Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR INTRACRANIAL

I. KONSEP DASAR MEDIS


A. Pengertian
Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna.Tumor intracranial
dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok
umur.Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu
muncul.
Tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang yang
timbul didalam rongga tengkorak baik didalam kompartemen
supratentotrial maupun infratentorial.
Klasifikasi tumor otak dapat diklasifikasikan sebaigai berikut :
1. Berdasarkan Jenis Tumor
a) Jinak : acoustic neuroma, meningioma, pitury adenoma,
astrocytoma (grade 1)
b) Malignant : astrocytoma ( grade 2,3,4), oligodendroglimo,
apendymoma
2. Berdasarkan lokasi
Tumor Intradural
a) Ekstramedular : cleurofibroma, meningima, hemangioblastoma,
apendymoma, astrocytoma

Tumor Ekstradural
a) Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara,
prostal, tiroid, paru-paru, ginjal dan lambung

1
B. Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang
perlu ditinjau, yaitu :
1. Herediter
Riwayat Tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan
kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat
dijumpai pada anggota-anggota keluarga. Sklerosis tuberose atau
penyakit sturge-weber memperlihatkan faktor familial yang jelas.
Selain janis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada
neoplasma.
2. Sisa-sisa se embrional (embrionic cell rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-
bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi
dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional
tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnornal itu itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakraial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi
dapat memicu terjadiyasuatu giloma. Pernah dilaporkan bahwa
meningioma terjadi setelah timbulnyasuatu radiasi
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan
besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran
infeksi virus dalam proses terjadinyaneoplasma, tetapi hingga saat
ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

2
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas
dilakukan.kini telah diakui bahwa ad substansi yang karsinogenik
seperti methycholanthore.
C. Type Tumor Otak
1. Tumor intraserebral primer :
a) Glioma : Strocytoma, oligodendrogliomas, ependymomas,
medulloblastoma dan glioblastoma.
Terdapat pada jaringan konektif otak, infiltrasi terutama pada
jarinan hemisfer serebral, berkembang cepat.
2. Tumor ekstraserebral primer :
a) Meningioma.
Terdapat pada lapisan meningeal yang menutupi otak. Biasanya
beningna tapi bias berubah menjadi ganas. Bisa timbul tanda dan
gejala neurologis seperti anosmia, atropi optic, palsi ekstraokuler,
papiledema, disfungsi serebelar.
b) Tumor pituitary
Terdapat pada berbagai jaringan.
c) Neuroma.
Berasal dari sel Schwann pada saraf cranial ketiga.Mulanya
benigna kemudia berubah menjadi maligna.
d) Tumor metastase
Sel kanker menyebar ke otak via system sirkulasi, pembedahannya
sulit, dan prognosis jelek.Metastase dapat terjadi pada epidural,
meningeal atau parenkim otak.
D. Patofisiologi
Gejala tumor intracranial dapat memberikan efek local ataupun efek
general. Pada lobus frontal terjadi gangguan kepribadian, gangguan afek,
disfungsi system motor, kejang, aphasia..Pada presentral gyrus dapat
ditemukan kejang Jacksonian.Pada lobus oskipital terjadi gangguan
penglihatan, dan sakit kepala (headache). Lobus temporal bias terjadi

3
halusinasi pendengaran, penglihatan atau gustatory dan kejang psikomotor,
aphasia..Pada lobus parietal dapat ditemukan ketidakmampuan
membedakan kiri – kanan, deficit sensori (kontralateral).Ada juga yang
menekan secara langsung pada struktur saraf menyebabkan degenerasi dan
interferensi dengan sirkulasi local.Bisa timbul edem local dan jika lama
maka mempengaruhi fungsi jaringan saraf.
Suatu tumor otak sesuai type dimana-mana pada rongga cranial bias
menyebabkan peningkatan tekanan intracranial (TIK).Bila tumor berada di
ventrikel maka dapat menyebabkan obstruksi.Bila edema meningkat maka
suplay darah ke otak menurun dan karbondioksida tertahan.Pembuluh
darah dilatasi untuk meningkatkan suplay oksigen darah. Hal ini malah
akan memperberat edem.
Papilledem merupakan efek general dari peningkatan tekanan intracranial
dan sering sebagai tanda terakhir yang timbul.Kematian akibat kompresi
batang otak.
E. Manifestasi klinis
Menurut lokasi tumor :
1. Lobus frontalis : Gangguan Mental/ gangguan kepribadian ringan:
depresi, bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumentasi/
menilai benar atau tidak, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
2. Kortek presentalis posterior : kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot
wajah, lidah dan jari.
3. Lobus parasentralis : kelemahan pada ekstremitas bawah
4. Lobus oksipital : kejang, gangguan penglihatan
5. Lobus temporalis : tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik,
kelumpuhan otot wajah.
6. Lobus parietalis : hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan
lokalisasisensorik, gangguan penglihatan
7. Cerebulum: papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik,
hiperekstremitas sendi, hipotonia.

4
Tanda dan gejala umum :
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan
membungkuk
2. Kejang
3. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur,
mual,muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda
vital, afasia
4. Perubahan kepribadian
5. Gangguan memori dan alam perasaan
Trias klasik :
1. Nyeri kepala
2. Papil oedema
3. Muntah
F. Komplikasi
1. Edema serebral
2. Tekanan intracranial meningkat.
3. Herniasi otak
4. Hidrosefalus.
5. Kejang.
6. Metastase ke tempat lain.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Artegigrafi atau Ventricolugram : untuk mendeteksi kondisi patologi
pada sistem ventrikel dan cisterna.
2. CT-SCAN : dasar dalam menentukan diagnosa
3. Radiogram : memberikan informasi yang sangat berharga mengenai
struktur, penebalan dan klasifikasi: posisi kelenjar pineal yang
mengapur: dan posisi selatursika
4. Sidik otak radiaktif : memperlihatkan daerah-daerah akumulasi
abnormaldari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan
sawar daerah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat
radioaktif.

5
5. Elektroensefalongram (EEG) : memberi informasi mengenai
perubahan kepekaan neuro
6. Ekoensefalogram : memberi informasi mengenai pergeseran
kandungan intra serebral.
H. Penatalaksanaan
 Manajemen medis
Pengobatan tumor otak meliputi pembedahan, kemoterapi, radiasi atau
kombinasi ketiga – tiganya.
1. Managemen umum. Terapi radiasi dan nutrisi yang adekuat.
2. Pembedahan. Kraniotomi, kraninektomi, prosedur transpheniodal,
prosedur shunting, dan reservoir Ommaya.
3. Terapi obat. Kortikosteroid, antikonvulsan, analgesic/antipiretik,
histamine reseptor antagonis, antacids, kemoterapi sistemik.
 Tindakan keperawatan
Penanganan yang dilakukan tergantung dari keadaan tumor tersebut,
apakah masih bisa dioperasi (operable) ataupun in operable. Sebelum
dilakukan pembedahan, persiapan pre operasi harus dilakukan seperti
pemeriksaan laboratorium lengkap, tes fungsi hati, ginjal, EKG, dan
lain-lain.
1. Tindakan operatif dilakukan pada keadaan berikut, antara lain:
a. Emergensi, misalnya pasien dengan penurunan kesadaran
b. Elektif (direncanakan), misalnya pada penderita tumor otak
stadium dini
2. Tindakan operatif dengan radioterapi dan kemoterafi temozolomide
dilakukan pada kasus anaplastic oligodendroglioma (grade III),
untuk kasus dengan radio aktif Irridium192 atau lodine-125
langsung ke tumor.pada tumor dengan metastase tunggal di otak,
dilakukan tindakan operatif terhadap tumornya tetapi disertai
dengan whole brain radiotherapy(WBRT) ataupun dengan
stereotactic radio surgery (SRS). Selain itu, dilanjutkan dengan
kemoterafi.
3. Paliatif, dilakukan pada kasus-kasus yang tidak mungkin operasi.

6
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien, nama pasien, umur : kebanyakan terjadi pada usia
muda, jenis kelamin kebanyakan laki-laki,agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, suku/bangsa.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama pada umumnya klien mengalami penurunan
kesadaran baik biasanya mengeluh sakit atau nyerikepala,
pusing, mual/muntah
b) Riwayat kesehatan sekarang
1) Kaji penyebab trauma : biasanya karenakecelakaan lalu
lintas atau sebab lain tanyakan kapan, dimana, apa
penyebabnya serta bagaimana proses terjadinya trauma
2) Apakah saat trauma pingsan, disertai muntah perdarahan
atau tidak.
3) Riwayat amnesia setelah cedera kepala menunjukkan
derajat kerusakan otak.
c) Prymary survey
a. Airway apakah ada sumbatan jalan nafas seperti darah
secret lidah dan benda asing lainnya, suara nafas
normal/tidak, apakah ada kesulitan bernafas
b. Breathing : pola nafas teratur, observasi keadaan umum
dengan metode: look: liat pergerakan dad pasien, teratur,
cepat dalam atau tidak. Listen : dengarkan aliran udara yang
keluar dari hidung pasien, feel : dengarkan aliran udara
yang keluar dari hidung pasien.
c. Sirkulasi : akral hangat atau dingin, sianosis atau tidak, nadi
teraba apakah ada.
d) Secondary
a. Disability apakah terjadi penurunan kesadaran, nilai GCS,
pupil isokor, nilai kekuatan otot, kemampuan ROM.

7
b. Eksposure ada atau tidaknya trauma kepala ada atau
tidaknya luka lecetditangan atau kaki.
c. Fareinhed ada atau tidaknya trauma didaerah kepala, ada
atau tidaknya peningkatan suhu yang mendadak, demam.
e) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengalami cedera kepalaatau penyakit
persyarafan maupun sistem lain yang dapat memperburuk
keadaan klien. Riwayat trauma yang lalu hipertensi, jantung dan
sebainya.
f) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada salah satu anggota keluarga yang mengalami
penyakit hipertensi, jantung, dan sebagainya. Seperti dampak
biaya perawatan dan pengobatan yang besar.
g) Riwayat Psikososial
Bagaimana mekanisme klien terhadap penyakit dan perubahan
perannya, pola persepsi dan konsep diri sebagai rasa tidak
berdaya tidak ada harapan, mudah marah dan tidak kooperatif.
h) Tanda-tanda vital tekanan darah hipertensi bila ada peningkatan
tekanan intra cranial dan bisa normal pada keadaan yang lebih
ringan , nadi bisa jadi bradicardi, tachicardi.
3. Kepala
a. Kulit kepala
Pada trauma tumpul terdapat hematom, bengka dan nyeri tekan.
Pada luka terbuka terdapat robekan dan perdarahan
b. Wajah/Muka
Pada cedera kepala sedang, cedera kepala berat yang terjadi
contusion cerebri, terjadi mati rasa pada wajah
c. Mata
Terjadi penurunan fungsi penglihatan, refleks cahaya menurun,
keterbatasan lapang pandang, dapat terjadi perubahan ukuran pupil,
bola mata tidak dapat mengikuti perintah.

8
d. Telinga
Penurunan fungsi pendengaran pada trauma yang mengenai lobus
temporal yang menginterprestasikan pendengaran, drainase cairan
spinal pada fraktur dasar tengkorak, kemungkinan adanya
perdarahan dari tulang telinga.
e. Hidung
Pada cedera kepala yang mengalami lobus aksipital yang
merupakan tempat interprestasi penciuman dapat terjadi penurunan
fungsi penciuman. bisa juga terdapat drainase cairan serebro spinal
pada fraktur dasar tengkorak yang mengenai sinus para nasal.
f. Mulut
Gangguan menelan pada cedera kepala yang menekan reflekn serta
gangguan pengecapan pada cedera kepala. Dapat terjadi gangguan
pergerakan pada cedera kepala sedang dan berat yang menekan
pusat motorik, kemungkinan didapatkan kaku kuduk.
4. Dada
a. Inspeksi : biasanya bentuk simetris, terjadi perubahan irama,
frekuensi dan kedalaman pernafasan terdapat retraksi dinding dada
b. Palpasi : biasanya terjadi nyeri tekan apa bila terjadi trauma
c. Perkusi : bunyi resonan pada seluruh lapang paru, terkecuali daerah
jantung dan hepar bunyi redup
d. Auskultasi : biasanya bunyi nafas normal (vesikuler), bisa ronchi
apabila terdapat gangguan, bunyi S1 dan S2 bisa teratur bisa tidak,
perubahan ferekuensi dan irama
5. Abdomen
a. Inspeksi : bentuk simetris tidak terdapat bekas operasi
b. Auskultasi : bissing usus biasanya normal, bisa meningkat dan bisa
menurun
c. Palpasi : biasanya terdapat nyeri tekan apabila ada gangguan
d. Perkusi : bunyi timpani

9
6. Ektremitas atas dan bawah tidak ada atrofi dan hipertropi. Tidak ada
udema. Reflex bisep(+), refleks tricep(+), patella(+), achiles(+),
babinski(+) pada ekstremitas atas terdapat fleksi abnormal
7. Aktifitas gejala : merasa lemah, lelah, dan hilang keseimbangan. Tanda:
perubahan kesadaran, letargi, hemiparese quadreplegia, ataksia, cara
berjalan tak tegap. Masalah dalam keseimbangan cedera (trauma)
kehilangan tonus otot.
8. Sirkulasi, Gejala : perubahan tekan darah atau normal (hipertensi),
perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi
dengan bradikardia, disritmia)
9. Integritas ego, Gejala : perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang
atau dramatis), Tanda : cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi,
bingung, depresi dan impulsif.
10. Eliminasi, gejala : inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami
gangguan fungsi.
11. Makanan/Cairan, Gejala : Mual, muntah, dan mengalami perubahan
selera, Tanda: muntah dan gangguan menelan (batuk, air liur keluar
disfagia)
12. Neurosensori Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, amnesia
seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran,
tingling, baal pada ekstremitas. Perubahan dalam penglihatan seperti
ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagai lapang pandang, fotofobia.
Gangguan pengecapan dan juga penciuman.
Tanda : perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental
(orientasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah,
pengaruh emosi/tingkat laku dan memori), perubahan pupil ( respon
terhadap cahaya, simetris)deviasi pada mata, ketidak mampuan
mengikuti. Kehilangan pengindraan seperti penngecapan, penciuman
dan pendengaran. Wajah tidak simetris.
13. Nyeri/kenyamanan, Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi
yang berbeda, biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai, respon

10
menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, dan tidak bisa
beristirahat/merintih.
14. Pernafasan, Tanda: perubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh
hiperventilasi).
15. Interaksi sosial Tanda : Afaksia Motorik atau sensorik, bicara tanpa arti,
bicara berulang-ulang, disatria dan anomia
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah, penurunan intake makanan
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
pengaturan di otak
4. Resiko penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penurunan suplai darah ke jaringan otak (tumor otak)
5. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan (kompresi
saraf optikus)
6. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan suplai O2 ke otot
pernapasan
7. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh
8. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kesulitan bicara
9. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
secret dijalan nafas
10. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
11. Defisit perawatan diri: Makan berhubungan dengan kelemahan

11
C. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri akut Domain 12 kelas 1  Manajemen Nyeri
NOC Aktivitas Keperawatan:
 Tingkat 1. Observasi reaksi
Ketidaknyamanan nonverbal dari
 Kontrol Nyeri ketidaknyamanan
 Tingkat Nyeri 2. Lakukan pengkajian nyeri
Setelah dilakukan tindakan secara komprehensif
keperawatan selama……… jam termasuk lokasi,
klien akan teratasi dengan karakterisitik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
Kriteria Hasil :
faktor presipitasi.
 Tidak ada gangguan tidur
3. Observasi TTV
 Tidak ada ekspresi menahan
4. Ajarkan teknik
nyeri dan ungkapan secara
nonfarmakologis
verbal
(relaksasi napas dalam).
 Tidak ada gangguan
5. Kelolah anti analgetik
kosentrasi
2. Ketidak Domain 2 kelas 1  Manajemen Nutrisi
seimbangan NOC : 1. Timbang pasien pada
nutrisi kurang  Nutritional status interval yang tepat
dari kebutuhan  Nutritional status : food and 2. Dukung anggota keluarga
tubuh fluid intake untuk membawahkan
 Nutritional status : nutrient makanan kesukaan pasien
intake weight control dari rumah
 Weight control 3. Tawarkan makanan porsi
Kriteria Hasil : besar di siang hari ketika
 Adanya peningkatan berat badan nafsu makan tinggi
sesuai dengan tujuan 4. Ciptakan lingkungan yang
 Berat badan ideal sesuai dengan menyenangkan untuk

12
tinggi badan makan ( pindahkan
 Mampu mengidentifikasi barang-barang dan cairan
kebutuhan nutrisi yang tidak sedap di
 Tidak ada tanda-tanda pandang)
malnutrisi
 Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari menelan
 Tidak terjadi penurunan berat
badan

3. Kelebihan Domain 2 kelas 5 NIC


volume cairan NOC 1. pertahankan catatan intake
 Electrolit and acid base dan output yang akurat
balance 2. pasang urine kateter bial
 Fluid balance diperlukan
 hydration 3. monitoring hasil Hb yang
Kriteria Hasil : sesuai dengan retensi
- terbebas dari edema, efusi, cairan
anaskara 4. monitoring vital sign
- bunyi nafas bersih, tidak ada 5. monitoring masukan
dyspneu/ortopneu makanan/cairan dan hitung
- terbebas dari distensi vena intake cairan
jugularis, reflek hepatojugular 6. kolaborasi pemberian
(+) diuretik sesuai intruksi
- memelihara tekanan vena
sentral, tekanan kapiler paru,
output jantung dan vital sign
dalam batas normal
- terbebas dari kelelahan,
kecemasan atau kebingungan
- menjelaskan indikator kelebihan

13
cairan
4. Resiko Domain 4 kelas 4 NIC
penurunan NOC 1. Monitor AGD, ukuran
perfusi jaringan  Circulation status pupil, ketajaman,
serebral  Nuurologic status kesimetrisan dan reaksi
 Tissue prefusion : cerebral 2. Monitor adanya diplopia,
Setelah dilakukan tindakan pandangan kabur, nyeri
keperawatan selama……… jam kepala
klien akan teratasi dengan 3. Monitor level kebingungan
Kriteria hasil : dan orientasi
- Tekanan systol dan diastol dalam 4. Monitor tonus otot
rentang yang diharapkan pergerakan
- Tidak ada ortostatikhipertensi 5. Monitor tekanan
- Komunikasi jelas intracranial dan respon
- Menunjukkan konsentrasi dan nerologis
orientasi 6. Catat perubahan pasien
- Pupil seimbang dan reaktif dalam merespon stimulus
- Bebas dari aktivitas kejang 7. Monitor status cairan
- Tidak mengalami nyeri kepala 8. Pertahankan parameter
hemodinamik
9. Tinggikan kepala 0-45o
tergantung
5. Resiko jatuh Domain 11 kelas 2  Pencegahan jatuh
NOC : 1. Identifikasi karakteristik
 Gerakan terorganisasi lingkungan yang dapat
 Perilaku pencegahan jatuh meningkatkan potensi
 Pengetahuan : pencegahan jatuh jatuh
kriteria hasil : 2. Pantau cara berjalan,
1. Resiko jatuh akan menurun keseimbangan, dan
2. Menciptakan lingkungan yang tingkat keletihan

14
aman 3. Atur tata letak barang-
3. Menghindari cedera fisik barang yang mudah di
4. Mengidentifikasi risiko yang jangkau pasien
meningkatkan keretanan 4. Ajarkan pasien
terhadap jatuh bagaimana posisi
terjatuh yang dapat
meminimalkan cidera
6.ketidakefektifan Domain 4 kelas 4 NIC
pola nafas Noc : 1. Buka jalan nafas, gunakan
 Respiratory status teknik chin lift atau jaw
 Respiratory status : airway thrust bila perlu
patency 2. Posisikan pasien untuk
 Vital sign status memaksimalkan ventilasi
Kriteria hasil 3. Identifikasi pasien
 Mendemonstrasikan batuk perlunya pemasangan alat
efektif dan suara yang bersih, jalan nafas buatan
tidak ada sianosis dan dyspneu 4. Pasang mayo bila perlu
(mampu mengeluarkan sputum, 5. Keluarkan secret dengan
mampu bernafas dengan batuk atau suction
mudah, tidak ada pursed lips) 6. Auskultasi suara nafas,
 Menunjukkan jalan nafas yang catat adanya bunyi
paten ( klien tidak merasa tambahan
tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
 Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
7.ketidakefektifan Domain 11 kelas 2 NIC
termoregulasi NOC : 1. Monitor suhu minimal tiap

15
 Hidration 2 jam
 Adherence behavior 2. Monitor TD, nadi, RR
 Immune status 3. Monitor warna dan suhu
 Rsk control kulit
 Risk detektion 4. Monitor tanda-tanda
Krireria hasil hipertermi dan hipotermi
 Keseimbangan antara produksi 5. Tingkatkan intake cairan
panas, panas yang diterima, dan dan nutrisi
kehilangan panas
 Temperatur stabil 36,5-37
derajat celcius
 Tidak ada kejang
 Tidak ada perubahan warna
kulit
8. Hambatan Domain 5 kelas 5 NIC
komunikasi Noc : 1. Jelaskan kepada pasien
verbal  Komunikasi mengapa ia tidak dapat
Kriteria hasil berbicara atau memahami
Setelah dilakukan tindakan 2. Anjurkan kepada pasien
keperawatan selam 3x24 jam klien dan keluarga tentang
mampu : penggunaan alat bantu
1. Menggunakan bahasa tertulis, bicara
lisan, atau nonverbal 3. Ajarkan bicara dari
6. Menggunakan bahasa isiarat esofagus
7. Menggunakan gambar dan foto 4. Dorong pasien
8. Pengenalan terhadap pesan berkomunikasi secara
yang diterima perlahan dan untuk
9. Bertukar pesan secara akurat mengulangi permintaan
denga orang lain 5. Anjurkan ekspresi diri
dengan cara lain
menyampaikan informasi

16
kepada staf dan keluarga

9. Ketidakefektif Domain 11 kelas 2 1. kaji efektifan pemberian


an bersihan NOC oksigen dan terapi lain
jalan nafas Status pernapasan : kepatenan 2. kaji frekuensi kedalaman
jalan nafas dan upaya pernapasan
Setelah dilakukan tindakan 3. kaji faktor yang
keperawatan selam 3x24 jam klien berhubungan seperti
mampu : nyeri, batuk tidak efektif,
Klien menujukkan kepatenan mukus kental dan
jalan nafas dengan kriteria hasil : keletihan
1. Batuk efekif 4. auskutasi bagian dada
2. Mengeluarkan sekret secara anterior dan posterior
efektif untuk mengetahuan perna
3. Mempunyai jalan naoas yang atau ketiadaan ventilasi
oaten dan adanya suara napas
4. Pada pemeriksaan aukskultasi, tambahan
memiliki suara napas yang 5. catat jenis dan jumlah
jernih sekret yang dikumpulkan
5. Mempunyai irama dan 6. intruksikan kepada pasien
frekuensi ernoasan dalam tentang batuk dan teknk
rentang normal napas dakam untuk
6. Mempunyai fungsi paru dalam memudahkan pengeluaran
batas normal sekret
7. Mampu mendieskripsilan 7. ajarkan pasien untuk
rencana untuk oerawatan di mengganjal luka insisi
rumah pada saat batuk
8. ajarkan pasien dan
keluarga tentang makna
perubahan pada sputum
9. berikan oksgen yang telah

17
dilembabkan
10. bantu dalam terapi
nebulizer ultrasonik
11. atur posisi klien
12. lakukan pengisapan
endotrakeal atau
nasotrakeal jika perlu
13. pertahankan keadekuatan
hidrasi untuk
mengencerkan sekret.

10. Hambatan Domain 4 kelas 2 NIC :


Mobilitas fisik NOC : 1. Kolaborasi dengan tenaga
Setelah dilakukan perawatan rehabilitasi medik dalam
selama 3x24 jam klien dapat merencanakan program
melakukan aktivitas dengan terapi yang tepat
Kriteria Hasil : 2. Bantu klien untuk
- Ambulasi dan kekuatan otot mengidentifikasi aktivitas
meningkat ( 2 ) yang mampu dilakukan
- Kekuatan otot 3. Bantu untuk memilih
Klien mampu melakukan aktivitas aktivitas konsisten yang
secara bertahap sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
4. Bantu untuk mendapatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda
5. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, social, dan

18
spiritual.

11. Defisit Domain 4 kelas 5 NIC


perawatan diri NOC 1. Memonior pasien
: Makan  Activity intolerance kemampuan menelan
 Mobility : physical impaired 2. Identifikasi diet yang
 Self care Deficit Hygiene diresepkan
 Self care defict feeding 3. Mengatur nampan
Kriteria hasil : makanan dan meja
- Status nutrisi : ketersediaan zat menarik
gizi untuk memnuhi kebutuhan 4. Ciptakan lingkungan yang
metabolik menyenangkan selama
- Status nutrisi : asupan makanan waktu makan
dan 5. Pastikan posisi pasien
- Perawatan diri : makan : yang tepat untuk
kemampuan untuk menyiapkan memfasilitasi mengunyah
dan memakan makanan dan dan menelan
cairan secara mandiri dengan 6. Memberi bantuan fisik
atau tanpa alat bantu sesuai kebutuhan
- Mampu makan secara mandiri 7. Menyediakan untuk
- Mengungkapkan kepuasan menghilangkan rasa sakit
makan dan kemampuan untuk yang memadai sebelum
makan sendiri makan
8. Tempatkan pasien dalam
posisi nyaman makan

19
12. Risiko infeksi Domain 11 kelas 1 NIC
NOC
1. cuci tangan setiap sebelum
 Immune status
 Knowledge : infection control dan sesudah melakukan
 Risk control
tindakan keperawatan
Kriteria hasil
-. Klien bebas dari tanda dan gejala 2. gunakan sarung tangan
infeksi
sebagai pelindung
-. Mendeskripsikan proses
penularan penyakit, faktor yang 3. monitor tanda dan gejala
mempengaruhi penularan serta
infeksi sistemik dan lokal
penatalaksanaannya
-. Menunjukkan kemampuan untuk 4. inspeksi kulit terhadap
mencegah timbulnya infeksi kemerahan, panas,
-. Jumlah leukosit dalam batas drainase
normal 5. inspeksi kondisi luka/insisi
-. Menunjukkan perilaku hidup beda
sehat 6. berikan terapi antibiotik
bila perluh (proteksi
terhadap infeksi)
7. ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi

20
DAFTAR PUSTAKA

Rowland, Lewis P (Ed). Merritt’s Neurology 11th Edition.Lippincott Williams and


Wilkins. 2015
Mardjono, Mahar dan Sidharta Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. Dian
Rakyat. 2014
Chen, Thomas C. ‘Prostate Cancer and Spinal Cord Compression’ Cancer
Network, Home of the Journal Oncology.diunduh dari
[http://www.cancernetwork.com/oncology-journal/prostate-cancer-
and-spinal-cord-compression]
Bradley, Walter G., Daroff, Robert B., Fenichel, Gerald M dan Jankovic, Joseph.
Neurology in Clinical Practice – Principles of Diagnosis and
Management 4th Edition Volume I. Elsevier. 2014
Ropper, Allan H., Samuels, Martin A dan Klein, Joshua P. Adams and Victor’s
Principles of Neurology 10th Edition. New York. McGraw-Hill.
2014
International Headache Society.‘The International Classification of Headache
Disorders (beta version)” Cephalalgia an International Journal of
Headache 33 No.9 halaman 629 – 808.Sagepub. 2013
Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma, 2015. Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Edisi 3.
yogyakarta
Judith M. Wilkinson, 2016. Diagnosa Keperawatan : diagnosa NANDA-
I,intervensi NIC, Hasil NOC Edisi 10, Jakarta EGC

21

Anda mungkin juga menyukai