Anda di halaman 1dari 8

JPII 1 (2) (2012) 141-148

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii

KETERAMPILAN ESENSIAL DAN KOMPETENSI MOTORIK


LABORATORIUM MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM
KEGIATAN PRAKTIKUM EKOLOGI

Djohar Maknun*, R.R. Hertien K Surtikanti, Achmad Munandar, Tati S Subahar

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Indonesia

Diterima: 24 Mei 2012. Disetujui: 21 Juni 2012. Dipublikasikan: Oktober 2012

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji profil keterampilan esensial dan kompetensi motorik lab mahasiswa
calon guru biologi. Kenyataan data penelitian menunjukkan bahwa kompetensi keterampilan esensial lab maha-
siswa masih rendah. Keterampilan esensial lab juga belum sepenuhnya diajarkan secara optimal dalam prakti-
kum ekologi. Rata-rata tingkat penguasaan keterampilan esensial lab mahasiswa 35,50%, sedangkan kompetensi
motorik lab-nya sebesar 59,6%.
ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the profile of skills and competencies essential motor prospective teach-
ers of biology lab students. Simple random sample is taken. The fact the data showed that the essential skills lab
competency of students is still low. Essential skills lab is also not fully taught in the lab optimally ecology. The
average level of student mastery of essential skills lab 35.50%, while the motor competence of his lab at 59.6%.

© 2012 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: essential skills lab, motor competence, practical ecology

PENDAHULUAN kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru


dalam mengelola kegiatan lab, kegiatan prakti-
Pelayanan kegiatan laboratorium/prakti- kum atau kegiatan laboratorium secara praktis
kum merupakan salah satu komponen penting jarang dilaksanakan, praktikum banyak menyita
dan upaya yang tidak dapat dipisahkan dari waktu dan tenaga (Anggraeni, 2001, Rustaman,
pembelajaran sains IPA secara menyeluruh. Un- 2003) dan guru juga kurang mampu merenca-
tuk memenuhi kebutuhan pendidikan terhadap nakan percobaan, merumuskan tujuan, mem-
kegiatan laboratorium yang semakin meningkat buat lembar kerja siswa, mengelola dan menilai
baik jumlah maupun mutunya, maka peranan la- praktikum (Wulan, 2003), serta praktikum yang
boratorium sains (biologi) baik dalam bentuk ru- dilaksanakan kurang menggugah proses berpikir
jukan kegiatan lab sains maupun bentuk lainnya siswa (Corebima, 1999). Hasil penelitian Balit-
perlu dikembangkan dan ditingkatkan. bang Depdiknas (Rustad et al., 2004; Wiyanto,
Implementasi kegiatan praktikum di la- 2005) mengemukakan bahwa kemampuan guru
pangan ternyata masih menghadapi banyak ken- dalam merancang praktikum masih rendah. Seki-
dala. Permasalahan yang dihadapi dan dialami tar 51% guru IPA SMP dan sekitar 43% guru fisi-
guru dalam menyelenggarakan kegiatan prakti- ka SMA di Indonesia tidak dapat menggunakan
kum antara lain kurangnya peralatan praktikum, alat-alat lab yang tersedia di sekolahnya. Dengan
demikian kurangnya pelaksanaan kegiatan lab di
sekolah-sekolah merupakan gejala yang cukup
*Alamat korespondensi:
Email: djohar_m@yahoo.co.id memprihatinkan dalam pengembangan keteram-
142 Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148

pilan proses siswa. Hal ini berarti bahwa pengu- lam beberapa bidang biosains, terutama sekali
asaan keterampilan-keterampilan esensial labo- yang terkait dengan keterampilan-keterampilan
ratorium siswa masih cukup rendah, sehingga laboratorium dan kecerdasan. Salah satu faktor
mengganggu pengembangan keterampilan proses penting penyebab hal tersebut berhubungan de-
sains siswa itu sendiri. ngan pengetahuan dan keterampilan-keteram-
Hal-hal apa saja yang tercakup dalam pilan esensial mahasiswa pada tahun ke-1 dan
pembelajaran biologi? Menurut Haigh (1996) ke-2 di laboratorium. Terdapat kecenderungan
menuliskan bahwa seorang guru harus mampu meningkat bahwa para mahasiswa mengambil
melibatkan konsep-konsep siswa, mengembang- proyek-proyek riset pada tahun terakhir di luar
kan keterampilan esensial (observasi, klasifikasi, konteks riset tradisional laboratorium, sehingga
mengukur, komunikasi, manipulasi, menyimpul- dapat mengurangi atau menghambat pengem-
kan, prediksi dan kemampuan kerja sama), sepe- bangan keterampilan-keterampilan laboratorium
rangkat proses ilmiah, dan identifikasi, relevansi dan kecerdasan mahasiswa (Collis et al., 2008).
dan penerapan konsep-konsep. Selain itu juga Menurut Woolnough (Rustaman et al.,
perlu melibatkan ranah afektif yang perlu dikem- 2003) bentuk praktikum terdiri atas praktikum
bangkan, mencakup minat, keterlibatan, dan ap- yang bersifat latihan, praktikum yang bersifat
likasi. Pentingnya keterampilan laboratorium di- memberi pengalaman, dan praktikum yang ber-
tekankan oleh Watson, Prieto, dan Dillon (1995) sifat investigasi atau penyelidikan. Ketiga bentuk
bahwa pendekatan keterampilan laboratorium praktikum ini penting dibekalkan kepada maha-
memberikan pengalaman langsung, pengalaman siswa calon guru.
pertama kepada siswa, sehingga mampu mengu- Pada tahun 1999, Dewan Riset Nasional
bah persepsi siswa tentang hal-hal penting. Oleh menerbitkan buku yang sangat dinantikan orang
karena itu selama proses pembelajaran perlu dila- “Bagaimana orang belajar: otak, pikiran, pengala-
tihkan keterampilan esensial laboratorium. man, dan sekolah “ (Bransford et al., 1999), yang
Ottander dan Grelsson (2006) menyata- menunjukkan bagaimana penelitian tentang
kan bahwa kegiatan lab merupakan bagian yang pembelajaran yang didasarkan pada teori dan
sangat penting dalam pembelajaran biologi dan eksperimen dapat mengubah praktik mengajar.
sains. Kegiatan lab berfungsi menghubungkan Jadi, proses pembelajaran harus menyentuh pula
teori/ konsep dan praktek, meningkatkan daya aspek keterampilan-keterampilan laboratorium
tarik atau minat siswa, dapat memperbaiki mis- sebagai pendukung melakukan eksperimen atau
konsepsi, dan mengembangkan sikap analisis penelitian (Kattmann et al., 2006). Hal ini se-
dan kritis pada siswa. Oleh karenanya untuk perti yang dinyatakan oleh Horgen (1984 dalam
mendukung fungsi kegiatan lab tersebut, maka Surya, 2003), bahwa suatu hal yang muncul dari
metode penilaiannya perlu diperbaiki agar kegi- definisinya adalah bahwa perilaku sebagai akibat
atan lab berlangsung lebih efektif. Hasil peneli- belajar itu disebabkan karena latihan atau penga-
tian dari Moore (2007) menunjukkan bahwa ke- laman, sedangan Mc Geoch (1956) dalam Surya
giatan lab dapat meningkatkan nilai perkuliahan (2003) memberikan definisi belajar “learning is
mahasiswa. a change perforfermance as a result of practice”. Ini
Kegiatan laboratorium merupakan kegi- berarti bahwa belajar membawa perubahan da-
atan yang melibatkan seluruh aktivitas, kreativi- lam kinerja yang disebabkan oleh proses latihan.
tas dan intelektualitas siswa. Salah satu keteram- Dalam hal ini jelaslah bahwa penguasaan kete-
pilan dan kreativitas yang diperlukan dan harus rampilan-keterampilan esensial lab pun dapat ter-
dikuasai siswa adalah keterampilan merencana- kuasai dengan baik jika melakukan latihan dan
kan suatu percobaan, meliputi keterampilan me- pengalaman belajar.
nentukan alat dan bahan, menentukan variabel, Keterampilan laboratorium merupakan
menentukan hal-hal yang perlu diamati dan dica- bagian terpenting ketika melakukan penilai-
tat, menentukan langkah kerja, serta cara pengo- an dalam keterampilan psikomotorik. Beasley
lahan data untuk menarik kesimpulan sementara (1987) menyatakan bahwa ragam keterampilan
(Ottander & Grelsson, 2006). laboratorium yang harus dimiliki peserta didik/
Perlengkapan kerja berbasis laboratorium mahasiswa adalah:
merupakan bagian dari kerja praktek sains yang 1. Memilih, memasang, mengoperasikan,
meliputi juga field study (Henry, 1975), sering di- membuka, membersihkan dan mengemba-
sinonimkan dengan “doing science”. Telah dila- likan peralatan;
porkan oleh beberapa employer (Asosiasi Industri 2. Mencocokkan peralatan;
Farmasi Inggris, 2005; Federasi Biosains, 2005a, 3. Membaca alat ukur dengan teliti;
2005b) adanya lulusan yang kurang terampil da- 4. Menangani, menyiapkan dan menyadari ba-
Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148 143

haya bahan kimia; membuat keputusan yang matang dan bertang-


5. Mendeteksi, mengkalibrasi dan memperbai- gung jawab secara moral, sosial dan praktis.
ki kesalahan dalam mengatur peralatan; Keterampilan esensial adalah keterampi-
6. Menggambar peralatan dengan akurat. lan dasar yang digunakan untuk menguraikan
Keterampilan esensial dikenal pula dengan sejumlah prosedur, proses dan metode yang
sebutan keterampilan kunci, keterampilan inti penting yang digunakan ilmuwan ketika meng-
(core skill), keterampilan generik, dan keterampi- konstruksi pengetahuan dan memecahkan ma-
lan dasar. Keterampilan esensial ada yang seca- salah yang berkaitan dengan eksperimennya.
ra spesifik berhubungan dengan pekerjaan, ada Keterampilan dasar tersebut bukan hanya ber-
yang relevan dengan aspek sosial. Keterampilan kaitan dengan keterampilan otomatis saja, tetapi
esensial antara lain meliputi keterampilan: komu- juga menyangkut keterampilan fisik dan mental.
nikasi, kerja tim, pemecahan masalah, inisiatif Keterampilan-keterampilan ini berproses dalam
dan usaha (initiative and enterprise), merencanakan kerja ilmiah, proses digunakan para ahli dalam
dan mengorganisasi, menajemen diri, keterampi- kerjanya. Keterampilan-keterampilan dasar ter-
lan belajar, dan keterampilan teknologi. Hal yang sebut antara lain: mengobservasi, menghitung,
berkaitan dengan atribut personal meliputi: loya- mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan
litas, komitmen, jujur, integritas, antusias, dapat ruang/waktu, membuat hipotesis, mefencanakan
dipercaya, sikap simbang terhadap pekerjaan dan penelitian/eksperimen, mengendalikan variabel,
kehidupan rumah, motivasi, presentasi personal, menafsirkan data, menyusun inferensi, mempre-
akal sehat, penghargaan positif, rasa humor, ke- diksi, mengaplikasikan, dan mengkomunikasi-
mampuan mengatasi tekanan, dan kemampuan kan (Nur, 1996; Semiawan, 1985).
adaptasi (Gibb, 2002). Menurut Wetzel (2008), keterampilan
Jenis-jenis utama dari keterampilan esen- proses sains merupakan dasar dari pemecahan
sial adalah keterampilan berpikir (seperti teknik masalah dalam sains dan metode ilmiah. Kete-
memecahkan masalah), strategi pembelajaran rampilan proses sains dikelompokkan menjadi
(seperti membuat mnemonik untuk membantu keterampilan proses dasar dan keterampilan pro-
mengingat sesuatu), dan keterampilan metakog- ses terpadu. Menurut Rezba (1999) dan Wetzel
nitif (seperti memonitor dan merevisi teknik me- (2008), keterampilan proses dasar terdiri atas
mecahkan masalah atau teknik membuat mne- enam komponen tanpa urutan tertentu, yaitu:
monik) (Gibb, 2002). Sedikitnya ada tiga bagian Observasi atau mengamati, menggunakan
utama keterampilan esensial. Komponen yang lima indera untuk mencari tahu informasi ten-
paling lazim adalah prosedur, prinsip, dan me- tang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, per-
morasi atau mengingat. Prosedur yaitu seperang- samaan, dan fitur identifikasi lain.
kat langkah yang digunakan untuk melakukan 1. Klasifikasi, proses pengelompokan dan pena-
keterampilan. Prinsip yaitu berkenaan dengan taan objek
kemampuan memahami dan menerapkan kon- 2. Mengukur, membandingkan kuantitas yang
sep-konsep tertentu untuk menuntun kapan dan tidak diketahui dengan jumlah yang diketa-
bagaimana suatu langkah atau prosedur (pen- hui, seperti: standar dan non-standar satuan
dekatan) dilakukan. Memorasi yaitu mengingat pengukuran.
urutan langkah-langkah. 3. Komunikasi, menggunakan multimedia, tu-
Careers Advisory Board The University of lisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk
Western Australia tahun 1996 (Gibb, 2002), me- berbagi temuan.
ngemukakan bahwa perkuliahan-perkuliahan 4. Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk
pada umumnya tidak mengembangkan kemam- menjelaskan pengamatan.
puan-kemampuan esensial secara maksimal. Ke- 5. Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi
terampilan esensial yang dimaksud meliputi ke- tentang hasil yang diharapkan.
mampuan: komunikasi oral, komunikasi melalui Keterampilan proses sains dapat meletak-
tulisan, belajar keterampilan dan prosedur baru, kan dasar logika untuk meningkatkan kemampu-
bekerja dalam kelompok, membuat keputusan, an berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal
memecahkan masalah, mengadaptasikan penge- tingkat sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih
tahuan pada situasi baru, bekerja dengan penga- banyak menggunakan keterampilan proses sains
wasan minimum, memahami implikasi-implikasi yang mudah seperti pengamatan dan komunika-
etika dan sosial/budaya keputusan, pertanyaan si, namun seiring perkembangannya mereka da-
yang menerima kebijakan, membuka ide-ide pat menggunakan keterampilan proses sains yang
dan kemungkinan-kemungkinan baru, berpikir kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba,
dan beralasan logis, berpikir kreatif, analisis, dan 1999).
144 Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148

Perpaduan dua kemampuan keterampilan bangan waktu penelitian yang cukup terbatas.
proses dasar atau lebih membentuk keterampilan Selanjutnya data dianalisis secara kuanti-
proses terpadu. Menurut Weztel (2008), Kete- tatif deskriptif untuk melihat keterampilan esen-
rampilan proses terpadu meliputi: sial lab dan kompetensi motorik mahasiswa ca-
1. Merumuskan hipotesis, membuat prediksi lon guru biologi tersebut.
(tebakan) berdasarkan bukti dari penelitian
sebelumnya atau penyelidikan. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Mengidentifikasi variabel, penamaan dan
pengendalian terhadap variabel independen, Tabel 1 menunjukkan bahwa keterampi-
dependen, dan variabel kontrol dalam penye- lan esensial lab yang dilakukan pada setiap topik
lidikan praktikum ekologi sangat bervariasi. Kemam-
3. Membuat defenisi operasional, mengem- puan mengobservasi, menghitung, mengukur,
bangkan istilah spesifik untuk menggambar- mengkomunikasikan, menafsirkan data, dan me-
kan apa yang terjadi dalam penyelidikan ber- nyimpulkan hampir selalu diajarkan pada setiap
dasarkan karakteristik diamati. topik praktikum ekologi. Sebaliknya keterampi-
4. Percobaan, melakukan penyelidikan dan lan esensial seperti mengklasifikasi, mencari hu-
mengumpulkan data bungan waktu/ ruang, dan memprediksi umum-
5. Interpretasi data, menganalisis hasil penyeli- nya masih jarang diberikan pada saat praktikum
dikan. ekologi. Keterampilan lab dalam hal merencana-
Bertolak dari latar belakang masalah di kan penelitian/eksperimen, menyusun inferensi,
atas, penulis melakukan penelitian ini dengan mengendalikan variabel, mebuat hipotesis, dan
tujuan mengkaji bagaimana profil penguasaan mengaplikasikan tidak pernah diajarkan secara
keterampilan esensial dan kompetensi motorik optimal melalui kegiatan praktikum tersebut.
lab mahasiswa calon guru biologi IAIN Syekh Dapat dilihat pada Tabel 1 tersebut bahwa
Nurjati Cirebon. Hasil penelitian ini diharapkan semua topik praktikum ekologi tidak ada yang
dapat digunakan untuk meningkatkan keteram- mengajarkan seluruh (14 jenis) keterampilan
pilan esensial dan kompetensi motoril laborato- esensial lab. Pada beberapa topik praktikum eko-
rium mahasiswa. logi hanya diajarkan keterampilan-keterampilan
esensial lab tertentu.
METODE Kurangnya pembelajaran keterampilan
esensial lab kepada mahasiswa calon guru biologi
Metode penelitian yang digunakan des- ini dapat menyebabkan tingkat penguasaan kete-
kriptif kuantitatif yang menggambarkan seba- rampilan esensial lab mereka menjadi rendah.
ran keterampilan esensial pada topik praktikum Dari Tabel 1 terlihat tingkat penguasaan
ekologi dan tingkat penguasaan keterampilan keterampilan esensial lab mahasiswa calon guru
esensial dan kompetensi motorik lab mahasiswa biologi dalam mengobservasi hanya dikuasai
calon guru biologi di Jurusan Tadris IPA Biolo- oleh 43,45%, menghitung oleh 53,21% maha-
gi Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cire- siswa, sedangkan kemampuan menafsirkan data
bon dikuasai oleh 56,88% mahasiswa dan terbanyak
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mengkomunikasikan secara tertulis yai-
40 orang mahasiswa yang telah lulus mengambil tu dikuasai oleh 57,24%. Keterampilan esensial
mata kuliah Ekologi dan mata kuliah Praktek lab berupa merencanakan penelitian/eksperimen
Profesi Lapangan. Teknik pengambilan sampel dan mengaplikasikan, masing-masing hanya di-
secara acak sederhana. Mereka diberikan sepe- kuasai oleh 7,17% dan 5,39 % mahasiswa. Secara
rangkat tes, angket, lembar observasi dan wawan- keseluruhan keterampilan esensial lab ini hanya
cara untuk mengkaji kompetensi keterampilan dikuasai oleh 35,50% mahasiswa calon guru bio-
esensial laboratorium, khususnya di bidang bio- logi.
logi. Masalah kegiatan lab atau praktikum di-
Untuk setiap kompetensi keterampilan perkuat pula oleh Rustaman (2003) menyatakan,
motorik lab dilakukan tes secara tertulis, meng- bahwa implementasi kegiatan praktikum di la-
gunakan lembar observasi, dan demosntrasi un- pangan ternyata masih menghadapi banyak ken-
tuk menganalisis sampai seberapa besar pengu- dala. Permasalahan yang dihadapi dan dialami
asaan kompetensi motorik lab setiap mahasiswa. guru dalam menyelenggarakan kegiatan prakti-
Dalam pengukuran kompetensi ini, baik secara kum antara lain kurangnya peralatan praktikum,
tertulis, observasi maupun demonstrasi diambil kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru
sampel 17 orang, hal ini terkait dengan pertim- dalam mengelola kegiatan lab, kegiatan prakti-
Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148 145

Tabel 1. Pemetaan Keterampilan Esensial Lab dan Tingkat Penguasaan Mahasiswa Calon Guru Bio-
logi pada Praktikum Ekologi

Topik Praktikum
Tingkat
Pen- Alle- Ana- Pendu- Kin- Pen-
Keterampilan Fak- Suk- Siklus
gena- lopati lisis gaan Eko- erja gua-
Esensial Lab tor sesi Hid-
lan Tana- Vege- Popu- sistem He- saan
Ling. Tumb. rologi (%)
Alat man tasi lasi wan

Mengobservasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ 43,45
Menghitung √ √ √ √ √ √ √ - √ 53,21
Mengukur √ √ √ √ √ √ √ - √ 50,17
Mengklasifikasi - - √ - - √ - √ - 47,22
Mencari hubungan - √ - √ - - - √ √ 19,07
waktu/ruang
Membuat hipotesis - √ - - - - - - √ 26,45
Merencanakan - - - - - - - - - 7,17
penelitian/eksperi-
men
Mengendalikan - √ - √ - - - - - 12,98
variabel
Menafsirkan data - √ √ √ √ √ √ √ √ 56,88
Menyusun inferensi - √ - - - - - - √ 28,76
Memprediksi - √ - - - - √ √ √ 44,52
Menyimpulkan - √ √ √ √ √ √ √ √ 44,45
Mengaplikasikan √ - - - - - - - - 5,39
Mengkomunikasi- √ √ √ √ √ √ √ √ √ 57, 24
kan
Jumlah, Rata-rata 5 11 7 8 6 7 7 7 10 35,50
Keterangan: √ = ada diajarkan; - = tidak ada

kum atau kegiatan laboratorium secara praktis dapat dilakukan di antaranya adalah memberikan
jarang dilaksanakan, praktikum banyak menyita program pembekalan secara khusus tentang kete-
waktu dan tenaga (Anggraeni, 2001) dan guru rampilan esensial lab kepada mahasiswa. Selain
juga kurang mampu merencanakan percobaan, itu juga, perlu dilakukan upaya menggunakan
merumuskan tujuan, membuat lembar kerja sis- model pembelajaran yang dapat merangsang
wa, mengelola dan menilai praktikum (Wulan, meningkatkan keterampilan lab mahasiswa, baik
2003), serta praktikum yang dilaksanakan kurang secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Mela-
menggugah proses berpikir siswa (Corebima, lui praktikum ekologi berbasis proyek, mahasis-
1999). wa diberikan program pembekalan keterampilan
Keterampilan-keterampilan esensial yang esensial dimaksud, dengan demikain diharapkan
dipetakan dan diukur antara lain mengobservasi, mahasiswa memiliki keterampilan esensial lab
menghitung, mengukur, dan merumuskan hipo- yang memadai dalam mendukung profesinya se-
tesis. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. bagai guru sains.
Topik praktikum ekologi yang dilakukan dianta- Untuk setiap kompetensi keterampilan
ranya adalah pengenalan alat, faktor-faktor ling- motorik lab dilakukan tes secara tertulis dan de-
kungan, suksesi tumbuhan, siklus hidrologi, dan monstrasi untuk menganalisis sampai seberapa
kinerja hewan. besar penguasaan kompetensi setiap mahasiswa.
Oleh karena itu untuk mengatasi rendah- Dalam pengukuran kompetensi ini, baik secara
nya keterampilan esensial mahasiswa calon guru tertulis dan demosntrasi diambil sampel tujuh
biologi ini perlu dilaksanakan berbagai program belas orang. Tabel 2 sampai dengan Tabel 7 me-
peningkatan kompetensi mahasiswa, khsusunya nunjukkan bahwa kompetensi mempersiapkan
dalam kegiatan laboratorium. Upaya-upaya yang bahan dan alat sesuai rencana praktikum hanya
146 Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148

dikuasai oleh 46,4% mahasiswa, sedangkan kom- Tabel 2. Penguasaan Kompetensi Mempersiap-
petensi mengkalibrasi dan memelihara peralatan kan Bahan dan Alat Sesuai Rencana Praktikum
lab dikuasai oleh 59,3% mahasiswa calon guru
biologi. Masing-masing sebanyak 74,3% maha- Tingkat
siswa dan 55;2% mahasiswa menguasai kompe- Sub Kompetensi
Penguasaan (%)
tensi mengoperasikan pipet dan mengoperasikan
Menentukan tujuan pelaksa- 60
mikroskop. Kompetensi mencatat dan mempro-
naan praktikum
ses data hanya dikuasai 57,4% mahasiswa, dan
kompetensi bekerja aman sesuai prosedur kese- Mengenali jenis-jenis perco- 61
hatan dan keselamatan kerja dikuasai 65,0% ma- baan dan memahami dasar
hasiswa. teorinya
Keseluruhan enam kompetensi motorik Mengenali alat-alat lab dan 39
keterampilan lab yang diteliti ini menunjukkan terampil menggunakannya
rata-rata dikusai oleh 59,6% mahasiswa. Hal ini Mengenali obyek pekerjaan 70
berarti bahwa sebagian besar mahasiswa calon dan menggambarkannya
guru biologi masih belum maksimal menguasai
keterampilan motorik laboratorium, sehingga Memahami prosedur perco- 50
dapat dipahami mengapa mereka mengalami baan dan terampil melak-
kesulitan dalam kegiatan praktikum di lab seko- sanakannya
lah ketika melakukan PPL. Salah satu penyebab Menyusun petunjuk prak- 16
kurangnya penguasaan keterampilan motorik tikum dalam format LKS
lab ini adalah sistem praktikum yang dilaksanan berbasis keterampilan lab
selama ini. Praktikum yang dilaksanakan, tidak dan implementasinya
melatih secara optimal mengembangkan kete- Merancang alat evaluasi 29
rampilan labnya. Alasan tidak diberikannya la- kegiatan
tihan ini adalah karena waktu yang disediakan Rata-rata 46,4
masih dirasakan kurang. Selain itu juga, dengan
kondisi lab, sarana dan prasarana, bahan dan
peralatan yang masih terbatas, menyebabkan pe- Tabel 3. Penguasaan Kompetensi Mengkalibrasi
nguasaan keterampilan motorik lab masih dirasa- dan Memelihara Peralatan Lab
kan kurang maskimal.
Pada kompetensi mempersiapkan ba-
han dan alat sesuai rencana praktikum (Tabel Tingkat
Sub Kompetensi
2), subkompetensi yang paling rendah dikuasai Penguasaan (%)
mahasiswa adalah “menyusun petunjuk prakti- Mempersiapkan dan 65
kum dalam format LKS berbasis keterampilan melakukan pengecekan
lab dan implementasinya” hanya sebesar 16%, peralatan lab sebelum digu-
tertinggi 70% mahasiswa menguasai subkompe- nakan
tensi “mengenali obyek pekerjaan dan menggam- Melakukan kalibrasi pera- 37
barkannya”. Subkompetensi yang paling rendah latan
pada penguasaan kompetensi mengkalibrasi dan
Memelihara peralatan 60
memelihara peralatan (Tabel 3) adalah melaku-
kan kalibrasi peralatan, hanya dikusai 37% ma- Memelihara buku catatan
hasiswa, sedangkan penguasaan subkompetensi peralatan 75
yang paling tinggi yaitu dalam “memelihara buku Rata-rata 59,3
catatan dikuasai 75% mahasiswa.
Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148 147

Tabel 4. Penguasaan Kompetensi Mengoperasi- kompetensi mengoperasikan mikroskop (Tabel 5)


kan Pipet adalah “menangani mikroskop yang tidak layak
pakai sesuai prosedur “, hanya dikusai 20% ma-
Tingkat hasiswa, sedangkan penguasaan subkompetensi
Sub Kompetensi yang paling tinggi dikuasai oleh 72% mahasiswa
Penguasaan (%)
yaitu dalam “mengoperasikan penggunaan mi-
Mengidentifikasi pipet 75
kroskop dengan benar sesuai prosedur yang ber-
yang akan dipakai
laku”.
Melakukan pipetasi 82
Melakukan pemeliharaan 90 Tabel 6. Penguasaan Kompetensi Mencatat dan
pipet Memproses Data
Mengikuti prosedur kes- 50
ehatan dan keselamatan Tingkat
Sub Kompetensi
kerja Penguasaan (%)
Rata-rata 74,3 Mencatat dan menyimpan
75
data
Melakukan komputasi labo-
Tabel 5. Penguasaan Kompetensi Mengoperasi- 40
ratorium
kan Mikroskop
Menampilkan data dalam
bentuk tabel, diagram, dan 55
Tingkat grafik
Sub Kompetensi
Penguasaan (%) Menginterpretasikan data
Memilih jenis mikroskop 70 dalam bentuk tabel, dia- 47
yang sesuai dengan kebutu- gram, dan grafik
han pemeriksaan dan layak
Menjaga keakuratan dan
pakai sebelum digunakan 70
kerahasiaan data
Menangani mikroskop yang 20 Rata-rata 57,4
tidak layak pakai sesuai
prosedur
Mengoperasikan peng- 72 Tabel 7. Penguasaan Kompetensi Bekerja Aman
gunaan mikroskop dengan sesuai Prosedur Kesehatan dan Keselamatan
benar sesuai prosedur yang Kerja di Lab
berlaku
Menjelaskan cara pemeli- 65 Tingkat Pengua-
haraan mikroskop secara Sub Kompetensi
saan (%)
rutin sesuai prosedur yang
Persiapan untuk melaku- 52
berlaku
kan pekerjaan
Membuat rekaman pemeli- 34
Melakukan pekerjaan yang 65
haraan mikroskop
sehat dan aman di labora-
Melakukan langkah- 70 torium
langkah pencegahan dan
Membersihkan alat dan 78
penanggulangan kerusakan
bahan setelah selesai pe-
mikroskop sesuai prosedur
kerjaan
yang berlaku
Rata-rata 65,0
Rata-rata 55,2
Untuk kompetensi mencatat dan mem-
Kompetensi mengoperasikan pipet (Tabel
proses data (Tabel 6), subkompetensi “melakukan
4), subkompetensi yang paling rendah dikuasai
komputasi laboratorium hanya dikusai oleh 40%
mahasiswa adalah “mengikuti prosedur keseha-
mahasiswa, sedangkan “mencatat dan menyim-
tan dan keselamatan kerja” hanya sebesar 50%
pan data” 75% mahasiswa menguasai subkom-
, tertinggi 90% mahasiswa menguasai subkom-
petensi tersebut. Pada subkompetensi “persiapan
petensi “melakukan pemeliharaan pipet”. Sub-
melakukan pekerjaan” (Tabel 7) hanya dikusai
kompetensi yang paling rendah pada penguasaan
oleh 52% mahasiswa calon guru biologi, berbeda
148 Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148

dengan subkompetensi “membersihkan alat dan Ford, E. D. (2000). Scientific Method for Ecological Re-
bahan setelah selesai pekerjaan” sebagian besar search. New York: Cambridge University Press.
78% mahasiswa kompeten dalam subkompetensi Gibb, J. (2002). The Collection of Research Reading on
tersebut. Generic Skill in VET [online]. Tersedia: http://
www.ncvr.edu.au.hotm. [17 Nopember 2008].
Menurut Carrol dan Feltam (2007), maha-
Haigh, M., (1996). Investigating Investigatorrs: Implica-
siswa akan menunjukkan kinerja yang lebih baik tions for Teachesrs of theIntroduction of Open In-
jika diberi waktu yang lebih lama untuk berlatih vestigations Into Form 6 (Year 12) Biology Practi-
mengenai keterampilan-keterampilan riset dan cal Work. Paper Accompanying Presentation
keterampilan lab yang merupakan keterampilan to 27th Annual Conference of The Australian
kunci. Pentingnya keterampilan lab ini seperti Science Education Research Association, Can-
yang dikemukakan oleh Sund and Trowbridge berra.
(1987), terdapat lima kategori keterampilan yang Henry, N. W. (1975). Objectives of Laboratory Work.
dapat diperoleh mahasiswa setelah belajar sains In: The Structure of Science Education, Australia:
Longman.
dengan praktikum yakni: 1) keterampilan mem-
Moore, R. (2007). What Do Students’ Behaviors and
peroleh (acquisitive skills), 2) keterampilan meng- Performances in Lab Tell Us About Their Be-
organisasi (organizational skills), 3) keterampilan haviors and Performances in Lecture – Portions
kreatif (creative skills), 4) keterampilan manipulasi of Introductory Biology Courses? Bioscene:
(manipulative skills), dan 5) keterampilan komuni- Journal of College Biology Teaching. 33(1), 19-24.
kasi (communicative skills). Nur, M. (1996). Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat
Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Dik-
PENUTUP menum.
Ottander, C, & Grelsson, G. (2006). Laboratory work:
The Teachers’ Perspective. Journal of Biological
Berdasarkan hasil penelitian ini menun-
Education. 40(3), 113-118.
jukkan bahwa kompetensi keterampilan esensial Rustaman, N et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar
lab mahasiswa calon guru biologi masih rendah. Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi
Pembelajaran keterampilan esensial lab kepada UPI.
mahasiswa belum maksimal diberikan pada se- Rustaman N & Riyanto, A. (2003). Perencanaan dan Pe-
tiap topik praktikum ekologi. Kompetensi moto- nilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. Handout
rik lab mahasiswa secara umum hanya dikuasai Program Applied Approach bagi Dosen Baru
59,6% mahasiswa calon guru biologi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
13-25 Januari 2003.
Semiawan, C. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : PT. Gramedia.
Sund, R.B. and Trowbridge, L.W. (1987). Teaching Sci-
Anggraeni, S. (2001). Analisis Pembelajaran Biologi Mole- ence by Inquiry in The Secondary School. Ohio: A
kuler di SMU Kodya Bandung. Makalah Peneli- Bell & Howell Company.
tian. Bandung: FMIPA UPI. Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Carrol, S. and Feltam, M. (2007). Knowledge or Skills- Bandumg: Pustaka Bani Buraisy.
The Way to a Meaningful Degree? An Investi- Watson, R., Prieto, T., Dillon, S.J., (1995). The Effect
gation into Importance of Key Skills within an of Practical Work on Students’ Understanding
Undergraduate Degree and The Effect This on of Combustion. J. Research in Science Teaching.
Student Success. Bioscience Education e-journal Vol 32, No. 5.
10. Wulan, A.R. (2003). Permasalahan yang Dihadapi dalam
D’Avanzo C. (2003). Research on Learning: Potential Pemberdayaan Praktikum Biologi di SMU dan
for Improving College Ecology Teaching. Front Upaya Penanggulangannya. Tesis. Bandung: SPs
Ecol Environment. 1(10):533-540. UPI (tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai