Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH
Jl. Anggrek I, Bulakan Balai Kandih, Kec. Payakumbuh Bar.,
Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26225 Telp. (0752) 92123

BAHAN AJAR

Satuan pendidikan : SMK Negeri 2 Payakumbuh

Kelas/Semester : X Gambar Teknik/Genap

Mata Pelajaran : Gambar Teknik

Topok/Materi Pokok : Penggambaran simbol, notasi, dan dimensi.

Pertemuan : 9,10,11,12

Alokasi Waktu : 4 Pertemuan @16 jam pelajaran

1. PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran


Di dalam bahan ajar ini mencakup materi tentang Pengenalan simbol, notasi, dan
dimensi

B. Sasaran Pembelajaran
Sasaran dari pembelajaran ini adalah peserta didik, dimana guru membimbing peserta
didik agar menambah keimanan dengan menyadari hubungan keimanan terhadap
kebesaran Tuhan, menunjukkan perilaku ilmiah (disiplin, jujur, kritis, kreatif, dan
lain-lain) dalam menghargai kerja individu dan kelompok, memiliki pengetahuan dan
keterampilan.

C. Perilaku Siswa
Kemampuan setiap siswa dalam mengikuti pembelajaran ini tentunya tidak jauh dari
kompetensi inti yang sudah ditentukan, yaitu:
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, dan
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mendiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung
D. Kompetisi Dasar
3.11 Mengevaluasi penggambaran simbol,notasi, dan dimensi.
4.11 Memeriksa hasil penggambaran simbol,notasi, dan dimensi.

E. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11.1 Menafsirkan makna simbol, notasi, dan ukuran kombinasi dalam ruang teknik.
3.11.2 Menugaskanpenggambaran simbol, notasi, dan dimensi.
3.11.3 Mengarahkan dalam penggambaran simbol, notasi, dan dimensi.
3.11.4 Menilai tanda ukuran dan aturan peletakan ukuran gambar.
4.11.1 Memeriksa hasil penggambaran simbol, notasi, dan dimensi

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penjelasan dari guru siswa mampu memahami jenis-jenis gambar
potongan
2. Melalui penjelasan dari guru siswa mampu memahami aturan penggambaran
gambar potongan
3. Melaluidiskusi kelompok yang didampingi guru siswa mampu mengaplikasikan
jenis-jenis gambar potongan

G. MANFAAT PEMBELAJARAN

Manfaat mempelajari materi ini yaitu untuk pengetahuan, pemahaman, Pengenalan


Jenis Gambar Potongan

H. PETUNJUK BELAJAR

Untuk mempermudah peserta didik mempelajari bahan ajar ini, diharapkan peserta
didik mengikuti semua petunjuk-petunjuk berikut:

1. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada. Bertanyalah
kepada guru apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
2. Kerjakan latihan maupun tugas untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan
pembelajaran
3. Kerjakan secara mendiri dan kelompok
2. PENYAJIAN
A. URAIAN MATERI

Skala dan Simbol Arsitektur


Skala dan Simbol Arsitektur: Dalam gambar kiat maupun gambar yang dipakai sebagaimana
umumnya, pemakaian simbol yang dilengkapi dengan notasi dan skala, paling umum dipakai
untuk mewakili sebuah keadaan, situasi atau arti tertentu dari obyek/benda tertentu.

Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun
jumlah dari suatu obyek tertentu. Simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan
penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya dan dapat digunakan untuk keperluan apa saja.
Simbol dalam dunia konstruksi, yang terwujud dalam gambar teknik, telah menggunakan
aturan-aturan gambar teknik secara universal.

Simbol dalam arsitektur digunakan untuk mencerminkan suatu material atau bahan konstruksi
yang digunakan, laksana material atau bahan bangunan: kayu, batu bata, batu kali, besi,
beton, plastik, maupun jenis material lainnya. Selain dipakai untuk tanda material atau bahan
tertentu, simbol pun dapat digunakan untuk mewakili tanda dari sebuah sistem instalasi, baik
mekanikal maupun elektrikal. Beberapa misal material atau bahan konstruksi yang telah
disimbolkan antara lain, kayu, batu, dinding pengisi, dan beton.

Skala dan Simbol Arsitektur: 1. Kayu

Material atau bahan kayu ialah material yang paling tidak sedikit digunakan dalam industri
konstruksi. Bahan dasar kayu berasal dari pohon yang diubah menjadi bermacam-macam
ukuran dengan pelbagai kualitas kayu.

Material atau bahan kayu dipakai pada industri konstruksi guna struktur bangunan, seperti:
tiang kayu (kolom), balok lantai, kuda-kuda, maupun guna material yang mempunyai sifat
non-struktural pada bangunan, laksana pintu, kusen pintu, dan jendela, lantai kayu (parket),
plafon (langit-langit), maupun sebagai material atau bahan finishing dan furniture, laksana
meja kerja, meja tamu, kursi, dan lainnya.

Material atau bahan jenis kayu yang sering dipakai sebagai kayu balok (ukuran lebar/tinggi:
6/1 2; 8/1 5; 5/7; 2/3), dan papan (3/15; 3/20, dan ukuran lainnya).

Skala dan Simbol Arsitektur: 2. Batu

Material atau bahan beda yang tidak jarang digunakan ialah material jenis batu-batuan. Jenis
batu-batuan sangat pelbagai dan mempunyai tekstur serta warna yang pelbagai pula. Seperti
halnya material kayu, bahan jenis batu pun dapat digunakan sebagai struktur bangunan (yang
menopang berdirinya suatu bangunan), maupun dapat digunakan sebagai bahan (dinding)
pengisi serta bahan finishing.

Beberapa jenis material yang dikelompokkan dalam jenis bahan batu laksana batu bata dan
batako. Proses penciptaan jenis bahan ini melewati proses pencetakan (tanah liat dan
sejenisnya), yang lantas dilanjutkan dengan proses pembakaran.
Skala dan Simbol Arsitektur: 3. Dinding Pengisi

Dinding pengisi,sering dinamakan dinding pada bangunan,biasanya memakai material batu


bata atau batako. Namun, dengan pertumbuhan teknologi bahan untuk ketika ini sudah hadir
material/bahan beda sebagai pengganti batu bata.

Dinding bata seringkali diselesaikan (finishing) dengan memakai plesteran, acian, dan dicat.
Oleh sebab itu, simbol guna dinding batu bata. Denah dinding batu bata (dinding bata),
dicerminkan dengan teknik memberi arsir pada kedua garis dinding dengan sudut kemiringan
450 bertentangan arah jarum jam.

Untuk dinding bata dengan gabungan plesteran (adukan) biasa dan untuk gabungan adukan
transraam (kedap air), ditambahkan arsir dengan kemiringan sudut 450 sehaluan jarum jam.

Skala dan Simbol Arsitektur: 4. Beton

Material/bahan beda yang dipakai ialah beton. Beton merupakan gabungan dari bahan utama
semen, pasir, dan batu kerikil/split. Material beton bisa ditambahkan (di dalamnya) dengan
material besi bertulang yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan dari beton tersebut.

Beton (besi) bertulang adalah komponen bangunan yang dipakai sebagai struktur bangunan
yang menopang berdirinya sebuah bangunan. Komponen itu dapat sebagai tiang/kolom, balok
maupun plat lantai. Material beton yang didalamnya terdapat susunan tulangan besi, lazim
disebutkan/dinamakan dengan sebutan beton bertulang. Contoh beton bertulang.

NOTASI
Skala dan Simbol Arsitektur: Demikian halnya dengan notasi, notasi dalam gambar kiat
(konstruksi) ialah bagian yang tak terpisahkan dari satu obyek gambar. Notasi bisa berupa
informasi yang sehubungan dengan nama gambar, penjelasan gambar, dimensi/ ukuran dari
obyek gambar, laksana panjang, lebar atau tinggi benda, garis ukuran, maupun penjelasan
lainnya yang dirasakan perlu.

Perletakan notasi gambar dan kelengkapan informasi lainnya ditaruh sesuai dengan tata
teknik perletakan notasi gambar. Informasi lainnya yang butuh disajikan dalam satu kertas
gambar diciptakan dalam satu kop gambar. Kop gambar berisikan informasi tentang nama
proyek (nama kegiatan), empunya proyek, tempat proyek, nama konsultan perencana/arsitek,
konsultan struktur, konsultan mekanikal/elektrikal (M/E)dan informasi lainnya yang
sehubungan dengan pekerjaan proyek tersebut.

Informasi yang sehubungan dengan pekerjaan proyek ini penting, sebab melibatkan sejumlah
pihak yang memiliki kemahiran yang bertolak belakang serta tanggung jawab keilmuannya
masing-masing. Simbol dan notasi dari obyek gambar/benda, dicerminkan dengan memakai
skala (ukuran) tertentu sesuai dengan tingkatan informasi yang hendak dicapai. Semakin
besar skala gambar, semakin rinci informasi obyek gambar yang disajikan.
Secara rinci, notasi gambar berisikan informasi yang tercantum di luar gambar, yang terdiri
dari nama gambar (gambar site plan, denah, tampak, potongan, dll) dan skala gambar, yang
mengindikasikan gambar itu digambar dengan memakai skala tertentu, contohnya skala 1
:500, 1 :200, 1 : 50, 1 : 10. Informasi lain ialah yang tercantum didalam gambar, laksana
nama ruang, ukuran (dimensi) ruang/jarak, elevasi lantai, dan lainnya.

Notasi dalam gambar bisa dikelompokkan dalam sejumlah bagian:

Skala dan Simbol Arsitektur: 1. Notasi Kop Gambar

Notasi lembar/kertas gambar, seringkali disebut sebagai kop gambar. Kop gambar
mengandung informasi bersifat umum yang sehubungan dengan nama kegiatan/proyek, nama
konsultan, dan informasi lainnya. Informasi dalam setiap eksemplar gambar saling
berhubungan antara satu dengan lainnya. Hal ini guna memudahkan untuk pemakai gambar
dalam membaca gambar andai ada satu gambar pada halaman tertentu.

Sebagai ilustrasi, disajikan gambar potongan (Potongan A-A) dari satu bangunan, yang
mengindikasikan adanya gambar rinci dari konstruksi atap (Detail-1 dan Detail-3) serta
gambar rinci pondasi (Detail-2).

Gambar potongan (Potongan A-A)tersebut terletak pada urutan gambar arsitektur eksemplar
ke-5 (AR-05). Gambar Detail-1 dan gambar Detail-2, dijelaskan/digambar lebih menyeluruh
pada eksemplar (halaman) ke-11.

Demikian halnya dengan gambar Detail-3, yang diterangkan lebih menyeluruh pada
lembar/halaman ke-12.

Demikian pun dengan gambar Detail-3 Yang diterangkan lebih menyeluruh pada gambar
AR-12. Seperti halnya gambar Detail-1 dan gambar Detail-2, gambar Detail-3 ini yang
terletak Pada lembar/halaman ke-12 (AR-12), dipungut dari gambar Potongan A-A yang
terletak pada lembar/halaman ke-5 (AR-05).

Skala dan Simbol Arsitektur: 2. Nama Gambar dan Skala Gambar

Informasi gambar yang diserahkan pada eksemplar gambar berupa nama dan skala gambar.
Notasi nama gambar dan skala gambar ditulis secara jelas dengan huruf capital (besar).
Informasi/notasi nama gambar dan skala gambar ditaruh di bawah gambar.

Skala dan Simbol Arsitektur: 3. Nama Ruang dan Ketinggian (Peil) Lantai

Informasi yang diberikan berupa nama ruang dan ketinggian (peil) lantai ruang tersebut.
Contoh detail nama ruang dan peil (ketinggian) ruang pada gambar denah.

Skala dan Simbol Arsitektur: 4. Notasi Dimensi

Kesempurnaan gambar yang sudah disajikan dalam tiap eksemplar gambar butuh dilengkapi
dengan notasi dimensi (ukuran) berupa panjang, lebar, atau tinggi.
Notasi dimensi mikro menyatakan jarak atau ukuran dari tiap unit bagian, contohnya jarak
antar ruang-dalam dari satu bangunan. Ukuran dimensi mikro pun dapat digunakan untuk
menyatakan elevasi dari setiap unit bangunan, misalnya elevasi dari setiap lantai bangunan
sampai ketinggian atap.

Sementara notasi dimensi makro mengindikasikan jarak atau ukuran secara borongan dari
satu bangunan. Ukuran dimensi makro adalah sederet informasi dari ukuran dimensi mikro.

Skala dan Simbol Arsitektur: 5. Notasi Arah Potongan

Notasi arah potongan memanjang maupun melintang.

Skala dan Simbol Arsitektur: 6. Notasi Material / Bahan Penutup Akhir


(Finishing)

Informasi lain yang perlu diserahkan pada gambar ialah notasi material finishing (bahan
penutup akhir). Notasi material/bahan pada masing-masing ruangan (dinding, lantai dan
plafond) dibedakan dengan pemakaian notasi
bentuk segitiga dan bujur sangkar. Jenis material/bahan diperlihatkan pada eksemplar gambar
dengan memakai tabel, yang ditaruh pada lokasi notasi eksemplar gambar (kop gambar).

Penulisan nama material/bahan memakai notasi angka, cocok dengan daftar/tabel


materil/bahan finishing yang tertulis di eksemplar gambar (kop gambar). Kumpulan material
ini bisa berubah cocok dengan proyek yang dirancang.

SKALA
Skala dan Simbol Arsitektur: Skala adalah perbandingan antara ukuran di peta dengan ukuran
sesungguhnya di lapangan. Jenisnya ada skala numerik dan skala grafik.

1. Skala numerik adalah skala yang ditampilkan dengan simbol angka. Contoh: Skala 1:2.000
Pengertiannya: 1 cm di peta sama dengan 2.000 cm (20 m) di lapangan.
2. Skala grafik adalah skala yang ditampilkan dalam bentuk grafik/gambar yang menyatakan
perbandingan panjang ukuran di peta dengan ukuran sebenarnya di lapangan. Contoh; Skala
1:100.

Besaran rasio skala pada gambar bakal menilai tingkat keakuratan dan kejelasan dari gambar
tersebut. Penggunaan skala gambar yang besar (misalnya skala 1: 10 atau 1 : 20) memiliki
dominan yang semakin jelas dan detail. Di samping itu, bisa dilengkapi dengan informasi
yang menyeluruh tentang gambar itu berupa notasi-notasi gambar. Penggunaan rasio skala
guna jenis gambar bisa berbeda-beda, cocok dengan tingkat keperluan gambar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai