PENDAHULUAN
Penularannya lebih banyak terutama dari ibu yang sebelumnya terinfeksi CMV
dibandingkan yang reaktivasi dan 10% bayi baru lahir yang terinfeksi ditandai
oleh badan inklusi.1 Pada 90% wanita dengan infeksi CMV selama kehamilan,
tidak menunjukkan gejala dan tidak terlacak. Diagnosa yang dipergunakan selama
mendeteksi infeksi CMV kongenital.3,4 Selain itu infeksi oleh karena CMV dapat
dilacak dengan pengecatan Giemsa pada sediaan apus urin atau air liur sehingga
didapatkan badan inklusi berbentuk “owl eyes” yang merupakan tempat replikasi
CMV, sehingga dapat dikatakan dalam metode ini menemukan langsung penyebab
infeksi.5 Cara yang paling tepat adalah menggunakan Polymerase Chain Reaction
(PCR), namun cara ini lebih membutuhkan biaya dan tehnik yang tidak dapat
sangat penting untuk penatalaksanaan yang tepat dan sedini mungkin. Hal ini
Sekitar 90% infeksi CMV kongenital tidak menunjukkan gejala. Sementara yang
1
lain menunjukkan gejala khas berupa ikterik (62%), petechiae (58%), dan
CMV akut sejak munculnya gejala yang tidak spesifik. Adanya Immunoglobulin
M (IgM) tidak dapat secara langsung diartikan sebagai infeksi primer mengingat
dipertimbangkan apakah infeksi CMV tersebut merupakan infeksi primer atau non
mendeteksi badan inklusi yang menjadi diagnosa pasti adanya infeksi CMV.8,9
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti hubungan antara pengecatan
2
1. Memberikan dasar ilmiah tentang hubungan pengecatan giemsa badan
cytomegalovirus kongenital.
2. Meningkatkan kemampuan laboratorium mikrobiologi klinik dalam
kongenital.
1.5 Orisinalitas
kongenital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nukleokapsid berukuran garis tengah 110 nm, simetri kubikal dan memiliki 162
virus dalam cairan tubuh. Hal ini dapat dari urin, dimana jumlah partikel virus
paling banyak ditemukan. Dapat pula ditemukan pada air liur atau darah. Jika
3
partikel virus terdeteksi dalam waktu 2-3 minggu setelah lahir, diagnosis infeksi
persoalan lebih lanjut. Penilaian risiko untuk penilaian sequelae onset lambat
Sepuluh persen dari bayi dengan infeksi CMV kongenital dapat dikenali dari
gejala saat lahir. Penderita ini sering datang dengan gangguan beberapa sistem
CMV.6,10,11
herpesvirus. Banyak sel-sel yang terkena efek virus menjadi sangat besar. Badan
inklusi merupakan granula pada sitoplasma atau nucleus dari sel yang terkena
infeksi virus. Granula ini dapat merupakan bagian dari virus, dapat berupa asam
4
nukleat virus atau protein yang sedang dalam proses dirakit menjadi virion. Pada
infeksi CMV bentuk badan inklusi ini khas berupa sel dengan dua inti menyerupai
mata burung hantu atau “owl eyes”.5,13,14 Badan inklusi ini termasuk dalam badan
inklusi intranuklear Cowdry tipe-A yang dikelilingi oleh halo dan dibatasi oleh
kromatin. Badan inklusi ini dapat ditemukan di tubulus ginjal, duktus kandung
empedu, paru, parenkim hati, usus, telinga bagian dalam dan kelenjar saliva,
namun tidak banyak ditemukan pada otak.15 Sel-sel yang terinfeksi dapat
terletak pada pengenceran giemsa dengan air buffer dan pada lama pengeringan
cat giemsa sebelum dicuci dengan air buffer. Cat giemsa yang dipakai pada
pewarnaan badan inklusi sebanyak 0,5 ml dan air buffer sebanyak 19,5 ml.
sampai 2 jam. Hasil pengecatan badan inklusi tampak warna biru muda ataupun
ungu gelap.5
5
2.4 Serologi cytomegalovirus
Antibody IgM terdeteksi paling tinggi pada tahap awal infeksi dan akan
berangsur-angsur tidak terdeteksi pada 12–16 minggu setelah onset infeksi. IgM
tetap ada selama gejala infeksi terutama pada kasus infeksi kongenital CMV.
Kadar CMV yang lebih rendah dapat ditemukan pada infeksi CMV rekuren.
Sementara itu Ig G yang muncul dapat menyertai Ig M pada infeksi berulang dan
bila terdeteksi hanya Ig G dapat merupakan infeksi yang telah berlalu atau ada
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
3.1.Kerangka Teori
Pengecatan Pemeriksaan
Giemsa badan serologi
inklusi Ig M
Badan inklusi
Ig G
6
Pengecatan Pemeriksaan
Giemsa badan serologi
inklusi
BAB IV
METODE PENELITIAN
Mikrobiologi Kedokteran.
7
4.2 Rancangan Penelitian
8
cytomegalovirus medic yang telah dikerjakan di
kongenital. laboratorium Patologi Klinik.
Populasi penelitian adalah bayi dan anak yang lahir dengan infeksi
kongenital cytomegalovirus.
Sampel penelitian adalah bayi dan anak yang lahir dengan infeksi kongenital
Bayi dan anak yang lahir dengan infeksi kongenital cytomegalovirus yang
kongenital.
TORCH.
Bayi dan anak dengan infeksi penyerta.
N= (Zα+Zβ)2π
(P1-P2)2
N = Jumlah sampel
9
P = Besarnya ketidaksesuaian
4.5.1 Bahan
- Urin
- Cat giemsa
- Air buffer
- Methanol
- Minyak emersi
4.5.2 Alat
- Gelas obyek
- Kaca dek
- Kontainer urin
- Lampu spirtus
- Ose bulat
- Pipet
- Mikroskop cahaya
- Tabung sentrifugal
- Sentrifugal
- Gelas ukur
- Pengaduk
10
4.6 Prosedur Penelitian/ Cara Pengumpulan Data
pada gelas ukur sebanyak 19,5 ml dan cat giemsa sebanyak 0,4 ml.
g. Teteskan cat giemsa yang telah terdilusi ke preparat apus.
h. Diamkan selama 2 jam.
i. Cuci gelas obyek yang telah diberi giemsa dengan air buffer.
j. Keringkan di udara bebas.
k. Amati dengan mikroskop. Badan inklusi akan tampak biru muda atau
ungu gelap.
l. Catat hasil pengamatan badan inklusi untuk disandingkan dengan hasil
11
statistik Chi Square dalam tabel 2x2. Pengolahan data dilakukan dengan
for Windows.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Corrales-Medina VF, Shandera WX. Cytomegalovirus disease. In: McPhee SJ,
Papadiks MA, editors. Current Medical Diagnosis and Treatment. 49 ed. New
York: McGraw-Hill; 2010. p. 1245-6.
7. Jahromi AS, Makiani MJ, Farjam MR, Madani A, Amirian M, Eftekhri TE, et
al. Cytomegalovirus Immunity in Pregnancy in South of Iran. American
Journal of Infectious Diseases. 2010;6:8-11.
9. Koneman EW, Allen SD, Janda WM, Schreckenberger PC, Winn WC. Virus
Diagnostic. Diagnostic Microbiology. 4th ed. Philadelphia: JB Lippincot
company; 1992. p. 988-1005.
12. Drew WL. Herpesviruses. In: Ryan KJ, Ray CG, editors. Medical
Microbiology Introduction to Infectious Disease. 4th ed. New York: The
McGraw-Hill Companies Inc; 2004. p. 567-9.
13
14. Tortora GJ, Funke BR, Case CL. Cytomegalovirus Infections. In: Berriman L,
editor. Microbiology An Introduction. 10th ed. San Fransisco: Pearson
Education Inc; 2010. p. 658.
15. Griffiths PD. Cytomegalovirus. Principles and Practice of Clinical Virology.
6th ed. West Sussex, UK: John Wiley & Sons Ltd.; 2009. p. 161.
16. Haaheim LR, Pattison JR, Whitley RJ. Cytomegalovirus. A Practical Guide to
Clinical Virology. 2nd ed: John Wiley & Sons Ltd; 2002. p. 149.
14