Anda di halaman 1dari 6

dalam ujian-Nya.

Ada yang diuji dengan kegemerlapan dan kekayaan


harta, ada yang diuji dengan kekurangan uang. Ada yang dicoba dengan
jabatan. Ada pula yang diuji dengan kondisi keluarga. Dan masih
banyak lagi ujian-ujian lainnya.
Namun demikian, jarang dari kita yang sadar bahwa segala
fenomena di sekitar kita pada hakikatnya adalah cobaan yang berfungsi
sebagai ujian kehidupan. Bagaimanakah seseorang menyelesaikan
ujiannya? Bagaimanakah proses penyelesian itu. Sebagaian dari kita
melenggang menyelesaikan ujian dengan caranya sendiri. Dan sebagian
Hadirin Jama’ah Juma’ah Rahimakumullah yang lain menyelesaikan ujian sesuai dengan petunjuk dan aturan
syariah. Dan ada lagi yang malah menikmati ujian itu dengan
Marilah dalam kesempatan ini kita bersama meniti ketaqwaan kita dan membiarkannya tanpa ada usaha penyelesaian.
menigkatkannya sehingga kwalitas hidup ini semkin membaik.
Sesungguhnya ketaqwaan itu adalah baro mater kesuksesan hidup ini. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dan hendaklah kita semua tetap berpegang kepada norma-norma syariat
yang diajarkan Rasulullah saw. Sebagaimana beliau ajarkan pula cara Hadits yang disebutkan di atas dengan jelas mengkatagorikan dua
bersabar menghadapi kehidupan ini. kelompok yang berbeda dalam penyelesaian ujian dan cobaan. Satu
kelompok menghadapi cobaan itu dengan kesabaran dan satu kelompok
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah menghadapinya dengan kerelaan. Mereka yang mampu menghadapi
dengan kesabaran itulah para mujtaba dan mereka yang menghadapi
Tema khutbah jum’ah kali ini sebenarnya bersumber dari sebuah hadits dengan kerelaan itulah musthafa.
pendek yang berbunyi: Secara teoritis istilah musthafa hanya layak disandang oleh
Rasulullah saw. Dialah Nurul Musthafa cahaya pilihan, dialaha habibil
musthafa, sayyidil musthafa, nabiyyil musthafa. Hanya Rasulullah saw
lah al-musthafa. Manusia sempurna yang rela di lempar kotoran unta
jika Allah swt mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya. kalau oleh kaumnya sendiri padahal dia memiliki pilihan untuk membalasnya
orang itu sabar, maka Allah swt akan menjadikannya orang mulia sebagaimana ditawarkan oleh Jibril. Dialah nabi kita Muhammad saw
(mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah swt akan menjadikannya yang rela menggembala kambing padahal dia adalah manusia paling
sebagai orang pilihan yang istimewa (musthafa). berwibawa. Dia lah manusia yang rela diusir dari tanah airnya sendiri
dalam hijrahnya menuju Madinah. Dialah yang rela menahan tentara
Jika diperhatikan dengan seksama maka sesungguhnya Allah untuk tidak menyerang Mekah dan memilihi perjanjian Hudzibiyyah.
swt mencintai kita. Hampir semua umat muslim di dunia ini selalu Sungguh al-Musthafa memang hanya layak disandang olehnya.
Kemampuannya menanggung pengorbanan dan penghinaan padahal di Sabar terhadap sesuatu yang diupayakan adalah sabar dalam
satu sisi telah tersedia untuknya kemampuan melakukan perlawanan. meniti syariat yang diperintahkan Allah swt. dan menghindarkan diri
dari larangannya. Diantara sabar dalam konteks ini adalah selalu
Jama’ah jum’ah yang berbahagia menekuni fardhu yang lima pada setiap awal waktu. Bersabar
menjalankan shalat sunnah dhuha, meskipun kondisi ekonomi belum
Jika al-musthafa hanya layak untuk junjungan kita, Rasulullah menandakan perubahan. Tetap menadhulukan shalat berjama’ah
saw maka sebagai umatnya tidaklah berlebihan jika kita ingin meskipun teman sekitar mengajak makan siang. Ataupun juga berusaha
meneladaninya dengan berusaha menjadi al-mu’min al-mujtaba. Al- menolak ajakan rekan untuk mencari kesenangan. Berusaha
mujtaba sebagaimana dalam konteks hadits di atas adalah orang yang menghindarkan diri dari berjumpa kemaksiatan dan juga memilih hidup
sabar dalam menghadapi ujian kehidupan. Sabar memiiki banyak tetap sederhana dari pada berfoya-foya.
rujukan kalimat dan makna. Seorang sufi mendefinisikan Sabar sebagai Mengenai hal ini kisah kesabaran Nabi Ibrahim dalam
sebuah ketahanan diri menghadapi keadaan tanpa merasa gusar, tidak menyembelih anaknya merupakah tamsil yang sesuai. Bagaimana nabi
mengeluh apalagi bercerita kepada sesama. Baik keadaan itu senang Ibrahim sabar mentaati perintah Allah, dan Nabi Ismail sabar
ataupun susah. Al-Junaid al-baghdadi berkata dalam Risalah menghadapi hal yang tidak diinginkannya.
Qusyairiyah sabar adalah meneguk kepahitan tanpa wajah cemberut
“ ‫ ”تعبيس بغير المرارة تجرع‬. Sementara Abu Usman berpendapat bahwa Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-
sabar adalah menjalani cobaan dengan sikap yang sama dengan sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat
menjalani kenikmatan. dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
Demikian, karena pada hakikatnya cobaan itu tidak hanya berbentuk diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
kesulitan, namun kesenangan dan kebahagiaan juga sebuah ujian, orang-orang yang sabar."
kemasyhuran dan kehinaan juga cobaan.
Sementara sabar terhadap apa yang tidak diupayakan adalah
Karena itu Ibn Abbas berkata sebagaimana dikutip oleh Imam mengkondisikan diri tetap segar, bugar dan berseri menghadapi segala
Ghazali dalam Ihya ulumuddinbahwa sabar menurut al-Qur’an hanya yang telah ditentukan oleh Allah swt.
ada tiga macam. Pertama, sabar kepada kewajiban-kewajiban
Allah. Kedua, sabar menghindar dari larangan Allah swt. Ketiga, sabar
terhadap musibah Allah swt. dan kesabaran ketiga inilah yang memiliki
derajat paling luhur. Dari ketiga bentuk ini Imam al-Qusyairi dalam
kitabnya meyebutkan bahwa sabar ada dua macam, yaitu sabar terhadap
sesuatu yang sedang diupayakan dan sabar terhadap sesuatu yang ada
tanpa diupayakan.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia

Semoga kita menjadi bagian orang-orang yang sabar. Orang-orang yang


tidak mudah mengeluh, kecuali hanya pada Allah. Orang-orang yang
selalu bermuka riang dan orang-orang yang tidak mudah putus asa.
Itulah tanda-tanda orang bersabar. Rasulullah saw sendiri pernah
berkata ketika ditanyakan masalah iman kepanya, beliau menjawab:

Iman adalah keteguhan hati dalam bersabar dan murah hati

Dan yang pasti Allah swt telah meyiapkan posisi orang-orang sabar di
atas standard dengan tiga ratus derajat untuk mereka yang sabar
beribadah, enam ratus derajat untuk mereka yang sabar menghindar dari
ma’shiat dan sembilan ratus derajat bagi mereka yang sabar atas
musibah. Sebagaimana dijelaskan dalam an-Nahl ayat 96 :

Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang


yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan

Demikianlah khutbah jum’ah kali ini, somoga dapat memberikan


inspirasi kepada kita semua. Renungkanlah bagaimana kesabaran
menjadi jalan alternatif dalam menyelasaikan kehidupan manusia.
wassallam, dan kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya
sampai hari kiamat kelak.
Tidak lupa pada kesempatan yang berbahagia ini,
melalui mimbar jum’at yang mulia ini khatib mewasiati diri
dan jama’ah sekalian untuk selalu meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah, dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya.
Sesungguhnya ketaqwaanlah sebaik-baik bekal baik di dunia
maupun akhirat.
Allah berfirman,

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah


takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal. (Al Baqarah: 197)

Dalam sebuah hadistnya Rasulullah


Hadirin Sidang jumat rohimakumullah… bersabda, Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung
Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah atas penutupnya [HR Bukhari no. 6012]. Untuk itu pada
segala nikmatNya. Kita bersyukur telah melewati sebagian kesempatan berbahagia ini khatib ingin menyampaikan
besar dari bulan yang mulia, yaitu bulan Ramadhan. Bulan beberapa nasehat yang hendaknya diperhatikan kaum
yang memiliki begitu banyak keutamaan dan disyariatkan di muslimin di penghujung bulan yang mulia ini
dalamnya berbagai macam ibadah yang mulia. Semoga Allah
menerima segala amal kebaikan kita di dalamnya, baik berupa Pertama, Meningkatkan Ibadah
puasa, qiyamul lail, qiraatil qur’an, shadaqah dan amalan Kegiatan Rasulullah saat diawal bulan Ramadhan sama
yang lainnya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah seperti bulan-bulan sebelumnya, tetapi begitu memasuki
pada panutan kita, Nabi Muhammad, shalallahu ‘alaihi supuluh hari terahir di bulan Ramadhan beliau mulai
mengikatkan tali pinggangnya (bersungguh-sungguh)
beribadah dalam ibadah. Beliau iktikaf, qiyamul lail dan Allah dan sesuai tuntunan Rasulullah. Untuk itu hendaknya
melakukan amalan lainnya. Aisyah radhiyallahu ‘anhu kita berusaha menghidupkan tuntunan Rasulullah dalam
berkata, “Bahwasanya Rasulullah apabila masuk kesepuluh segala hal. Berikut secara ringkas tuntunan Rasulullah di
hari terakhir, beliau mengencangkan kain sarungnya, penghujung Ramadhan dan saat berhari raya.
menghidupkan malamnya, dan membangunkan
keluarganya.” (HR. Muttafaq’alaihi)

Kedua, Istiqomah
Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah Tuntunan Rasulullah di saat Hari Raya Iedul Fitri
adalah amalan yang istiqomah [HR Muslim no. 783]. Jangan Pertama, Banyak mengucapkan takbir, terutama saat
sampai menjadikan amalan Ramadhan hanya sebagai amalan keluar dari rumah menuju mushola (tanah lapang) sampai
musiman. Dengan berakhirnya Ramadhan bukan berarti shalat ied dilaksanakan. berfirman,
berakhir pula segala amalan kita. Hendaknya kita senantiasa
menjaga shalat dan ibadah kita lainnya baik yang wajib
maupun yang sunnah. Masih banyak puasa sunnah di luar
ramadhan seperti puasa syawal, 3 hari tiap bulan, senin kamis Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
dan lainnya. Semoga kita senantiasa beribadah sampai yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-
datangnya ajal. Allah berfirman, “Dan sembahlah Rabbmu Baqarah: 185)
sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (Al Hijr: 99) Kedua, Bersuci dengan mandi untuk hari raya,
berdasarkan atsar dari Ibnu Umar
Ketiga, Menghidupkan Tuntunan Rasulullah Ketiga, Makan pada hari raya ‘Idul Fitri sebelum
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi melaksanakan sholat, hal ini berdasarkan hadits dari Anas bin
Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam, karena ia adalah Malik beliau berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
qudwah hasanah kita dalam segala hal. Allah berfirman yang wa sallam tidak berangkat pada hari ‘Idul Fitri sampai
artinya “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu beliau memakan beberapa butir kurma.” (HR. Bukhari)
suri teladan yang baik bagimu. (al Ahzab: 21) Keempat, berhias dan mempercantik diri dengan
Dan juga karena semua amalan hanya akan diterima memakai pakaian yang terbaik yang ada serta memakai
jika memenuhi dua syarat yaitu ikhlash kepada minyak wangi dan bersiwak
Kelima, disunahkan berangkat dengan berjalan kaki,
tenang dan santai ke musholla, dan pulang melewati jalan
yang lain [HR. Bukhari no 986]
Keenam, Menampakkan kebahagiaan di hari raya.
Berdasarkan hadist riwayat Bukhari dan Muslim, dimana
Rasulullah berkata pada Abu Bakar, “Wahai Abu Bakar,
setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya
kita” saat itu seolah Abu Bakar mengingkari dua anak
perempuan kecil yang bernyanyi karena bahagia di hari raya.

Demikianlah khutbah jum’ah kali ini, somoga dapat


memberikan inspirasi kepada kita semua. Renungkanlah
bagaimana kesabaran menjadi jalan alternatif dalam
menyelasaikan kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai