Anda di halaman 1dari 23

SAP PRAKTIK KLINIK

A. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Asuhan neonatus
2. Program Studi : DIII Kebidanan
3. Kode/Bobot SKS : MW2105 /4 sks
4. Semester : II (Dua)
5. Elemen Kompetensi : Neonatus
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 20 Menit
8. Pokok Bahasan : Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
9. Hari/tanggal : Juma’at, 21 Februari 2020

B. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan
teori-teori dan teknik keterampilan dasar praktik tentang bayi baru lahir dengan
benar sesuai teori. Seorang bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak
berwenang termasuk bayi baru lahir terdapat dalam Undang Undang Republik
Indonesia No. 14 Pasal 3 Tahun 2019 tentang meningkatkan mutu pendidikan
Bidan, meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan, memberikan pelindungan dan
kepastian hukum kepada Bidan dan Klien dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, terutama kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah.

C. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bayi baru lahir.

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Commented [L1]: Jumlah item harus sama dengan tujuan
pembelajaran dan deskripsi materi
1. Mahasiswa mengerti tujuan dari pemeriksaan bayi baru lahir
2. Mahasiswa mampu menentukan tempat pemeriksaan bayi baru lahir yang
benar
3. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan pemeriksaan bayi baru lahir
dengan benar, tepat, aman dan memperhatikan pencegahan infeksi
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengerti tujuan dari pemeriksaan bayi baru lahir
2. Mahasiswa mampu menentukan tempat pemeriksaan bayi baru lahir yang
benar
3. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan pemeriksaan bayi baru lahir
dengan benar, tepat, aman dan memperhatikan pencegahan infeksi

F. DESKRIPSI MATERI
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uters
2. Alat – alat yang digunakan dalam pemeriksaan bayi baru lahir
3. Langkah – langkah melakukan pemeriksaan bayi baru lahir  dijabarkan

G. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN Commented [L2]: Cukup menyebutkan satu jenis metode saja

Bed Site Teaching (BST)

H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Pasien
2. 1 Set Alat Praktik Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Bersih Steril Non-steril
1) Tempat yang 1) Bak instrument a. Bengkok
bersih 2) Handscon 1 b. Tempat Sampah
2) Alas dan baki pasang Infeksius
3) Tissue 3) Tali umbilical c. Tempat Sampah
4) Penlight 4) Tongue spatel Non-Infeksius
5) Metlin
6) Stetoskop Bayi
7) Thermometer Bayi
8) Timbangan Bayi
9) Jam Tangan/jam
dinding dengan
alat petunjuk
waktu
10) Lampu sorot
11) Cairan klorin 2
buah
12) Baskom 2 buah1
Set pakaian
pengganti bayi
(Baju, Popok,
Topi)
13) Handuk Bayi
14) Peralatan APD
Handuk Pribadi
3. Ceklist

I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Komponen Estimasi
Uraian kegiatan
langkah Waktu
Pendahuluan 1) Membuka pertemuan dengan salam 5 Menit
/Pre 2) Meminta mahasiswa membahas ulang
conference praktik yang dilakukannya
3) Menanyakan kepada mahasiswa
pengetahuan baru yang didapat selama
praktik dan relevansinya
4) Menanyakan kepada mahasiswa, langkah
mana yang ingin dilatih secara khusus dalam
praktik yang akan dikerjakan
5) Review langkah-langkah didalam penuntun
belajar yang dianggap sulit oleh mahasiswa,
yang akan dipraktiknya
6) Bersama mahasiswa menentukan tujuan
spesifik yang akan dicapai pada praktik
7) Menyampaikan kepada mahasiswa tahapan
dan waktu yang akan di lalui
8) Menekankan kepada mahasiswa pentingnya
Praktik Klinik yang akan dilakukan
Inti/ 1) Melakukan pengamatan selama mahasiswa 10 Menit
Conference melakukan keterampilan
2) Memberi dorongan positif dan saran
perbaikan saat mahasiswa melakukan
praktik
3) Merujuk pada penuntun belajar saat
mengadakan pengamatan
4) Mencatat kinerja mahasiswa kebidanan
dalam penuntun belajar selama pengamatan
5) Memperhitungkan keberadaan pasien saat
memberi umpan balik kepada mahasiswa.
6) Memberi komentar perbaikan hanya pada
saat kenyamanan dan keamanan klien
dipertaruhkan
7) Mampu menguasai diri sendiri dan
lingkungan
Penutup/ 1) Memberi salam kepada mahasiswa 5 menit
Post 2) Menanyakan pendapat mahasiswa tentang
Conference praktik yang baru saja dikerjakan
3) Meminta mahasiwa menyebutkan langkah –
langkah yang dapat dikerjakannya dengan
baik
4) Merujuk kembali kepada penuntun belajar
5) Memberi saran spesifik untuk perbaikan
6) Memberi umpan balik positif untuk langkah
– langkah yang telah dikerjakan dengan baik
oleh mahasiswa
7) Bersama mahasiswa menentukan tujuan atau
goal praktik yang akan datang
8) Menutup pertemuan & mengucapkan salam

J. PENILAIAN
1. Jenis : Unjuk Kerja (non test)
2. Bentuk : Ceklist
K. SUMBER BELAJAR
1. Dewi,Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Jakarta : Salemba Medika.
2. Hidayat, A.Aziz Alimul.2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk
Pendidikan Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
3. Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
4. Saifuddin A.B 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

Yogyakarta,…………….2019

Dosen Pengampu Mahasiswa

(Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH) (Siti Afni Zulfah)


Checklist
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Skor
No Komponen Penilaian
0 1 2
A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1 Menyiapkan alat dan bahan
2. Tempat yang bersih
3. Alat dan baki
4. Bak instrument
5. Handscoon (Sarung Tangan ) 1 pasang
6. Tali umbilical
7. Tongue spatel
8. Tisuue
9. Penlight
10. Metlin
11. Stetoskop Bayi
12. Thermometer
13. Kom tutup berisi kapas DTT
14. Kom tutup berisi air DTT
15. Bengkok
16 Pengukur panjang bayi
17 Pengukur lingkar kepala
18. Timbangan bayi
19. Jam Tangan/ Jam Dinding dengan alat penunjuk waktu
20. Lampu sorot
21. Cairan clorin 0,5%
22. Baskom 2 buah
23. Masker
24. Celemek
25. Handuk pribadi
26. Alat tenun / pakaian pengganti untuk bayi
27. Handuk Bayi
TOTAL NILAI (MAX : 26)
B. KEGIATAN PEMBUKA
27. Membaca “Bismillahhirrahmaannirrahiim” dan berdo’a sebelum
melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
C. LINGKUNGAN
28. Memastikan suhu ruangan yang hangat, kering, datar dan bersih unuk
bayi
a. Menutup pintu dan jendela
b. Mematikan AC atau kipas angina
c. Memasang sampiran (sesuai kondisi lingkungan)
D. ANAMNESA RIWAYAT : (Diperoleh dari ibu/keluarga dan melihat ke rekam
medik (status pasien)
29. Faktor lingkungan seperti daerah tempat tinggal di perkotaan
/pedesaa,pegunungan/pantai, ventilasi dan higinitas rumah, suhu udara
dan pencahayaan.
30. Faktor genetic seperti riwayat penyakit keturunan, penyakit sistemik,
penyakit menulas, kelainan kongenital, kecacatan di keluarga dan
riayat bayi kembar.
31. Faktor social seperti anak yang diharpkan, dari berapa saudara,
bagaimana penerimaan keluarga dan masyarakat
32. Faktor ibu dan perinatal seperti riwayat kesehatan saat hamil milai dari
kehamilan 28 minggu (keadaan ibu dan janin), pemeriksaan kehamilan
dimana dan berapa kali, apakah persalinan cukup bulan/tidak, riwayat
persalinan norma/dengan tindakan, stautus gizi dan kondisi psikologis
33. Faktor neonatal seperti bersalin dimana, oleh siapa, kapan waktunya,
jenis persalinan, apakah ada trauma persalinan, warna air ketuban,
jenis kelamin, BB dan PB waktu lahir, APGAR score, riwayat
menyusu, riwayat BAB dan BAK
E. MELAKUKAN INFORMED CONSENT
34. Memberitahu prosedur pemeriksaan pada orang tua bayi dan meminta
orang tua untuk melihat pemeriksaan
F. PERSIAPAN DIRI
35. Memakai celemek lalu melakukan cuci tangan efektif 6 langkah
dengan sabun dan air mengalir, lepaskan perhiasan yang dipakai.
Keringkan tangan dengan handuk (pribadi) yang bersih dan kering
36. Memakai sarung tangan.
G. KEADAAN UMUM
37. Ukuran keseluruhan tubuh meliputi keadaan umum mulai dari kepala,
badan, ekstermitas dan lihat kesimetrisannya.
38. Tonus otot dan tingkat aktivitas (bayi sehat akan bergerak akatif)
39. Warna kulit bayi (wajah, bibir dan selaput lendir, serta dada harus
berwarna merah muda, tanpa adanya bintik – bintik kemerahan/bisul)
40. Tangis bayi (apakah melengking/merintih/normal)
H. PEMERIKSAAN TANDA VITAL DAN ANTROPOMETRI
41. Berat badan. Timbang bayi menggunakan pakaian/selimut. Berat bayi
adalah hasil timbangan dikurangi berat pakaian. Pastikan jarum
timbangan sudah dikalibrasi ke angka nol. (Normal untuk bayi cukup
bulan 2500 – 4000 gram)
42. Panjang Badan. Baringkan bayi di tempat pengukuran panjang badan
bayi, secara perlahan didekatkan kepala bayi ke ujung papan lalu
luruskan kaki bayi dan rapatkan alat pengukur. (Normal 45-53 cm)
43. Suhu Axila. (Normal 36,5 – 37,50C)
44. Bunyi Jantung bayi (Normal 120 – 160 x/menit)
45. Mendengarkan bunyi nafas (Normal 30 – 60 x/menit)
I. PEMERIKSAAN KEPALA (Lihat & Raba bagian kepala)
46. Kesimetrisan bentuk kepala (kepala bayi terkadangasimetris karen
aproses persalinan yang akan hilang dalam 48 jam)
47. Apakah ada pembengkakan/abnormalitas
48. Fontariel anterior (ubun-ubun besar) rasa/tidak menonjol, dapat teraba
sedikit menonjol pada saat bayi menangis
49. Sutura sagitalis dan molase
50. Caput Succedaneum, Cephalhematoma dan Lesa/luka
51. Ukuran lingkar kepala
b. Circumferential fronto occipitalis, ukur dari frontalis kea rah
occipitalis kembali ke frontalis (Normal 34 cm)
c. Circumferential suboccipito bregmatica: diukur mulai dari
bregmatica (ubun-ubun besar) kea rah suboccipitalis kembali kea
rah bregmatica (Normal 32 cm)
d. Circumferential mentooccipitalis: ukur mulai dari mento (dagu) kea
rah occipitalis kemudian kea rah mento (dagu) (Normal 35 cm)
J. PEMERIKSAAN MATA
52. Inspeksi: Kesimetrisan, konjungtiva, sclera, pengeluaran cairan atau
pus
53. Bersihkan kedua mata bayi dengan kapas, bersihkan dari sudut luar
mata kea rah pangkal mata dekat dengan hidung
54. Bukalah mata bayi dengan kedua tangan, lihat apakah ada:
b. Tanda – tanda infeksi/pus
c. Pendarahan kornea
d. Konjungtiva merah muda dan mengkilap/tidak anemis
e. Reflex pupil dan reflex labirin (mengedip) dengan cara menyentuh
mata bayi saat terbuka/menyentuh kelopak mat ajika bayi
tertutup/dengan memberikan cahaya
55. Memeriksa reflex labirin dan reflex pupil
K. PEMERIKSAAN TELINGA
56. Inspeksi: periksa hubungan letak telinga dengan mata. Lihat apakah
telinda dan mata berada pada sat ugaris lurus
57. Kelengkapan telinga
58. Pengeluaran cairan/pus dan kelainan lainnya
L. PEMERIKSAAN HIDUNG
59. Inspeksi: Periksa kebersihan d=hidung, pernapasan cuping hidung,
pengeluaran cairan/kotoran
60. Palpasi: Raba kontur hidung
M. PEMERIKSAAN MULUT
61. Inspeksi: kesimetrisan, warna dan kelenturan bibir
62. Periksa bibir dan langit – langit, amati apakah ada bibir sumbing
(labioskiziz), pada langit – langit (palatoskiziz) atau keduanya
(labiopalatoskiziz)
63. Periksa reflex rooting (mencari), reflex sucking (menghisap) dan
reflex swallowing (menelan)
N. PEMERIKSAAN LEHER
64. Inspeksi: Lihat pada daerah bayi, apakah :
a. Gerakan leher bayi bebas ke semua arah dan lihat apakah bayi
menunjukkan rasa sakit/tidak
b. Ada distensi vena yang menunjukkan adanya kesulitan pernafasan
c. Ada pembengkakakn/tidak yang menunjukkan infeksi
tenggorokan atau mulut
65. Palpasi: kelenjar getah bening dan tiroid serta
pembengkakan/benjolan/massa, ven ajuularis
66. Reflex tonic neck
O. PEMERIKSAAN DADA
67. Lihat bentuk dada, kesimetrisan, kebersihan, pengeluaran pada
payudara dan putting susu bayi
68. Lihat gerakan pernafasan di dada dan perut, pastkan tidak ada retraksi
dinding dada bawah (dada Tarik ke dalam)
69. Ukur lingkar dada (Normal: 32 – 34 cm atau kurang 1 – 2 cm dari
ukuran kepala)
P. PEMERIKSAAN BAHU, LENGAN DAN TANGAN
70. Periksa kesimetrisan bentuk dan ukuran serta hitung jumlah jari tangan
71. Raba apakah ada fraktur, luka dan pembengkakan/massa
72. Pergerakan apakah normal/tidak
73. Refleks grapsping (menggenggam)
Q. SISTEM SARAF
74. Refleks moro (lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu
pemeriksa bertepuk tangan)
R. PEMERIKSAAN PERUT
75. Inspeksi: kesimterisan, penonjulan sekitar tali pusat pada saat bayi
menangis, perdarahan cairan/pus pada tali pusat dan kemerahan pada
kulit sekitar tali pusat
76. Raba pada bagian perut seperti pembengkakan/ benjolan/ kembung/
massa, normalnya perut bayi terasa lemas
S. PEMERIKSAAN ALAT GENETALIA
77. Inspeksi: kesimetrisan bentuk
78. Periksa kebersihan apakah ada pengeluaran cairan/ darah/ pus/
perlukaan/ massa (bersihkan alat genetalia dengan menggunakan
kapas DTT
79. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAK
80. Kelamin laki – laki :
a. Dua testis dalam skrotum
b. Penis berlubang pada ujung
Kelamin perempuan :
a. Labia mayora menutupi labia minora
b. Uretra dan vagina berlubang
T. PEMERIKSAAN TUNGKAI DAN KAKI
81. Inspeksi: kesimetrisan, pergerakan normal/tidak
82. Periksa apakah ada fraktur/ lesi/ massa dan kelengkapan jumlah
jari/kelainan
83. Tanda klik (kaki bayi ditekuk kearah perut) *Bila ada indikasi
84. Reflex Babinski dan reflex walking
85. Balikan bayi dengan hati – hati dan pastikan bayi tersanggah dengan
baik
86. Periksa pembengkakan/ cekungan pad atulang punggung
87. Raba keadaan tulang belakang normalnya kulit terlihat utuh dan tidak
terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang/ kelainan
lainnnya
U. PEMERIKSAAN ANUS
88. Lihat apakah anus berlubang/ tidak, hindari memasukkan alat/ jari ke
dalam anus
89. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAB (Normalnya bayi telah
BAB dalam 24 jam pertama/setelah lahir)
V. PEMERIKSAAN KULIT
90. Periksa warna kulit kemerahan/kebiruan (sianosis)
91. Verniks (tidak perlu dibersihkan), lanugo
92. Pembengkakan akibat cidera
93. Apakah ada tanda lahir seperti
a. Strawberry Naevus berwarna merah cerah, muncul di bagian
tubuh. Umumnya membesar di bulan – bulan pertama
b. Portwine Stain muncul di wajah dan tubuh dengan warna merah
keunguan, bersifat tetap, namun bisa disamarkan dengan make up
atau dihilangkan dengan bedah plastic saat anak mencapai usia
balita
c. Monoglia Spot/bercak berwarna gelap (biru memar, abu – abu
kehitaman0 memudar pada beberapa tahun pertama tapi
kemungkinan menetap hingga dewasa, berukuran sangat besar
dan sangat mirip dengan tanda lebam, umumnya terdapat pada
sisi punggung bawah, paha belakang, kaki, punggung atas dan
bahu
d. Bercak café-au-lait berbentuk bitnik berwarna cokelat muda atau
tua seperti kopi susu, berbentuknya tidak teratur dengan ukran
mencapai 5 mm, muncul di seluruh bagian tubuh dan umumnya
bersifat menetap
e. Nevus Flammeus (perwanaan Anggur Pot) berwarna merah
keunguan tampak pada saat lahir sebagai lesi (bercak) berwarna
merah muda/ungu kemerahan yang datar atau sedikit menonjol,
dapat permanen
f. Hemangioma Strawberry muncul saat lahir/minggu pertama
pascalahir, berukuran sekecil titik sampai sebesar alas gelas,
lunak dan menonjol serta berwarna seperti bauh strawberry,
hilang sama sekali saat berusia 5 – 10 tahun
g. Hemangioma Cavernos benjolan berwarna kebiruan/merah
kebiruan, tampak seperti rata, tak menonjol, menghilang tanpa
meninggalkan bekas atau meninggalkan jaringan parut atau
jaringan sisa sampai usia 12 tahun.
94. Pakaikan lagi pakaian bayi dengan lembut dan hati – hati
95. Membuka sarung tangan dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
96. Mencuci tangan 6 langkah efektif dan keringkan dengan kain yang
bersih dan kering
97. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada orang tua bayi
98. Memberikan asuhan kepada orang tua bayi, mengenai hal – hal yang
harus diperhatikan pada bayi, meliputi :
a. Menjaga kehangatan bayi
b. Perawatan tali pusat
c. ASI Ekslusif
d. Tanda bahaya pada bayi dan rujukan
e. Kebersihan bayi
f. Menjemur bayi
g. Kebersihan bayi
h. Pijat bayi
i. Menjaga keamanan bayi
j. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
k. Kunjungan ulang
99. Membereskan alat – alat dan disusun kembali dalam keadaan bersih
dan lengkap
100 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan atau lengkapi catatan medis,
dengan secara rinci :
a. Kondisi bayi
b. Imunisasi yang diberikan, jika ada
c. Keterangan Rujuk apabila dirujuk
JUMLAH (MAX : 74)
TOTAL (MAX : 100)

Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Jumlah total
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 100
100

Nilai ≥ 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai ≤ 70, mahasiswa dinyatakan tidak lulus

Yogyakarta, ........................
Penguji,

(………………………………….)
JOB SHEET
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

No. LANGKAH GAMBAR


1. Melakukan inform consent:
Memberitahukan dan menjelaskan pada ibu atau
keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan

2. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi:


faktor genetik, faktor lingkungan sosial, faktor
ibu dan perinatal, faktor neonatal
3. Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
(memastikan kelengkapan alat)

4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air


mengalir, keringkan dengan handuk bersih, lalu
menggunakan sarung tangan bersih

5. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam


keadaan sehat
- Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan
bayi (jarak lampu sorot dengan bayi + 60 cm
- AC dan kipas angin tidak boleh dihidupkan
6. Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat
tidur (upayakan tempat untuk pemeriksaan aman,
menghindari bayi terjatuh), dan atur posisi bayi
dalam keadaan telentang

7. Mengkaji keadaan umum bayi secara


keseluruhan
- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh
vernik kaseosa
- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah
muda / biru
- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak
bebas / fleksi
- Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran
atau tarikan dada
PENGUKURAN ANTROPOMETERI
8. Melakukan penimbangan (berat badan):
- Letakan kain atau kertas pelindung dan atur
skala timbangan ke titik nol sebelum
penimbangan
- Hasil timbangan dikurangi dengan berat alas
dan pembungkus bayi
- Normal: 2500-4000 gram
9. Melakukan pengukuran panjang badan:
- Letakan bayi di tempat yang datar
- Ukur panjang bayi menggunakan alat
pengikur panjang badan dari kepala sampai
tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan
- Normal: 49-50 cm
10. Mengukur lingkar kepala
- Cara: mengukur kepala pada diameter
terbesar yaitu frontali- oksipitalis
- Jika terdapat caput suksedanium, dapat
dilakukan hari ke-2 atau ke-3
- Normal: 33-35 cm

11. Mengukur lingkar dada


- Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua putting susu)
- Normal: 30-38 cm
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
12. Pemeriksaan suhu bayi
- Dilakukan di aksila, 5-10 menit
- Suhu normal bayi 36,5-37,20 C

13. Pemantauan denyut jantung bayi


- Memperhatikan keteraturan denyut jantung
bayi, hitung frekuensinya selama 1 menit
penuh
- Denyut jantung normal 120-160 x/mt

14. Pemantauan pernafasan bayi


- Menghitung pernafasan bayi selama 1 menit
penuh
- Memantau adanya apnu dan dengarkan
suara nafas
- Memperhatikan tarikan dada bayi
- Pernafas normal = 40-60 x/mnt
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
15. Melakukan pemeriksaan kepala
- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel,
apakah ukuran dan tampilannya normal
- Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali
- Periksa adanya tauma kelahiran misalnya;
caput suksedaneum, cephal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang
tengkorak
- Perhatikan adanya kelainan kongenital
seperti: anensefali, mikrosefali
16. Melakukan pemeriksaan mata
- Periksa jumlah, posisi atau letak mata
- Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi
mata yang belum sempurna
- Periksa adanya glaukoma kongenital,
mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
- Periksa adanya trauma seperti palpebra,
perdarahan konjungtiva atau retina
- Periksa adanya sekret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan
- Periksa keadaan sclera, apakah nampak
gejala icterus atau tidak
- Kaji eyeblink reflex: refleks gerakan seperti
menutup dan mengejapkan mata, jika bayi
terkena sinar atau hembusan angin, matanya
akan menutupatau dia akan mengerjapkan
Matanya
17. Memeriksa telinga
- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan
posisinya (simetris atau tidak)
- Pada bayi cukup bulan, tulang rawansudah
matang
- Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas di bagian atas
- Perhatikan letak daun telinga, daun telinga
yang letaknya rendah (low set ears) terdapat
pada bayi yangmengalami sindrom tertentu
(Pierre-robin)
18. Periksa hidung
- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi
cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm
- Bayi harus bernapas dengan hidung, jika
melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas
akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
- Periksa adanya sekret mukopurulen yang
terkadang berdarah , hal ini kemungkinan
adanya sifilis congenital
- Periksa adanya pernapasa cuping hidung,
jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan
19. Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut
- Kaji bentuk bibir apakah simetris atau tidak
- Perhatikan daerah langit-langit mulut dan
bibir jika ada bibir sumbing
- Perhatikan jika ada bercak putih pada gusi
maupun palatum
- Kaji reflex rooting (mencari putting susu),
reflex sucking/menghisap dan reflex
swallowing /menelan
20. Melakukan pemeriksaan leher
- Leher bayi biasanya pendek dan harus
diperiksa kesimetrisannya
- Pergerakannya harus baik, jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher
- Periksa adanya trauma leher yang dapat
menyebabkan kerusakan pada fleksus
brakhialis
- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan/pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis
21. Melakukan periksa dada
- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat
bernapas, pernapasan yang normal dinding
dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan, tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu diperhatikan
- Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah
terbentuk dengan baik dan tampak simetris,
cek pengeluarannya
- Payudara dapat tampak membesar tetapi ini
normal
22. Memeriksa bahu, lengan, tangan
- Kedua lengan harus sama panjang, periksa
dengan cara meluruskan kedua lengan ke
bawah
- Periksa jumlah jari, perhatikan
adanyapolidaktili atau sidaktili
- Telapak tangan harus dapat terbuka, garis
tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas kromosom, seperti
trisomi 21
- Periksa adanya paronisia pada kuku yang
dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan
- Kaji refleks moro dan kemungkinan adanya
fraktur: bayi akan mengembangkan
tanganya ke samping dan melebarkan jari-
jarinya kemudian menarik tangannya
kembali dengan cepat seperti ingin memeluk
seseorang
- Kaji refleks palmar grasping/menggenggam:
timbul bila kita mengoreskan jari melalui
bagian dalam atau meletakkan jari kita pada
telapak tangan bayi, jari-jari bayi akan
melingkar ke dalam seolah memegangi
suatu benda dengan kuat
23. Memeriksa abdomen
- Amati tali pusat: pada tali pusat, terdapat 2
arteri dan 1 vena
- Observasi pergerakan abdomen, abdomen
tampak bulat dan bergerak serentak dengan
pergerakan dada sat bernafas
- Raba abdomen untuk memeriksa adanya
massa
- Melihat dan meraba bentuk abdomen: raba
apakah ada massa abnormal, bentuk perut
sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika, bentuk abdomen yang # Tonus otot yang baik : semua
membuncit kemungkinan karena hepato- ekstrimitas fleksi
splenomegali atau tumor lainnya
24. Memeriksa genetalia Bayi laki-laki:
- Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm
dan lebar 1-1,3 cm
- Periksa posisi lubang uretra (normal berada
pada ujung penis), prepusium tidak boleh
ditarik karena akan menyebabkan fimosis
- Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan
jumlah testis ada dua (bayi cukup bulan
testis sudah turun di skrotum)
Bayi perempuan:
- Pada bayi cukup bulan labia mayora telah
menutupi labia minora
- Pastikan lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina
- Terkadang tampak adanya sekret berwarna
putih atau berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu
(withdrawl bedding)
25. Memeriksa tungkai dan kaki
- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki
- Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan, juga
hitung jumlah jari-jari kaki
- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas,
kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya
trauma, misalnya fraktur, kerusakan
neurologis
- Mengkaji refleks Babinski: dengan
mengusap / menekan bagian menonjol dari
dasar jari di telapak kaki bayi keatas dan
jari-jari membuka
26. Periksa spinal/punggung
- Periksa spina dengan cara menelungkupkan
bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida, pembengkakan, lesung
atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula
spinalis atau kolumna vertebra
27. Periksa anus dan rectum
- Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji
posisinya
- Mekonium secara umum keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar
kemungkinan adanya mekonium plug
syndrom, megakolon atau obstruksi saluran
pencernaan

28. Memeriksa kulit


- Perhatikan kondisi kulit bayi: warna, ruam,
pembengkakan, tanda-tanda infeksi
- Periksa adanya bercak atau tanda lahir
- Perhatikan adanya vernik kaseosa
- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang
banyak terdapat pada bayi kurang bulan
29. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan
dan memberinya konseling

30. Merapihkan bayi dan memberikan pada


keluarganya kembali

31. Membereskan alat dan bahan yang telah


digunakan, serta membuang sisa alat disposible
ke safety box.

32. Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan


dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih

33. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah


dilakukan
SOAL VIGNETTE
1. Bayi L lahir spontan 1 jam yang lalu, aktif, BB 2200 gram PB 48 cm RR 40 x/menit,
dengan usia kehamilan saat lahir 36 minggu. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan
kelainan.
Apakah kategori bayi R dilihat dari usia kehamilan dan berat badan lahir ?
A. Matur
B. Dismatur
C. Serotinus
D. Post matur
E. Prematur

2. Ny. A baru saja melahirkan di BPM Bidan A, bayi lahir menangis kuat, warna kulit
merah, gerak aktif, BBL 2900 gram kemudian memotong tali pusat, diikat kemudian
diletakkan diatas dada ibu.
Apakah asuhan yang dilakukan selanjutnya?
A. Dibersihkan vernik
B. Memandikan bayi
C. Mengeringkan bayi
D. Menghangatkan bayi
E. Inisiasi menyusu dini

3. Bayi W baru lahir 15 menit yang lalu, dengan nilai apgar 9 sudah dilakukan langkah awal
kemudian dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada mata dengan menggunakan
eritromicin.
Berapakah dosis pemberian salep mata eritromicin yang diberikan pada bayi W tersebut?
A. 0,01%
B. 0,05%
C. 0,1%
D. 0,5%
E. 1%

4. Bayi Ny. U lahir aterm di rumah dengan berat badan lahir 3000 gram. Panjang badan
lahir 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lahir secara spontan. Setelah umur 2 hari ibunya
membawa ke polindes untuk diperiksa karena seluruh tubuhnya teraba dingin, pada
pemeriksaan didapatkan suhu 34,8 derajat celcius, gerakan kurang normal, terdapat
sklerema.
Apakah asuhan yang paling tepat yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Rujuk
B. Metode kanguru
C. Mencegah infeksi
D. Pemberian cairan
E. Merawat tali pusat

5. Bayi Ny. K lahir spontan aterm di BPM Bidan Y dengan BB 3200 gram dan PB 49 cm,
dengan apgar skor 8. Pada saat dilakukan penimbangan bayi Ny. K terjadi adaptasi suhu
ruangan.
Apakah jenis adaptasi suhu ruangan yang dialami oleh Bayi Ny. K pada saat panas yang
hilang melalui proses penguapan kepada kecepatan dan kelembaban udara?
A. Konduksi
B. Konveksi
C. Evaporasi
D. Radiasi
E. Hipotermi

SOAL ESSAY
1. Sebutkan dan berikan contoh adaptasi suhu pada bayi baru lahir!
2. Sebutkan tanda – tanda bahaya bayi baru lahir!
3. Apa saja yang diperhatikan pada faktor lingkunga ketika pemeriksaan bayi baru lahir?
KUNCI JAWABAN
SOAL VIGNETTE
1. E. Prematur
2. E. Inisiasi menyusu dini
3. E. 1%
4. B. Metode kanguru
5. C. Evaporasi

ESSAY
1. Jawaban :
a. Konduksi,panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda disekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi.
b. Konveksi, panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak
Contohnya : membiarkan bayi terlentang di ruang yang relative dingin.
c. Radiasi, panas dipancarkan dari tubuh bayi, keluar tubuhnya ke lingkunan yang lebih
dinginn Contohnya : bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang
d. Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan kepada kecepatan dan
kelembaban udara. Contohnya : bayi baru lahir yang tidak dikeringkan dari cairan
amonium.

2. Jawaban :
a. Letargi ( tidur terus sehingga tidak menyusu)
b. Demam atau hipotermia
c. Tidak BAB selama 3 hari (kemungkinan anus tidak mempunyai lobang)
d. Sianosis pada kulit atau bibir
e. Kesulitan bernafas
f. Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lendir/darah

3. Jawaban :
a. Menutup pintu dan jendela
b. Mematikan AC atau kipas angin
Memasang sampiran (sesuai kondisi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai