PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penulisan case ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca dan
penulis mengenai Hipertensi mulai dari definisi sampai ke
penatalaksanaan.
1
1.3 Manfaat
a. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari,
mengidentifikasi dan mengembangkan teori yang telah disampaikan
mengenai Hipertensi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sumber referensi atau bahan perbandingan bagi
kegiatan yang ada kaitannya dengan pelayanan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan Hipertensi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan pembuluh darah yang persisten
ditandai dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90
mmHg.5
2.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, 80-95% penderita hipertensi digolongkan sebagai
hipertensi primer atau esensial yaitu ketika penyebab hipertensi tidak dapat
diidentifikasi (idiopatik) dan sebagian besar merupakan interaksi yang kompleks
antara genetik dan interaksi lingkungan.5
Sementara itu 5-20% lainnya digolongkan sebagai hipertensi sekunder, yang
diakibatkan adanya penyakit yang mendasari seperti gangguan ginjal, gangguan
adrenal,penyempitan aorta, obstructive sleep apneu, gangguan neurogenik,
endokrin, dan obat-obatan.5
2.3 Klasifikasi
Penentuan derajat hipertensi dilakukan berdasarkan rata-rata dari dua atau
lebih pengukuran tekanan darah (dalam posisi duduk) selama dua atau lebih
kunjungan pasien rawat jalan.3Klasifikasi hipertensi dapat dilihat dalam Tabel 1.
3
2.4 Faktor risiko
Terdapat beberapa gaya hidup yang berperan sebagai faktor risiko
berkembangnya hipertensi, termasuk diantaranya adalah: konsumsi makanan yang
mengandung banyak garam dan lemak, sedikit sayur dan buah, penggunaan
alkohol hingga di tingkat yang membahayakan, kurangnya aktivitas disik, serta
pengelolaan stress yang rendah. Gaya hidup tersebut juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi pekerjaan dan kehidupan individu.5
Faktor risiko di atas, lebih lanjut lagi dapat dibedakan menjadi dua
yakni faktor yang dapat dan tidak dapat dikendalikan.
I. Faktor yang tidak dapat dikendalikan
a. Usia
Risiko kejadian hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada
umur 45-64 tahun sebesar 51% dan pada umur >65 Tahun sebesar 65%.
Penelitian Hasurungan pada lansia menemukan bahwa dibanding umur
55-59 tahun, pada umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko hipertesi
sebesar 2,18 kali,umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97
kaliMeskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling
4
sering dijumpai pada orang berusia >35 tahun. Prevalensi hipertensi
dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian
sekitar 50 % diatas umur 65 tahun. Peningkatan tekanan darah dapat
terjadi seiring dengan bertambahnya usia, disebabkan oleh perubahan
struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku.7,8
b. Jenis Kelamin
Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan
wanita, dengan peningkatan risiko sebesar 2 kali lipat untuk peningkatan
tekanan darah sistolik. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan
hipertensi dari pada wanita,seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat
(merokok dan konsumsi alkohol), depresi dan rendahnya status
pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan
pengangguran.7
c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan meningkatkan
risiko kejadian hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang
memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi
2-5 kali lipat. Jika kedua orang tua menderita hipertensi, kemungkinan
anaknya menderita hipertensi sebesar 45%, sedangkan jika hanya salah
satu dari orang tuanya yang menderita hipertensi maka kemungkinan
anaknya menderita hipertensi sebesar 30%.8
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur).
Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer
(esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, akan
5
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50
tahun akan timbul manifestasi klinis.8
b. Konsumsi Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari akan mengurangi risiko kejadian hipertensi, sedangkan jika
asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-
rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya
6
rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6
gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.3
d. Olahraga
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi
karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan.Orang yang tidak aktif
juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar
tekanan yang dibebankan pada arteri.
f. Hiperlipidemia/hiperkolesterolemia
Kelainan metabolisme lemak (lipid) ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan atau penurunan
kolesterol HDL darah. Kolesterol merupakan faktor penting dalam
terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan peningkatan resistensi
perifer sehingga meningkatkan tekanan darah.
7
Komponen Lipid Batasan (mg/dl) Klasifikasi
Kolesterol total <200 Yang diinginkan
200-239 Batas tinggi
>240 Tinggi
Kolesterol LDL <100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas tinggi
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL <40 Rendah
>60 Tinggi
Trigliserida <150 Normal
150-199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
>500 Sangat tinggi
Tabel 2.Batasan kadar lipid dalam darah
g. Obesitas
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam indeks massa tubuh (body mass index) Berat badan dan
indeks massa tubuh berkorelasi dengan tekanan darah. Obesitas tidak
menyebabkan hipertensi, namun prevalensi hipertensi pada obesitas jauh
lebih besar.Orang dengan obesitas memiliki risiko 5 kali lipat lebihbesar
untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan orang dengan berat
badan yang normal..Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak.Obesitas
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin
besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi
tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga
8
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.
2.5 Patofisiologi
\
9
dapat mengkompensasi agar cardiac output tidak meningkat yaitu dengan cara
meningkatkan resistensi perifer.
Selain itu konsumsi natrium berlebih dapat menyebabkan hipertensi karena
peningkatan volume cairan dalam pembuluh darah dan preload, sehingga
meningkatkan cardiac output.
10
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama
menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti
penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler dan lainnya.Apakah
terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala yang berkaitan dengan
penyakit hipertensi, perubahan aktifitas atau kebiasaan (seperti merokok,
konsumsi makanan, riwayat dan faktor psikososial lingkungan keluarga,
pekerjaan, dan lain-lain). Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran
tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa
ulang di kontrolateralnya.
11
mengevaluasi hipotensi postural. Dilakukan palpasi leher untuk mempalpasi
dari pembesaran tiroid dan penilaian terhadap tanda hipotiroid atau hipertiroid.
Pemeriksaan pada pembuluh darah dapat dilakukan dengan funduskopi,
auskultasi untuk mencari bruit pada arteri karotis. Retina merupakan jaringan
yang arteri dan arteriolnya dapat diperiksa dengan seksama. Seiring dengan
peningkatan derajat beratnya hipertensi dan penyakit aterosklerosis, pada
pemeriksaan funduskopi dapat ditemukan peningkatan reflex cahaya arteriol,
hemoragik, eksudat, dan papiledema. Pemeriksaan pada jantung dapat
ditemukan pengerasan dari bunyi jantung ke-2 karena penutuan dari katup
aorta dan S4 gallop. Pembesaran jantung kiri dapat dideteksi dengan iktus
kordis yang bergeser ke arah lateral. 5
Sistem Pemeriksaan
Ginjal Urinanalisis mikroskopik, eksresi albumin, serum BUN
dan/atau kreatinin
Endokrin Serum natrium, kalium, kalsium, dan TSH
Metabolik Glukosa puasa atau HbA1c, profil lipid (kolesterol total,
HDL dan LDL, trigliserida)
Lainnya Darah lengkap, rontgen dan elektrokardiogram
12
2.7 Tatalaksana
2.7.1 Tatalaksana Farmakologis
13
Untuk terapi farmakologis, berikut adalah beberapa jenis obat serta
dosisnya yang dapat digunakan.
14
2.7.2 Tatalaksana Non Farmakologis
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh
seorang yang sedang dalam terapi obat.Sedangkan pasien hipertensi yang
terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan
dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup
merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan
penanganan hipertensi.Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi
beberapa hal:
I. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.
Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu
pengurangan makanan berlemak dapat menurunkan risiko aterosklerosis.
Penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengurangi
asupan alkohol. Berdasarkan hasil penelitian eksperimental, sampai
pengurangan sekitar 10 kg berat badan berhubungan langsung dengan
penurunan tekanan darah rata-rata 2-3 mmHg per kg berat badan.
15
menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga
dapat menurunkan tekanan darah. Yang perlu diingat adalah bahwa
olahraga saja tidak dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi.
16
seledri, kol, jamur (banyak mengandung kalium), kacang-kacangan
(banyak mengandung magnesium). Sedangkan susu dan produk susu
mengandung banyak kalsium.
2.8 Komplikasi
I. Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab yang tersering menyebabkan
kematian pada pasien hipertensi. Penyakit jantung hipertensi merupakan
hasil dari perubahan struktur dan fungsi yang menyebabkan pembesaran
jantung kiri disfungsi diastolik, dan gagal jantung.5
II. Otak
Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting terhadap infark dan
hemoragik otak.Sekitar 85 % dari stroke karena infark dan sisanya karena
hemoragik. Insiden dari stroke meningkat secara progresif seiring dengan
peningkatan tekanan darah, khususnya pada usia> 65 tahun. Pengobatan
pada hipertensi menurunkan insiden baik stroke iskemik ataupun stroke
hemorgik.5
III. Ginjal
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, penyebab yang sering
terjadi pada renal insufficiency.Pasien dengan hipertensif nefropati,
tekanan darah harus 130/80 mmHg atau lebih rendah, khususnya ketika
ada proteinuria.5
17
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. G
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : IRT
No. MR : 2086
ANAMNESA :
- Sakit kepala, terasa nyeri, terus menerus dan semakin memberat saat
banyak pikiran sejak satu minggu ini.
- Sering pusing dan merasa kelelahan sejak satu minggu ini
- Tidak ada mual ataupun sampai muntah
- Tidak ada jantung berdebar debar
- Tidak ada keluhan penglihatan kabur
- BAB dan BAK normal, tidak ada keluhan
18
Riwayat Penyakit Keluarga :
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Status Generalisata
19
- Leher
Inspeksi : Tidak tampak pembesaran tiroid.
Palpasi : Tidak teraba pembesaran tiroid
- KGB
Inspeksi : Tidak tampak pembesaran KGB
Palpasi : Tidak teraba pembesaran KGB
Thorax
- Paru : inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : Fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen :
inspeksi : distensi (-), darm counture (-), darm steifung (-), sikatrik (-)
Palpasi : soepel, nyeri tekan pada hipokondrium kanan, hepar lien tidak
teraba
Perkusi : timpani
20
Ekstremitas : akral hangat (+), sianosis (-), edema (-)
Kekuatan otot 555 555
555 555
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA
- Hipertensi stage 1
Diagnosis Banding
- Ensefalitis
PENATALAKSANAAN
21
- Menganjurkan agar mengurangi konsumsi makanan yang asin dan
berhenti menaburkan garam pada nasi yang dikonsumsi, serta
mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang
berlemak.
- Menjelaskan agar tekun meminum obat dan rutin memeriksakan
dirinya di Puskemas KTK, meskipun sudah merasa sehat.
- Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Menganjurkan untuk melakukan aktifitas fisik yang teratur dan
ritmik secara rutin terjadwal.
B. Preventif.
- Pengisisan secara berkala Kartu Menuju Sehat Faktor Resiko
Penyakit Tidak Menular, untuk memantau kecenderungan
terjadinya penyakit tersebut. Dapat dilakukan saat posbindu,
berikut ini contoh format KMS
22
-
23
o Aktifitas fisik aerobik : aktifitas fisik aerobik yang teratur (misal:
jalan cepat) 30 menit sehari, hampir setiap hari dalam seminggu.
o Stop alkohol
o Stop merokok
Pola makan sehat untuk mecegah hipertensi, berikut ini didapat dari
sumber, seminar hipertensi senat mahasiswa kedokteran Yarsi, september
2002:
o Sumber karbohidrat : biji-bijian
o Sumber protein hewani : ikan, unggas, putih telur, susu bebas
lemak
o Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan hasil olahannya
o Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah buahan segar
Konsumsi garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh per hari.
Hindari :
o Makan berkadar lemak jenuh tinggi (otak, paru, usus, minyak
kelapa)
o Makanan yang diolah menggunakan garam natrium (keripik,
makanan kering yang asin)
o Makanan dan minuman kaleng
o Susu full cream, mentega, margarin, keju, mayonaise, kuning telur,
kulit ayam.
o Saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lainnya yang
pada umumnya mengandung garam natrium
o Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol, seperti durian,
tape.
o Daging kambing.
II. Farmakologi:
Amlodipin 1x 5mg/hari
Paracetamol 3x500mg/hari
Vitamin B complex 1x1 tablet/ hari
PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya bonam apabila terkontrol.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pada penderita Hipertensi, untuk melakukan pola hidup yang sehat,
agar tekanan darah tetap stabil yaitu dengan cara mengontrol makanan
yang dikonsumsi,mengurangi asupan garamdan berlemak, menambah
makanan yang sehat, istirahat yang cukup, mengurangistres dan teratur
minum obat antihipertensinya dan selalu di kontrol tekanan darahnya
dengan datang ke Puskesmas terdekat. Pada keluarga pasien sebagai
kelompok risiko tinggi, untuk berperilaku hidup sehat dengan cara
mengontrol makanan, istirahat cukup dan olah raga teratur .
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27