BAB I
PENDAHULUAN
4. Ketinggian Per-Lantai
6. Pekerjaan sanitasi
7. Pekerjaan pengecatan
8. Pekerjaan waterproofing atap dan toilet
Mengingat ruang lingkup proyek yang harus diamati dan dipelajari relatif
luas, serta keterbatasan masa pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan
selama 60 hari, maka tidak memungkinkan bagi kami untuk dapat mengamati
seluruh pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung dalam proyek tersebut. Oleh
karena itu, kami membatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di
lapangan untuk dibahas dalam laporan ini
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Owner
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Konsultan MEP
PT. Arkonin
Konsultan Struktur
PT. Ketira Engineering
- Membentuk tim intern dan ekstern yaitu tim dalam Main Kontraktor
itu sendiri (tim keuangan, engineer dan pelaksana) dan tim pemborong
pekerjaan (mandor dan pekerja),
- Melaksanakan proyek pembangunan sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
- Memberikan laporan harian, mingguan, dan bulanan perkembangan
proyek,
- Menerapkan program Keselamatan Kesehatan Kerja (K3),
- Membuat metode pelaksanakan konstruksi yang optimal
- Menyusun rencana kerja proyek,
- Melakukan pengujian terhadap mutu pekerjaan, pengujian dapat
dilakukan di lapangan seperti uji slump, maupun di laboraturium
seperti uji baja dan beton,
- Mengganti atau bertanggung jawab atas kerugian akibat keterlambatan
pekerjaan, kecelakaan kerja, kesalahan metode, pelaksanakan dan
kenaikkan harga bahan dan sewa alat konstruksi,
- Koordinasi dengan para pihak untuk mendetailkan, merevisi, dan
membuat gambar pelaksanakan (shop drawing) dan gambar jadi (as
built drawing) dari proyek.
Owner
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Konsultan MEP
PT. Arkonin
Konsultan Struktur
PT. Ketira Engineering
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Beban gempa pada gedung memberikan beban gaya lateral pada kolom.
Gaya lateral gempa tersebut mengakibatkan tegangan geser yang besar. Dalam
proyek ini sebagian besar tipe kolom menggunakan tambahan sengkang
confinement kecuali pada kolom praktis. Dilapangan biasa disebut sengkang
ties. Pemberian sengkang confinement ini bertujuan untuk mengurangi
pembesaran dimensi kolom yang diakibatkan gaya lateral gempa.
berdiamter kurang dari 32mm. Jika diameter tulangan utama lebih dari 32mm,
maka digunakan mechanical joint.
kolom diatasnya. Disamping itu juga akan menghemat biaya konstruksi namun
tetap dapat menahan beban dan kuat untuk strukturalnya.
Penggunaan sengkang ties (confinement) untuk bangunan yang dapat
menahan gaya gempa sudah sesuai pada peraturan yang ada. Dimana jarak
antar sengkang ties pada daerah tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak antar
sengkang ties pada daerah lapangan. Penerapan panjang lewatan pada tulangan
longitudinal kolom juga sesuai yang terdapat pada daerah tengah lapangan dari
kolom.
Tebal plat lantai pada proyek Menara BRI Gatot Subroto dibuat
berbeda-beda sesuai dengan rencana pada shop drawing. Tebal plat pada setiap
lantai memiliki ketebalan 130mm, 150mm, 170mm, 180mm dan 250mm.
Untuk menjaga ketebalan selimut beton dan tebal beton, maka plat diberikan
beton decking dan tulangan pendukung yang kokoh (cakar ayam). Hal ini
dilakukan untuk mencegah plat mengalami penurunan elevasi saat penuangan
beton.
datar tiap anak tangga (antrade) 28 cm dan 30 cm. Tangga direncanakan diberi
borders untuk tempat istirahat sementara si pendaki dan agar tidak
membutuhkan ruang panjang untuk tangga.
Pada proyek ini terdapat 2 tangga yang terletak pada sisi shear wall
dengan tempat pelaksanaan tangga dibedakan menjadi 4 jenis. Tangga dari
basement 5 ke basement 1, basement 1 ke lantai dasar, lantai dasar ke lantai 3
dan lantai 3 sampai roof top. Perbedaannya ada pada tinggi total tangga per
lantai dan juga tebal plat tangga per lantai.
Pada proyek ini terdapat 2 tower crane dan 1 climbing crane dengan
letaknya mempertimbangkan beberapa hal, yakni sebagai berikut:
rendah dari tower crane 1 agar tidak mengganggu radius putar tower crane
1 yang merupakan tower crane utama.
3. Climbing crane dengan radius putar 55 m hanya melayani tower dan
pengecoran menara menggunakan concrete bucket saja. Elevasi puncak
climbing crane ini lebih rendah dari tower crane 1 agar tidak mengganggu
radius putar tiap tower crane.