Anda di halaman 1dari 32

SISTEM KONTROL EXHAUST STEAM TEMPERATURE DI

LOW PRESSURE TURBINE PADA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA UAP PANGKALAN SUSU

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT


MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA

ANDRE PASARIBU (172408090)


LUSIA FITRY YANI SINAGA (172408081)
CHRISTIN THRESIA LUMBANTOBING (172408083)

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

ii
PENGESAHAN LAPORAN PKL

Judul : Sistem Kontrol Exhaust Steam Temperature di Low


Pressure Turbine pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap Pangkalan Susu
Kategori : Laporan Praktik Kerja Lapangan
Nama : Christin Thresia LumbanTobing
Nomor Induk Mahasiswa : 172408083
Program Studi : Diploma Tiga Fisika
Fakultas : MIPA – Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, 07 Februari 2020

Ketua Program Studi Pembimbing,

Drs.Takdir Tamba, M.Eng,Sc Dr.Diana Alemin Barus, M.Sc


NIP.196006031986011002 NIP.196607291992032002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Tiga Fisika. Penulis menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Diana Alemin Barus, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini;
2. Bapak Martin Marpaung selaku Ahli Muda Perencanaan dan Evaluasi
Operasi UJP PNS di PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu sekaligus
pembimbing praktik kerja lapangan di PT Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh
data yang penulis perlukan;
3. Orangtua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
4. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini;
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan
Praktik Kerja Lapangan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, 07 Februari 2020

Penulis

ii
ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang
mengandalkan energy kinetic dari uap untuk menghasilkan energy listrik. Uap
merupakan sumber energy sekunder di dalam system PLTU, sedangkan bahan bakar
yang digunakan untuk memproduksi uap tersebut merupakan sumber energy primer.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetic dari uap panas / kering. Bahan bakar yang
umum digunakan pada PLTU adalah bahan bakar padat dan bahan bakar cair. Yang
termasuk ke dalam kategori bahan bakar padat adalah bagas, batu bara, lignit, sekam
padi, kayu. Sedangkan yang termasuk ke dalam kategori bahan bakar cair adalah
minyak bakar.
Sebuah pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara jika dilihat dari bahan
baku untuk memproduksinya maka pembangkit listrik tenaga uap bisa dikatakan
pembangkit yang berbahan baku air, karena untuk menghasilkan uap dalam jumlah
tertentu diperlukan bahan dasar air. Dalam PLTU terdapat proses yang terus menerus
berlangsung dan berulang - ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap
kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang disebut siklus uap pada
system PLTU.
PLTU adalah suatu pusat pembangkit listrik yang menggunakan turbin uap
sebagai penggerak mulanya atau dengan kata lain menggunakan energi uap untuk
memutar turbin. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara
tertutup. Urutan sirkukasinya adalah sebagai berikut :
a. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh permukaan pemindah
panas. Di dalam boiler, air ini mendapatkan panas dengan menyerap gas
panas hasil pembakaran bahan bakar batubara.
b. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin High Pressure, Intermediate Pressure dan Low Pressure
sehingga menghasilkan daya mekanik berubah putaran.

ii
c. Generator berfungsi untuk mengkonversi energy mekanik (energy poros) dan
turbin menjadi energy listrik dengan menyatukan poros generator dan poros
turbin dengan cara dikopel. Poros turbin dihubungkan dengan poros generator
menggunakan kopling tetap. Dari generator terjadi perubahan energi, dari
energy mekanis menjadi energy listrik. Generator arus bolak – balik pada
prinsipnya terdiri atas 2 bagian utama, yaitu, Rotor adalah bagian generator
yang berputar. Pada rotor terdapat kumparan konduktor sebagai pembangkit
medan magnet utama.
Medan magnet ini timbul karena adanya arus yang mengalir pada kumparan
rotor yang diperoleh dan exciter. Jika rotor berputar , maka medan magnet
akan memotong kumparan jangka stator, sehingga timbul gaya gerak listrik
(GGL), yang kemudian disalurkan keterminal generator.
Stator adalah bagian dari generator yang tidak bergerak (statis). Pada stator
generator terdapat peralatan – peralatan sebagai berikut yaitu, Rumah
generator berfungsi untuk melindungi komponen yang ada didalamnya, juga
berfungsi sebagai tempat melekatnya inti dan belitan, konduktor serta
terminal dari generator itu sendiri. Resistance temperature detector,
temperature belitan stator diukur untuk kumparan penukur sebanyak 12 buah,
yang terpasang antara bagian atas dan bagian bawah dan belitan bagian
dalam. Tahanan pengukur suhu dibuat dan bahan tembaga murni.
Sistem ventilasi terdapat pada stator dan berbentuk multiradial, sehingga
didapatkan suatu pendingin temperature axial yang rata. Untuk tujuan yang
sama, rotor didinginkan melalui lubang angina yang berbentuk radial
dilengkapi dengan celah – celah ventilasi didalam gerigi rotor dan letaknya
dibawah alur.
Spane heater berfungsi untuk mencegah pengembunan dan kelembaban
selama pemakaian mesin berhenti untuk jangka waktu lama.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik. Uap keluaran turbin masuk kedalam kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin yang berasal dari air laut. Air kondensat hasil
komdensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisian boiler.

ii
Gambar 1.1.1 Boiler, Turbin, Generator
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan
kuliah Praktik Kerja Lapangan ini yaitu hanya pada lingkup sistem kontrol
exhaust steam temperature di low pressure turbine PT. Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 1 (satu) bulan
mulai dari tanggal 08 Juli 2019 sampai dengan 08 Agustus 2019 di PT.Indonesia
Power UJP Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat. Waktu pelaksanaan yaitu dari hari Senin - Jumat, dimulai dari pukul
07.30 WIB sampai dengan 16.30 WIB.

ii
1.4 Tujuan dan Kegunaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi Program Studi Diploma
III Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
1.4.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
a. Untuk mengetahui jenis instrumentasi yang digunakan pada sistem kontrol
exhaust steam temperature di low pressure turbin di PT.Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu.
b. Untuk mengetahui prinsip kerja sensor thermocouple dan resitive
temperature detector yang digunakan pada PT. Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu.
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sensor thermocouple dan
resitive temperature detector pada pengukuran temperature di low pressure
turbin di PT.Indonesia Power.
1.4.2 Kegunaan Praktik Kerja Lapangan
Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
1.4.2.1 Bagi Mahasiswa
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang instrumentasi.
b. Dapat menerapkan teori-teori tentang instrumentasi yang didapat selama
diperkuliahan.
c. Dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dan mengaplikasikannya
dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pengetahuan dan teknologi untuk menghadapi masalah yang muncul.
d. Dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini dapat menjadi wadah bagi
mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya menjadi mahasiswa yang siap
memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali
keterlampilan, pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan tersebut.

ii
1.4.2.2 Bagi Perusahaan
a. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau
lembaga kepada Masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik antara
Perusahaan dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen
Fisika dan sebagai wujud kepedulian Perusahaan terhadap masa depan
generasi muda serta menunjukkan keterbukaan Perusahaan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan nilai atau citra Publik di Masyarakat.
c. Merupakan sarana penghubung antara instansi atau Perusahaan dan Lembaga
Pendidikan Tinggi.
d. Sebagai sarana untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan kriteria
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh instansi atau Perusahaan yang
bersangkutan, dilihat dari segi sumber daya Manusia yang dihasilkan
Lembaga Pendudukan Tinggi.
e. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia, terutama calon tenaga kerja, sehingga memudahkan dalam proses
pencarian tenaga kerja Profesional.
1.4.2.3 Bagi Universitas khususnya Program Studi Diploma III Fisika
instrumentasi
a. Dapat meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dengan
PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu.
b. Dapat memperkenalkan sumber daya manusia Universitas Sumatera Utara
khususnya Program studi Diploma III Fisika Instrumentasi.
c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Fisika Instrumentasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara dengan instansi yang bersangkutan khusunya PT.Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu.
d. Menjadi bahan persiapan menghadapi dunia kerja dan menyiapkan langkah-
langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja
dimasa mendatang.
e. Menambah wawasan dan pengetahuan kerja agar siap turjun di dunia kerja.

ii
dan kecepatan uap berkurang seiring perpindahan energi kinetik dari uap ke
sudu. Sudu-sudu secara bergantian merubah arah aliran pada tekanan konstan karena
luas penampang setiap bagian konstan. Turbin impuls biasa disebut turbin tekanan
konstan. Rangkaian sudu tetap berikutnya membalik arah aliran uap sebelum melalui
rangkaian sudu gerak berikutnya.
Turbin Reaksi Sudu-sudu rotor turbin reaksi berbentuk mirip dengan aerofoil,
disusun sedemikian rupa sehingga luas penampang setiap bagiannya berbeda antara
sisi masuknya hingga sisi keluar. Perbedaan ini membentuk suatu nozzle, sehingga
ketika keluar dari ruang sudu mengakibatkan peningkatan kecepatan dan
menurunkan tekanan uap sebagaimana efek nozzle yang diberikan oleh sudu tetap.
Uap yang keluar dengan cepat dari sudu gerak membentuk gaya reaktif yang
memberikan momen putar rotor turbin.
Turbin uap menghasilkan putaran karena adanya aliran uap yang tetap yang
masuk ke nozzle dan ditekan dengan tekanan rendah. Uap tersebut masuk steam jet,
disini kecepatan uap dinaikkan, sebagian dari energy kinetic dari uap tersebut dikirim
ke sudu - sudu turbin yang mengakibatkan terdorongnya sudu – sudu turbin untuk
berputar.Turbin uap pada PLTU 3 tingkatan yaitu Turbin Tekanan Tinggi (High
Pressure Turbine), Turbin Tekanan Menengah (Intermediate Pressure Turbine),
Turbin Tekanan Rendah (Low Pressure Turbine)

Gambar 2.1.2 Turbin Uap


2.3 Komponen Penting di Turbin Uap
Stop valve pada turbin uap berfungsi untuk mengisolasi turbin dari aliran uap air
dan juga untuk menghentikan secara cepat supply uap air ke turbin pada kondisi-

7
kondisi tertentu. Semisal pada suatu PLTU terjadi kehilangan beban listrik dari PLN
(load rejection), secara cepat stop valve akan menutup dalam hitungan sepersekian
detik. Hal ini berguna untuk menghindari overspeed pada turbin akibat adanya uap
air yang masuk ke turbin tetapi tidak ada beban listrik pada generator. Stop valve
membuka akibat kerja dari aktuator hidrolik dan menutup secara cepat oleh pegas.
Control Valve berfungsi untuk mengontrol aliran uap air yang masuk ke dalam
turbin uap sesuai dengan beban yang ada. Pada PLTU control valve pada turbin uap
bukaannya tergantung oleh besar beban listrik yang ada di generator.

Gambar 2.1.3 Control Valve


Aktuator Elektrohidrolik pada Stop dan Control Valve, Aktuator untuk stop dan
control valve pada turbin uap PLTU menggunakan prinsip “fail-safe”. Artinya,
valve-valve tersebut membuka oleh aktuator hidrolik dan menutup oleh tenaga dari
pegas. Perbedaan aktuator antara stop valve dan control valve yaitu pada stop valve
tidak perlu menggunakan sensor posisi valve seperti pada control valve. Pada stop
valve hanya menggunakan semacam sensor limit switch.

8
Gambar 2.1.4 Aktuator Hidrolik dengan Pegas
Jalur Extraction Steam dan Check Valve – nya, extraction Steam adalah uap air
yang diambil dari stage-stage tertentu pada turbin uap yang digunakan untuk
berbagai hal, seperti preheating air (feedwater sebelum masuk boiler, sistem sealing
turbin, sistem sootblower, dan lain sebagainya.
Pada jalur pipa extraction steam wajib dipasang check valve untuk mencegah
aliran balik dari uap air dan air. Semisal pada kasus load rejection di atas, aliran balik
air yang masuk ke dalam turbin, terutama pada sisi turbin superheater akan
menyebabkan diferensial temperatur yang terlalu besar sehingga resiko terjadinya
patah (crack) sangat mungkin terjadi.

Gambar 2.1.5 Swing Check Valve dan Power Assisted Swing Check Valve
Check valve yang digunakan yaitu jenis Swing Check Valve dan Power Assisted
Swing Check Valve. Swing Check Valve membuka akibat perbedaan besar tekanan
uap air. Dan pada saat terjadi perubahan aliran uap air (seperti saat terjadi load

9
rejection) check valve ini akan menutup akibat dari berat valve itu sendiri.
Sedangkan Power Assisted Swing Check Valve menggunakan aktuator tambahan
pada saat valve menuju posisi menutup, untuk terbuka valve ini tidak perlu
menggunakan aktuator, tetapi terbuka karena perbedaan tekanan dari uap air di pipa
tersebut.
Bearing, Turbin uap dilengkapi oleh bearing sebagai bagian untuk mengurangi
gesekan antara poros (bagian yang berputar) dengan casing/stator (bagian yang
diam). Bearing dilengkapi dengan fluida pelumas / oli yang bersirkulasi dan
bertekanan. Untuk mengkompensasi gaya berat dari turbin digunakanlah journal
bearing, sedangkan untuk mengkompensasi gaya aksial yang timbul akibat aliran uap
air di dalam turbin, digunakanlah thrust bearing. Bearing–bearing ini digunakan
untuk mengunci gerakan rotor pada arah aksial dan radial.
Hydraulic Turning Gear, adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari
turbin pada saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah
terjadinya distorsi/bending akibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak
seragam pada rotor. Sistem ini menggunakan sebuah motor hydromatic yang tenaga
putarnya berasal dari sistem hidrolik bertekanan tinggi.

Gambar 2.1.6 Hydraulic Turning Gear


Balance Piston, Balance Piston pada turbin uap berfungsi untuk
mengkompensasi timbulnya gaya aksial akibat aliran dari uap air. Komponen ini
banyak meringankan kerja dari thrust bearing.

10
2.4 Kondensator
Air pendingin dialirkan ke dalam pembangkit dan disirkulasikan melalui pipa –
pipa di dalam kondensor, yang digunakan untuk mendinginkan uap yang berasal dari
turbin. Air pendingin yang bisa diambil dari air laut akan mendinginkan uap panas
sehingga berubah menjadi air murni kembali dan disirkulasikan kembali ke Boiler
untuk dipanaskan menjadi uap dan memutar turbin. Air pendingin yang diambil dari
laut sekarang menjadi hangat karena adanya pertukaran panas di dalam kondensor,
dibuang kembali ke sungai.
Kegunaan Kondensor pada Turbin Uap pada PLTU berfungsi untuk
mengkondensasikan (pengembunan) uap bekas Turbin (Turbine). Uap yang sudah
digunakan untuk memutar Turbin akan mengalir ke arah kondenser karena tekanan di
dalam kondenser lebih rendah dari pada tekanan di ruang Turbin.
Kondensor juga merupakan alat vital di dalam system PLTU. Jika Kondenser
tidak bisa bekerja maksimal maka Efisiensi Pembangkit Listrik akan menurun dan
menyebabkan bertambah besarnya pemakaian bahan bakar dan tentu saja akan
menyebabkan bertambahnya pengeluaran uang.
Selain Losses di Boiler, hampir sebagian besar 60 s/d 70% kehilangan energi
pada suatu pembangkit listrik akan hilang dan dibuang melalui Kondensor. Maka
menjaga Kondensor untuk bekerja dengan maksimal adalah suatu keharusan.
Cara Kerja, Uap bekas Turbin masih dalam wujud (fasa) gas, setelah melewati
pipa Kondensor maka fasa gas dari uap akan berubah menjadi fasa cair karena panas
sebagian besar uap akan diserap oleh air pendingin yang berada di bagian dalam pipa
Kondensor (Condenser Tube). Selanjutnya air kondensat tersebut akan ditampung ke
dalam Hotwell yang terletak di bagian bawah Kondensor.
Air di Hotwell tidak boleh penuh atau kurang dan harus dijaga level tinggi dan
rendahnya. Untuk itu Hotwell dilengkapi dengan Pompa Kondensat yang
Mengalirkan air Kondensat di Hotwell ke Tangki Deaerator. Selain Uap, di
Kondensor juga terdapat Gas-gas yang tidak bisa dikonden sasikan, gas-gas tersebut
harus dibuang. Maka di Kondensor juga terdapat alat yang berfungsi membuang gas-
gas yang tidak terkondensasi tersebut ke luar Kondensor. Tugas tersebut dijalankan
oleh Vacuum System.

11
Gambar 2.4.1 Kondensator
Komponen, Kondensor terdiri dari banyak bagian alat / komponen yang bekerja
bersama-sama. Supaya kondensor bisa bekerja normal, maka semua komponen
kondensor harus bisa bekerja dengan maksimal. Kerusakan atau masalah pada salah
satu komponen kondensor akan menyebabkan gangguan pada kondensor bahkan bisa
menyebabkan trip Turbin Uap. Berikut adalah Bagian / Komponen Kondensor:
a. Pipa Kondensor (Condenser Tube)
Untuk menyerap panas dari uap bekas turbin sehingga temperaturnya (suhu) uap
turun dan berubah fasa menjadi air (cair). Terletak di bagian dalam Kondensor dan
terdiri dari banyak (ratusan/ribuan) pipa-pipa dengan diameter kecil yang disusun
rapat dan biasanya tersusun secara horizontal. Air pendingin akan dimasukkan ke
dalam pipa kondensor dari bagian bawah (inlet) dan dikeluarkan dari bagian atas
(outlet). Sedangkan uap bekas Turbin akan bersentuhan dengan pipa Kondensor
bagian luar.
b. Cooling Water Pump (CWP)
Adalah sebuah pompa air yang mengalirkan air pendingin ke bagian dalam pipa
Kondensor. Air pendingin bisa berasal dari air tawar (sumur, sungai,danau, rawa dll)
atau air asin (air laut). Tergantung dari kapasitas Turbin uap, semakin besar
kapasitasnya maka akan memerlukan air dalam jumlah yang banyak dan biasanya
menggunakan air laut yang melimpah.
Air pendingin Kondensor bisa digunakan / disirkulasikan sekali saja setelah itu
dibuang ke luar atau bisa digunakan berulang kali tapi harus memiliki alat tambahan
untuk menjaga temperatur air pendingin tetap terjaga sesuai desain Kondensor.

12
Biasanya akan dilengkapi dengan suatu alat yang bernama Tower Pendingin
(Cooling Tower).

Gambar 2.4.2 Cooling Water Pump (CWP)


c. Pompa Vakum (Vacuum Pump/Ejector Pump), Prinsip / cara kerja vaccum pump,
Pompa vakum berfungsi untuk menarik gas-gas yang tidak diperlukan keluar dari
Kondensor. Kegagalan dalam membuang gas-gas tersebut akan membuat tekanan di
dalam Kondensor turun/jelek/positif (Drop) yang akan menyebabkan uap bekas
Turbin mengalami kesulitan mengalir ke Kondensor dan bisa menyebabkan harus
diturunkannya beban Turbin atau bahkan membuat Turbin uap Trip.
Pompa Vakum akan mengalirkan air dari tangki ejektor melewati suatu nozzle
berkecepatan tinggi dan dilewatkan ke saluran pipa yang sempit yang terhubung ke
dalam Kondensor. Akibatnya gas-gas di dalam Kondensor akan tertarik dan dibuang
bersama air ejektor ke udara luar (atmosfer).
d. Hotwell
Hotwell adalah salah satu bagian dari Kondensor. Hotwell terletak di bagian bawah
kondensor namun masih menjadi satu dengan Kondensor dan berfungsi menampung
air kondensat sebelum dialirkan ke deaerator.

13
Gambar 2.4.3 Hotwell
e. Pompa Kondensat ( Condensate Pump)
Berfungsi untuk memompakan air Kondensat di Hotwell ke Tangki Deaerator
(Deaerator Tank) melalui Deaerator.

Gambar 2.4.4 Pompa Kondensat ( Condensate Pump)


f. Sistem Uap Perapat (Steam Seals System)
Berfungsi untuk memberikan uap perapat pada Labirin Turbin agar udara luar tidak
masuk ke dalam Kondensor. Uap bertekanan rendah akan memenuhi labirin yang
berfungsi sebagai perapat sehingga hanya uap yang akan di hisap vakum Kondensor.
g. Parameter Kontrol dan Instrumen
Berfungsi untuk mengetahui / membaca tekanan dan temperatur di dalam ruang
kondensor

14
Sistem Air Kondensat terdiri dari Hotwell Kondensor, Sebagai penampung air
hasil kondensasi uap bekas turbin. Condensate Pump, berfungsi untuk mengalirkan
air kondensat dari hotwell melintasi sistem air kondensat menuju ke deaerator.
Sistem kondensat memiliki 2 buah pompa kondensat yaitu 1 untuk cadangan (stand
by) dan satu lagi beroperasi. Jenis pompa yang banyak dipakai adalah pompa
sentrifugal bertingkat (multy stage). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sisi
hisap pompa kondensat berhubungan dengan hotwell yang vakum.
Untuk menjamin kontinuitas aliran air ke sisi hisap (suction) pompa, maka
tekanan pada sisi hisap pompa paling tidak harus sama dengan tekanan kondensor.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka sisi hisap pompa dilengkapi dengan saluran
penyeimbang tekanan (Equalizing / Balancing Line) agar tekanan pada sisi hisap
pompa selalu sama dengan tekanan kondensor. Faktor yang perlu diperhatikan oleh
operator adalah bahwa katup isolating (manual valve) pada saluran penyeimbang ini
harus selalu terbuka selama pompa beroperasi. Kavitasi ini juga dapat timbul bila
temperatur air kondensat didalam hotwell terlalu tinggi. Pompa kondensat juga
dilengkapi oleh saringan (strainer) pada sisi hisapnya.

Gambar 2.4.5 Hotwell Kondensor


Condensate Polishing berfungsi untuk memurnikan air menggunakan bahan
kimia, agar pencemar yang terkandung di air kondensat serta dapat mengakibatkan
korosi pada komponen-komponen boiler dapat dihilangkan, sehingga kualitas air
kondensat menjadi lebih baik.
Terdiri dari, Ion exchanger berfungsi sebagai wadah resin tempat pertukaran ion
terjadi. Resin trap berfunsi Sebagai penyaring resin agar tidak terbawa system. Anion

15
regeneration dan sparation vessel sebagai tempat terjadinya regenerasi resin (kation).
Kation regeneration dan separation vessel sebagai tempat terjadinya regenerasi resin
(anion)

Gambar 2.4.6 Condensate Polishing


Gland steam condensor adalah penukar panas untuk mengkondensasikan uap
bekas dari perapat turbin dan BFPT. Uap bekas ini akan memanaskan air kondensat
dari pompa kondensat yang dialirkan melintasi gland steam condensor. Karena
panasnya diserap oleh air kondensat, uap bekas dari perapat poros akan mengembun
dan selanjutnya dialirkan ke hotwell.
Didalam gland steam condensor, air kondensat mengalir dibagian dalam pipa
sedang uap bekas perapat berada diluar pipa. Gland Steam Condensor dilengkapi
dengan Fan penghisap (exhauster Fan) yang berfungsi untuk membuat tekanan Gland
Steam Condensor sisi uap menjadi vacum. Dengan kevacuman ini, maka uap bekas
perapat turbin akan mudah terkondensasi di dalam gland steam condensor.

Gambar 2.4.7 Gland Steam Condensor

16
2.5 Sistem Kontrol Level Air Kondensat Di Low Pressure Heater
Kontrol level di Low Pressure Heater berfungsi untuk menjaga level air kondensat
di Low Pressure Heater agar level air kondensat tidak terlalu tinggi sehingga
menyebabkan gagal fungsi. Sistem kontrol level air kondensat di Low Pressure
Heater diatur oleh sensor level yang mengukur ketinggian level air pada Low
Pressure Heater, pada ketinggian level tertentu sensor akan mentrigger prosessor
(DCS) untuk memerintahkan pompa drain bekerja hingga batas level Low Pressure
Heater kembali normal. Sistem kontrol level air kondensat bekerja dengan sebuah
sistem kontrol tertutup (close loop), dimana prosesnya berupa DCS dan outputnya
berupa Motorize Operated Valve (MOV), dan inputannya berupa Sensor level.
2.6 Sensor Temperatur
2.6.1 Thermocouple
Thermocouple mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan
tegangan listrik. Prinsip kerja thermocouple yaitu penyatuan dua buah kabel dari
jenis logam yang berbeda ujungnya. Memanfaatkan karakteristik hubungan antara
tegangan dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki
tegangan tertentu pula. Sehingga menimbulkan beda tegangan yang sangat kecil.
Keluaran dari sensor thermocouple adalah tegangan yang sangat lemah, maka sinyal
ini diperkuat dengan penguat instrumentasi. Sinyal dicacah secara digital untuk
selanjutnya masuk ke bagian display.

Gambar 2.6.1 Thermocouple


2.6.2 Resitive Temperature Detector (RTD)
Sensor yang mengubah data pembacaan suhu tahanan sehingga resistansi listrik
yang dihasilkan sebanding dengan perubahan suhu. RTD ada yang menggunakan dua
kabel dan ada yang tiga kabel. Fungsinya untuk kompensasi keakuratan pembacaan

17
hambatan. Prinsip kerja dari RTD adalah ketika suhu elemen RTD meningkat maka
resistansi elemen tersebut juga meningkat. Kenaikan suhu logam yang menjadi
elemen resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. Elemen RTD biasanya
ditentukan sesuai dengan resistansi dalam ohm pada nol derajat celsius.

Gambar 2.6.2 Resitive Temperature Detector

18
BAB 3
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Unit Kerja PKL
3.1.1 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Struktur Organisasi dan Personalia PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu.
Setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat
penting dalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi
yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari setiap fungsi.
Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama
dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan yang ada. Struktur
organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi
yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integritas secara efisien
dari segenap kegiatan. PT. Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan Pangkalan
Susu, secara struktural puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manager
yang dibantu oleh Manager Operasi, Manager Pemeliharaan, Manager Engineering,
Manager Administrasi dan Ahli Tata Kelola Pembangkitan.
Bentuk organisasi PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu

19
AHLI MUDA K3
AHLI MUDA DAN LINGKUNGAN
PERENCANAAN
DAN EVALUASI
OPERASI

AHLI MUDA
KINERJA
OPERASI
SUPERVISOR
BOP (A-D)

Gambar 3.3.1 Struktur Manajer Operasi

20
MANAJER
PEMELIHARAAN

SUPERVISOR SENIOR
PERENCANAAN DAN
SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR
PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN DAN
MESIN LISRIK KONTROL DAN
INVENTORY
INSTRUMEN

AHLI MUDA TEKNISI SENIOR


TEKNISI
PERENCANAAN LISTRIK
SENIOR
DAN EVALUASI
KONTROL DAN
PEMELIHARAAN
INSTRUMEN
AHLI MUDA
INVENTORY
CONTROL

AHLI MUDA
PERENCANAAN
OUTAGE

Gambar 3.3.2 Struktur Manajer Pemelihara

21
MANAJER
ENJINIRING

AHLI MADYA
ENJINIRING
BOILER DAN
SUPERVISOR SENIOR SUPERVISOR AUXILIARY
KINERJA DAN SISTEM CONDITION BASED
INFORMASI MAINTENANCE DAN
AHLI MADYA
REHABILITY
ENJINIRING
TURBIN DAN
AUXILIARY

AHLI MUDA
AHLI MUDA AHLI MADYA
KINERJA UNIT
PREDICTIVE ENJINIRING
MAINTENANCE KONTROL DAN
AHLI MUDA SISTEM INSTRUMEN
MANAJEMEN
TERINTEGRASI, AHLI MUDA
KNOWLEDGE REHABILITY AHLI MADYA
MANAGEMENT DAN ENJINIRING
INOVASI LISTRIK

AHLI MUDA AHLI MADYA


SISTEM ENJINIRING
INFORMASI PENYALURAN
ENERGI PRIMER
DAN ABU

AHLI MADYA
ENJINIRING BOP

AHLI MADYA
ENJINIRING
PENGENDALIAN
KONTRAK

AHLI MADYA
ENJINIRING
MANAJEMEN
RISIKO

Gambar 3.3.3 Struktur Manajer Enjiniring

22
MANAJER
ADMINISTRASI

SUPERVISOR SENIOR SUPERVISOR SUPERVISOR SENIOR SUPERVISOR


PENGEMBANGAN SENIOR KEUANGAN PENGADAAN GUDANG
KOMPETENSI DAN BARANG DAN JASA
UMUM

PELAKSANAAN
AHLI MUDA AHLI MUDA SENIOR PENGADAAN
PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN BARANG DAN JASA
KOMPETENSI PERPAJAKAN

AHLI MUDA
KESEKRETARIATAN
DAN FASILITAS

AHLI MUDA CSR,


HUMAN DAN
KEAMANAN

Gambar 3.3.4 Struktur Manajer Administrasi

23
3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan
Penulisan essay ini kami lakukan untuk memenuhi syarat penulisan dalam
Laporan Praktik Kerja Lapangan. Kami Praktik Kerja Lapangan di PT.Indonesia
Power UJP Pangkalan Susu yang beralamat di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat. Kami memulai PKL pada tanggal 8 Juli 2019
sampai dengan 8 Agustus 2019. Kegiatan kami selama berada disana yaitu
Pengenalan Lingkungan dan Peralatan Instrumentasi seperti Turbin, Control Valve,
dan Condensate di PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu, melakukan bimbingan
dan pengarahan tentang alat instrumentasi yang digunakan di PT.Indonesia Power
UJP Pangkalan Susu, melakukan bimbingan tentang sistem kontrol di low pressure
turbin.
3.3 Pembahasan Hasil PKL
Sistem kontrol pada Low Pressure Turbine untuk mengontrol ketetapan
temperatur yang dimana untuk Temperatur High tidak boleh lebih dari 800 C dan
Temperatur Low tidak boleh kurang dari 600C. Jika Temperatur pada uap keluar
Low Pressure Turbine lebih dari 800C, maka Aktuator (Valve) akan otomatis terbuka
untuk menghindari terjadinya water hammer pada kondensor, yaitu penutupan katup
secara tiba – tiba, sehinngga air yang tadinya mengalir secara kencang akan
memantuk ke segala sisi hingga kekuatan alirannya terdistribusikan seluruhnya atau
dengan kata lain menggambarkan adanya serangan balik dari air ataupun fluida
akibat adanya shock atau tekanan yang terjadi secara tiba – tiba.
Dalam skala kecil water hammer ini akan menyebabkan suatu sistem perpipaan
bergetar ataupun tiba – tiba timbul suara. Namun jika kekuatan shock yang
ditimbulkan cukup besar akan menimbulkan serangan yang cukup mengerikan
seperti pecahnya pipa hingga kerusakan pada alat dan terkadang membrane juga bisa
ikut robek.
3.4 Identifikasi kendala yang dihadapi
3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas
Water hammer pada kondensor, yaitu penutupan katup secara tiba – tiba,
sehinngga air yang tadinya mengalir secara kencang akan memantuk ke segala sisi
hingga kekuatan alirannya terdistribusikan seluruhnya atau dengan kata lain

24
menggambarkan adanya serangan balik dari air ataupun fluida akibat adanya shock
atau tekanan yang terjadi secara tiba – tiba.
Dalam skala kecil water hammer ini akan menyebabkan suatu sistem perpipaan
bergetar ataupun tiba – tiba timbul suara. Namun jika kekuatan shock yang
ditimbulkan cukup besar akan menimbulkan serangan yang cukup mengerikan
seperti pecahnya pipa hingga kerusakan pada alat dan terkadang membrane juga bisa
ikut robek.
3.4.2 Cara Mengatasi Kendala
Dari berbagai kendala yang sudah di hadapi saat melaksakan Praktik Kerja
Lapangan maka di peroleh juga beberapa metode yang bertujuan untuk mengatasi
kendala yang terjadi saat berada di lapangan kerja yaitu selalu mengikuti arahan
tentang keselamatan kerja saat berada di lapangan. PT.Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu juga harus ikut serta dalam menjaga kebersihan di pabrik dengan
melakukan Jumat bersih untuk menghindari debu dan karat pada alat - alat di pabrik.
Semua metode tersebut diajarkan oleh pembimbing Praktik Kerja Lapangan untuk
mengatasi kendala yang sering terjadi saat berada di lapangan kerja.
Dalam Praktik Kerja Lapangan di PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu,
selama empat minggu penulis hanya sedikit mendapatkan hambatan. Para karyawan
ataupun pegawai yang memberikan tugas telah memberikan penjelasan dan
bimbingan yang sangat jelas. Selain itu PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu
juga memberikan pelayanan yang puas. Para pegawai dan karyawan juga sangat
ramah dan menjunjung tinggi kekeluargaan

25
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Air yang digunakan untuk PLTU adalah air laut. Air laut dijernihkan dan
diproses melalui Water Treatment Plant (WTP). Untuk air pengisi dan penambah
boiler adalah air yang sudah melalui proses demineralisasi, yaitu proses dimana
kandungan mineral dalam air dihilangkan sehingga air ini tidak menyebabkan korosi
pada pipa maupun logam – logam yang dilaluinya.
Urutan sirkulasinya adalah sebagai yaitu, Air laut dipompa yang kemudian
disaring kotoran-kotoran besar seperti biota-biota laut. Setelah disaring air tersebut
dipompa menggunakan sea water pump untuk masuk ke RO (Reverse Osmosis).
Kadar garam yang terkandung dalam air dihilangkan. Setelah itu air ditampung di
raw water tank. Kemudian dihilangkan kadar mineral seperti silica, dan lain-lain di
water treatment plant. Masuk ke dalam demin water tank. Setelah itu masuk kedalam
condensate storage tank dimana air tersebut digunakan untuk menambah air pada
hotwell. Air condensate dipompa menggunakan condensate extraction pump menuju
condensate polishing.
Masuk ke dalam gland steam condensor untuk proses pemanasan awal yang
kemudian masuk kedalam low pressure heater. Dari sini masuk ke dearator untuk
menghilangkan kadar gas. Dari dearator dipompa menggunakan boiler feed pump
menuju high pressure heater. Kemudian menuju economizer dipanaskan lalu masuk
ke steam drum. Pada steam drum terjadi proses pemisahan uap basah dan air. Air
turun ke down comer kemudian berubah fasa menjadi uap basah. Uap basah berada
di level atas dan air berada di level bawah. Uap basah langsung masuk ke superheater
untuk diubah menjadi uap kering. Uap kering akan masuk ke high pressure turbine.
Di sini uap digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Setelah itu
dipanaskan ulang di reheater. Dari reheater langsung masuk ke intermediate pressure
turbine dan langsung ke low pressure turbine. Uap dari low pressure turbine diubah
menjadi air untuk digunakan sebagai pengisi hotwell. Poros pada turbin berputar dan
generator menghasil gaya gerak listrik untuk dialirkan ke exter. Exter akan
mengalirkan listrik ke trafo dan kemudian ke transmision.

26
4.2 Saran
Setelah kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.Indonesia
Power UJP Pangkalan Susu kami memberikan saran yang sifatnya membanguun
antara lain:
1. Diharapkan kerja sama yang berkesinambungan antar pihak kampus FMIPA
Universitas Sumatera Utara dengan perusahaan untuk memperlancar
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa yag melaksanankannya.
2. Pengoperasian instrument harus tepat dan sesuai dengan pengoperasiannya,
sehingga diperoleh data analisa yang tepat.
3. Peralatan-peralatan yang sudah tidak difungsikan lagi sebaiknya dikeluarkan
dari lokasi pabrik, sehingga dapat sebagai tempat pemasangan instalansi
pabrik lainnya yang lebih penting.
4. Demi nama baik perusahaan dengan masyarakat ataupun instansi sebaiknya
PT.Indonesia Power UJP Pangkalan Susu tetap mengembangkan sistem
pengelolaan limbah pabrik yang lebih baik.
5. Bagi pihak perusahaan hendaknya membuat suatu manajemen yang khusus
bagi para analisa/ pembimbing dari lapangan untuk menangani mahasiswa/I
yang mengikuti PKL, sehingga pelaksanaan PKL tersebut terkoordinir
dengan baik.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.polines.ac.id/index.php/eksergi/article/view/265/241
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/mjtm/article/download/731/490
http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30467-2109100701-paper.pdf
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek/article/view/95/77

28

Anda mungkin juga menyukai