Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mahasiswa Teknik Sipil merupakan bibit unggul dalam kemajuan
pembangunan di Indonesia. Dimana nantinya didunia pekerjaan yang akan
dihadapi mahasiswa setelah lulus merupakan dunia dimana ilmu pengetahuan
yang didapat dibangku perkuliahan diaplikasikan ke lapangan. Sehingga
menuntut mahasiswa untuk memiliki kesiapan dalam menghadapi
pekerjaannya secara terampil. Oleh karena itu, Departemen Teknik Sipil
Universitas Diponegoro menetapkan mata kuliah kerja praktek sebagai sarana
untuk mahasiswa memahami dan mengetahui wawasan ilmu di dunia
konstruksi secara langsung.

Jakarta merupakan Ibu Kota Provinsi dan masih menjadi pusat


pemerintahan, pusat ekonomi, perkembangan teknologi, dan pembangunan
berkembang pesat disana. Menyebabkan pertumbuhan ekonomi cukup pesat
yang berdampak pada permintaan pelayanan masyarakat yang tinngi. Oleh
sebab itu, banyak perusahaan yang membangun gedung perkantoran secara
vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan di Jakarta.

Untuk mengatasi hal tersebut dibangunlah Menara BRI Gatot Subroto


yang berlokasi di Jl. Jendral Gatot Subroto dan merupakan tempat kerja praktek
saya. Adapun proyek pembangunan Gedung perkantoran tersebut akan kami
paparkan dalam laporan ini, baik dari pelaksanaan pekerjaan struktur maupun
manajemen konstruksi pada proyek berdasarkan peninjauan kami selama kerja
praktek di proyek tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan laporan kerja praktek ini untuk memaparkan
hasil kegiatan pelaksanaan kerja praktek proyek pembangunan Menara BRI
Gatot Subroto dengan data yang diperoleh baik dari pengamatan di lapangan

REYNALDO PILAR SURYA 1


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

maupun wawancara kepada pihak yang melaksanakan proyek pembangunan


Menara BRI Gatot Subroto tersebut.
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini untuk
memahami serta dapat menganalisis perbedaan pelaksanaan pekerjaan secara
teori yang diperoleh di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan. Selain
itu, kami dapat mengidentifikasi masalah–masalah dalam proses pelaksanaan
dilapangan, sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan kajian diskusi.

1.3. Lokasi Proyek


Menara BRI Gatot Subroto terletak pada Jl. Jendral Gatot Subroto
Kav. 64 N0. 177A Jakarta Selatan. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai
berikut:

1. Utara : Jl. Jy. Mandala I


2. Timur : SPBU Shell Gatot Subroto
3. Selatan : Jalan Tol Cawang Grogol
4. Barat : Rumah Sakit Medistra Tebet

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Menara BRI Gatot Subroto


Sumber : Google Earth

REYNALDO PILAR SURYA 2


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar 1.2 Batasan Lokasi Proyek Menara BRI Gatot Subroto


Sumber : Google Earth

1.4. Data-Data Proyek


1.4.1. Data-Data Umum
1. Nama Proyek : Menara BRI Gatot Subroto

2. Lokasi Proyek : Jl. Jendral Gatot Subroto

Tebet – Jakarta Selatan

3. Pemilik Proyek : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

4. Konsultan MK : PT. Ciriajasa CM

5. Konsultan Arsitek : PT. Arkitek Team Empat & PT. Arkonin

6. Konsultan Struktur : PT. Ketira Engineering

7. Konsultan MEP : PT. Arkonin

8. Kontraktor Pelaksana : PT. PP (Persero), Tbk

9. Tipe Proyek : Pembangunan Gedung Perkantoran

10. Luas Lahan : 8600,481 m2

11. Luas Bangunan : 6800 m2

12. Nilai Kontrak : Rp. 845.900.000.000,-

REYNALDO PILAR SURYA 3


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

13. Durasi Proyek : Januari 2019 sampai desember 2020

(2 tahun / 720 hari)

1.4.2. Data Teknis Bangunan


1. Jumlah Bangunan : 1 Tower

2. Jumlah Lantai : 37 lantai dan 5 basement

3. Ketinggian Bangunan : +139.200

4. Ketinggian Per-Lantai

a. Lantai Basement : Basement 1 : 4.00 m


Basement 2 – 5 : 3.00 m
b. Lantai Dasar : Lantai 1 – 2 : 5.00 m
c. Per – Lantai : 3.80 m

1.5. Lingkup Pekerjaan Proyek


A. Pekerjaan Struktur Bawah
1. Pekerjaan Pondasi Borepiled and Pilecap
2. Pekerjaan Retaining Wall
3. Pekerjaan Ground Water Tank (GWT)
4. Pekerjaan Sewage Treatment Plant (STP)
B. Pekerjaan Struktur Atas
1. Kolom
2. Balok
3. Plat
4. Tangga
5. Drop Panel
6. Core Wall
C. Perkerjaan Finishing
1. Pekerjaan dinding
2. Pekerjaan lantai
3. Pekerjaan pintu dan jendela
4. Pekerjaan facade
5. Pekerjaan plafond

REYNALDO PILAR SURYA 4


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

6. Pekerjaan sanitasi
7. Pekerjaan pengecatan
8. Pekerjaan waterproofing atap dan toilet

1.6. Lingkup Kerja Praktek


Kerja Praktek dilaksanakan selama 60 hari, dimulai dari tanggal 11
November 2019 sampai tanggal 15 Januari 2020. Dengan tinjauan pengamatan
yang meliputi pekerjaan struktur atas yaitu Menara BRI Gatot Subroto Jakarta
Selatan, yang mana peninjauan kerja praktek dimulai dari lantai 6 sampai lantai
17 Menara BRI Gatot Subroto tersebut.

Mengingat ruang lingkup proyek yang harus diamati dan dipelajari relatif
luas, serta keterbatasan masa pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan
selama 60 hari, maka tidak memungkinkan bagi kami untuk dapat mengamati
seluruh pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung dalam proyek tersebut. Oleh
karena itu, kami membatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di
lapangan untuk dibahas dalam laporan ini

Adapun ruang lingkup kerja praktek meliputi :

- Gambaran umum proyek mengenai sistem manajemen konstruksi


proyek,
- Manajemen K3 dalam proyek yang ditinjau,
- Spesifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam masa konstruksi,
- Metode pelaksanaan pekerjaan struktur berupa kolom, balok, plat,
dan tangga,
- Permasalahan proyek yang terdapat dalam pembangunan dan solusi
yang digunakan.

1.7. Metodologi Kerja Praktek


Metodologi penyusunan laporan pelaksanaan kerja praktek yang
dipakai dalam penyusunan laporan kerja praktek ini meliputi pengamatan di
lapangan, diskusi, wawancara serta studi pustaka.

REYNALDO PILAR SURYA 5


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan sebagai bagian dari


laporan kerja praktek ini adalah dengan cara mengumpulkan data-data yang
didapat langsung dari lapangan, serta referensi-referensi studi pustaka dari
beberapa buku atau peraturan-peraturan yang digunakan.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek data diperoleh selama
melaksanakan kerja praktek. Adapun data yang diperoleh didapatkan dari
pengamatan secara langsung di lapangan, tanya jawab dengan pekerja
kontraktor pelaksana dan beberapa narasumber lain, dokumen tertulis dari
pihak kontraktor dan sumber-sumber pendukung dari internet.

1.8. Sistematika Penyusunan Laporan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan
kerja praktek, lingkup pekerjaan proyek, lingkup kerja praktek, metodologi
kerja praktek dan sistematika penyusunan laporan.
BAB II MANAJEMEN PROYEK
Bab ini berisi tentang tinjauan umum, unsur - unsur manajemen proyek
dan hubungan kerja, unsur - unsur pelaksana proyek.
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Bab ini membahas mengenai tinjauan terhadap hasil perancangan
(desain), perhitungan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan.
BAB IV ALAT DAN BAHAN
Bab ini membahas mengenai bahan-bahan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan proyek ini.

BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Bab ini berisi mengenai tinjauan umum pelaksanaan pekerjaan yang
diamati selama melaksanakan kerja praktek mencakup pembuatan kolom,
balok, plat lantai serta tangga.
BAB VI. PENGENDALIAN PROYEK
Bab ini berisi mengenai pelaksanaan mmanajemen dan pengendalian
proyek.

REYNALDO PILAR SURYA 6


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII. Permasalahan dan Penyelesaian


Bab ini berisi mengenai permasalahan – permasalahan yang terjadi pada
pelaksanaan pekerjaan serta cara penyelesaiannya
BAB VII. Penutup
Bab ini berisi mengenai beberapa hal penting dalam pelaksanaan kerja
praktek di Proyek Menara BRI Gatot Subroto, sehingga pada bab ini turut kami
paparkan kesimpulan serta saran terhadap keseluruhan kegiatan pekerjaan.

REYNALDO PILAR SURYA 7


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II
MANAJEMEN PROYEK

2.1. Uraian Umum


Manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih sasaran yang
telah didefenisikan dan ditentukan dengan jelas seefisien dan seefektif
mungkin. Dalam rangka meraih sasaran yang telah disepakati, diperlukan
sumber-sumber daya (resources) termasuk sumber daya manusia yang
merupakan kunci segalanya.

Sasaran utama dalam manajemen proyek oleh kontraktor pelaksana


adalah:

1. Pengembangan dan penyelesaian proyek dalam penganggaran yang telah


ditentukan, jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan
proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah dirumuskan,
2. Untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaan (workmanship)
serta mempertahankannya,
3. Menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang
menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work),
4. Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,kondisi
kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara
atasan dan bawahan,
5. Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang
bekerja akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan
dan keahlian masing-masing individu.

Manajemen proyek meliputi proses pelaksanaan (planning) kegiatan,


pengaturan (organizing), pelaksanaan (actualling) dan
pengendalian (controlling). Proses pelaksanaan, pengaturan, pelaksanaan dan
pengendalian tersebut dikenal proses manajemen yang sering disebut juga
metode POAC.

REYNALDO PILAR SURYA 8


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pelaksanaan (planning) adalah peramalan masa yang akan datang dan


perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Bentuk dari pelaksanaan
berupa: pelaksanaan prosedur, pelaksanaan metode kerja, pelaksanaan standar
pengukuran hasil, pelaksanaan anggaran biaya, pelaksanaan program (rencana
kegiatan beserta jadwal). Setelah tujuan proyek ditetapkan, maka dilakukan
pemecahan bagian-bagian proyek yang dapat dikelola dengan baik yang
disebut WBS (Work Breakdown Structure).

Pengaturan (organizing) bertujuan melakukan pengaturan dan


pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai
dengan yang diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting karena jika terjadi
ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat
langsung terhadap tujuan proyek.

Pelaksanaan (actualling) adalah kegiatan yang berpedoman dari


pelaksanaan yang berupa prosedur, metode kerja, standar anggaran dan
program kerja kedalam bentuk kegiatan secara langsung di lapangan dengan
pengawasan dan pengaturan oleh organisasi untuk tercapai tujuan awal.
Diharapkan tidak adanya kendala yang berarti dikarenakan semua rencana
sudah dibuat dengan sangat matang.

Pengendalian (controlling) adalah proses penetapan apa yang telah


dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan.

2.2. Tugas dan Wewenang Pihak-Pihak Proyek


Pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan proyek ini terdiri dari :

- Pemilik proyek (Owner)


- Konsultan perencana
- Kontraktor pelaksana

REYNALDO PILAR SURYA 9


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Owner
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Konsultan QS Manajer Konstruksi


Konsultan Perencana
PT. Korra Antarbuana PT. PP (Persero), Tbk

Kontraktor Pelaksana Konsultan Arsitek


PT. PP (Persero), Tbk PT. Arkitek Team Empat & PT. Arkonin

Konsultan MEP
PT. Arkonin

Konsultan Struktur
PT. Ketira Engineering

Gambar 2.1. Unsur Komponen Proyek Menara BRI Gatot Subroto

2.2.1. Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek pembangunan Proyek Menara BRI Gatot Subroto
merupakan suatu perusahaan besar milik BUMN, yaitu PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk. Proyek pembangunan Menara BRI Gatot
Subroto merupakan salah satu upaya perseroan untuk optimalisasi aset,
karena masih terdapat unit kerja BRI yang masih berstatus menyewa.
Selain itu, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, juga akan
menyewakan beberapa lantai dari Gedung Menara BRI Gatot Subroto
kepihak industri lain, karena sedang meningkatnya perindustrian di
Indonesia, khusunya di Jakarta.

2.2.2. Konsultan Perencana


Proyek Menara BRI Gatot Subroto ini memiliki 3 konsultan
perencana yang memiliki tanggungjawab pada masing-masing bagian :

a. Konsultan Perencana Arsitek


PT. Arkitek Team Empat & PT. Arkonin sebagai konsultan
perencana arsitektur proyek ini mempunyai tugas sebagai berikut :
- Membuat desain bangunan interior maupun exterior secara
lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas, dan penempatan,
- Menentukan spesifikasi bahan finishing pada bangunan,

REYNALDO PILAR SURYA 10


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

- Membuat gambar untuk dijadikan sebagai gambar pedoman


untuk dilakukan pelelangan,
- Membuat gambar For Construction (forcon) revisi apabila
terdapat perubahan atau pekerjaan tambahan,
- Bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan yang dibuat apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Konsultan Perencana Struktur
PT. Ketira Engineering sebagai konsultan perencana struktur
proyek ini memiliki tugas sebagai berikut :
- Membuat perhitungan struktur seluruh proyek berdasarkan desain
dari konsultan arsitek,
- Memberikan spesifikasi material dan detail struktur yang
dibutuhkan pada elemen struktur,
- Memberikan penjelasan atas permasalahan yang akan terjadi pada
selama masa konstruksi,
- Membuat rancangan detail berupa Detail Engineering Design
(DED) serta memberikan rincian volume pekerjaan,
- Bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan yang dibuat apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Konsultan Perencana Mechanical dan Electrical
PT. Arkonin Nusa sebagai konsultan perencana Mechanical,
Electrical, dan Plumbing dari proyek ini memiliki tugas sebagai
berikut :
- Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin atau
listrik serta drainase Gedung seperti sistem jaringan listrik arus
kuat dan lemah, AC, pemadam kebakaran, plumbing, air bersih,
air hujan, dan air kotor.
- Memberikan spesifikasi bahan untuk intalasi Mechanical,
Electrical, and Plumbing.

2.2.3. Kontraktor Pelaksana


Main kontraktor adalah perseroan atau badan hukum yang
mewujudkan ide pemberi tugas dan perencana ke bentuk fisiknya. PT. PP

REYNALDO PILAR SURYA 11


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

(Persero), Tbk merupakan kontraktor utama yang mengerjakan struktur


dan arsitekturalnya dalam proyek Menara BRI Gatot Subroto ini yang
ditunjuk secara langsung oleh owner yang mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :

Tugas dan tanggungjawab Main Kontraktor :

- Membentuk tim intern dan ekstern yaitu tim dalam Main Kontraktor
itu sendiri (tim keuangan, engineer dan pelaksana) dan tim pemborong
pekerjaan (mandor dan pekerja),
- Melaksanakan proyek pembangunan sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
- Memberikan laporan harian, mingguan, dan bulanan perkembangan
proyek,
- Menerapkan program Keselamatan Kesehatan Kerja (K3),
- Membuat metode pelaksanakan konstruksi yang optimal
- Menyusun rencana kerja proyek,
- Melakukan pengujian terhadap mutu pekerjaan, pengujian dapat
dilakukan di lapangan seperti uji slump, maupun di laboraturium
seperti uji baja dan beton,
- Mengganti atau bertanggung jawab atas kerugian akibat keterlambatan
pekerjaan, kecelakaan kerja, kesalahan metode, pelaksanakan dan
kenaikkan harga bahan dan sewa alat konstruksi,
- Koordinasi dengan para pihak untuk mendetailkan, merevisi, dan
membuat gambar pelaksanakan (shop drawing) dan gambar jadi (as
built drawing) dari proyek.

Wewenang Main Kontraktor :


- Memilih supplier yang mempunyai bahan dan sewa alat yang sesuai
dengan spesifikasi,
- Memperoleh penjelasan lebih lanjut dari konsultan perencana
mengenai gambar perencana yang kurang jelas,
- Meminta dan menerima dana dari owner sesuai dengan prosentase
pekerjaan yang selesai.

REYNALDO PILAR SURYA 12


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2.3. Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek adalah skema yang melibatkan banyak
pihak dalam sebuah proyek pekerjaan konstruksi. Struktur organisasi ini dibuat
untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing – masing
bagian. Sistem struktur organisasi memiliki beberapa bentuk sistem, mulai dari
sistem yang bersifat tradisional sampai sistem yang besifat profesional.
Penerapan sistem tersebut dalam suatu proyek dapat berbeda karena beberapa
faktor yang menentukan, antara lain: besar kecilnya perusahaan, luas
sempitnya jaringan usaha dan marketing, jumlah karyawan, visi perusahaan
dan lain sebagainya.
Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu
menggunakan struktur organisasi sebagai wadah kegiatan koordinasi maupun
instruksi, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari
kondisi perusahaan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Pertimbangan suatu sistem organisasi yang dilaksanakan merupakan suatu hal
yang relatif penting dimana suatu proyek pekerjaan konstruksi harus memilih
sistem yang cocok, sehingga untuk hal tersebut setiap perusahaan
membutuhkan waktu untuk menganalisis dalam memilih sistem struktur
organisasi yang tepat dan sesuai.

2.4. Hubungan Kerja Antar Unsur Organisasi


Pada Proyek Pembangunan Menara BRI Gatot Subroto ada beberapa
unsur pihak yang terlibat didalam proyek tersebut. Unsur tersebut memiliki
hubungan kerja satu sama lain didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
masing-masing. Hubungan kerja tersebut dapat memiliki ikatan kontrak,
koordinasi maupun perintah.

REYNALDO PILAR SURYA 13


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Owner
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Konsultan QS Manajer Konstruksi


Konsultan Perencana
PT. Korra Antarbuana PT. PP (Persero), Tbk

Kontraktor Pelaksana Konsultan Arsitek


PT. PP (Persero), Tbk PT. Arkitek Team Empat & PT. Arkonin

Konsultan MEP
PT. Arkonin

Konsultan Struktur
PT. Ketira Engineering

Gambar 2.2. Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek

Dari gambar 2.1. menjelaskan bahwa pemilik proyek memiliki


kekuasaan penuh atas unsur-unsur pengelola proyek yang lain, yaitu konsultan
perencana, dan kontraktor pelaksana. Owner dalam proyek ini terdapat 1
perusahaan, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Sehingga PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk memerintahkan dan berkoordinasi
langsung dengan manajer konstruksi, konsultan perencana dan main kontraktor
untuk terwujudnya gedung perkantoran ini. Konsultan perencana terdiri dari 3
konsultan, yaitu konsultan struktur, konsultan arsitek, dan konsultan
Mechanical, Electrical, Plumbing. Yang mana dikoordinasikan langsung oleh
PT. Ciriajasa CM dibawah pengawasan langsung PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk. Kontraktor Pelaksana dapat berkoordinasi dan konsultasi ke
konsultan perencana apabila terdapat pelaksanaan yang tidak dipahami.
Apabila terjadi permasalahan yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan di
lapangan dapat dicari solusinya sesuai kesepakatan bersama.

REYNALDO PILAR SURYA 14


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2.5. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana


Kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor
pelaksana membentuk struktur organisasi di lapangan. Struktur organisasi
tersebut bertujuan agar tidak terjadi tumpeng tindih antara tugas dan tanggung
jawab, sehingga ketika permasalahn yang dapat ditanggulangi secara
menyeluruh, terpadu, dan tuntas dalam mencapat efisiensi kelancaran
pekerjaan, waktu, dan biaya yang seminimal mungkin. Struktur organisasi
kontraktor pelaksana proyek Menara BRI Gatot Subroto dapat dilihat pada
Gambar 2.3. Adapun penjelasan tiap komponen struktur organisasinya
sebagai berikut :

1. Project Manager : bertugas untuk memimpin dan mengendalikan sumber


daya sebagai pemberi kebijakan dalam proyek, serta bertanggung jawab
atas pemenuhan kualitas dan biaya konstruksi. Dibutuhkan kemampuan
dalam mengatur dan mengoordinir semua anggota dan menguasai seluruh
item-item pekerjaan proyek dari pelaksanaan hingga pengendalian proyek
berjalan sesuai rencana.
2. Coordinator HSE (Health, Safety, and Environment) : bertugas untuk
mengoordinir staff untuk mengendalikan keselamatan pekerjaan, risiko
keselamatan kerja, dan penerapan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi dampak
negative pada lingkungan.
3. Quality Controll Engineer : bertugas untuk memastikan spesifikasi mutu
rencana dengan pelaksanaan sesuai dengan Quality Plan, menguasai
metode kerja dan standar pelaksanakan yang akan digunakan.
4. Chief Engineer : bertugas memimpin pelaksanaan pekerjaan dalam
berlangsungnya konstruksi berdasar pada Instruksi Kerja Proyek (IKP)
sehingga dapat memenuhi kualitas, schedule pelaksanakan pekerjaan
aman. Engineer memilki cakupan kerja yaitu material, gambar, serta
metode kerja dan pada peaksanaan pekerjaannya harus berkoordinasi
dengan Site Manager.

REYNALDO PILAR SURYA 15


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

5. Site Manager : bertugas memimpin dan mengendalikan unit operasi


pelaksanaan pekerjaan berdasar pada prosedur dengan maksud untuk
memenuhi kualitas pekerjaan, produk, serta waktu pelaksanakan agar
dapat memenuhi kualitas dan biaya yang efisien namun tetap
memperhatikan keselamatan dalam metode kerja. Site Manager harus
berkoordinasi dengan para kepala pelaksana dan mengontrol pekerjaan
para mandor.
6. Project Commercial Control Manager : mengatur dan mengoordinasikan
divisi keuangan tentang pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan atau
biasa disebut cashflow untuk monitoring proges dari lapangan.
7. Coordinator Mechanical Electrical : memimpin dan mengoordinasikan
pekerjaan yang berhubungan dengan sumber kelistrikan untuk kebutuhan
di proyek seperti mesin pembangkit listrik. Dan juga memastikan
penempatan komponen-komponen listrik pada rencana bangunan sesuai
dengan pelaksanaan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

8. Surveyor : melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan


proyek dengan alat ukur seperti Total Station, waterpass, dan level. Selain
itu surveyor harus membuat data ukuran kondisi lapangan sebagai input
data ke bagian engineer dan mengarsip data ukuran eksisting di lapangan.
Secara periodik dan kontinu melaksanakan pemeliharaan pengukuran
selama masa pelaksanaan pekerjaan, serta melakukan laporan apabila
terdapat penyimpangan gambar pelaksanaan terhadap hasil pengukuran di
lapangan.
9. Chief Supervisor : memiliki tanggung jawab terhadap Site Manager atas
pekerjaan para supervisor yang mengecek pengerjaan sesuai gambar
pelaksanaan di lapangan, Chief Supervisor dibagi atas dua tim, yaitu Chief
Supervisor Struktur dan Chief Supervisor ME..
10. Project Supporting : bertugas untuk memastikan sistem formwork untuk
penyokong konstruksi terpasang dengan benar, semisal scaffolding,
bekisting, dan memonitoring pengadaan alatnya.
11. Quantity Surveyor : monitoring pelaksaan pekerjaan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, permeriksaan material dan barang pada pekerjaan

REYNALDO PILAR SURYA 16


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

konstruksi, serta melakukan tes pekerjaan di lapangan. Pemeriksaan


tersebut dilakukan dengan tujuan agar seluruh pekerjaan dapat sesuai
target schedule dan mutu.
12. Procurement : bertugas untuk mewujudkan pengadaan, baik barang,
peralatan, dan mesin-mesin untuk keperluan pelaksaan konstruksi,
maupun perbaikan atau perawatan atas aset yang dimiliki perusahaan.
13. Store Keeper : bertugas untuk menjaga dan merekap keluar masuknya
barang yang berada dalam gudang proyek yang terdapat material-material
kebutuhan proyek.
14. Project Admin : bertugas untuk mengurusi keperluan surat-menyurat
kantor, rekap data presensi, mencatat keluar masuknya uang, dan merekap
laporan keuangan harian, mingguan, bulanan kantor proyek.
15. General Affair Staff (GA) : bagian dari kepengurusan kantor proyek dalam
membantu segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan urusan
rumah tangga perusahaan atau kantor.

16. Drafter : bertugas membuat gambar-gambar pelaksanaan di lapangan


(Shop Drawing), memperjelas gambar-gambar detail dari gambar Forcon
(for construction) berdasarkan detail gambar design dan membuat As Built
Drawing.

REYNALDO PILAR SURYA 17


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana (PT. PP)

REYNALDO PILAR SURYA 18


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III
PERENCANAAN PROYEK

3.1. Uraian Umum


Tahap pelaksanaan merupakan tahapan yang sangat penting dalam
proyek, yang mana berkaitan dengan jangka panjang bangunan, yaitu
construction (pelaksanaan), operational (penggunaan), dan maintenance
(pemeliharaan). Apabila ketiga unsur diatas dilaksanakan dengan cermat dan
teliti sesuai metode dan spesifikasi mutu, maka umur rencana bangunan dapat
tercapai sesuai pelaksanaan.

Proyek Menara BRI Gatot Subroto menggunakan desain struktur beton


bertulang dengan metode pelaksanaan beton konvensional. Kekuatan struktur
yang dimiliki oleh komponen-komponen struktur atas tergantung dari dimensi
penampang beton dan jumlah tulangan yang diberikan. Komponen-komponen
tersebut adalah kolom, balok, plat lantai, dan tangga.

Didunia konstruksi sering terjadi ketidaksesuaian perencanaan dan


pelaksanaan di lapangan. Sehingga yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah di lapangan tersebut adalah pengalaman kerja dari kontraktor
pelaksana. Sebelum pelaksanaaan sebaiknya membuat pelaksanaan metode
pelaksanaan yang matang dari pelaksana untuk dapat memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

1. Kontruksi struktur kuat dan aman,


2. Mutu pekerjaan terkontrol baik,
3. Pelaksanaan efisien secara waktu dan biaya.

Konstruksi suatu bangunan terdapat 2 jenis struktur, yaitu struktur atas


yang menerima beban langsung yang akan ditransfer atau disalurkan kebawah,
dan struktur bawah yang menerima dan menahan gaya dari struktur atas. Dalam
pembahasan dilaporan ini hanya dibahas yang berkaitan dengan struktur atas.

REYNALDO PILAR SURYA 19


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Struktur atas (upper structure) adalah bagian dari struktur yang


berfungsi menerima kombinasi pembebanan, meliputi beban mati, beban
hidup, beban gempa, dan beban lainnya yang direncanakan terjadi pada gedung
perkantoran tersebut. Terdiri dari beberapa elemen yang saling berhubungan
namun mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Elemen tersebut antara lain
adalah kolom, balok, plat lantai, dan tangga. Adapun pelaksanaan struktur atas
yang akan kami tinjau dari lantai 6 sampai lantai 17 pada proyek Menara BRI
Gatot Subroto meliputi :

1. Pelaksanaan kolom (Column)


2. Pelaksanaan balok (Beam)
3. Pelaksanaan plat lantai (Slab)
4. Pelaksanaan tangga (Stairs)

3.2. Perencanaan Kolom


Kolom adalah bagian dari komponen struktur atas yang berfungsi
sebagai pemikul gaya momen akibat eksentrisitas dan beban aksial terfaktor
yang bekerja pada semua lantai atau atap. Gaya aksial tekan tergantung dari
beban bangunan diatas kolom tersebut. Sedangkan eksentrisitas terbesar terjadi
di kolom tepi.

Beban gempa pada gedung memberikan beban gaya lateral pada kolom.
Gaya lateral gempa tersebut mengakibatkan tegangan geser yang besar. Dalam
proyek ini sebagian besar tipe kolom menggunakan tambahan sengkang
confinement kecuali pada kolom praktis. Dilapangan biasa disebut sengkang
ties. Pemberian sengkang confinement ini bertujuan untuk mengurangi
pembesaran dimensi kolom yang diakibatkan gaya lateral gempa.

Besi yang digunakan pada elemen kolom semuanya adalah material


tulangan baja ulir. Panjang besi dipasaran rata-rata maksimal 12 meter
sehingga dalam pelaksanakan pasti ada sambungan lewatan (lap slices).
Pemberian sambungan lewatan diletakkan pada tengah tinggi kolom dan diikat
dengan tulangan sengkang ties dengan spasi maksimal 100 mm, pada tulangan

REYNALDO PILAR SURYA 20


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

berdiamter kurang dari 32mm. Jika diameter tulangan utama lebih dari 32mm,
maka digunakan mechanical joint.

Pengecoran kolom dibatasi dengan tinggi jatuh beton maksimal 1,5


meter. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi segregasi atau mengendapnya
agregat kasar beton pada bawah struktur kolom.

Panjangnya sambungan lewatan pada kolom pada proyek ini sebesar


35d dan 44d, dimana nilai d adalah 25 mm merupakan diameter tulangan
longitudinal kolom yang digunakan.

Material yang digunakan dalam pelaksanaan kolom pada proyek


Menara BRI Gatot Subroto adalah sebagai berikut :

a. Mutu Beton : f’c 50 (basement 5 – Lantai 7)


f’c 40 (lantai 8 – 19)
f’c 35 (lantai 20 – atap)
b. Tulangan Baja : Longitudinal D25 (Deform diameter
25 mm)
Sengkang D16 (Deform diameter 16
mm)
c. Nilai Slump Test Beton : 14 ± 2 cm
d. Mutu Baja : fy = 400 MPa
Ukuran dimensi dan mutu kolom digunakan berbeda-beda, mutu kolom
dari basement 5 sampai lantai 7 menggunakan beton f’c 50, untuk lantai 8
sampai lantai 19 menggunakan mutu beton f’c 40 dan untuk lantai 20 sampai
atap menggunakan beton dengan mutu f’c 35. Sedangkan dimensi kolom dari
basement 5 sampai atap memiliki dimensi yang berbeda-beda sesuai rencana
shp drawing. Dimensi kolom yang digunakan adalah 50cm x 50cm, 60cm x 60
cm, 70cm x 70cm, 80cm x 80cm, 95cm x 100cm, 95cm x 130cm, 95cm x
160cm, 110cm x 100cm, 110cm x 130cm, 110cm x 130cm, 110cm x 160cm
dan 110cm x 220cm. Hal ini sesuai pada teori pelaksanaan bangunan, dimana
distribusi beban yang diterima oleh masing-masing kolom berbeda. Kolom
yang bawah menerima distribusi beban lebih besar yang berasal dari gaya-gaya

REYNALDO PILAR SURYA 21


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

kolom diatasnya. Disamping itu juga akan menghemat biaya konstruksi namun
tetap dapat menahan beban dan kuat untuk strukturalnya.
Penggunaan sengkang ties (confinement) untuk bangunan yang dapat
menahan gaya gempa sudah sesuai pada peraturan yang ada. Dimana jarak
antar sengkang ties pada daerah tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak antar
sengkang ties pada daerah lapangan. Penerapan panjang lewatan pada tulangan
longitudinal kolom juga sesuai yang terdapat pada daerah tengah lapangan dari
kolom.

3.3. Perencanaan Balok


Balok digunakan untuk memikul dan menerima transfer beban yang
dipikul plat lantai yang kemudian gaya tersebut akan ditranfer ke kolom.
Sehingga pelaksanaan balok harus mampu menahan beberapa gaya dalam
berupa gaya lintang, gaya momen, dan gaya normal. Prinsip pembagian beban
plat ke balok yaitu dengan membagi beban-beban plat menjadi segmen-segmen
yang lebih kecil yang mana akan dipikul oleh setiap balok yang menopang plat
tersebut. Luasan plat pada proyek ini dibatasi 40 m2. Lebih dari luasan tersebut
diberikan balok anak pada arah x dan arah y untuk menopang tengah plat.
Balok anak ini berfungsi untuk mengurangi lendutan pada plat lantai dan
meneruskan gaya yang diterimanya ke balok induk.

REYNALDO PILAR SURYA 22


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar. 3.1. Balok Induk dan Balok Anak

(Sumber : Hasil Pengamatan di Proyek, 2018)

Material yang digunakan dalam pelaksanaan balok pada proyek Menara


BRI Gatot Subroto adalah sebagai berikut :

a. Mutu Beton : f’c 35 (Balok Lt.Basement – Lt.37)


b. Tulangan Baja : Longitudinal D25 (balok induk)
Longitudinal D22 (balok anak)
Sengkang D13
c. Nilai Slump Test Beton : 12 ± 2 cm
d. Mutu Baja : fy = 400 MPa

Pada struktur atas gedung perkantoran ini, dimensi balok yang


direncanakan berbeda dikarenakan perencana mendesain berdasarkan fungsi
ruangannya. Dimana tiap fungsi ruangan mempunyai beban hidup dan beban
mati yang berbeda-beda. Pada daerah sambungan lewatan tulangan balok
dipasang sengkang tertutup (hoops) untuk mencegah terkelupasnya selimut
beton akibat defleksi. Pada proyek Menara BRI Gatot Subroto pemberian
sambungan lewatan hanya diperbolehkan pada daerah tumpuan saja, pada
daerah 0,25 kali panjang balok. Panjang lewatan yang diberikan adalah 28 kali
diameter tulangan longitudinal balok.

Gambar 3.2. Penulangan Balok


(Sumber : Hasil Pengamatan di Proyek, 2019)

REYNALDO PILAR SURYA 23


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

3.4. Perencanaan Plat


Plat adalah struktur berupa slab yang bekerja pertama kali menerima
beban, baik itu beban mati maupun beban hidup yang kemudian
menyalurkannya ke balok. Plat lantai ini juga berfungsi sebagai diafragma atau
pengaku untuk menjaga kestabilan konstruksi. Pelaksanaan menggunakan
metode beton konvensional yang pengecorannya menyatu dengan balok.

Material yang digunakan dalam pelaksanaan plat pada proyek Menara


BRI Gatot Subroto adalah sebagai berikut :

a. Mutu Beton : f’c 35 (Lantai Basement – Lantai 37)


b. Tulangan Baja : Tulangan utama D10, D13 dan D16

Tulangan bagi D13

c. Mutu Baja : fy = 400 MPa


d. Nilai Slump Test Beton : 12 ± 2 cm
e. Tebal Plat Lantai : 130mm, 150mm, 170mm, 180mm
dan 250mm

Tebal plat lantai pada proyek Menara BRI Gatot Subroto dibuat
berbeda-beda sesuai dengan rencana pada shop drawing. Tebal plat pada setiap
lantai memiliki ketebalan 130mm, 150mm, 170mm, 180mm dan 250mm.
Untuk menjaga ketebalan selimut beton dan tebal beton, maka plat diberikan
beton decking dan tulangan pendukung yang kokoh (cakar ayam). Hal ini
dilakukan untuk mencegah plat mengalami penurunan elevasi saat penuangan
beton.

Gambar 3.4. Penulangan Plat Lantai

(Sumber : Hasil Pengamatan di Proyek, 2018)

3.5. Perencanaan Tangga


Tangga adalah struktur yang digunakan untuk mobilisasi atau
penghubung antar lantai. Dalam proyek ini, tangga mempunyai tinggi tiap anak
tangga (optrade) 16 cm, 17 cm, 18 cm, 19 cm dan 20 cm. Sedangkan panjang

REYNALDO PILAR SURYA 24


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

datar tiap anak tangga (antrade) 28 cm dan 30 cm. Tangga direncanakan diberi
borders untuk tempat istirahat sementara si pendaki dan agar tidak
membutuhkan ruang panjang untuk tangga.

Material yang digunakan dalam pelaksanaan tangga pada proyek


pembangunan Menara BRI Gatot Subroto adalah sebagai berikut :

a. Mutu Beton : f’c 30 MPa (Lt.Basement – Lt.10)


f’c 35 MPa (Lt.11 – Lt.14)
b. Tulangan Baja : Tulangan utama D13
Tulangan bagi D10

c. Mutu Baja : fy = 400 MPa


d. Nilai Slump Test Beton : 12 ± 2 cm
e. Tebal Plat Tangga : 130mm, 160mm, 170mm, 250mm

Pada proyek ini terdapat 2 tangga yang terletak pada sisi shear wall
dengan tempat pelaksanaan tangga dibedakan menjadi 4 jenis. Tangga dari
basement 5 ke basement 1, basement 1 ke lantai dasar, lantai dasar ke lantai 3
dan lantai 3 sampai roof top. Perbedaannya ada pada tinggi total tangga per
lantai dan juga tebal plat tangga per lantai.

Gambar 3.6. Penulangan pada Tangga

(Sumber : Hasil Pengamatan di Proyek, 2018)

REYNALDO PILAR SURYA 25


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar 3.7. Site Plan Proyek Menara BRI Gatot Subroto

REYNALDO PILAR SURYA 26


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

3.6. Perencanaan Site Plan


Dalam proyek perlu direncanakan tata ruang yang sesuai dengan lahan
proyek yang ada. Perencanaan ini perlu mempertimbangkan banyak faktor agar
proyek dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat
disekitar lokasi proyek.

Proyek Menara BRI Gatot Subroto memiliki 5 pintu masuk proyek,


dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Pintu masuk 1 merupakan pintu utama yang digunakan untuk akses


mobilisasi material struktur dan akses truck mixer apabila pengecoran
menggunakan concrete bucket dan concrete pump.
2. Pintu masuk 2 hanya digunakan jika ada pengecoran menara menggunakan
concrete bucket oleh tower crane 1.
3. Pintu masuk 3 saat ini sudah ditutup, dan hanya digunakan dalam keadaan
darurat.
4. Pintu masuk 4 saat ini digunakan sebagai tempat parkir sementara
kendaraan bermotor roda dua dan loading sisa-sisa material bekisitng.
Selain itu juga digunakan untuk pengecoran bagian menara dengan
menggunakan concrete bucket oleh climbing crane.
5. Pintu masuk 5 berada pada bagian belakang proyek. Pintu ini hanya
digunakan sebagai pintu masuk pekerja. Karna bedeng pekerja berada
dibelakang proyek ini.

Pada proyek ini terdapat 2 tower crane dan 1 climbing crane dengan
letaknya mempertimbangkan beberapa hal, yakni sebagai berikut:

1. Tower crane 1 dengan radius putar 70 m dapat menjangkau area tower ,


podium, basement dan gudang fabrikasi. Sehingga ketika terjadi kerusakan
pada tower crane 2 , dapat dilayani oleh tower crane 1.
2. Tower crane 2 dengan radius putar 70 m juga mampu menjangkau area
tower ,podium, basement dan gudang fabrikasi. Tetapi tower crane 2
tidak dapat berputar 360o, karena elevasi puncak tower crane ini lebih
rendah dari tower crane 1. Elevasi puncak tower crane 2 dibuat lebih

REYNALDO PILAR SURYA 27


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

rendah dari tower crane 1 agar tidak mengganggu radius putar tower crane
1 yang merupakan tower crane utama.
3. Climbing crane dengan radius putar 55 m hanya melayani tower dan
pengecoran menara menggunakan concrete bucket saja. Elevasi puncak
climbing crane ini lebih rendah dari tower crane 1 agar tidak mengganggu
radius putar tiap tower crane.

Gudang semen dan material untuk arsitektural diletakan di area


basement. Hal ini dikarenakan area tersebut sudah bersih dari scaffolding lebih
awal dan disekitarnya tidak ada lagi pekerjaan struktur, karena material
arsitektural didatangkan ke proyek dengan dimulainya pekerjaan arsitektural
dan bersamaan dengan masih berlangsungnya pekerjaan strukur. Disamping
hal itu juga agar mempermudah mobilisasi material oleh tower crane 1 dan
tower crane 2. Pada proyek ini lebih banyak menyimpan semen instan dry
mortar dan semen grouting dikarenakan dinding menggunakan material bata
ringan dan pekerjaan beton sering terjadi ketidaksempurnaan pada permukaan
beton sehingga perlu grouting.
Untuk bedeng pekerja terletak dibelakang dari lahan proyek. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap para pekerja oleh
pengawas lapangan ketika beristirahat pada jam kerja. Disamping itu agar lebih
aman dari bahaya tertimpa material proyek.
Kantor kontraktor dan konsultan terletak didalam lokasi proyek, hal ini
bertujuan untuk mempermudah mobilisasi administrasi dari kontraktor ke
konsultan ataupun sebaliknya dan tidak memerlukan biaya untuk
pembangunan kantor tersebut.

REYNALDO PILAR SURYA 28


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

REYNALDO PILAR SURYA 29

Anda mungkin juga menyukai