Tugas Pancasila
Tugas Pancasila
Disusun Oleh :
03041381823083
Kelas Palembang
Fakultas Teknik
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya
2018
PENDAHULUAN
Namun, sebagai sebuah ideologi dan dasar filsafat sebuah negara,pancasila layak
untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebab
sebagian orang menganggap sinis terhadap pancasila sebagai sesuatu yang salah.
Kecenderungan demikian wajar karena orde baru menjadikan pancasila sebagai
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar (filsafat) negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan
bernegara. Nilai-nilai pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafati yang sifatnya
mendasar. Nilai dasar pancasila bersifat abstrak,normatif dan nilai itu menjadi
motivator kegiatan dalam penyelenggaraan bernegara.
Pancasila memiliki posisi yang bervariasi di dalam struktur negara dan bangsa
Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, ideologi nasional, pandangan hidup bangsa dan
ligatur atau pemersatu bangsa. Semua ini berbasis pada konsep nilai empat pilar
bangsa (Pancasila, UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika). Sebagai konsep tersebut
harus berada di dalam koridor yang jelas.Sebagai dasar negara maka Pancasila
menjadi acuan peraturan perundang-undangan, sebagai ideologi nasional maka
Pancasila adalah arah pembangunan bangsa, Pancasila sebagai pandangan hidup
maka Pancasila adalah pembentuk pola pikir sikap dan tingkah laku atau karakter
bangsa dan sebagai pemersatu maka Pancasila sebagai pengikut kemajemukan.
Bangsa dan negara Republik Indonesia dengan ideologi pancasila memiliki arti cita-
cita atau pandangan dalam mendukung tercapainya tujuan nasional negara
Indonesia.Setiap bangsa dalam melanjutkan keberadaan serta eksistensinya selalu
berusaha memelihara ideologinya agar bangsa itu tidak akan kehilangan ideologi
yang dianutnya, berarti tidak kehilangan identitas nasionalnya. Demikian juga bangsa
Indonesia yang mempertahankan pancasila sebagai ideologinnya. Penetapan
pancasila sebagai idelogi negara Indonesia itu pertama-tama berarti bahwa negara
indonesia dibangun diatas dasar moral kodrati. Oleh sebab itu, kita harus tunduk
padanya dan wajib membela serta melaksanakan, baik dalam susunan,maupun dalam
kehidupannya. (Kirdi Dipoyudo,1984:11,12).
Secara teori suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan
merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Menurut Antoine Destut de
Tracy (1836) Ideologi merupakan ilmu tentang terjadinya cita-cita atau gagasan. Lalu
dipertegas oleh Daniel Bell sebagai sistem keyakinan untuk memotivasi orang atau
kelompok masyarakat untuk bertindak dengan cara tertentu sebagaimana diajarkan
oleh ideologi tersebut.
Keberadaan Pancasila sebagai falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita negara) yang
berfungsi sebagai filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa
di antara sesama warga masyarakat dalam kon¬teks kehidupan bernegara dalam
kesepakatan pertama penyangga konstitusionalisme menunjukkan hakikat Pancasila
sebagai ideologi terbuka. Terminologi Pancasila sebagai ideologi terbuka
sesungguhnya telah dikembangkan pada masa orde baru. Namun dalam
pelaksanaannya pada masa itu lebih menunjukkan Pancasila sebagai ideologi tertutup.
Pancasila menjadi alat hegemoni yang secara apriori ditentukan oleh elit kekuasaan
untuk mengekang kebebasan dan melegitimasi kekuasaan. Kebenaran Pancasila pada
saat itu tidak hanya mencakup cita-cita dan nilai dasar, tetapi juga meliputi kebijakan
praktis operasional yang tidak dapat dipertanyakan, tetapi harus diterima dan dipatuhi
oleh masyarakat.Konsekuensi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah membuka
ruang membentuk kesepakatan masyarakat bagaimana mencapai cita-cita dan nilai-
nilai dasar tersebut. Kesepakatan tersebut adalah kesepakat kedua dan ketiga sebagai
penyangga konstitusionalisme, yaitu kesepakatan tentang the rule of law sebagai
landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government) dan
Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan
Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai ideologi nasional. Apa
makna pancasila sebagai ideologi nasional ?
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita, dan logos berarti ilmu. Secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang
pengertian dasar,ide. Hubungan manusia dengan cita-cita disebut ideologi. Ideologi
berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia
bekerja dan bertindak untuk mencapa nilai-nilai tersebut.
Ada dua fungsi utama pancasila sebaga ideologi dalam masyarakat (Ramlan
Surbakti,1999). Pertama, sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara
bersama oleh masyarakat. Kedua, sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi
dimasyarakat. Dalam kaitannya dengan yang pertama,nilai dalam ideologi itu menjadi
cita-cita atau tujuan dari masyarakat. Tujuannya hidup bermasyarakat adalah untuk
Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita tujuan dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pancasila merupakan ideologi yang terbuka,
bukan ideologi tertutup. Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena:
(2) Nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat operasional dan langsung dapat diterapkan
dalam kehidupan.
Menurut Dr. Alfian, seorang ahli politik Indonesia, Pancasila memenuhi syarat
sebagai ideologi terbuka yang sifatnya luwes dan tahan terhadap perubahan zaman
karena di dalamnya memnuhi tiga dimensi ideologi, yaitu:
1) Dimensi Realitas
Nilai – nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di dalam
masyarakat Indonesia. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana
atau pengalaman kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekluargaan,
kegotong-royongan atau kebersamaan.
2) Dimensi Idealitas
Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila merupakan
nilai-nilai yang di cita-citakan dan ingin diwujudkan.
3) Dimensi Fleksibilitas
Nilai dasar Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan tuntutan perubahan.
Adapun makna dari masing – masing nilai Pancasila adalah sebagai berikut:
Mengandung arti adanya pengkuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius bukan bangsa yang ateis.
Arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mastinya.
Mengandung makna usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang
dimiliki Indonesia.
Mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan
nilai ini maka diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat.
5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan
sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret, dan
operasional aplikatif sehingga tidak menjadi slogan belaka. Dalam ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998 dinyatakan bahwa Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk
pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan bernegara.
Perwujudan Pancasila sebagai ideologi nasional yang yang berarti menjadi cita-cita
penyelenggara bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No. VII/MPR/2001
tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa
Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu :
2. Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun 2020;
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera,
maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Untuk mengukur
tingkat keberhasilan perwujudan Visi Indonesia 2020 dipergunakan indikator-
indikator utama sebagai berikut.
1. Religius
2. Manusiawi
3. Bersatu
4. Demokratis
5. Adil
6. Sejahtera
7. Maju
8. Mandiri
9. Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara .
Mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil dan sejahtera
pada dasarnya adalah upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita
bersama. Bangsa atau masyarakat yang demikian merupakan ciri dari masyarakat
madani di Indonesia (Hamdan Mansoer; 2003).
Kedudukan nilai sosial bersama di masyarakat untuk menjadi sumber normatif bagi
penyelesaian konflik bagi para anggotanya adalah hal penting. Masyarakat
membutuhkan nilai bersama untuk dijadikan acuan manakala konflik antaranggota
terjadi. Pertentangan dan perbedaan dapat didamaikan dengan cara para pihak yang
berseteru mnyetujui dan mendasarkan pada sebuah nilai bersama. Dengan demikian,
integrasi dalam masyrakat dapat dibangun kembali.
Nilai dalam etika sosial memainkan peranan fungsional dalam negara dan berupaya
membatasi diri pada tindakan fungsional. Jadi, dengan etika sosial negara bertindak
sebagai penengah di antara kelompok masyarakatnya, negara tidak perlu
memaksakan kebenaran suatu nilai, negara tidak mengurusi soal benar tidaknya satu
agama dengan agama lain melainkan yang menjadi urusannya adalah bagaimana
konflik dalam masyarakat, misal,soal kriteria kebenaran dapat didamaikan dan
integrasi antarkelompok dapat tercipta. Peranan fungsional dari sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, misalnya diwujudkan dengan negara mengakui adanya keyakinan
beragama masyarakatnya/religiusitas masyarakat sekaligus memberi jaminan
perlindungan atas kebebasan masyarakat dalam menjalankan pengamalan agamanya.
Dengan peranan fungsional ini negara tidak memerlukan perumusan mengenai
keberadaan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan,
serta perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan nilai Ketuhanan. Dalam unkapan Franz
Magnis Suseno (1986), negara tidak berhak dan tidak memiliki kompetensi apa pun
untuk memaksakan sebuah sistem moral kepada masyarakatnya.
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam
zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi
selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan
berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik
dan protes terhadap pancasila. Sejarah implementasi pancasila memang tidak
menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi
dalam konteks implementasinya. Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi
pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik,
tetapi juga dunia internasional.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu
cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang
demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan
globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat
Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan
sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian
bangsa.Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus
mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila dam
esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang
lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang
mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini
kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai
yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya
bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik
dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak
warganya.
PENUTUP
Setijo,panji.2008.Pendidikan Pancasila.Jakarta:Grasindo.
Admin. 2011. Makalah PPKN Mantap. Diakses online pada tanggal 15 Oktober2018.
http://www.peutuah.com/makalah-ppkn-mantap/