumber : Arlene Burrough, (2017)
10
11
2.5. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan dari nifas adalah sebagai berikut:
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan (Prawirohardjo,
2010)
2.6. Komplikasi
Adapun penatalaksanaan dari nifas adalah sebagai berikut:
1) Pembengkakan payudara
2) Mastitis (peradangan pada payudara)
3) Endometritis (peradangan pada endometrium)
4) Post partum blues
5) Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan (Prawirohardjo
2010)
12
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
12
13
3.1.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya: Intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi; keterampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi
serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. Pada tahap implementasi ini
merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat
untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada
pasien (Nurarif, 2015).
3.1.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yaitun
membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan (Nurarif, 2015).
1) Berhasil: perilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang ditetapkan di tujuan.
2) Tercapai sebagian: pasien menunjukan prilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3) Belum tercapai: pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku
yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
17
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Tempat/Tgl Lahir : Palangkaraya, 27 April 2000
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IbuRumahTangga
Gol. Darah :O
Alamat : Jln. Wortel Induk
Diagnosa Medis : P1A0
Penghasilan Perbulan : Rp. 2.000.000
Tanggal MRS : 01 Februari 2020
Tanggal Pengkajian : 01 Februari 2020
4.1.2 Identitas Suami
Nama : Tn. A
Umur : 21 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta (Mekanik)
Gol. Darah :O
Alamat : Jln.Wortel Induk
17
18
GENOGRAM KELUARGA
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan keluarga
: Tinggal satu rumah
: Pasien
4) Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
5) Pengobatan
Tabel 4.1Penatalaksanaan medis pada Ny. H pada tanggal 01 Februari 2020
di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
No Jenis Obat Dosis Indikasi
1 Infus RL 20 tpm Mengembalikan keseimbangan
elektrolit.
2 Amoxcillin 3x500 mg tablet Antibiotik untuk mengobati bernbagai jenis
infeksi bakteri
3 Paracetamol 3x500mg tablet Obat penurun panas (analgesik) dan pereda
nyeri (antipiretik)
4 Vit. C 1x1 tablet Mencegah dan mengatasi kekurangan
Vitamin C
5 Tablet Penambah 1x1 tablet Untukmengatasi kekurangan darah
Darah
,
Yuyun Maria Natalya Sinaga
24
ASI keluar
Diagnosa
Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital pasien 1. Vital Sign dapat mempengaruhi saat
berhubungan keperawatan kurang lebih 1 × 24 2. Observasi skala nyeri pasien nyeri timbul
dengan jam diharapkan masalah pasien 3. Ajarkan Teknik relaksasi dan 2. Mengetahui keadaan nyeri pasien
trauma jalan nyeri hilang/berkurang dengan distraksi pada pasien. 3. Untuk mengalihkan perhatian pasien
lahir kriteria hasil: 4. Berikan lingkungan yang dan mengurangi rasa nyeri
- Pasien mengatakan “skala nyeri nyaman 4. Membuat pasien lebih nyaman
berkurang” 5. Kolaborasi dengan tim medis 5. Mengurangi onset terjadinya nyeri
- Pasien tampak rileks lain dalam pemberian dapat dilakukan dengan pemberian
- Skala nyeri 2 (ringan, skala 0- Paracetamol 3x500 mg peroral analgetik.
10) Untuk peatalaksaan jangka pendek
- TTV normal terhadap nyeri akut sedang sampai
TD = 100-120/70-80 mmHg berat setelah prosedur bedah.
N = 60-100x/mnt
S = 36,5-37,5oC
RR = 16-20 x/menit
26
27
2. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pengetahuan ibu 1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan
pengetahuan keperawatan kurang lebih 1 × 24 tentang cara menyusui yang ibu tentang perawatan post partum
berhubungan jam diharapkan pengetahuan ibu baik dan benar (nifas).
dengan tentang perawatan nifas dan bayi 2. Berikan informasi 2. Menambah pengetahuan ibu tentang
kurangnya bertambah dengan kriteria hasil: tentangcara menyusui yang perawatan bayi sehingga bayi tumbuh
informasi - Ibu mengetahui tentang baik dan benar, perawatan dengan baik.
tentang cara pengertian teknik menyusui bayi (perawatan tali pusat, 3. Membantu mencegah infeksi,
menyusui - Ibu mengetahui posisi yang memandikan dan imunisasi). mempercepat penyembuhan dan
yang baik tepat untuk menyusui 3. Berikan informasi tentang berperan pada adaptasi yang positif
dan benar - Ibu mengetahui cara perawatan dini (perawatan dari perubahan fisik dan emosional.
memasukkan putting susu ke perineal) perubahan fisiologi, 4. Memperjelas pemahaman ibu tentang
mulut bayi lochea, perubahan peran, apa yang sudah dipelajari
- Ibu mengetahui teknik istirahat, KB. 5. Untuk mengetahui sejauh mana pasien
melepaskan hisapan bayi 4. Sarankan agar memahami tentang materi yang
- Ibu mengetahui cara mendemonstrasikan apa yang dijelaskan
menyendawakan bayi setelah sudah dipelajari 6. Untuk mengetahui apakah ibu sudah
minum susu 5. Berikan kesempatan pasien paham tentang apa yang sudah
- Ibu mengetahui teknik untuk bertanya dipelajari
menyusui yang baik dan benar 6. Minta pasien mengulangi 7. Pujian yang tulus mampu
kembali tentang bagaimana meningkatkan rasa percaya diri
cara menyusui
7. Berikan reward/pujian
apabila pasien mampu
melakukan teknik menyusui
yang baik
Tabel 4.2 Intervensi keperawatan Ny. H di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya
27
28
28
29
29
30