Biosaintifika
Journal of Biology & Biology Education
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika
DOI: 10.15294/biosaintifika.v7i2.3953
Magister Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
1
Lab. Ekologi dan Biosistematika, Jurusan Biologi, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
2
Abstract
Mangrove areas at Mororejo village have not been optimally utilized. One effort to accelerate the opti-
malization of the area is by empowering its ecotourism. The study was conducted in August-November
2014 using a survey method, inventory of assorted fauna, vegetation analysis, and data collection of
local community perception. Data analysis was conducted by feasibility analysis and SWOT (Strengths–
Weakness–Opportunity–Treats) analysis to determine the alternatives strategy in exploring the potency
of eco-tourism. Based on the result of this study, mangrove areas in Mororejo were dominated by three
types of mangrove, i.e. Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, and Avicennia marina. Fauna found
in the areas were birds, fish, and crustacean. Feasibility index for mangrove tourism at mangrove areas at
Mororejo village fell to category of conditionally feasible (63.24%). The alternative strategy in managing
mangrove ecotourism at Mororejo village should involve the local community in handling ecotourism ac-
tivities such as fishing activitity, birdwatching, and mangrove conservation (score 2.83); and also empower
the related department (score 2.52), and zonation based areas should be implemented, therefore horizontal
conflict could be avoided (score 2.25).
105
Haikal Hilman Fahrian, et al. / Biosaintifika 7 (2) (2015)
106
Haikal Hilman Fahrian, et al. / Biosaintifika 7 (2) (2015)
diolah dengan menggunakan analisis deskriptif. kat pancang. Pada tingkat pohon terdiri dari jenis
bakau hitam (Rhizophora mucronata), bakau kurap
Analisis Kesesuaian Wisata (Rhizophora stylosa), dan api-api putih (Avicennia
Rumus yang digunakan untuk kesesuaian marina) demikian hal nya pada tingkat pancang.
wisata pantai menurut Yulianda (2007) adalah: Avicennia marina dan Rhizophora stylosa
IKW = ∑(Ni/N max) x100% mempunyai peranan penting dalam pembentu-
kan ekosistem mangrove tingkat pohon di kawa-
Keterangan: sana mangrove Desa Mororejo yang diperlihat-
IKW = Indeks kesesuaian ekosistem untuk wisata kan dengan Indeks Nilai Penting (INP) yang
mangrove (Sesuai: 83%-100%, Sesuai Bersyarat: diperoleh. Avicennia marina memiliki INP sebesar
50%- <83%, Tidak Sesuai: <50%) 45,96% - 65,53% dan Rhizophora stylosa 37,27%
Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) - 89,75%. Rhizophora mucronata dan Rhizophora
Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata stylosa mempunyai peranan penting dalam pem-
mangrove bentukan ekosistem mangrove tingkat pancang
kawasan mangrove di Desa Mororejo yang diper-
Analisis SWOT lihatkan dengan Indeks Nilai Penting (INP) yang
Data hasil wawancara, pengamatan la- diperoleh. Rhizophora mucronata memiliki INP
pangan, studi pustaka, dan penyebaran kuisioner sebesar 77,23% dan Rhizophora stylosa 38,62% -
diolah dengan tabulasi data dan dianalisis den- 69,03%.
gan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis Hutan mangrove merupakan hutan yang
deskriptif kualitatif dianalisis dengan pendeka- kaya dengan ikan dan udang, sehingga sangat
tan SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, and mendukung kehidupan burung air dan beberapa
Threat) yang digunakan untuk menyusun peren- jenis burung hutan yang umum (MacKinnon et al.
canaan potensi ekowisata di Desa Mororejo. 2000). Burung merupakan satwa liar yang mudah
dijumpai di lingkungan bervegetasi. Habitatnya
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat mencakup berbagai tipe ekosistem, mulai
dari ekosistem alami sampai ekosistem buatan.
Tinjauan Aspek Biologi Penyebaran yang luas tersebut menjadikan bu-
Dari hasil pengamatan di kawasan mang- rung sebagai salah satu sumber kekayaan hayati
rove Desa Mororejo terdapat 3 jenis tumbuhan Indonesia yang potensial (Hadinoto dkk., 2012).
mangrove yang dominan yaitu bakau (Rhizophora Hasil pengamatan burung di kawasan mangrove,
mucronata), Rhizophora stylosa, dan api-api (Avi- Desa Mororejo menunjukkan bahwa terdapat be-
cennia marina). Berdasarkan data yang diperoleh berapa jenis burung yang berhasil diidentifikasi.
dengan 9 petak contoh, terdapat 100 individu Berdasarkan hasil pengamatan, ada 10 jenis yang
pada vegetasi hutan mangrove yang terbagi atas berhasil diidentifikasi. Beberapa diantaranya ter-
46 individu tingkat pohon dan 54 individu ting- masuk satwa yang dilindungi. Jenis satwa burung
107
Haikal Hilman Fahrian, et al. / Biosaintifika 7 (2) (2015)
Tabel 2. Jenis ikan yang ditemukan di kawasan mangrove, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal
STASIUN
NO Jenis Nama Lokal
1 2 3
1 Chanos chanos Ikan bandeng +++ +++ +++
2 Oreochromic mossambicus Ikan mujahir ++ ++ ++
3 Lates calcarifer Ikan kakap + + +
4 Sp1 + + +
5 Periophthalmodon schlosseri Ikan Glodok ++ ++ ++
108
Haikal Hilman Fahrian, et al. / Biosaintifika 7 (2) (2015)
A B
C D
Gambar 1. ekosistem mangrove Desa Mororejo beserta satwa yang berasosiasi: A. kawasan hutan
mangrove di Desa Mororejo, B. aktivitas Raja Udang Biru (Alcedo coerulescens) sedang bertengger, C.
Udang windu(Panaeus monodon) yang biasa menempati akar maupun batang mangrove, dan D. Ikan
bandeng (Chanos chanos).
sata mangrove yang terdiri atas Desa Bagan Asa- rove Desa Mororejo, Kabupaten Kendal (Tabel
han (skor 65, IKW 85,53%), Desa Asahan Mati 5). Empat strategi utama yang disarankan yaitu
(skor 61, IKW 80,26%) dan Desa Sungai Apung strategi SO, ST, WO, dan WT. Untuk mengetahui
(skor 61, IKW 80,26%). strategi mana yang harus diprioritaskan untuk
dilaksanakan, maka disusunlah alternatif strategi
Penentuan Alternatif Strategi dengan SWOT dalam analisis SWOT dengan cara menjumlah-
Berdasarkan perhitungan matriks IFAS kan semua kode bobot yang terangkum dalam
(Internal Strategic Factors Analysis Summary), dan satu strategi pengelolaan.
EFAS (External Strategic Factors Analysis Summa- Berdasarkan analisis SWOT, maka dipero-
ry), alternatif strategi dapat dirumuskan ber- leh alternatif strategi potensi ekowisata kawasan
dasarkan model analisis matriks SWOT untuk mangrove Desa Mororejo, Kabupaten Kendal
mengetahui potensi ekowisata kawasan mang- sebagai berikut: Melibatkan masyarakat lokal
dalam kegiatan ekowisata dengan membuka lo-
109
Haikal Hilman Fahrian, et al. / Biosaintifika 7 (2) (2015)
Tabel 5. Matriks SWOT potensi ekowisata kawasan mangrove Desa Mororejo, Kabupaten Kendal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
IFAS
1. Potensi sumber daya ikan 1. Tingkat pendidikan
2. Keanekaragaman burung 2. Banyaknya areal tambak di
3. Keanekaragaman Crustacea sekitar kawasan mangrove
4. Dukungan masyarakat 3. Aksesibilitas
EFAS 4. Fasilitas dan sarana
kasi pemancingan, birdwatching, dan konservasi rung, lima jenis ikan, dan tiga jenis crustacea. Ter-
mangrove, meningkatkan peran serta Dinas ter- dapat tiga alternatif strategi utama untuk potensi
kait dalam meningkatkan sarana dan prasarana, ekowisata kawasan mangrove Desa Mororejo,
tingkat pendidikan masyarakat, dan akses menu- Kabupaten Kendal sebagai berikut: melibatkan
ju lokasi, dan adanya zonasi wilayah supaya ti- masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata, me-
dak terjadi gesekan dengan berbagai pihak. ningkatkan peran serta Dinas terkait, dan adanya
zonasi wilayah.
SIMPULAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Indeks kesesuaian ekosistem untuk kegia-
tan wisata mangrove di kawasan mangrove Desa Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Mororejo termasuk ke dalam kategori sesuai ber- Pemerintah Kabupaten Kendal, Badan Lingkun-
syarat (63,24%). Kategori sesuai bersyarat me- gan Hidup Kabupaten Kendal, Dinas Kelautan
nunjukan bahwa untuk menjadikan lokasi ini se- dan Perikanan Kabupaten Kendal, Dinas Kebu-
bagai lokasi wisata, maka lokasi ini perlu dikelola dayaan dan Pariwisata, dan instansi terkait yang
terlebih dahulu sebelum dijadikan sebagai tempat telah memberikan bantuan untuk penelitian.
wisata. Kondisi biofisik kawasan mangrove Desa
Mororejo terdiri dari mangrove yang didominasi
oleh tiga jenis spesies, terdapat sepuluh jenis bu-
110
Haikal Hilman Fahrian, et al. / Biosaintifika 7 (2) (2015)
111