Anda di halaman 1dari 30

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas.
World Health Organization (2018) melaporkan pada tahun 2016
terdapat 536.000 wanita meninggal akibat akibat komplikasi kehamilan
dan persalinan, dan 400 ibu meninggal per 100.000 kelahiran hidup
(Maternal Mortality Ratio). Angka kematian ibu (AKI) di negara maju
diperkirakan 9 per 100.000 kelahiran hidup dan 450 per 100.000 kelahiran
hidup di negara berkembang.Hal ini mengindikasikan bahwa 99% dari
kematian ibu oleh karena kehamilan dan persalinan berasal dari negara
berkembang (Saifuddin, 2015). Di Negara berkembang seperti indonesia,
masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan.
Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang kompleks yang
sulit diatasi. Dari laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka
kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya (Lestari.S.P., 2013).
Setiap tahun ada sekitar 200.000 juta ibu hamil di negara berkembang,
500.000 di antaranya akan meninggal karena penyebab yang berhubungan
dengan kehamilan, dan jutaan lainnya akan mengalami komplikasi
kehamilan yang signifikan. Selain itu, tujuh juta kematian perinatal terjadi
akibat masalah kesehatan maternal.Sedangkan 12% dari kematian ibu di
negara berkembang disebabkan karena eklampsia (Astuti, 2013). AKI
mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan,
persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Tahun 2017 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum
survei (2015-2017) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

1
2

Menurut Costance Sinclair (2010), masalah-masalah yang terjadi pada


ibu hamil dan melahirkan seperti demam nifas, nyeri pada simfisis pubis,
kesulitan berjalan atau berdiri dan kesulitan dalam hubungan seksual,
tromboflebitis pelvis septic, pendarahan yang luar biasa disertai tingginya
angka kematian ibu (AKI) memicu seorang ibu menjadi cemas dan takut
dalam mengandung ataupun melahirkan seorang bayi. Akan tetapi banyak
ibu yang belum mengetahui masalah-masalah tersebut karena kurangnya
informasi yang mereka peroleh.
Untuk mengatasi dampak negatif dari masa postpartum yang
kemungkinan akan terjadi, peran perawat sebagai edukator untuk
memberikan pengetahuan kepada wanita hamil atau melahirkan dan
penatalaksanaan seperti Manajemen aktif kala tiga persalinan
mempercepat kelahiran plasenta dapat mencegah atau mengurangi
perdarahan postpartum sangat diperlukan. Serta perawatan postpartum
sampai kondisi pasien kembali normal seperti sebelum hamil dapat
dilakukan semaksimal mungkin. Perawatan masa nifas mencakup berbagai
aspek mulai dari pengaturan dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan
diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi, perawatan payudara
(mammae) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu
ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, dan lain - lain.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa medis P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka
Raya ?.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh kemampuan membuat dan menyajikan laporan dan
asuhan keperawatan serta pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien Ny. H dengan diagnosa medis P1A0 di Ruang VK
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
3

1.3.2 Tujuan Kusus


1.3.2.1 Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Ny. H di Ruang VK
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya..
1.3.2.2 Menganalisa data yang telah diperoleh dari masalah kesehatan Ny. H di
Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.3 Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Ny. Hdi Ruang VK
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.4 Memprioritaskan diagnosa keperawatan Ny. H di Ruang VK UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.5 Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan
pada Ny. H di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.6 Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada pasien Ny. H
di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Teoritis
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini diharapkan
memberikan sumbangan ilmu bagi keperawatan untuk menambah
pengetahuan untuk menambah pengetahuan mengenai asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnosa P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya.serta memperkuat teori yang sudah ada.
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Penulis
Manfaat Laporan Studi Kasus bagi penulis adalah sebagai sarana untuk
meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dan
aplikasinya.
4

1.4.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan


Manfaat Laporan Studi Kasus bagi UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya khusunya Bidan di Ruang VK adalah sebagi bahan
masukan dalam pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelaksanaan
serta bahan evaluasi dan perbaikan asuhan keperawatan.
1.4.2.3 Bagi Institusi
Diharapkan menjadi sumber informasi, bacaan, dan bahan masukan
untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya yang terkait dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien denganP1A0 di Ruang VK
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.4.2.4 Bagi Mahasiswa
Diharapkan menjadi sumber informasi, bacaan, dan bahan masukan
untuk menambah wawasan bagi mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka
Raya khususnya yang terkait dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.4.2.5 Bagi Masyarakat
Diharapkan menjadi sumber informasi, bacaan, dan bahan masukan
untuk menambah wawasan bagi masyarakat Palangka Raya khususnya yang
terkait dengan P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu
(Hadijono,2018:356). Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan
normal sebelum hamil (Bobak,2014:492).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama  6 minggu
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2012: 254).

2.2. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)


Menurut Sutarni, dkk, 2014 Pada masa puerperium atau nifas tampak
perubahan dari alat – alat / organ reproduksi yaitu:
1) Uterus, secara berangsur-angsur kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus
uteri (TFU) post partum menurut masa involusi :

Tabel 1. TFU menurut masa involusi

INVOLUSI TFU BERAT UTERUS


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir  2 cm di bawah umbilicus dengan bagian  1000 gram
fundus bersandar pada promontorium
sakralis

1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan simfisis 500 gram


pubis

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram


6 minggu Bertambah kecil 50-60 ram

5
6

2) Vagina dan Perineum, pada post partum terdapat lochia yaitu


cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina. Macam – macam
lochia :
(1) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, terjadi
selama 2 hari pasca persalinan.
(2) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan.
(3) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Terjadi hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan.
(4) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi
mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana
kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan
lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek
pada ibunya karena menetek merupakan suatu rangsangan terhadap
peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek, maka ASI akan makin
banyak diproduksi.

2.3. Adaptasi Fisiologi dan Psikologi


2.3.1. Fisiologi
1) Involusi rahim:terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,yang
disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding
rahim dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
2) Inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan
tempat permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan
cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm
dan pada akhir nifas 1-2 cm.
3) Perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
7

4) Perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai


pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak
diperlukan bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus
mengecil lagi saat nifas.
5) Dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam
6 minggu.
6) Saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga
menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter
dan pyelum kembali normal dalam 2 minggu.
7) Laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung
susu melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang
mengandung banyak protein dan garam (Sutarni, dkk 2014).

2.3.2. Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva-Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
1) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal
yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
2) Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
8

3) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi. (Persis Mary H, 2015)Sedangkan stres
emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang
berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan
dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum
blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

2.4. Patofisiologi dan Pathway


Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak
menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
semacam cincin.Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
9

Nifas dibagi dalam tiga periode :


1) Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2) Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3) Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
10

WEB OF CAUTION POST PARTUM

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologi

Kelahiran bayi
SISTEM ENDOKRIN SISTEM SISTEM
REPRODUKSI KARDIOVASKULER
Perubahan dalam
Vulva vagina keluarga
Esterogen dan progresteron
menurun Involusi Perdarahan post partum
Luka pada jalan lahir
Peningkatan prolaktin dan Kontraktifitas otot Tidak Beradaptasi
oksitosin uterus meningkat Kehilangan vaskuler beradaptasi
Resiko Infeksi berlebih
asasi
Isapan bayi Isapan tidak Kepala bayi masuk Inkompeten
adekuat bayi adekuat PAP Kekurangan
volume cairan Resiko perubahan
TFU meningkat
Oksitosin Pembendungan menjadi orang tua
ASI
Duktus dan alveoli Pembukaan serviks dan ketuban
kontraksi pecah
Payudara
bengkak
ASI keluar Lendir pada kanalis servikalis Nyeri
keluar
ASI tidak keluar
Ibu tidak tahu cara Gangguan istirahat
menyusui Bayi lahir tidur
Ketidakefektifan terjadi trauma, luka dan
Kurang menyusui robekan pada jalan lahir serta
pengetahuan jahitan pada perineum
Sumber : Arlene Burrough, (2017)

10
11

2.5. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan dari nifas adalah sebagai berikut:
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan (Prawirohardjo,
2010)

2.6. Komplikasi
Adapun penatalaksanaan dari nifas adalah sebagai berikut:
1) Pembengkakan payudara
2) Mastitis (peradangan pada payudara)
3) Endometritis (peradangan pada endometrium)
4) Post partum blues
5) Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan (Prawirohardjo
2010)
12

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Asuhan keperawatan pada ibu post partum


3.1.1 Pengkajian
Pengkajian Fisik
1) Riwayat kesehatan sebelumnya
2) Tanda-tanda Vital
3) Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,
management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4) Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5) Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6) Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7) Rektum: hemoroid, dll.
8) Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
1) Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2) Spesifik: depresi postpartum.
3) Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.
3.1.2 Diagnosa keperawatan
Menurut (TIM POKJA SDKI DPP PPNI. 2017)
1) Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2) Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan
saluran kemih.
3) Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
4) Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan;
perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
5) Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.

12
13

3.1.3 Intervensi keperwatan


Menurut Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018)
1) Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri pasien berkurang / terkontrol dengan kriteria hasil :
(1) Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
(2) Skala nyeri 0-1 ( dari 0 – 10 )
(3) TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR
:18-20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit
(4) Wajah tidak tampak meringis
(5) Pasien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai
kemampuan
Intervensi :
(1)Lakukan pengkajian secara komprehensif tentang nyeri meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan
faktor presipitasi.
(2)Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (ex: beraktivitas,
tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan hubungan sosial)
(3)Ajarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi, latihan napas
dalam,, sentuhan terapeutik, distraksi.)
(4)Kontrol faktor - faktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya, dan
suara)
(5)Kolaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu.

2) Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan


saluran kemih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
pasien dapat memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
(1) Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
14

(2) Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi


intervensi.
(3) Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
(1) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.
(2) Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas
sehari.
(3) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet
(4) Anjurkan pasien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
(5) Anjurkan pasien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama.
.
3) Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
pasien dapat toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil : Pasien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan,
memenuhi perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi
aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya kelemahan
dan kelelahan.
Intervensi :
(1) Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
(2) Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
(3) Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
15

4) Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan;


perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
(1) Menurunkan keparahan mual dan muntah.
(2) Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
(3) Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :
(1) Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
(2) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
(3) Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
(4) Anjurkan pasien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
(5) Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat.

5) Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil :
1) Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio
laesea)
2) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,50 C, frekuensi
nadi = 60 -100x/ menit)
3) WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL)
Intervensi :
(1)Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa)
(2)Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
(3)Anjurkan pasien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum /
sesudah menyentuh luka
16

(4)Anjurkan intake nutrisi yang cukup


(5)Kolaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi

3.1.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya: Intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi; keterampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi
serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. Pada tahap implementasi ini
merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat
untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada
pasien (Nurarif, 2015).

3.1.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yaitun
membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan (Nurarif, 2015).
1) Berhasil: perilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang ditetapkan di tujuan.
2) Tercapai sebagian: pasien menunjukan prilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3) Belum tercapai: pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku
yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
17

BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN

Nama Mahasiswa :Yuyun Maria Natalya Sinaga


NIM : 2019.NS.B.07.038
Ruang Praktik : VK (UPTPuskesmas Pahandut)
Tanggal Praktik : 30 Januari 2020 -08 Februari 2020
Tanggal dan Jam Pengkajian : 01 Februari 2020, pukul 18 00 WIB

4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Tempat/Tgl Lahir : Palangkaraya, 27 April 2000
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IbuRumahTangga
Gol. Darah :O
Alamat : Jln. Wortel Induk
Diagnosa Medis : P1A0
Penghasilan Perbulan :  Rp. 2.000.000
Tanggal MRS : 01 Februari 2020
Tanggal Pengkajian : 01 Februari 2020
4.1.2 Identitas Suami
Nama : Tn. A
Umur : 21 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta (Mekanik)
Gol. Darah :O
Alamat : Jln.Wortel Induk

17
18

4.1.3 Status Kesehatan


4.1.3.1 Keluhan Utama
Pasien mengatakan “ Nyeri vagina bekas jahitan”. P: nyeri saat
bergerak, Q: nyeri terasa nyut-nyutan, R: lokasi nyeri post partum
normal, S: skala nyeri 4 (nyeri sedang, skala 1-20), T: 1-2 menit.
4.1.3.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan “Pada saat dirumah mengeluh nyeri perut dan
keluar cairan lendir dari jalan lahir sejak tanggal 31 Januari 2020.
Kemudian pada tanggal 01 Februari 2020 pasien di bawa ke UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya. Pasien tiba di Ruang VK pukul
07.00 WIB dengan keluhan nyeri perut yang disertai dengan keluarnya
lendir bercampur darah, lalu dilakukan VT oleh bidan dan didapatkan
hasil ibu sudah masuk pembukaan 2. Lalu ibu mendapatkan tindakan
pemasangan infus ditangan kiri RL 20 tpm. Pada pukul 12.00 WIB
kembali dilakukan VT dan didapatkan hasil ibu sudah masuk pembukaan
6, pada jam 17.00 dilakukan VT kembali didapatkan hasil ibu sudah
masuk pembukaan 10 (lengkap) dan pada pukul 17.30 WIB ibu
melahirkan bayi perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang
48 cm,lingkar kepala 33 cm,lingkar dada 32 cm,bayi lahir langsung
menangis, kemudian pada pukul 17.45 WIB plasenta dilahirkan spontan
dengan dibantu bidan. Terdapat robekan perineum dan mendapatkan 4
jahitan dalam dan 4 jahitan luar. Setelah dilakukan tindakan hecting
pasien mengeluh nyeri saat bergerak, dengan P: nyeri saat bergerak, Q:
nyeri terasa nyut-nyutan, R: lokasi nyeri perut bagian bawah, S: skala
nyeri 4 (nyeri sedang, skala 1-10), T: 1-2 menit. Keadaan umum pasien
tampak nyeri dan tampak lemah.
4.1.3.3 Riwayat Kesehatan yang lalu (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan “Belum Pernah dirawat di Rumah Sakit dan
belum pernah melakukan tindakan operasi”.
19

4.1.3.4 Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan “Di dalam anggota keluarga tidak ada penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, stroke, jantung.Serta tidak ada
penyakit menular seperti hepatitis, TB Paru, dll”.

GENOGRAM KELUARGA

Bagan 4.1 Genogram keluarga pasien Ny.H

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan keluarga
: Tinggal satu rumah
: Pasien

4.1.3.5 Riwayat Ginekologi dan Obstetric


1) Riwayat Ginekologi
(1) Riwayat menstruasi
Menarce pada usia 13 tahun dengan lamanya haid 4-5 hari,
siklus 28 hari, dalam 1 hari 3x ganti pembalut, dengan sifat darah
cair, berwarna merah dan berbau amis, HPHT 20 April 2019, dan
taksiran persalinan 02 Februari 2020.
20

(2) Riwayat perkawinan


Lamanya pernikahan sudah 1 tahun 1 bulan dengan pernikahan yang
ke 1.
(3) Riwayat keluarga berencana
Pasien belum pernah menggunakan KB sebelumnya
2) Riwayat Obstetric
(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: P1A0
No. Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaan
Partus Hamil Partus Penolong Kelamin Anak
Hml Lhr Nifas By

1. 01 Feb 37 Normal Bidan Perempuan 3,2 - - - - Hidup


2020 mgg Kg
(2) Riwayat kehamilan sekarang
Keluhan pasien waktu hamil tidak ada,nafsu makan baik ,
imunisasi TT dilakukan tiga kali, penambahan berat badan selama hamil
8kg, pemeriksaan kehamilan teratur dilakukan di Puskesmas Pahandut.
(3) Riwayat persalinan sekarang
P1A0, tanggal melahirkan 01 Februari 2020, jenis persalinan
normal, jenis kelamin bayi perempuan, berat badan bayi 3,2 kg, dan
panjang bayi 48 cm,lingkar kepala 33 cm,lingkar dada 32 cm.

4.1.3.6 Pemeriksaan Fisik


1)Ibu
(1) Keadaan umum
Kesadaran compos menthis, pasien tampak meringis, pasien
tampak lemah,berat badan sebelum hamil 49 kg, suhu 36,4OC, nadi 82
x/menit, pernapasan 20x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, berat
badan saat hamil 57 kg, tinggi badan 155 cm.
(2) Kepala
Warna rambut hitam dan merata, keadaan rambut bersih, tidak
edema pada muka, mukosa mulut dan bibir lembab, keadaan gigi
bersih dan tidak ada karies, fungsi pengecapan dapat merasakan asam
asin dan manis, keadaan mulut bersih, fungsi menelan baik,
konjunctiva merah muda, sclera tidak ikterik berwarna putih, fungsi
21

penglihatan baik pasien dapat membaca buku yang diberikan oleh


perawat dengan benar, tidak ada peradangan/perdarahan pada hidung
dan keadaan hidung bersih, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
(3) Daerah dada
Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 (lup, dup), tidak ada
retraksi dada, tidak ada hiperpigmentasi aerola, keadaan puting susu
bersih, dan tidak ada nyeri pada payudara.
(4) Abdomen
Belum teraba tinggi fundus, tidak ada kontraksi uterus,tidakada
asites, dan bising usus 10 x/menit.
(5) Genitalia eksterna
Tidak ada edema,dan tidak ada pengeluaran lochea.
Keluhan : Pasien mengatakan “ Nyeri vagina bekas jahitan”. P::
nyeri saat bergerak, Q: nyeri terasa nyut-nyutan, R: lokasi nyeri post
partum normal, S: skala nyeri 4 (nyeri sedang, skala 1-20), T: 1-2
menit.
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut
(6) Anus
Tidak terdapat haemoroid
(7) Ekstermitas atas dan bawah
Refleks pattela positif kanan dan kiri, ekstermitas simetris, dan
tidak ada edema.
2) Pola Aktivitas Sehari-hari
(1) Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari, jenis makanan nasi, sayur, buah dan lauk-
pauk dengan porsi makan1 piring, makanan yang disukai soup, tidak
ada alergi terhadap makanan, dan jenis minuman seperti susu, air
putih dan teh.
(2) Eliminasi
 Buang air besar (BAB)
BAB 1x/hari, warna kuning kecoklatan, bau khas dengan
konsistensi lunak, dan tidak ada keluhan BAB.
22

 Buang air kecil (BAK)


Frekuensi 4-5 kali/sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak
dan tidak ada keluhan BAK.
(3) Pola tidur dan istirahat
Tidur saat siang ± 2 jam dan malam ± 7-8 jam, tidak ada masalah
dalam istirahat dan tidur
(4) Pola aktivitas dan latihan
Mengurus rumah. Selama hamil pasien beraktivitas seperti biasa
saja.Saat datang ke Ruang VK Puskesmas Pahandut pasien hanya
mampu terbaring ditempat tidur.Kegiatan diwaktu luang pasien
beristirahat.Latihan yang dilakukan pasien seperti miring, duduk dan
berjalan.
(5) Personal hygiene
Kulit berwarna kuning langsat dan tampak bersih, rambut rapi, mulut
dan gigi lembab tidak ada karies gigi, dan cara berpakaian rapi.
(6) Ketergantungan fisik
Tidak ada merokok, minum minuman keras, obat-obatan
3) Aspek Psikososial dan Spiritual
(1) Pola pikir dan presepsi
Pasien mengatakan “saya tidak tahu bagaimana cara menyusui yang
baik dan benar”.
Diagnosa Keperawatan : Kurang Pengetahuan
(2) Persepsi diri
Pasien berharap ingin cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti
biasanya.
(3) Konsep diri
Pasien adalah seorang wanita, pasien sebagai ibu rumah tangga,
pasien ingin cepat sembuh, Ny. H adalah seorang pasien yang berusia
19 tahun.
(4) Hubungan/komunikasi
Pasien berkomunikasi dengan jelas dan relevan, bahasa utama yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa Banjar, suami pasien
23

mempunyai peranan penting dalam rumah tangganya, dan suami


pasien tidak merokok.
(5) Kebiasaan seksual
Tidak ada masalah dalam hubungan seksual
(6) Sistem nilai-kepercayaan
Sumber kekuatan adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan pasien beragama
Islam dan taat beribadah di Masjid.

4) Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

5) Pengobatan
Tabel 4.1Penatalaksanaan medis pada Ny. H pada tanggal 01 Februari 2020
di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
No Jenis Obat Dosis Indikasi
1 Infus RL 20 tpm Mengembalikan keseimbangan
elektrolit.
2 Amoxcillin 3x500 mg tablet Antibiotik untuk mengobati bernbagai jenis
infeksi bakteri
3 Paracetamol 3x500mg tablet Obat penurun panas (analgesik) dan pereda
nyeri (antipiretik)
4 Vit. C 1x1 tablet Mencegah dan mengatasi kekurangan
Vitamin C
5 Tablet Penambah 1x1 tablet Untukmengatasi kekurangan darah
Darah

Palangka Raya, 01 Februari 2020


Mahasiswa

,
Yuyun Maria Natalya Sinaga
24

4.2 Analisa data


Kemungkinan
Data subjektif dan data objektif Masalah
penyebab
DS: Kontraksi otot uterus Nyeri Akut
Pasien mengatakan “nyeri perut bagian meningkat
bawah”.
Dengan : Kepala bayi masuk PAP
P:Nyeri saat bergerak
Q:Nyeri terasa nyut-nyutan. TFU
R:Lokasi nyeri perut bagian bawah
S:Skala nyeri 1-10 (4 nyerisedang) Pembukaan serviks dan
T:Dengan durasi 1-2 menit ketuban pecah
DO:
- Pasien tampak meringis Lendir pada kanalis
- Pasien tampak lemah servikal keluar
- TTV
TD = 110/70 mmHg Janin lahir dan trauma
N = 82x/mnt pada jalan lahir
S = 36,4oC
RR = 20x/mnt
DS: Pasien mengatakan “saya tidak tahu Esterogen dan Kurang
bagaimana cara menyusui yang progesteron menurun Pengetahuan
baik dan benar”.
DO: Peningkatan prolaktin
- Pasien tampak bingung dan oksitosin
- Pasien tampak bertanya
bagaimana cara menyusui yang Isapan bayi adekuat
baik dan benar
Oksitosin meningkat

Duktus dan alveoli


efektif

ASI keluar

Ibu tidak tau cara


menyusui
25

4.3 Prioritas Masalah


1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jalan lahir.
2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
cara menyusui yang baik dan benar.
26

4.4 Intervensi Keperawatan

Nama Pasien: Ny. H

Ruang Rawat: VK Puskesmas Pahandut

Diagnosa
Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital pasien 1. Vital Sign dapat mempengaruhi saat
berhubungan keperawatan kurang lebih 1 × 24 2. Observasi skala nyeri pasien nyeri timbul
dengan jam diharapkan masalah pasien 3. Ajarkan Teknik relaksasi dan 2. Mengetahui keadaan nyeri pasien
trauma jalan nyeri hilang/berkurang dengan distraksi pada pasien. 3. Untuk mengalihkan perhatian pasien
lahir kriteria hasil: 4. Berikan lingkungan yang dan mengurangi rasa nyeri
- Pasien mengatakan “skala nyeri nyaman 4. Membuat pasien lebih nyaman
berkurang” 5. Kolaborasi dengan tim medis 5. Mengurangi onset terjadinya nyeri
- Pasien tampak rileks lain dalam pemberian dapat dilakukan dengan pemberian
- Skala nyeri 2 (ringan, skala 0- Paracetamol 3x500 mg peroral analgetik.
10) Untuk peatalaksaan jangka pendek
- TTV normal terhadap nyeri akut sedang sampai
TD = 100-120/70-80 mmHg berat setelah prosedur bedah.
N = 60-100x/mnt
S = 36,5-37,5oC
RR = 16-20 x/menit

26
27

2. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pengetahuan ibu 1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan
pengetahuan keperawatan kurang lebih 1 × 24 tentang cara menyusui yang ibu tentang perawatan post partum
berhubungan jam diharapkan pengetahuan ibu baik dan benar (nifas).
dengan tentang perawatan nifas dan bayi 2. Berikan informasi 2. Menambah pengetahuan ibu tentang
kurangnya bertambah dengan kriteria hasil: tentangcara menyusui yang perawatan bayi sehingga bayi tumbuh
informasi - Ibu mengetahui tentang baik dan benar, perawatan dengan baik.
tentang cara pengertian teknik menyusui bayi (perawatan tali pusat, 3. Membantu mencegah infeksi,
menyusui - Ibu mengetahui posisi yang memandikan dan imunisasi). mempercepat penyembuhan dan
yang baik tepat untuk menyusui 3. Berikan informasi tentang berperan pada adaptasi yang positif
dan benar - Ibu mengetahui cara perawatan dini (perawatan dari perubahan fisik dan emosional.
memasukkan putting susu ke perineal) perubahan fisiologi, 4. Memperjelas pemahaman ibu tentang
mulut bayi lochea, perubahan peran, apa yang sudah dipelajari
- Ibu mengetahui teknik istirahat, KB. 5. Untuk mengetahui sejauh mana pasien
melepaskan hisapan bayi 4. Sarankan agar memahami tentang materi yang
- Ibu mengetahui cara mendemonstrasikan apa yang dijelaskan
menyendawakan bayi setelah sudah dipelajari 6. Untuk mengetahui apakah ibu sudah
minum susu 5. Berikan kesempatan pasien paham tentang apa yang sudah
- Ibu mengetahui teknik untuk bertanya dipelajari
menyusui yang baik dan benar 6. Minta pasien mengulangi 7. Pujian yang tulus mampu
kembali tentang bagaimana meningkatkan rasa percaya diri
cara menyusui
7. Berikan reward/pujian
apabila pasien mampu
melakukan teknik menyusui
yang baik
Tabel 4.2 Intervensi keperawatan Ny. H di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya

27
28

4.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


Jam Tangan dan
Nama
Perawat
Senin, 1. Mengukur tanda-tanda vital pasien S: Pasien mengatakan “ nyeri perut saya berkurang “
01 Februari 2020 2. Mengobservasi skala nyeri pasien Dengan:
Pukul 20.00 WIB 3. Mengajarkan Teknik relaksasi dan P: Nyeri saat bergerak
distraksi pada pasien. Q: Nyeri terasa nyut-nyutan.
4. Memberikan lingkungan yang nyaman R: Lokasi nyeri bagian perut bawah Yuyun Maria
5. Berkolaborasi dengan tim medis lain S: Skala nyeri 1-10 (2 nyeri ringan) Natalya
dalam pemberian paracetamol 3x500 T: Dengan durasi 1-2 menit Sinaga
mg O:
- Pasien masih tampak nyeri
- Pasien mengikuti cara teknik relaksasi dan distraksi
seperti yang sudah diajarkan.
- TTV pasien :
TD = 110/70 mmHg
N = 80x/mnt
S = 36,5oC
RR = 18 x/mnt
A:Masalah nyeri akut teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi : 1, 2, dan 3.

28
29

Senin, 1. Mengobservasi pengetahuan ibu S: Pasien mengatakan “saya sudah memahami


01 Februari 2020 tentang cara menyusui yang baik dan bagaimana cara cara menyusui yang baik dan benar.
Pukul 20.00 WIB benar O:
2. Memberikan informasi tentangcara - Pasien tidak mengetahui bagaimana cara
menyusui yang baik dan benar, menyusui yang baik dan benar
perawatan bayi (perawatan tali pusat, - Pasien dapat memahami dan menjelaskan
memandikan dan imunisasi). kembali tentang perawatan bayi Yuyun Maria
3. Memberikan informasi tentang - Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang Natalya
perawatan dini (perawatan perineal) perawatan dini (perawatan perineal) Sinaga
perubahan fisiologi, lochea, perubahan - Pasien dapat mendemostrasikan apa yang sudah
peran, istirahat, KB. dipelajari
4. Menyarankan agar mendemonstrasikan
apa yang sudah dipelajari A: Masalah teratasi
5. Memberikan kesempatan pasien untuk
bertanya P: Hentikan Intervensi
6. Memiinta pasien mengulangi kembali
tentang bagaimana cara menyusui
7. Memberikan reward/pujian apabila
pasien mampu melakukan teknik
menyusui yang baik
Tabel 4.3 Implementasi dan evaluasi keperawatan pada Ny. H di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Ray

29
30

Anda mungkin juga menyukai