ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji profil keterampilan esensial dan kompetensi motorik lab mahasiswa
calon guru biologi. Kenyataan data penelitian menunjukkan bahwa kompetensi keterampilan esensial lab maha-
siswa masih rendah. Keterampilan esensial lab juga belum sepenuhnya diajarkan secara optimal dalam prakti-
kum ekologi. Rata-rata tingkat penguasaan keterampilan esensial lab mahasiswa 35,50%, sedangkan kompetensi
motorik lab-nya sebesar 59,6%.
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the profile of skills and competencies essential motor prospective teach-
ers of biology lab students. Simple random sample is taken. The fact the data showed that the essential skills lab
competency of students is still low. Essential skills lab is also not fully taught in the lab optimally ecology. The
average level of student mastery of essential skills lab 35.50%, while the motor competence of his lab at 59.6%.
pilan proses siswa. Hal ini berarti bahwa pengu- lam beberapa bidang biosains, terutama sekali
asaan keterampilan-keterampilan esensial labo- yang terkait dengan keterampilan-keterampilan
ratorium siswa masih cukup rendah, sehingga laboratorium dan kecerdasan. Salah satu faktor
mengganggu pengembangan keterampilan proses penting penyebab hal tersebut berhubungan de-
sains siswa itu sendiri. ngan pengetahuan dan keterampilan-keteram-
Hal-hal apa saja yang tercakup dalam pilan esensial mahasiswa pada tahun ke-1 dan
pembelajaran biologi? Menurut Haigh (1996) ke-2 di laboratorium. Terdapat kecenderungan
menuliskan bahwa seorang guru harus mampu meningkat bahwa para mahasiswa mengambil
melibatkan konsep-konsep siswa, mengembang- proyek-proyek riset pada tahun terakhir di luar
kan keterampilan esensial (observasi, klasifikasi, konteks riset tradisional laboratorium, sehingga
mengukur, komunikasi, manipulasi, menyimpul- dapat mengurangi atau menghambat pengem-
kan, prediksi dan kemampuan kerja sama), sepe- bangan keterampilan-keterampilan laboratorium
rangkat proses ilmiah, dan identifikasi, relevansi dan kecerdasan mahasiswa (Collis et al., 2008).
dan penerapan konsep-konsep. Selain itu juga Menurut Woolnough (Rustaman et al.,
perlu melibatkan ranah afektif yang perlu dikem- 2003) bentuk praktikum terdiri atas praktikum
bangkan, mencakup minat, keterlibatan, dan ap- yang bersifat latihan, praktikum yang bersifat
likasi. Pentingnya keterampilan laboratorium di- memberi pengalaman, dan praktikum yang ber-
tekankan oleh Watson, Prieto, dan Dillon (1995) sifat investigasi atau penyelidikan. Ketiga bentuk
bahwa pendekatan keterampilan laboratorium praktikum ini penting dibekalkan kepada maha-
memberikan pengalaman langsung, pengalaman siswa calon guru.
pertama kepada siswa, sehingga mampu mengu- Pada tahun 1999, Dewan Riset Nasional
bah persepsi siswa tentang hal-hal penting. Oleh menerbitkan buku yang sangat dinantikan orang
karena itu selama proses pembelajaran perlu dila- “Bagaimana orang belajar: otak, pikiran, pengala-
tihkan keterampilan esensial laboratorium. man, dan sekolah “ (Bransford et al., 1999), yang
Ottander dan Grelsson (2006) menyata- menunjukkan bagaimana penelitian tentang
kan bahwa kegiatan lab merupakan bagian yang pembelajaran yang didasarkan pada teori dan
sangat penting dalam pembelajaran biologi dan eksperimen dapat mengubah praktik mengajar.
sains. Kegiatan lab berfungsi menghubungkan Jadi, proses pembelajaran harus menyentuh pula
teori/ konsep dan praktek, meningkatkan daya aspek keterampilan-keterampilan laboratorium
tarik atau minat siswa, dapat memperbaiki mis- sebagai pendukung melakukan eksperimen atau
konsepsi, dan mengembangkan sikap analisis penelitian (Kattmann et al., 2006). Hal ini se-
dan kritis pada siswa. Oleh karenanya untuk perti yang dinyatakan oleh Horgen (1984 dalam
mendukung fungsi kegiatan lab tersebut, maka Surya, 2003), bahwa suatu hal yang muncul dari
metode penilaiannya perlu diperbaiki agar kegi- definisinya adalah bahwa perilaku sebagai akibat
atan lab berlangsung lebih efektif. Hasil peneli- belajar itu disebabkan karena latihan atau penga-
tian dari Moore (2007) menunjukkan bahwa ke- laman, sedangan Mc Geoch (1956) dalam Surya
giatan lab dapat meningkatkan nilai perkuliahan (2003) memberikan definisi belajar “learning is
mahasiswa. a change perforfermance as a result of practice”. Ini
Kegiatan laboratorium merupakan kegi- berarti bahwa belajar membawa perubahan da-
atan yang melibatkan seluruh aktivitas, kreativi- lam kinerja yang disebabkan oleh proses latihan.
tas dan intelektualitas siswa. Salah satu keteram- Dalam hal ini jelaslah bahwa penguasaan kete-
pilan dan kreativitas yang diperlukan dan harus rampilan-keterampilan esensial lab pun dapat ter-
dikuasai siswa adalah keterampilan merencana- kuasai dengan baik jika melakukan latihan dan
kan suatu percobaan, meliputi keterampilan me- pengalaman belajar.
nentukan alat dan bahan, menentukan variabel, Keterampilan laboratorium merupakan
menentukan hal-hal yang perlu diamati dan dica- bagian terpenting ketika melakukan penilai-
tat, menentukan langkah kerja, serta cara pengo- an dalam keterampilan psikomotorik. Beasley
lahan data untuk menarik kesimpulan sementara (1987) menyatakan bahwa ragam keterampilan
(Ottander & Grelsson, 2006). laboratorium yang harus dimiliki peserta didik/
Perlengkapan kerja berbasis laboratorium mahasiswa adalah:
merupakan bagian dari kerja praktek sains yang 1. Memilih, memasang, mengoperasikan,
meliputi juga field study (Henry, 1975), sering di- membuka, membersihkan dan mengemba-
sinonimkan dengan “doing science”. Telah dila- likan peralatan;
porkan oleh beberapa employer (Asosiasi Industri 2. Mencocokkan peralatan;
Farmasi Inggris, 2005; Federasi Biosains, 2005a, 3. Membaca alat ukur dengan teliti;
2005b) adanya lulusan yang kurang terampil da- 4. Menangani, menyiapkan dan menyadari ba-
Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148 143
Perpaduan dua kemampuan keterampilan bangan waktu penelitian yang cukup terbatas.
proses dasar atau lebih membentuk keterampilan Selanjutnya data dianalisis secara kuanti-
proses terpadu. Menurut Weztel (2008), Kete- tatif deskriptif untuk melihat keterampilan esen-
rampilan proses terpadu meliputi: sial lab dan kompetensi motorik mahasiswa ca-
1. Merumuskan hipotesis, membuat prediksi lon guru biologi tersebut.
(tebakan) berdasarkan bukti dari penelitian
sebelumnya atau penyelidikan. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Mengidentifikasi variabel, penamaan dan
pengendalian terhadap variabel independen, Tabel 1 menunjukkan bahwa keterampi-
dependen, dan variabel kontrol dalam penye- lan esensial lab yang dilakukan pada setiap topik
lidikan praktikum ekologi sangat bervariasi. Kemam-
3. Membuat defenisi operasional, mengem- puan mengobservasi, menghitung, mengukur,
bangkan istilah spesifik untuk menggambar- mengkomunikasikan, menafsirkan data, dan me-
kan apa yang terjadi dalam penyelidikan ber- nyimpulkan hampir selalu diajarkan pada setiap
dasarkan karakteristik diamati. topik praktikum ekologi. Sebaliknya keterampi-
4. Percobaan, melakukan penyelidikan dan lan esensial seperti mengklasifikasi, mencari hu-
mengumpulkan data bungan waktu/ ruang, dan memprediksi umum-
5. Interpretasi data, menganalisis hasil penyeli- nya masih jarang diberikan pada saat praktikum
dikan. ekologi. Keterampilan lab dalam hal merencana-
Bertolak dari latar belakang masalah di kan penelitian/eksperimen, menyusun inferensi,
atas, penulis melakukan penelitian ini dengan mengendalikan variabel, mebuat hipotesis, dan
tujuan mengkaji bagaimana profil penguasaan mengaplikasikan tidak pernah diajarkan secara
keterampilan esensial dan kompetensi motorik optimal melalui kegiatan praktikum tersebut.
lab mahasiswa calon guru biologi IAIN Syekh Dapat dilihat pada Tabel 1 tersebut bahwa
Nurjati Cirebon. Hasil penelitian ini diharapkan semua topik praktikum ekologi tidak ada yang
dapat digunakan untuk meningkatkan keteram- mengajarkan seluruh (14 jenis) keterampilan
pilan esensial dan kompetensi motoril laborato- esensial lab. Pada beberapa topik praktikum eko-
rium mahasiswa. logi hanya diajarkan keterampilan-keterampilan
esensial lab tertentu.
METODE Kurangnya pembelajaran keterampilan
esensial lab kepada mahasiswa calon guru biologi
Metode penelitian yang digunakan des- ini dapat menyebabkan tingkat penguasaan kete-
kriptif kuantitatif yang menggambarkan seba- rampilan esensial lab mereka menjadi rendah.
ran keterampilan esensial pada topik praktikum Dari Tabel 1 terlihat tingkat penguasaan
ekologi dan tingkat penguasaan keterampilan keterampilan esensial lab mahasiswa calon guru
esensial dan kompetensi motorik lab mahasiswa biologi dalam mengobservasi hanya dikuasai
calon guru biologi di Jurusan Tadris IPA Biolo- oleh 43,45%, menghitung oleh 53,21% maha-
gi Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cire- siswa, sedangkan kemampuan menafsirkan data
bon dikuasai oleh 56,88% mahasiswa dan terbanyak
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mengkomunikasikan secara tertulis yai-
40 orang mahasiswa yang telah lulus mengambil tu dikuasai oleh 57,24%. Keterampilan esensial
mata kuliah Ekologi dan mata kuliah Praktek lab berupa merencanakan penelitian/eksperimen
Profesi Lapangan. Teknik pengambilan sampel dan mengaplikasikan, masing-masing hanya di-
secara acak sederhana. Mereka diberikan sepe- kuasai oleh 7,17% dan 5,39 % mahasiswa. Secara
rangkat tes, angket, lembar observasi dan wawan- keseluruhan keterampilan esensial lab ini hanya
cara untuk mengkaji kompetensi keterampilan dikuasai oleh 35,50% mahasiswa calon guru bio-
esensial laboratorium, khususnya di bidang bio- logi.
logi. Masalah kegiatan lab atau praktikum di-
Untuk setiap kompetensi keterampilan perkuat pula oleh Rustaman (2003) menyatakan,
motorik lab dilakukan tes secara tertulis, meng- bahwa implementasi kegiatan praktikum di la-
gunakan lembar observasi, dan demosntrasi un- pangan ternyata masih menghadapi banyak ken-
tuk menganalisis sampai seberapa besar pengu- dala. Permasalahan yang dihadapi dan dialami
asaan kompetensi motorik lab setiap mahasiswa. guru dalam menyelenggarakan kegiatan prakti-
Dalam pengukuran kompetensi ini, baik secara kum antara lain kurangnya peralatan praktikum,
tertulis, observasi maupun demonstrasi diambil kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru
sampel 17 orang, hal ini terkait dengan pertim- dalam mengelola kegiatan lab, kegiatan prakti-
Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148 145
Tabel 1. Pemetaan Keterampilan Esensial Lab dan Tingkat Penguasaan Mahasiswa Calon Guru Bio-
logi pada Praktikum Ekologi
Topik Praktikum
Tingkat
Pen- Alle- Ana- Pendu- Kin- Pen-
Keterampilan Fak- Suk- Siklus
gena- lopati lisis gaan Eko- erja gua-
Esensial Lab tor sesi Hid-
lan Tana- Vege- Popu- sistem He- saan
Ling. Tumb. rologi (%)
Alat man tasi lasi wan
Mengobservasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ 43,45
Menghitung √ √ √ √ √ √ √ - √ 53,21
Mengukur √ √ √ √ √ √ √ - √ 50,17
Mengklasifikasi - - √ - - √ - √ - 47,22
Mencari hubungan - √ - √ - - - √ √ 19,07
waktu/ruang
Membuat hipotesis - √ - - - - - - √ 26,45
Merencanakan - - - - - - - - - 7,17
penelitian/eksperi-
men
Mengendalikan - √ - √ - - - - - 12,98
variabel
Menafsirkan data - √ √ √ √ √ √ √ √ 56,88
Menyusun inferensi - √ - - - - - - √ 28,76
Memprediksi - √ - - - - √ √ √ 44,52
Menyimpulkan - √ √ √ √ √ √ √ √ 44,45
Mengaplikasikan √ - - - - - - - - 5,39
Mengkomunikasi- √ √ √ √ √ √ √ √ √ 57, 24
kan
Jumlah, Rata-rata 5 11 7 8 6 7 7 7 10 35,50
Keterangan: √ = ada diajarkan; - = tidak ada
kum atau kegiatan laboratorium secara praktis dapat dilakukan di antaranya adalah memberikan
jarang dilaksanakan, praktikum banyak menyita program pembekalan secara khusus tentang kete-
waktu dan tenaga (Anggraeni, 2001) dan guru rampilan esensial lab kepada mahasiswa. Selain
juga kurang mampu merencanakan percobaan, itu juga, perlu dilakukan upaya menggunakan
merumuskan tujuan, membuat lembar kerja sis- model pembelajaran yang dapat merangsang
wa, mengelola dan menilai praktikum (Wulan, meningkatkan keterampilan lab mahasiswa, baik
2003), serta praktikum yang dilaksanakan kurang secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Mela-
menggugah proses berpikir siswa (Corebima, lui praktikum ekologi berbasis proyek, mahasis-
1999). wa diberikan program pembekalan keterampilan
Keterampilan-keterampilan esensial yang esensial dimaksud, dengan demikain diharapkan
dipetakan dan diukur antara lain mengobservasi, mahasiswa memiliki keterampilan esensial lab
menghitung, mengukur, dan merumuskan hipo- yang memadai dalam mendukung profesinya se-
tesis. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. bagai guru sains.
Topik praktikum ekologi yang dilakukan dianta- Untuk setiap kompetensi keterampilan
ranya adalah pengenalan alat, faktor-faktor ling- motorik lab dilakukan tes secara tertulis dan de-
kungan, suksesi tumbuhan, siklus hidrologi, dan monstrasi untuk menganalisis sampai seberapa
kinerja hewan. besar penguasaan kompetensi setiap mahasiswa.
Oleh karena itu untuk mengatasi rendah- Dalam pengukuran kompetensi ini, baik secara
nya keterampilan esensial mahasiswa calon guru tertulis dan demosntrasi diambil sampel tujuh
biologi ini perlu dilaksanakan berbagai program belas orang. Tabel 2 sampai dengan Tabel 7 me-
peningkatan kompetensi mahasiswa, khsusunya nunjukkan bahwa kompetensi mempersiapkan
dalam kegiatan laboratorium. Upaya-upaya yang bahan dan alat sesuai rencana praktikum hanya
146 Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148
dikuasai oleh 46,4% mahasiswa, sedangkan kom- Tabel 2. Penguasaan Kompetensi Mempersiap-
petensi mengkalibrasi dan memelihara peralatan kan Bahan dan Alat Sesuai Rencana Praktikum
lab dikuasai oleh 59,3% mahasiswa calon guru
biologi. Masing-masing sebanyak 74,3% maha- Tingkat
siswa dan 55;2% mahasiswa menguasai kompe- Sub Kompetensi
Penguasaan (%)
tensi mengoperasikan pipet dan mengoperasikan
Menentukan tujuan pelaksa- 60
mikroskop. Kompetensi mencatat dan mempro-
naan praktikum
ses data hanya dikuasai 57,4% mahasiswa, dan
kompetensi bekerja aman sesuai prosedur kese- Mengenali jenis-jenis perco- 61
hatan dan keselamatan kerja dikuasai 65,0% ma- baan dan memahami dasar
hasiswa. teorinya
Keseluruhan enam kompetensi motorik Mengenali alat-alat lab dan 39
keterampilan lab yang diteliti ini menunjukkan terampil menggunakannya
rata-rata dikusai oleh 59,6% mahasiswa. Hal ini Mengenali obyek pekerjaan 70
berarti bahwa sebagian besar mahasiswa calon dan menggambarkannya
guru biologi masih belum maksimal menguasai
keterampilan motorik laboratorium, sehingga Memahami prosedur perco- 50
dapat dipahami mengapa mereka mengalami baan dan terampil melak-
kesulitan dalam kegiatan praktikum di lab seko- sanakannya
lah ketika melakukan PPL. Salah satu penyebab Menyusun petunjuk prak- 16
kurangnya penguasaan keterampilan motorik tikum dalam format LKS
lab ini adalah sistem praktikum yang dilaksanan berbasis keterampilan lab
selama ini. Praktikum yang dilaksanakan, tidak dan implementasinya
melatih secara optimal mengembangkan kete- Merancang alat evaluasi 29
rampilan labnya. Alasan tidak diberikannya la- kegiatan
tihan ini adalah karena waktu yang disediakan Rata-rata 46,4
masih dirasakan kurang. Selain itu juga, dengan
kondisi lab, sarana dan prasarana, bahan dan
peralatan yang masih terbatas, menyebabkan pe- Tabel 3. Penguasaan Kompetensi Mengkalibrasi
nguasaan keterampilan motorik lab masih dirasa- dan Memelihara Peralatan Lab
kan kurang maskimal.
Pada kompetensi mempersiapkan ba-
han dan alat sesuai rencana praktikum (Tabel Tingkat
Sub Kompetensi
2), subkompetensi yang paling rendah dikuasai Penguasaan (%)
mahasiswa adalah “menyusun petunjuk prakti- Mempersiapkan dan 65
kum dalam format LKS berbasis keterampilan melakukan pengecekan
lab dan implementasinya” hanya sebesar 16%, peralatan lab sebelum digu-
tertinggi 70% mahasiswa menguasai subkompe- nakan
tensi “mengenali obyek pekerjaan dan menggam- Melakukan kalibrasi pera- 37
barkannya”. Subkompetensi yang paling rendah latan
pada penguasaan kompetensi mengkalibrasi dan
Memelihara peralatan 60
memelihara peralatan (Tabel 3) adalah melaku-
kan kalibrasi peralatan, hanya dikusai 37% ma- Memelihara buku catatan
hasiswa, sedangkan penguasaan subkompetensi peralatan 75
yang paling tinggi yaitu dalam “memelihara buku Rata-rata 59,3
catatan dikuasai 75% mahasiswa.
Djohar Maknun dkk. / JPII 1 (2) (2012) 141-148 147
dengan subkompetensi “membersihkan alat dan Ford, E. D. (2000). Scientific Method for Ecological Re-
bahan setelah selesai pekerjaan” sebagian besar search. New York: Cambridge University Press.
78% mahasiswa kompeten dalam subkompetensi Gibb, J. (2002). The Collection of Research Reading on
tersebut. Generic Skill in VET [online]. Tersedia: http://
www.ncvr.edu.au.hotm. [17 Nopember 2008].
Menurut Carrol dan Feltam (2007), maha-
Haigh, M., (1996). Investigating Investigatorrs: Implica-
siswa akan menunjukkan kinerja yang lebih baik tions for Teachesrs of theIntroduction of Open In-
jika diberi waktu yang lebih lama untuk berlatih vestigations Into Form 6 (Year 12) Biology Practi-
mengenai keterampilan-keterampilan riset dan cal Work. Paper Accompanying Presentation
keterampilan lab yang merupakan keterampilan to 27th Annual Conference of The Australian
kunci. Pentingnya keterampilan lab ini seperti Science Education Research Association, Can-
yang dikemukakan oleh Sund and Trowbridge berra.
(1987), terdapat lima kategori keterampilan yang Henry, N. W. (1975). Objectives of Laboratory Work.
dapat diperoleh mahasiswa setelah belajar sains In: The Structure of Science Education, Australia:
Longman.
dengan praktikum yakni: 1) keterampilan mem-
Moore, R. (2007). What Do Students’ Behaviors and
peroleh (acquisitive skills), 2) keterampilan meng- Performances in Lab Tell Us About Their Be-
organisasi (organizational skills), 3) keterampilan haviors and Performances in Lecture – Portions
kreatif (creative skills), 4) keterampilan manipulasi of Introductory Biology Courses? Bioscene:
(manipulative skills), dan 5) keterampilan komuni- Journal of College Biology Teaching. 33(1), 19-24.
kasi (communicative skills). Nur, M. (1996). Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat
Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Dik-
PENUTUP menum.
Ottander, C, & Grelsson, G. (2006). Laboratory work:
The Teachers’ Perspective. Journal of Biological
Berdasarkan hasil penelitian ini menun-
Education. 40(3), 113-118.
jukkan bahwa kompetensi keterampilan esensial Rustaman, N et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar
lab mahasiswa calon guru biologi masih rendah. Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi
Pembelajaran keterampilan esensial lab kepada UPI.
mahasiswa belum maksimal diberikan pada se- Rustaman N & Riyanto, A. (2003). Perencanaan dan Pe-
tiap topik praktikum ekologi. Kompetensi moto- nilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. Handout
rik lab mahasiswa secara umum hanya dikuasai Program Applied Approach bagi Dosen Baru
59,6% mahasiswa calon guru biologi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
13-25 Januari 2003.
Semiawan, C. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : PT. Gramedia.
Sund, R.B. and Trowbridge, L.W. (1987). Teaching Sci-
Anggraeni, S. (2001). Analisis Pembelajaran Biologi Mole- ence by Inquiry in The Secondary School. Ohio: A
kuler di SMU Kodya Bandung. Makalah Peneli- Bell & Howell Company.
tian. Bandung: FMIPA UPI. Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Carrol, S. and Feltam, M. (2007). Knowledge or Skills- Bandumg: Pustaka Bani Buraisy.
The Way to a Meaningful Degree? An Investi- Watson, R., Prieto, T., Dillon, S.J., (1995). The Effect
gation into Importance of Key Skills within an of Practical Work on Students’ Understanding
Undergraduate Degree and The Effect This on of Combustion. J. Research in Science Teaching.
Student Success. Bioscience Education e-journal Vol 32, No. 5.
10. Wulan, A.R. (2003). Permasalahan yang Dihadapi dalam
D’Avanzo C. (2003). Research on Learning: Potential Pemberdayaan Praktikum Biologi di SMU dan
for Improving College Ecology Teaching. Front Upaya Penanggulangannya. Tesis. Bandung: SPs
Ecol Environment. 1(10):533-540. UPI (tidak dipublikasikan).