Disusun Oleh :
Dosen Pengajar
Andi Indianto, Drs, S.T., M.T.
NIP 196109281987031002
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas besar mata kuliah konstruksi bangunan sipil tentang bangunan
dermaga tengah. Dalam makalah ini, pemakalah membahas dan melaporkan hasil
kegiatan survey yang telah dilakukan ke dermaga tengah yang berada di Pelabuhan
Sunda Kelapa mulai dari bangunan pelengkap dermaga, menganalisa kelayakan
dari suatu dermaga, menganalisa kerusakan yang terjadi pada bangunan tersebut
serta membandingkan antara teori yang di dapat dengan kondisi di lapangan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini sehingga dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
Dermaga adalah bangunan ditepi laut (sungai, danau, laut) yang berfungsi
untuk merapat dan menambat kapal guna melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang.
Dermaga dapat dibedakan menjadi 2(dua) tipe yaitu wharf atau quari.
Wharf atau dermaga tepi adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat
dibuat berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut, bentuk struktur
dermaga tepi dibagi menjadi dua antara lain, dermaga konstruksi terbuka dan
dermaga konstruksi tertutup. Sedangkan, Jetty atau pier atau dermaga tengah
adalah dermaga yang dibuat agak menjorok ke tengah laut. Pier dapat
digunakan untuk merapatkan kapal pada satu sisi maupun pada kedua sisinya.
1.3 Tujuan
Survey dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui keadaan dermaga tengah pada Dermaga Sunda Kelapa
2. Memberi informasi mengenai syarat untuk standar kelayakan suatu dermaga
tengah
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui kelayakan dari dermaga tengah Sunda Kelapa
2. Menambah pengetahuan mengenai standar kelayakan suatu dermaga tengah
BAB II
DASAR TEORI
Abad ke- 19
Sekitar tahun 1859, Sunda Kalapa sudah tidak seramai masa-masa
sebelumnya. Akibat pendangkalan, kapal-kapal tidak lagi dapat
bersandar di dekat pelabuhan sehingga barang-barang dari tengah laut
harus diangkut dengan perahu-perahu. Kota Batavia saat itu sebenarnya
sedang mengalami percepatan dan sentuhan modern (modernisasi), apalagi
sejak dibukanya Terusan Suez pada 1869 yang mempersingkat jarak tempuh
berkat kemampuan kapal-kapal uap yang lebih laju meningkatkan arus
pelayaran antar samudera. Selain itu Batavia juga bersaing dengan
Singapura yang dibangun Raffles sekitar tahun 1819.
Maka dibangunlah pelabuhan samudera Tanjung Priok, yang
jaraknya sekitar 15 km ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya.
Hampir bersamaan dengan itu dibangun jalan kereta api pertama (1873)
antara Batavia - Buitenzorg (Bogor). Empat tahun sebelumnya (1869)
muncul trem berkuda yang ditarik empat ekor kuda, yang diberi besi di
bagian mulutnya.
Selain itu pada pertengahan abad ke-19 seluruh kawasan sekitar
Menara Syahbandar yang ditinggali para elit Belanda dan Eropa menjadi
tidak sehat. Dan segera sesudah wilayah sekeliling Batavia bebas dari
ancaman binatang buas dan gerombolan budak pelarian, banyak orang
Sunda Kalapa berpindah ke wilayah selatan.
Abad ke- 20
Pada masa pendudukan oleh bala tentara Dai Nippon yang mulai
pada tahun 1942, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala
tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh
Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa
Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret
1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama
pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ
terdapat pasar ikan yang besar.
1. Mooring Dolphins
Adalah suatu bangunanyang berfingsi untuk mengikat kapal.
Syaratnya adalah dapat menahan gaya Tarik kapal akibat angina dan
arus yang bekerja pada kapal.
DWT T ( ton )
200 - 500 15
501 -1000 25
1001-2000 30
2001-3000 35
3001-5000 50
5001-10000 70
10001-15000 100
15001-20000 >100
Tabel 2.1. Mooring Dolphins
2. Breasting Dolphins
Adalah struktur bangunan penahan tumbukan kapal dan dapat
difungsikan juga sebagai penahan tarikan kapal. Syarat breasting
dolphins yaitu dapat menahan tumbukan kapal pada saat merapat dan
tarikan kapal akibat angina dan arus yang bekerja pada kapal.
Gambar 2.9. Breasting Dolphins Gambar 2.10 Breasting Dolphins
Bertiang Tunggal Bertiang Ganda
3. Mooring Bouy
Adalah alat navigasi kapal, berupa pelampung yang ditempatkan
didepan dermaga yang berfungsi sebagai pemandu kapal ketika kapal
akan merapat. Mooring buoy ini dilengkapi dengan lampu yang menyala
pada malam hari.
4. Fender
Merupakan bangunan dermaga yang berfungsi untuk menahan
tumbukan kapal dan menyerap energy tumbukan kapal. Fender terbuat
dari bermacam bahan, seperti karet, kayu, maupun karet dan baja.
Fender dipasang pada tiap tiang atau pada jarak 1/10 dari panjang kapal.
Data pasang surut air laut dari stasiun Meteorologi Maritim Pelabuhan Sunda
Kelapa:
a. Cuaca : Cerah
b. Angin : Barat Daya - Barat Laut, 3 - 20 knots
c. Gelombang : 0,2 m – 0,6 m
d. Visibility : 5 km
3.3 Kondisi Bangunan Pelengkap Dermaga
3.3.1 Bolder
Bolder merupakan salah satu fasilitas pendukung yang berfungsi
sebagai tempat mengaitkan tali atau mengikat tali-tali penambat ke bagian
huuluan, buritan, dan badan kapal dengan bangunan dermaga. Pada
dermaga tengah yang kami tinjau ini
3.3.2 Fender
Lampu yang ada pada mercusuar akan dinyalakan dan berfungsi sebagai penunjuk
arah bagi kapal-kapal saat malam hari. Mercusuar juga dibangun untuk menandai
garis pantai yang berbahaya, menandai kawasan berbahaya seperti gugusan karang,
terumbu karang, dan sebagai jalur pintu masuk yang aman ke pelabuhan. Pada
pelabuhan sunda kelapa ini terdapat 2 mercusuar yang masih berfungsi dengan baik
dan tidak mengalami kerusakan.
3.3.4 Break Water
3.3.5 Drainase
3.3.6 Tepi Pelabuhan