Bab I Pendahuluan PDF
Bab I Pendahuluan PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 usia reproduksi perempuan pada
umumnya adalah usia 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran
atau menjarangkan kelahiran, wanita atau pasangan ini lebih diprioritaskan untuk
dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang atau pernah menggunakan alat
kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor
para peserta keluarga berencana (KB). Berdasarkan data pada bulan Februari 2012,
Peserta KB Baru secara Nasional sebanyak 1.256.250 peserta. yaitu peserta IUD
(Intra Uterine Device) 6,62 %, peserta Implan 7,13 %, peserta Suntik 50,74 %, dan
peserta Pil 27,56 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kontrasepsi hormonal
terutama jenis kontrasepsi suntik dan kontrasepsi pil merupakan jenis kontrasepsi
yang memiliki peserta terbanyak dengan menempati peringkat pertama dan kedua
(BKKBN., 2012).
sebesar 2.448.052 orang, peserta KB baru 269.608 (11,01 %), peserta kondom
2
1.945 (0,72 %), peserta pil 36.299 (13,46 %), peserta implan 7.558 (2,80 %), dan
peserta suntikan 60.046 (22,27 %). Dan persentase pasangan usia subur di
Kalimantan Selatan peserta KB aktif 589.920 (76,99 %), perserta kondom 13.059
(2,21 %), peserta pil 264.630 (44,86 %), peserta implan 45.913 (7,78 %), dan
33.375 orang 84,11 % dengan jenis kontrasepsi yang banyak digunakan adalah
jenis pil 45,24 % dan suntik 38,34 %. Pada tahun 2012 jumlah perserta KB
aktif 17.713 orang 48,9 %, dan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan
masih suntik 56,5 % dan pil 29,8 %. Pada tahun 2013 jumlah perserta KB
aktif 31,976 orang 87,3 %, dan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan
masih suntik 56,1 % dan pil 42,1 %. Pada tahun 2014, jumlah peserta KB baru
sebesar 13.17 % dan jumlah peserta KB aktif sebesar 86.29 %. Selama tahun 2015,
Masa reproduksi wanita memiliki 3 periode yaitu kurun reproduksi muda (15-
tahun) merupakan tahap untuk menjarangkan kehamilan, kurun reproduksi tua (36-
pertama dengan persentase 49,42 %, diikuti pengguna pil dengan persentase 24,76 %
Saliva adalah cairan dengan susunan yang dapat berubah-ubah dilihat dari
segi derajat keasaman (pH), elektronik dan protein yang ditentukan oleh irama siang
dan malam, sifat dan kekuatan rangsangan, diet, kadar hormon, gerak badan dan
enzimatik, proses demineralisasi dan remineralisasi jaringan keras serta ikatan zat
2006).
dan 0,05 – 0,15 mg, efek dari estrogenik dan progestational dari pil kombinasi
mempunyai pengaruh pada organ – organ dan jaringan tubuh dan pil yang diberikan
dapat menyebabkan rangsangan yang lebih atau kurang, sehingga dengan adanya
homon yang diproduksi, hal itu berdampak pada kadar pH saliva karena kadar pH
saliva dan jumlah eksudasi dalam sulkus gingiva. Keadaan ini merupakan
predisposisi dari perluasan lesi radang sehingga akan memperberat radang kronis
kontrasepsi suntik depo provera dapat mempengaruhi pH dan volume saliva serta
angka leukosit cairan sulkus gingiva dan terdapat peningkatan jumlah leukosit pada
cairan sulkus gingiva dan status kebersihan rongga mulut berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil survei data yang didapat dari Puskesmas Tapin Selatan
pada bulan Oktober tahun 2017 yaitu Suntik 1.613 peserta dan Pil 897 peserta. Di
Kecamatan tersebut ada 11 Desa dan hasil yang didapat dari Bidan Harapan Masa
pada bulan Oktober tahun 2017 yaitu Pil 89 peserta dan Suntik 76 peserta.
dengan judul “Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Pil dan suntik terhadap
B. Rumusan Masalah
berikut: “Apakah ada Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Pil dan Suntik
Tapin”?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Tapin”.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Tapin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi