Anda di halaman 1dari 30

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi

dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia.

Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan

bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta

meningkatnya kapasitas industri makanan di Indonesia. (Adisarwanto, 2000).

Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan

kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh dari BPS (Badan

Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009, menunjukan bahwa di

Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar 628.660 ha dan produksinya

sekitar 763.507 Ton. Dari tahun ke tahun luas areal pertanaman kacang tanah di

Indonesia semakin menyempit, pada tahun 2006 seluas 706.753 hektar menjadi 660.480

hektar pada tahun 2007 dan pada tahun 2009 luas areal pertanamannya sekitar 628.660

hektar. Produksi hasil kacang tanah dari tahun ke tahun pun menurun seiring

berkurangnya lahan pertanian khususnya luas areal kacang tanah. Pada tahun 2006

produksi hasil sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun

2006 sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak sebanding

dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia yang

mengakibatkan volume impor kacang meningkat.

Di Indonesia untuk memproduksi tanaman kacang tanah ini memiliki kendala

yang sangat besar berupa pengolahan dan pemeliharaan tanah yang belum optimal,

serangan hama dan penyakit, penanaman varietas berproduksi rendah, penggunaan


2

benih yang rendah, dan kekeringan. Kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan

berbagai usaha seperti : perbaikan cara bertanam, penggunaan varietas unggul,

pengaturan populasi tanaman, pemakaian pupuk dan penggunaan zat pengatur tumbuh

dengan jenis dosis tepat dan pengendalian hama penyakit.

Kacang tanah (Arachis hypogeal L) merupakan tanaman polong-polongan atau

legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika

Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau

subtropik Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar di dunia (Anonim,

2006).

Kacang tanah mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan

pangan jenis kacang - kacangan. Menurut Suwardjono (2004) bahwa kandungan protein

sebesar 25% - 30%, lemak 40% - 50%, karbohidrat 12%, serta vitamin B1,

menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi setelah tanaman kedelai. Manfaat

kacang tanah pada bidang industri yaitu untuk pembuatan margarine, minyak goreng,

ataupun dikonsumsi langsung.

Dilihat dari segi produktivitasnya, kacang tanah di Indonesia dinilai masih

rendah yaitu hanya sekitar 1 ton/ha polong kering. Tingkat produktivitas hasil yang

dicapai ini baru separuh dari potensi hasil riil apabila dibandingkan dengan USA, Cina

dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2 ton/ha. Padahal pada tahun mendatang

diperkirakan kebutuhan kacang tanah akan terus meningkat, sejalan dengan

meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, dan diversifikasi pangan

(Adisarwanto, 2000).
3

Pupuk organik mengandung zat-zat makanan lengkap meski kadarnya tidak

setinggi pupuk buatan. Bahan organik mempunyai daya serap yang besar terhadap air

tanah, sehingga sangat dianjurkan agar dapat meningkatkan hasil produksi. Selain

dengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan produksi kacang tanah adalah

dengan sistem pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah perlakuan terhadap tanah

untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Dalam mengatasi permasalahan ini diperlukan teknik produksi berupa teknologi

serta pengetahuan yang baik tentang kacang tanah dan penggunaan benih unggul untuk

memperbaiki tingkat hasil produksi kacang tanah. Dalam pengadaan teknik produksi

dan benih unggul pemerintah perlu ikut andil dalam pendanaan serta tenaga penyuluh

pertanian pada tiap daerah sehingga bangsa kita tidak perlu lagi impor kacang tanah dari

Negara lain (Badan Pusat Statistik, 2010).

Peningkatan produksi dapat juga diupayakan dengan memperbaiki kultur teknis,

seperti perawatan tanaman, pemupukan yang tepat dan sistem draenasi. Salah satu

penurunan produksi kacang tanah dapat disebabkan oleh ketidakmampuan ginofor

sampai ke dalam tanah sehingga menyebabkan ginofor gagal membentuk polong

(Pitojo, 2005).

B. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara budidaya tanaman kacang dengan baik dan benar

2. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk terhadap produksi kacang tanah.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan dari family fabiodeae yang

juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-polongan kedua setelah tanaman

kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu

yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil.

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika

Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang

Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang

dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke

Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Batavia

Reloed, 2012).

Kacang tanah memiliki beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah

digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi

kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah

sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang

banyak. Kacang tanah sebagai bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh

bahan baku industry yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek,

manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak

dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang

tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri maupun pakan ternak.

Suprapto (2000), menyatakan bahwa dalam dunia tumbuh-tumbuhan, kacang

tanah diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatopyta Sub-Divisi :


5

Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae Genus :

Arachis Spesies : Arachis hypogaea L.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman kacang tanah dapat di golongkan

menjadi tipe tegak dan menjalar. Tanaman kacang tanah yang bertipe tegak mempunyai

cabang percabangan banyak dan lurus. Pada tanaman kacang tanah yang tipe menjalar

pertumbuhan cabang lebih mengarah ke atas. batang utama kacang tanah tipe menjalar

rata-rata lebih panjang dari yang bertipe tegak. Umur tanaman kacang tanah tipe tegak

berkisar antara 100-120 hari, sedangkan yang bertipe menjalar berkisar antara 5- 6 bulan

(Purnamawati, 2009).

Varietas kacang tanah baik varietas lokal maupun varietas unggul yang umum

ditanam adalah tipe Spanish yang bercirikan polong berbiji 1-2. Selain itu, juga masih

ada kacang tanah yang ditanam dengan tipe Valencia yang dicirikan dari polong berbiji

3-4. Sementara di daerah subtropis kebanyakan termasuk tipe Virginia. Menambahkan

warna ginofor tipe Spanish adalah ungu dan warna biji 6 rose, ukuran polong sedang,

dengan guratan pada polong nyata, berpelatuk atau paruh dan agak berpinggang

(Trustinah, 2011).

Dilihat dari kandungan gizinya, kacang tanah memiliki nilai gizi yang tinggi.

Kadar protein mencapai 25 g per 100 g. Protein kacang merupakan protein nabati

berkualitas tinggi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak, vegetarian dan

orang yang mengkonsumsi sedikit daging. Kadar lemak kacang tanah merupakan bahan

pangan sumber minyak. Kadar lemak kacang tanah mencapai 43 g per 100 g. Kacang

tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kolesterol darah

(Astawan, 2009).
6

Daun pertama terangkat ke atas permukaan tanah selagi benih kacang tanah

berkecambah. Daun berikutnya berupa daun tunggal dan berbentuk bundar. Pada

pertumbuhan selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majemuk bersirip

genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak

daun ini beragam ada yang berbentuk bulat, elips dan agak lancip tergantung

varietasnya. Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang berbulu. Bulu daun

ada yang hanya sedikit dan pendek, sedikit dan panjang, banyak dan pendek, ataupun

banyak dan panjang (Tim Bina karya Tani, 2009).

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh

menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, tetapi ada juga yang

mencapai 80 cm. Tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat

mencapai garis tengah 150 cm. Bagian bawah batang merupakan tempat menempelnya

perakaran tanaman. Batang di atas permukaan tanah berfungsi sebagai tempat pijakan

cabang primer, yang masing-masing dapat 7 membentuk cabang sekunder. Tanaman

tipe tegak membentuk percabangan antara 3-6, sedangkan tipe menjalar dapat

membentuk 10 cabang primer. Pada cabang primer terbentuk cabang sekunder dan

kemudian tumbuh cabang tersier. Batang dan cabang kacang tanah terbentuk bulat,

bagian atas batang ada yang terbentuk agak persegi, sedikit berbulu dan berwarna hijau

(Pitojo, 2005).

Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus hingga kedalaman 40 cm.

Bagian akar tunggang tersebut akan tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut.

Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan

zat-zat hara serta mineral dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk
7

memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut.

Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil

bakteri Rhizobium yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas (Tim

Bina Karya Tani, 2009).

Bunga tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-5 minggu. Bunga kacang

tanah pada umumnya melakukan penyerbukan sendiri, penyerbukan terjadi menjelang

pagi, sewaktu bunga masih kuncup (kleistogami). Penyerbukan silang dapat terjadi,

namun persentasenya sangat kecil, sekitar 15%. Umur bunga tidak lama setelah terjadi

penyerbukan, daun mahkota mekar penuh dan pada hari berikutnya akan layu dan gugur.

Bunga yang berhasil menjadi polong biasanya hanya bunga yang terbentuk pada sepuluh

hari pertama. Bunga yang muncul selanjutnya sebagian besar akan gugur sebelum

menjadi ginofora (bakal buah) (Sumarno, 1986).

Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan.

Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah yang disebut

ginofora, yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula ujung ginofora

tersebut mengarah ke atas, tetapi setelah tumbuh memanjang, ginofora tadi mengarah ke

bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah. Pada waktu ginofora menembus tanah,

peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong, pertumbuhan memanjang

ginofora berhenti. Ginofora dapat tumbuh memanjang dan mencapai ukuran antara 6-18

cm. Kacang tanah yang tipe pertumbuhannya tegak, ginofora yang terbentuk panjang.

hal ini menjadi catatan bahwa tidak semua ginofora dapat masuk ke dalam tanah,

terutama pada tipe tegak, ginofora yang terbentuk dari bunga terletak di bagian atas

cabang, sehingga tidak mencapai 15 cm. Pada saat berlangsung pembentukan polong,
8

harus memperhatikan kelembaban dan kegemburan tanah, sebab kadar air sangat

menentukan dalam proses pembentukan ginofora dan proses pembuahan (Pitojo, 2005).

Kacang tanah tersebar diseluruh dunia meliputi wilayah tropik, subtropik dan

suhu hangat. Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan yang memiliki ketinggian 0- 500

mdpl. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan,

seperti tanah, temperatur, sinar matahari, hujan, kecepatan angin dan faktor-faktor iklim

lainnya. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam menentukan produktivitas

tanaman. Berdasarkan faktor tersebut iklim merupakan faktor yang sulit dikendalikan.

Kacang tanah sangat cocok ditanam pada jenis tanah lempung berpasir, liat

berpasir, atau lempung liat. Menurut Adisarwanto (2000), bahwa kemasaman (pH) tanah

yang cocok adalah 6.5 dengan sistem drainase yang baik. Drainase yang baik

menciptakan aerasi yang baik pula sehingga akar tanaman akan lebih mudah menyerap

air, hara nitrogen dan oksigen. Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh kandungan

atau kecukupan unsur hara dalam tanah. Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah maka

semakin banyak unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Semua tanaman termasuk

kacang tanah memerlukan unsur hara esensial makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S)

dan mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, dan Cl). Kebutuhan hara tersebut diperoleh dari

udara, air, tanah, sisa-sisa tanaman dan pupuk. Semua unsur hara esensial tersebut harus

tersedia dalam jumlah yang optimum sesuai dengan kebutuhan kacang tanah dan mudah

diserap agar dicapai hasil maksimal.

Menurut Pitojo (2005), menyatakan bahwa kacang tanah tumbuh paling baik

dalam kisaran suhu udara 25-35o C. Suhu tanah yang menjadi faktor penentu dalam

perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanam. Suhu ideal untuk pertumbuhan
9

ginofor sekitar 30-34o C dan suhu optimal perkecambahan benih berkisar 20-30o C.

Tanaman kacang tanah memerlukan sinar matahari yang penuh. Naungan lebih dari 30%

akan menurunkan hasil kacang tanah karena mempengaruhi fotosintesis dan respirasi.

Intensitas cahaya yang rendah saat pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah

ginofor sedangkan intensitas cahaya yang rendah saat pengisian polong akan

menurunkan jumlah dan berat polong serta menambah polong hampa.

Tanaman kacang tanah tergolong jenis tanaman yang memerlukan iklim yang

lembab pada fase perkecambahan, fase perkembangan vegetatif, fase pembungaan dan

fase pengisian polong. Setelah pengisian polongnya sempurna, dikehendaki iklim yang

kering untuk membantu pemasakan polong karena iklim yang lembab dan basah dapat

menyebabkan pembusukan polong. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah

berkisar antara 65%.

Curah hujan yang tinggi tidak menjamin produksi kacang tanah yang dihasilkan

akan tinggi pula. Menurut Adisarwanto (2000), menyatakan distribusi curah hujan yang

merata dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300-500 mm. Curah hujan yang

terlalu banyak pada awal tumbuh akan menekan pertumbuhan dan menurunkan hasil.

Bila curah hujan agak banyak pada periode pemasakan polong maka polong akan pecah

dan biji berkecambah karena penundaan saat panen.

Pupuk kandang merupakan kotoran hewan ternak yang tercampur dengan sisa

makanan. Nilai pupuk kandang ditentukan oleh sumber cara penanganannya dan harga

hara yang ditambahkan selain itu, juga ditentukan oleh komposisi pupuk, yang

tergantung dari jenis, umur, keadaan individu hewan dan jenis makanan yang
10

dikonsumsi hewan. Pupuk kandang memiliki beberapa sifat yang lebih baik antara lain:

Merupakan humus yang dapat menjaga mempertahankan struktur tanah, sebagai sumber

hara N, P, dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

menaikkan daya menahan air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat

mensintesa senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman. Penambahan

pupuk kandang ke dalam tanah dapat menjaga stabilitas agregat dan pori-pori makro

yang dibutuhkan untuk infiltrasi sehingga mengurangi run off dan erosi.

Menurut Hardjowigeno (1995), bahwa di dalam kotoran ayam terkandung unsur-

unsur hara seperti kadar N 1.70%, P 1.90% dan K 1.50%. Terlihat bahwa pupuk kotoran

ayam memiliki sumber kalium dan mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga

(Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Pupuk kandang kotoran ayam lebih cepat

matangnya, kelembaban yang rendah memperkecil mineralisasinya dan mempersempit

depresi nitrat dalam tanah sehingga ketersediaan unsur hara yang didapat dalam kotoran

ayam lebih cepat diserap. Pupuk kandang kotoran ayam juga dikategorikan berkualitas

tinggi, pupuk kandang terkaya, mengandung bahan organik, nitrogen, fospor dan kalium

tersedia lebih besar.

Optimalisasi budidaya kacang tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan dan

memenuhi kondisi serta persyaratan yang diperlukan oleh tanaman kacang tanah

tersebut. Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah memerlukan

persyaratan tumbuh tertentu. Persyaratan ini meliputi faktor kondisi tanah dan iklim.

Kedua faktor tersebut akan sangat mempengaruhi penentuan saat tanam yang tepat.

Kacang tanah tidak terlalu memilih jenis tanah. Pada tanah yang berat kacang tanah

masih dapat menghasilkan jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi,
11

kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah yang ringan yang cukup mengandung

unsur hara (Fachruddin, 2000).

Pemupukan dengan pupuk kandang yang telah hancur dan matang dengan dosis

rendah-sedang (1 –3 ton/ha) sering dapat meningkatkan hasil kacang tanah, pada tanah

yang kurus dan berdrainase buruk. Pemberian pupuk kandang yang berlebihan

mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terlalu subur dan pembentukkan polong

berkurang (Sumarno, 1987).

Penggunaan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi kacang tanah

karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi. Untuk kacang tanah,

pupuk yang banyak dipakai adalah pupuk nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K).

Kacang tanah termasuk tanaman Leguminosae yang mampu mengikat nitrogen dari

udara. Namun, kemampuannya mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15 –20 hari

setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya

dilakukan bersamaan dengan saat tanam dengan dosis 15 –20 kg N/ha.

Pupuk fosfat berfungsi mendorong pertumbuhan akar. Bagi kacang tanah, pupuk

fosfat dibutuhkan lebih banyak dibanding pupuk nitrogen yaitu 45 kg P2O2/ha.

Sedangkan pupuk kalium berperan penting dalam fotosintesis. Tanah yang mengandung

cukup kalium akan menghasilkan kacang tanah yang berkualitas tinggi. Pemberian

kalium yang cukup akan membuat polong tumbuh baik dan berisi penuh. Dosis yang

diperlukan kacang tanah yaitu 50 –60 kg K2O/ha (Suprapto, 1993).


12

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di kebun Fakultas Pertanian, Jalan Kaharuddin

NasutionKM 11 No. 113 Marpoyan Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya,

Pekanbaru. Praktikum ini di mulai sejak tanggal 20 september s/d 29 desember 2016.

(Lampiran 1).

B. Alat dan Bahan praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikun antara lain: cangkul, sabit, tugal, meteran,

ajir, tali rafia, kantong plastic, timbangan, gembor, alat dokumentasi beserta alat tulis.

Bahan yang digunakan antara lain: benih kacang tanah, pupuk Urea, kapur

dolomite, dan TSP.

C. Pelaksanaan

Tahapan-tahapan pelaksaan percobaan lapangan/praktikum Kesuburan Tanah

dalam budidaya Kacang Tanah (Arachis hipogea, L. ) adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Tahap awal dari percobaan lapangan/praktikum ini adalah menyediakan alat dan

bahan yang dibutuhkan

Persiapan lahan meliputi kegiatan sebagi berikut:

a. Menentukan petak percobaan dengan ukuran 2m x 2m dengan menggunakan

meteran
13

b. Mengolah tanah dengan pengolahan maksimal (full telage), dengan membersihkan

lahan dari gulma dan sisa tanaman kemudian dicangkul balik agar tanah gembur,

serta drainase dan airasenya menjadi lebih baik.

c. Membuat parit dipinggir-pinggir petak sedalam 20 cm dan lebar 30 cm

mengeliling petak percobaan.

d. Meratakkan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah

sama.

e. pemberian pupuk dasar yaitu pupuk kandang. kemudian di tebar disekitar plot.

2. Penanaman

Tahapan penanaman dilaksanakan sebagai berikut:

a. Menentukan letak lubang tanam sesuai jarak tanam. jarak tanam kacang tanah 20

cm x 20 cm. Memberi tanda dengan meletakkan ajir pada sudut-sudut lubang

tanam yang telah ditentukan jarak tanamannya.

b. Menentukan lubang tanam pada barisan tanaman.

c. Membuat lubang tanam dengan cara menugal sedalam 3-4 cm menggunakan tugal.

d. Menanam benih yang telah disediakan dengan cara memasukan benih sebanyak

jumlah tanaman yang diharapkan tumbuh.

e. Memeriksa lubang tanam telah ada benih dan furadan, kemudian lubang tanam

ditutup dengan tanah remah.

3. Pemupukan

Pemberian pupukan dilakukan dua kali secara bertahap. Pertama sebagai pupuk

dasar serempak dengan waktu tanam dengan dosis 100 kg ha-1 Urea, 200 kg ha-1 SP18,

150 kg ha-1 KCl. Dengan cara membuat alur terlebih dahulu yang berjarak 10 cm sejajar
14

dengan barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk kedalam alur yang telah

disediakan dan ditimbun tanah kembali untuk menghindari pencucian dan penguapan

pupuk.

Kedua dilakukan setelah tanaman berumur tiga minggu setelah tanam (mst).

Hanya diberikan pada alur barisan tanaman jagung saja, dengan dosis 200 kg ha-1 SP18,

150 kg ha-1 KCl. Dengan car yang sama dengan pemupukan pertama.

4. Penyiraman

Penyiraman diberikan pada permukaan tanah hingga tanah cukup basah.

Penyiraman tidak perlu dilakukan jika kondisi lahan dinilai sudah cukup basah.

5. Penyulaman

Penyulaman dilakukan 1 mst dengan mengganti benih tanaman yang tidak

tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan menggunakan benih baru pada lubang

tanam yang tidak tumbuh atau tumbuhnya tiodak normal tersebut.

6. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan bertujuan untuk mengendalikakan gulma, dalam penyiangan dapat

juga dilakuakan penggeburan tanah dan pembubunan perakaran tanaman paad saat

tanaman berumur 3-4 mst.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman

Pengendalian dilakukan jika terdapat gejala serangan hama atu penyakit pada

tanamannya. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida. Dalam

pengaplikasian pestisida perlu diperhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuai

dengan jenis OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan.

8. Pemanenan
15

Pemanenan dilakukan jika tanaman telah menunjukkan tanda tanda (kreteria) siap

panen atau suadah waktunya panen.

D. Parameter Pengamatan

1. Saat tumbuh

Pengamatan dilakukan saat tumbuh plumula ke permukaan tanah. Plumula

muncul tanaman berumur 4 hari.

2. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman di ukur pertama pada umur 2 minggu HST di ukur dengan

menggunakan penggaris ataupun meteran dari pengukuran tinggi tanaman di ukur dari

permukaan tanah sampai ujung yang tertinggi, dengan interval setiap praktikum

berlangsung.

3. Umur Berbunga

Umur berbunga tanaman kacang tanah dapat diketahui dari persentase dari

seluruh tanaman kacang tanah jika sudah lebih 50% yang berbunga maka baru bisa

ditentukan umur berbunga tanaman kacang tanah.

4. Umur Panen

Umur panen dapat diketahui dari lapangan jika sudah menunjukan Biasanya

umur panen pertama kacang tanah 90 - 109 HST

5. Jumlah Polong/Sampel

Jumlah polong dapat dihitung setelah panen berlangsung dan dipisahkan antara

sampel dan yang bukan sampel kemudian di masukan kedalam plastic dan di beri nama

dan kode perlakuan di setiap sampel.


16

6. Berat Polong/sampel

Berat polong/sampel diamati saat panen dan tanaman berumur 90-109 hari.

dengan cara menimbang polong yang dijadikan sampel.

7. Berat Polong/plot

Berat polong/plot diamati saat panen dan tanaman berumur 90-109 hari. dengan

cara menimbang seluruh polong yang telah di panen.


17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel. 1 : Saat tumbuh (hari)

Sampel
NO Tanggal total rerata
I II III
1 25/9/2016 4 hari 4 hari 4 hari 12 hari 4 hari
Dilihat dari table diatas pengamatan saat tumbuh tanaman kacang tanah dengan

perlakuan D0P0 bahwa rata-rata plumula muncul ke permukaan yaitu 4 HST. hal ini

menunjukan bahwa pada proses perkecambahan benih didalam tanah berjalan dengan

baik. serta benih yang digunakan berasal dari benih unggul. Persentase tumbuh benih

baik.

Daya tumbuh benih merupakan kemampuan benih (biji) untuk tumbuh

membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%. Pada

proses pertumbuhan benih tanaman kacang tanah dapat dibedakan dalam dua stadia

pertumbuhan yaitu :

1. Vegetatif

Pada stadia vegetatif ini meliputi fase berkecambah, dilanjutkan dengan fase

pertumbuhan vegetatif; akar, batang, dan daun yang cepat, yang akhirnya pertumbuhan

vegetatif menjadi lambat hingga dimulainya stadia generatif.

2. Generatif

Pada stadia ini dimulai dengan pembentukan primordial, proses pembungaan

yang mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Proses yang terjadi selama

terbentuknya primordial hingga terjadi buah dimasukkan dalam fase reproduksi.


18

Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang dimulai dari perkembangan

biji atau buah hingga biji siap dipanen. Dari hasil perhitungan dapat dinilai bahwa benih

jagung yang digunakan memiliki daya tumbuh yang sempurna dengan daya tumbuh

sebesar 100%, artinya benih jagung yang ditanam mampu tumbuh secara keseluruhan

sehingga benih jenis ini dapat direkombinasikan kepada petani jagung sebagi benih yang

bagus pertumbuhannya.

Tabel 2 : Tinggi tanaman kacang (cm)

Sampel
NO Tanggal total Rerata
I II III
1 4/10/2016 6 5,5 5 16,5 5,5
2 11/10/2016 8 8 8,5 24,5 8,16

Berdasarkan table diatas bahwa rata-rata tinggi tanaman pada saat 2 minggu

setelah tanaman yaitu 5,5 dan rata rata tinggi tanaman 1 minggu kemudiaan 8,16. Hal ini

menunjukan bahwa pengaruh pupuk kandang kotoran ayam menunjukkan berpengaruh

nyata hanya terhadap tinggi tanaman, Berpengaruh nyata terhadap variabel tersebut

karena pupuk kandang kotoran ayam yang diberikan mampu memberikan dan

menyumbangkan unsur hara berlangsung secara bertahap serta lama, sehingga

pemberian pupuk kandang kotoran ayam memungkinkan untuk memperbaiki sifat fisik,

kimia dan biologi tanah. Peranannya terhadap sifat fisik adalah struktur tanah dan

mengurangi kepadatan, Sedangkan pada sifat kimia adalah meningkatkan kandungan

bahan orgnik, kapasitas tukar kation (KTK) dan kandungan hara makro dan mikro,

secara biologi pupuk kandang berperan dalam meningkatkan aktivitas metabolik 30

organisme tanah dan kegiatan jasad mikro serta membantu dekomposisi tanah

(Hardjowigeno, 1995).
19

Pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah terus mengalami peningkatan setiap

minggunya. penambahan tinggi tanaman ini dipengaruhi oleh factor internal dan juga

factor eksternal. factor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi kacang tanah

itu sendiri diantaranya genetic tanaman, dan daya adaptasi serta kemampuan tanaman

tersebut menyerap unsu hara. factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi

kacang tanah yaitu kandungan hara tanah, lingkungan yang mendukung dan

mikroorgansme tanah. dengan pemberian perlakuan pupuk dolomite dan Urea

membantu penyediaan hara tanah dan memberikan respon positif terhadap pertumbuhan

tinggi tanaman kacang.

Tabel 3 : Umur berbunga tanaman

No Sampel Umur Berbunga Tanggal Berbunga


1 I 35 Hari 25/10/2016
2 II 35 Hari 25/10/2016
3 II 35 Hari 25/10/2016

Pembahasan :

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata tanaman kacang tanah

mulai berbunga setelah berusia 27,33 hari setelah tanam. Pembungan dipengaruhi oleh

faktol lingkungan. Suhu dan kelembaban merupakan factor utama yang mempengaruhi

cepat atau lambatnya pembungaan pada kacang tanah. Suhu yang terlalu rendah dapat

menghambat pembungaan pada tanaman kacang begitu juga dengan suhu yang terlalu

tinggi. kacang tanah memiliki kemampuan berbunga dengan suhu optimal yaitu 25-35

derajat celcius.
20

Fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji. Pembungaan pada

kacang tanah dimulai pada hari ke-27 sampai ke-32 setelah tanam yang ditandai dengan

munculnya bunga pertama. Bunga yang berhasil menjadi polong biasanya hanya bunga

yang terbentuk pada sepuluh hari pertama sejak bunga pertama muncul. Bunga yang

muncul selanjutnya sebagian besar akan gugur sebelum menjadi ginofor. Ginofor

(tangkai kepala putik) muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga mekar, kemudian

akan memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukan

polong.

Pembentukan polong dimulai ketika ujung ginofor mulai membengkak, yaitu

pada hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau sekitar satu minggu setelah ginofor

masuk ke dalam tanah (Kasno, 2007). Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman kacang

tanah pada fase generatif. Ketersediaan unsur ini sangat berpengaruh pada produktivitas

tanaman dalam menghasilkan kacang. Unsur Ca bisa dipenuhi dari penambahan kapur

pertanian atau dolomit pada umur 4 MST.

Tabel 4 . pengamatan umur panen

Tanggal tanam Tanggal panen Usia panen

21/9/2016 29/12/2016 100 hari

Berdasarkan table diatas, umur panen tanaman kacang tanah yaitu saat tanaman

kacang berusia 100 hst.Cepat dan lambatnya usia panen dipengaruhi oleh beberapa

factor, diantaranya varietas benih yang digunakan, factor lingkungan seperti kesuburan

tanah dan iklim yang mendukung dan juga factor internal diantaranya genetic tanaman
21

itu sendiri dan juga karena pemilihan benih yang sudah matang usia sehingga proses

fisiologis tanaman dapat berjalan dengan baik.

Tidak optimalnya hasil yang dipanen dikarenakan tanaman kacang tanah

terserang penyakit layu bakteri dan layu fusarium yang menjadi penyakit pada tanaman

jenis kacang-kacangan. penyakit ini mampu mengurangi produksi sebanyak 50%. selain

disebabkan oleh penyakit, hasil panen dari setiap tempat itu berbeda-beda, hal ini

disebabkan berbedanya jumlah hara dan tingkat kesuburan tanah yang terkandung dalam

setiap petakan.

Tabel 5 . jumlah polong/sampel

No sampel jumlah polong/sampel

1 I 45

2 II 39

3 III 52

Total 136

Rerata 45,33

berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata jumlah polong persampel

yaitu 45,33. hasil panen yang didapat tidak optimal. Tidak optimalnya hasil yang

dipanen dikarenakan tanaman kacang tanah terserang penyakit layu bakteri dan layu

fusarium yang menjadi penyakit pada tanaman jenis kacang-kacangan. penyakit ini

mampu mengurangi produksi sebanyak 50%. selain disebabkan oleh penyakit, hasil

panen dari setiap tempat itu berbeda-beda, hal ini disebabkan berbedanya jumlah hara

dan tingkat kesuburan tanah yang terkandung dalam setiap petakan.


22

Tabel 6 . Berat polong/sampel

No sampel berat Polong/sampel

1 I 200 gram

2 II 100 gram

3 III 250 gram

Total 550 gram

Rerata 183. 33 gram

Berdasarkan tabel pengamatan berat polong/sampel menunjukan bahwa rata-rat

berat yang diperoleh yaitu 183,33 gram. Berat Polong kacang tanah yang diperoleh

cenderung rendah hal ini dikarenakan tanaman kacang tanah terserang penyakit layu

bakteri dan layu fusarium yang menjadi penyakit pada tanaman jenis kacang-kacangan.

penyakit ini mampu mengurangi produksi sebanyak 50%. selain disebabkan oleh

penyakit, hasil panen dari setiap tempat itu berbeda-beda, hal ini disebabkan berbedanya

jumlah hara dan tingkat kesuburan tanah yang terkandung dalam setiap petakan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi benih kacang

tanah. Faktor pertama adalah rendahnya produksi kacang tanah sebagai calon benih

kacang tanah. Produksi kacang tanah yang hanya sebesar 55.75 kg atau sebesar 871

kg/ha masih dibawah standar yang ada yaitu 1.5-2.5 ton/ha. Faktor-faktor penyebab

rendahnya produksi kacang tanah telah dijelaskan sebelumnya. Faktor kedua adalah

tidak dilakukannya kegiatan roguging dengan maksimal. Sehingga banyak calon benih

kacang tanah yang tidak sesuai dengan kriteria varietas tanaman kacang tanah yang
23

ditanam. Pada akhirnya calon benih kacang tanah yang tidak sesuai kriteria harus

dibuang yang menyebabkan rendahnya produksi benih kacang tanah.

Faktor ketiga adalah kegiatan pasca panen yang kurang baik, diantaranya

pengeringan yang kurang optimal. Kegiatan pengeringan tidak dilakukan secara

intensive setelah panen sehingga calon benih harus disimpan masih dalam kadar air

yang tinggi. Penyimpanan clon benih kacang tanah dalam keadaan kadar air yang masih

tinggi menyebabkan calon benih banyak yang terserang cendawan sehingga calon benih

yang terserang cendawan harus segera dipisahkan. Kegiatan pengeringan yang terlalu

sering dan lama pun dapat menyebabkan terlalu rendahnya kadar air (KA) benih,

sehingga bobot total benih menjadi semakin berkurang.

Tabel 7. Berat polong/plot

No berat polong/plot
Berat keseluruhan 1200 gram
Berdasarkan hasil panen yang tertera pada table diatas, dapat dilihat berat

polong/plot. pada pengamatan berat polong/sampe, berat polong/plot dan jumlah

polong/sampel didapat hasil yang sangat minim sekali. minimnya hasil dikarenakan

tanaman kacang tanah terserang penyakit layu bakteri dan layu fusarium yang menjadi

penyakit pada tanaman jenis kacang-kacangan. penyakit ini mampu mengurangi

produksi sebanyak 40%. selain disebabkan oleh penyakit, hasil panen dari setiap tempat

itu berbeda-beda, hal ini disebabkan berbedanya jumlah hara dan tingkat kesuburan

tanah yang terkandung dalam setiap petakan.


24

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi benih kacang

tanah. Faktor pertama adalah rendahnya produksi kacang tanah sebagai calon benih

kacang tanah. Produksi kacang tanah yang hanya sebesar 55.75 kg atau sebesar 871

kg/ha masih dibawah standar yang ada yaitu 1.5-2.5 ton/ha. Faktor-faktor penyebab

rendahnya produksi kacang tanah telah dijelaskan sebelumnya. Faktor kedua adalah

tidak dilakukannya kegiatan roguging dengan maksimal. Sehingga banyak calon benih

kacang tanah yang tidak sesuai dengan kriteria varietas tanaman kacang tanah yang

ditanam. Pada akhirnya calon benih kacang tanah yang tidak sesuai kriteria harus

dibuang yang menyebabkan rendahnya produksi benih kacang tanah.

Faktor ketiga adalah kegiatan pasca panen yang kurang baik, diantaranya

pengeringan yang kurang optimal. Kegiatan pengeringan tidak dilakukan secara

intensive setelah panen sehingga calon benih harus disimpan masih dalam kadar air

yang tinggi. Penyimpanan clon benih kacang tanah dalam keadaan kadar air yang masih

tinggi menyebabkan calon benih banyak yang terserang cendawan sehingga calon benih

yang terserang cendawan harus segera dipisahkan. Kegiatan pengeringan yang terlalu

sering dan lama pun dapat menyebabkan terlalu rendahnya kadar air (KA) benih,

sehingga bobot total benih menjadi semakin berkurang.


25

V. PENUTUP

A. Kesimpulan.

Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan

penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat

sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat,

diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri makanan di Indonesia.

(Adisarwanto, 2000). tanaman kacang tanah dengan perlakuan D0P0 menunjukan rata-

rata plumula muncul ke permukaan yaitu 4 HST. hal ini menunjukan bahwa pada proses

perkecambahan benih didalam tanah berjalan dengan baik. serta benih yang digunakan

berasal dari benih unggul. Persentase tumbuh benih baik.

Daya tumbuh benih merupakan kemampuan benih (biji) untuk tumbuh

membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%.

Tidak optimalnya hasil yang dipanen dikarenakan tanaman kacang tanah terserang

penyakit layu bakteri dan layu fusarium yang menjadi penyakit pada tanaman jenis

kacang-kacangan. penyakit ini mampu mengurangi produksi sebanyak 50%. selain

disebabkan oleh penyakit, hasil panen dari setiap tempat itu berbeda-beda, hal ini

disebabkan berbedanya jumlah hara dan tingkat kesuburan tanah yang terkandung dalam

setiap petakan.

B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum terutama dalam praktikum penanaman

kacang tanah, harus menggunakan biji yang berkualitas dan benar benar memenuhi

criteria biji yang layak digunakan untuk mendapatkan hasil praktikum yang maksimal.
26

DAFTAR PUSTAKA

Batavia reload. 2012. http://bataviareload.wordpress.com/daftar/pertanian/cara-


budidaya-kacang-tanah-yang-baik-dan-benar/. Diakses pada tanggal 30
Desember 2016.
Darmawanto. 2005. Budidaya Kacang Tanah. Bandung. UIN Sunan Gunung Jati
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Agronomi. Jakarta:UIN Jakarta.
Hidayat, dkk. 2004. Analisis Pengembangan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di
Jawa Barat dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Ciltra Digital 1(1): 46-50.
Kartika, Dewi. 2009. Cara Pemupukan Kacang. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Kusuma, dkk. 2010. Pengaruh Pupuk Hyponex, Vitabloom dan Grandasil D Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Varietas Mutiara
Dengan Teknik Hidroponik Irigasi Tetes. Bioprospek 7(2): 1-9.
Mulyanto, Sholeh 2006. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bina Cipta.
Muzakki. 2010. http://dhomoenhacqbaghanbatoe.blogspot.com/. Diakses pada tanggal
30 Desember 2016.
Nurwardani. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 1 Untuk SMK.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Pitojo. 2010. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Prabowo. 2011. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-
tanah.html. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013.
Prasetyo, Aji. 2007. Budidaya Tanaman Kacang tanah. Jakarta
Purwono dan Purnamawatii. 2007. Budidaya Tanaman Kacang tanah dan Jagung.
Semarang. UNDIP
Putra, Kurniawan 2005. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Santoso, dkk. 2007. Pengaruh pH dan Konsentrasi CaCl2 Terhadap Kemampuan Tanah
Mineral Masam Dalam Menjerap Fosfat (The Effect Of Ph and
Cacl2Concentrations On The Ability Of Acid Mineral Soil To Absorb
Phosphate). Sains dan Terapan Kimia 1(2): 69 – 75.
Supardiono. 2005 . Pengantar Agronomi Budidaya Tanaman. Jakarta.
27

LAMPIRAN

Lampiran 1, Jadwal Kegiatan Pratikum

No Tanggal Kegiatan Keterangan

1 03 september 2016 Pembagian lahan

2 O5 september 2016 Pembersihan lahan

3 07 september 2016 Pengolahan lahan, penggemburan,

pemberian pupuk kandang

4 21 september 2016 Penanaman benih

5 24 september 2016 Pemberian puradan sekaligus

pembersihan gulma

6 05 oktober 2016 Pemasangan label

7 12 oktober 2016 Pengukuran tinggi tanaman

8 18 oktober 2016 Pengmatan umur berbunga

9 29 Desember 2016 Panen


28

Lampiran 2, Dokumentasi Pratikum

Benih Kacang tanah Perendaman biji kacang tanah

Penanaman tanaman berumur 1 minggu

Tanaman kacang tanah umur 2 minggu Pengukuran sampel


29

Pemberian pupuk kandang Pembumbunan

Pemipilan kacang Sampel 1 kacang tanah

Sampel 2 Kacang tanah Sampel 3 Kacang tanah


30

Pemanenan Penimbangan seluruh polong

penyakit layu fusarium sampel kacang yang di panen

Penimbaangan Sampel Pembagian lahan

Anda mungkin juga menyukai