Anda di halaman 1dari 17

Tugas Pancasila

“Implementasi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara”

Disusun Oleh :

Rachmat Satria Kurdiansyah

03041381823083

Kelas Palembang

Fakultas Teknik

Teknik Elektro

Universitas Sriwijaya

2018
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi masyarakat Indonesia, pancasila bukanlah sesuatu yang asing. Melalui


perjalanan panjang negara Indonesia sejak merdeka hingga saat ini, Pancasila ikut
berproses pada kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila terlahir diperuntukkan
sebagai dasar negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara yang juga
mempengaruhi ketahanan nasional, merupakan hasil usaha pemikiran manusia
Indonesia yang sungguh-sungguh secara sistimatis dan radikal, yang dituangkan
dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung satu pemikiran yang
bermakna dan bulat untuk dijadikan dasar, azas dan pedoman atau norma hidup dan
kehidupan bersama dalam rangka kesatuan Negara Indonesia merdeka. Terbentuknya
Pancasila tidak bisa lepas dari keadaan sosial, politik dan ekonomi rakyat Indonesia
dibawah kolonialisme pada waktu itu. Semangat untuk menentang penjajahan dan
menjadi negara yang merdeka seutuhnya merupakan landasan awal dicetuskannya
Pancasila. Pancasila tidak hanya digunakan sebagai ideologi pemersatu dan sebagai
perekat kehidupan dan kepentingan bangsa, tetapi juga sebagai dasar dan filsafat serta
pandangan hidup bangsa. Sesuai dengan Tuntutan Budi Nurani Manusia, Pancasila
mengandung nilai-nilai ke-Tuhanan, Kemanusiaan (humanisme), Kebangsaan
(persatuan), demokrasi dan keadilan.

Namun, sebagai sebuah ideologi dan dasar filsafat sebuah negara,pancasila layak
untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebab
sebagian orang menganggap sinis terhadap pancasila sebagai sesuatu yang salah.
Kecenderungan demikian wajar karena orde baru menjadikan pancasila sebagai

legitimasi ideologis dalam rangka mempertahankan dan memperluas kekuasaannya


secara masif.
1.2 Ruang Lingkup

1.2.1 Menjelaskan pancasila sebagai dasar negara

1.2.2 Menjelaskan pancasila sebagai suatu ideologi

1.2.3 Menjelaskan implementasi pancasila sebagai ideologi nasional

1.2.4 Menjelaskan Implementasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai dasar negara

Kedudukan pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebagai


dasar negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketentuan pembukaan UUD
1945.Mengingat bahwa kedudukan pancasila sebagai dasar negara maka seluruh
kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang terkait dengan hal-hal pokok
kenegaraan disamping penyelenggaraan negara, semuanya harus sesuai dan dapat
diatur berdasarkan pancasila, diantaranya masalah politik,ekonomi,sosial
budaya,hukum,pendidkan dan lain-lain. Termasuk juga hubungan antar
rakyat,kekuasaaan serta penguasa juga segenap peraturan perundangan yang
dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia harus sejiwa dan dijiwai oleh
pancasila, sedangkan isi maupun materinya tidak boleh menyimpang dari hakikat
pancasila sebagai dasar negara.

2.2 Makna pancasila sebagai dasar negara

Pancasila sebagai dasar (filsafat) negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan
bernegara. Nilai-nilai pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafati yang sifatnya
mendasar. Nilai dasar pancasila bersifat abstrak,normatif dan nilai itu menjadi
motivator kegiatan dalam penyelenggaraan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai pancasila menjadi pedoman


normatif bagi penyelenggaran bernegara. Konsekuensi dari rumusan demikian berarti
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah negara Indonesia termasuk
peraturan perundang-undangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai pancasila.
Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki tolok ukur, yaitu tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan,niali
kerakyatan, dan nilai keadilan.

2.3 Implementasi pancasila sebagai dasar negara

Pancasila memiliki posisi yang bervariasi di dalam struktur negara dan bangsa
Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, ideologi nasional, pandangan hidup bangsa dan
ligatur atau pemersatu bangsa. Semua ini berbasis pada konsep nilai empat pilar
bangsa (Pancasila, UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika). Sebagai konsep tersebut
harus berada di dalam koridor yang jelas.Sebagai dasar negara maka Pancasila
menjadi acuan peraturan perundang-undangan, sebagai ideologi nasional maka
Pancasila adalah arah pembangunan bangsa, Pancasila sebagai pandangan hidup
maka Pancasila adalah pembentuk pola pikir sikap dan tingkah laku atau karakter
bangsa dan sebagai pemersatu maka Pancasila sebagai pengikut kemajemukan.

Bangsa dan negara Republik Indonesia dengan ideologi pancasila memiliki arti cita-
cita atau pandangan dalam mendukung tercapainya tujuan nasional negara
Indonesia.Setiap bangsa dalam melanjutkan keberadaan serta eksistensinya selalu

berusaha memelihara ideologinya agar bangsa itu tidak akan kehilangan ideologi
yang dianutnya, berarti tidak kehilangan identitas nasionalnya. Demikian juga bangsa
Indonesia yang mempertahankan pancasila sebagai ideologinnya. Penetapan
pancasila sebagai idelogi negara Indonesia itu pertama-tama berarti bahwa negara
indonesia dibangun diatas dasar moral kodrati. Oleh sebab itu, kita harus tunduk
padanya dan wajib membela serta melaksanakan, baik dalam susunan,maupun dalam
kehidupannya. (Kirdi Dipoyudo,1984:11,12).

Pernyataan bahwa nilai-nilai dasar pancasila menjadi dasar normatif


penyelenggaraan bernegara Indonesia belum merupakan pernyataan yang konkret.
Sebagai nilai dasar yang bersifat abstrak dan normatif, perlu upaya konkretisasi
terhadap pernyataan diatas. Upaya itu adalah dengan menjadikan nilai-nilai dasar
pancasila sebagai norma dasar dan sumber normatif bagi penysunan hukum positif
negara. Sebagai negara yang berdasar atas hukum, sudah seharusnya segala
pelaksanaan dan penyelenggaraan bernegara bersumber dan berdasar pada hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi,operasionalisasi pancasila sebagai
dasar (filasat) negara diwujudkan dengan pembentukan sistem hukum nasional dalam
suatu tertib hukum dimana pancasila menjadi norma dasarnya.

2.4 Pancasila sebagai suatu ideologi

Secara teori suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan
merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Menurut Antoine Destut de
Tracy (1836) Ideologi merupakan ilmu tentang terjadinya cita-cita atau gagasan. Lalu
dipertegas oleh Daniel Bell sebagai sistem keyakinan untuk memotivasi orang atau
kelompok masyarakat untuk bertindak dengan cara tertentu sebagaimana diajarkan
oleh ideologi tersebut.

Sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia, pemerintah telah menetapkan Pancasila


sebagai pedoman dan pandangan hidup. Pancasila ini merupakan buah hasil
pemikiran bersama para pemikir bangsa yang disusun sebagai bentuk pengintegrasian
persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali atau
dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak
ratusan tahun lalu tumbuh berkembang dalam masyarakat di Indonesia. Pancasila
sendiri sebagai ideologi terbuka, tidak dapat mengingkari adanya beberapa
konsekuensi keberadaannya di tengah ideologi dunia lain. Ciri khas ideologi terbuka
adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan masyarakat bukan berasal dari luar
masyarakat atau dipaksakan dari elit penguasa tertentu. Namun, terbuka kepada
perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk
menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-
nilai dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh diubah.

Keberadaan Pancasila sebagai falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita negara) yang
berfungsi sebagai filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa
di antara sesama warga masyarakat dalam kon¬teks kehidupan bernegara dalam
kesepakatan pertama penyangga konstitusionalisme menunjukkan hakikat Pancasila
sebagai ideologi terbuka. Terminologi Pancasila sebagai ideologi terbuka
sesungguhnya telah dikembangkan pada masa orde baru. Namun dalam
pelaksanaannya pada masa itu lebih menunjukkan Pancasila sebagai ideologi tertutup.
Pancasila menjadi alat hegemoni yang secara apriori ditentukan oleh elit kekuasaan
untuk mengekang kebebasan dan melegitimasi kekuasaan. Kebenaran Pancasila pada
saat itu tidak hanya mencakup cita-cita dan nilai dasar, tetapi juga meliputi kebijakan
praktis operasional yang tidak dapat dipertanyakan, tetapi harus diterima dan dipatuhi
oleh masyarakat.Konsekuensi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah membuka
ruang membentuk kesepakatan masyarakat bagaimana mencapai cita-cita dan nilai-
nilai dasar tersebut. Kesepakatan tersebut adalah kesepakat kedua dan ketiga sebagai
penyangga konstitusionalisme, yaitu kesepakatan tentang the rule of law sebagai
landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government) dan
Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan

(the form of institutions and procedures). Kesepakatan-kesepakatan tersebut hanya


mungkin dicapai jika sistem yang dikembangkan adalah sistem demokrasi.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan sistem


kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila mengakui dan melindungi
baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun
politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektivisme
maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan, bukan demokrasi politik
semata seperti dalam ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi. Dalam
sistem kapitalisme liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan
kekeluargaan, namun kebebasan individual untuk berusaha. Sedangkan dalam sistem
etatisme, negara yang mendominasi perekonomian, bukan warga negara baik sebagai
individu maupun bersama-sama dengan warga negara lainnya.

2.5 Makna pancasila sebagai ideologi nasional

Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai ideologi nasional. Apa
makna pancasila sebagai ideologi nasional ?

2.5.1 Pengertian ideologi

Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita, dan logos berarti ilmu. Secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang
pengertian dasar,ide. Hubungan manusia dengan cita-cita disebut ideologi. Ideologi
berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia
bekerja dan bertindak untuk mencapa nilai-nilai tersebut.

Ada dua fungsi utama pancasila sebaga ideologi dalam masyarakat (Ramlan
Surbakti,1999). Pertama, sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara
bersama oleh masyarakat. Kedua, sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi
dimasyarakat. Dalam kaitannya dengan yang pertama,nilai dalam ideologi itu menjadi
cita-cita atau tujuan dari masyarakat. Tujuannya hidup bermasyarakat adalah untuk

mencapai terwujudnya nilai-nilai dalam ideologi tersebut. Adapun dalam kaitannya


yang kedua, nilai dalam ideologi itu nilai yang disepakati bersama sehingga dapat
mempersatukan masyarakat itu, serta nilai bersama tersebut dijadikan acuan bagi
penyelesaian suatu masalah yang mungkin timbul alam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.

2.5.2 Ideologi Nasional

Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita tujuan dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pancasila merupakan ideologi yang terbuka,
bukan ideologi tertutup. Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena:

(1) Nilai-nilai Pancasila bersumber dari bangsa Indonesia sendiri.

(2) Nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat operasional dan langsung dapat diterapkan
dalam kehidupan.

Menurut Dr. Alfian, seorang ahli politik Indonesia, Pancasila memenuhi syarat
sebagai ideologi terbuka yang sifatnya luwes dan tahan terhadap perubahan zaman
karena di dalamnya memnuhi tiga dimensi ideologi, yaitu:

1) Dimensi Realitas

Nilai – nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di dalam
masyarakat Indonesia. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana
atau pengalaman kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekluargaan,
kegotong-royongan atau kebersamaan.

2) Dimensi Idealitas

Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila merupakan
nilai-nilai yang di cita-citakan dan ingin diwujudkan.

3) Dimensi Fleksibilitas
Nilai dasar Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan tuntutan perubahan.

2.5.3 Nilai– nilai Dasar yang Terkandung dalam Ideologi Pancasila

Adapun makna dari masing – masing nilai Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Mengandung arti adanya pengkuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius bukan bangsa yang ateis.

2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mastinya.

3. Nilai Persatuan Indonesia

Mengandung makna usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang
dimiliki Indonesia.

4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan

Mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan
nilai ini maka diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat.
5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat


Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Berdasarkan pada
nilai ini maka keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan oleh
seluruh bangsa.

2.6 Implementasi pancasila sebagai ideologi nasional

Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan
sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret, dan
operasional aplikatif sehingga tidak menjadi slogan belaka. Dalam ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998 dinyatakan bahwa Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk
pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan bernegara.

1. Perwujudan Ideologi Pancasila sebagai Cita-Cita Bernegara

Perwujudan Pancasila sebagai ideologi nasional yang yang berarti menjadi cita-cita
penyelenggara bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No. VII/MPR/2001
tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa
Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu :

1. Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam pembukaan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pada Alenia
kedua dan keempat;

2. Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun 2020;

3. Visi Lima Tahunan, sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan


Negara.

Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera,
maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Untuk mengukur
tingkat keberhasilan perwujudan Visi Indonesia 2020 dipergunakan indikator-
indikator utama sebagai berikut.

1. Religius

2. Manusiawi
3. Bersatu
4. Demokratis
5. Adil
6. Sejahtera
7. Maju
8. Mandiri
9. Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara .
Mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil dan sejahtera
pada dasarnya adalah upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita
bersama. Bangsa atau masyarakat yang demikian merupakan ciri dari masyarakat
madani di Indonesia (Hamdan Mansoer; 2003).

Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai Pancasila diambil dimensi Idealismenya. Sebagai


nilai-nilai ideal, penyelenggara negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan
kehidupan bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.

2.Perwujudan Pancasila sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa

Pancasila sebagai nilai integratif, sebagai sarana pemersatu dan prosedur


penyelesaian konflik perlu pula dijabarkan dalam praktik kehidupan bernegara.
Pancasila sebagai sarana permersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian
konflik itulah yang terkandung dalam nilai integratif Pancasila. Pancasila sudah
diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai sarana pemersatu, artinya sebagai suatu
kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui
sebagai milik bersama. Pancasila menjadi semacam social ethics dalam masyrakat
yang heterogen.

Kedudukan nilai sosial bersama di masyarakat untuk menjadi sumber normatif bagi
penyelesaian konflik bagi para anggotanya adalah hal penting. Masyarakat
membutuhkan nilai bersama untuk dijadikan acuan manakala konflik antaranggota
terjadi. Pertentangan dan perbedaan dapat didamaikan dengan cara para pihak yang
berseteru mnyetujui dan mendasarkan pada sebuah nilai bersama. Dengan demikian,
integrasi dalam masyrakat dapat dibangun kembali.

Nilai dalam etika sosial memainkan peranan fungsional dalam negara dan berupaya
membatasi diri pada tindakan fungsional. Jadi, dengan etika sosial negara bertindak
sebagai penengah di antara kelompok masyarakatnya, negara tidak perlu
memaksakan kebenaran suatu nilai, negara tidak mengurusi soal benar tidaknya satu
agama dengan agama lain melainkan yang menjadi urusannya adalah bagaimana
konflik dalam masyarakat, misal,soal kriteria kebenaran dapat didamaikan dan
integrasi antarkelompok dapat tercipta. Peranan fungsional dari sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, misalnya diwujudkan dengan negara mengakui adanya keyakinan
beragama masyarakatnya/religiusitas masyarakat sekaligus memberi jaminan
perlindungan atas kebebasan masyarakat dalam menjalankan pengamalan agamanya.
Dengan peranan fungsional ini negara tidak memerlukan perumusan mengenai
keberadaan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan,
serta perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan nilai Ketuhanan. Dalam unkapan Franz
Magnis Suseno (1986), negara tidak berhak dan tidak memiliki kompetensi apa pun
untuk memaksakan sebuah sistem moral kepada masyarakatnya.

Pancasila adalah kesepakatan dalam masyarakat bangsa. Kata kesepakatan ini


mengandung makna pula sebagai konsesus bahwa dalam hal konflik maka lembaga
politik yang diwujudkan bersama akan memainkan peran sebagai penengah. Jadi,
apakah pancasila dapat digunakan secara langsung mempersatukan masyarakat dan
mencegah konflik ? Tidak, tetapi prosedur penyelesaian konflik yang dibuat
bersama, baik meliputi lembaga maupun aturan itulah yang diharapkan mampu
menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Fungsi Pancasila di sini adalah
bahwa dalam hal pembuatan prosedur penyelesaian konflik , nilai-nilai Pancasila
menjadi acuan normatif bersama.

Nilai-nilai Pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik yang


ada di masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan sebagai berikut; bahwa
penyelesaian suatu konflik hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, menghargai
derajat kemanusiaan, mengedepankan persatuan, mendasarkan pada prosedur
demokratis dan berujung pada terciptanya keadilan.

2.7 Implementasi Pancasila dalam kedidupan berbangsa dan bernegara

Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam
zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi
selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan
berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik
dan protes terhadap pancasila. Sejarah implementasi pancasila memang tidak
menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi
dalam konteks implementasinya. Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi
pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik,
tetapi juga dunia internasional.

Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu
cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang
demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan
globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat
Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan
sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian
bangsa.Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar


ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia
adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar
merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.

Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus
mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila dam
esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.

2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi

Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang
lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang
mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi

kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi


Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya

Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan


atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala
bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita
saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam masyarakat sehingga tidak
mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak
yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya adalah
masalah politik.

Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini
kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai
yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya
bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik
dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak
warganya.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan saran

Dari makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa implementasi pancasila


sebagai ideologi nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berarti sebagai
cita-cita bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat sehingga dapat
dijadikan prosedur penyelesaian konflik.

Semoga makalah ini dapat membantu untuk menambah dan memperluas


wawasan para pembaca mengenai implementasi pancasila sebagai ideologi nasional
yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Setijo,panji.2008.Pendidikan Pancasila.Jakarta:Grasindo.

Winarno.2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:Bumi Aksara.

Admin. 2011. Makalah PPKN Mantap. Diakses online pada tanggal 15 Oktober2018.

http://www.peutuah.com/makalah-ppkn-mantap/

Anda mungkin juga menyukai