Anda di halaman 1dari 3

Untuk Fitness Center, sang pelaku usaha wajib memiliki TDUP yang dikeluarkan oleh

dinas pariwisata pada wilayah setempat, dengan persyaratan sbb :

1. Surat permohonan diatas kop perusahaan bagi yang berbadan usaha dan
mengisi formulir data usaha.
2. KTP direktur/pemilik usaha
3. Akta perusahaan yang sudah disahkan
4. NPWP perusahaan/pemilik usaha
5. Surat keterangan domisili
6. Status tempat usaha (bukti kepemilikan dan atau bukti sewa)
7. Tanda daftar sementara usaha pariwisata (khusus untuk bidang akomodasi)
8. Izin mendirikan bangunan (IMB) untuk usaha
9. Undang-undang gangguan (UUG)
10. Peta lokasi dan denah ruangan
11. Dokumen lingkungan hidup
12. Proposal rencana bisnis
13. Surat pernyataan mengenai kebenaran dan keabsahan dokumen.

Untuk melakukan Her Registrasi atau Registrasi Ulang TDUP, persyaratannya adalah
sbb :

1. Fotokopi KTP direktur perusahaan/pemilik usaha


2. Fotokopi TDUP
3. Fotokopi bukti pembayaran pajak 3 (tiga) bulan terakhir
4. Fotokopi undang-undang gangguan yang masih berlaku
5. Laporan kegiatan usaha tahun terakhir.

Perlindungan Konsumen telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun


1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Peraturan perlindungan konsumen lainnya yang mengatur tentang jasa
fitness center (pusat kebugaran) adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.
SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR S - 1169/PJ.53/2003

TENTANG

PENJELASAN PENGENAAN PAJAK ATAS USAHA KOLAM RENANG, FITNESS DAN PENJUALAN BIBIT
KENTANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

5. Pasal 2 ayat (2) huruf c Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, mengatur
bahwa
Pajak Hiburan adalah salah satu jenis pajak Kabupaten/Kota. Di dalam memori penjelasannya
diuraikan bahwa Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah
semua
jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, dan/atau keramaian dengan nama dan
bentuk
apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk
penggunaan fasilitas untuk berolah raga.

6. Pasal 48 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah mengatur
bahwa Objek Pajak Hiburan adalah penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Di
dalam memori penjelasannya diuraikan bahwa hiburan antara lain berupa tontonan film,
kesenian, pagelaran musik dan tari, diskotik, karaoke, klab malam, permainan bilyar, permainan
ketangkasan, panti pijat, mandi uap, dan pertandingan olah raga.

7. Berdasarkan ketentuan pada butir 2 sampai dengan butir 6, serta memperhatikan isi surat
Saudara pada butir 1, dengan ini diberikan penegasan bahwa:
a. Jasa penyewaan sarana olah raga seperti kolam renang, fitness dan lapangan bulu
tangkis yang diserahkan oleh PT. ABC tidak termasuk dalam pengertian jasa di bidang kesenian
dan hiburan yang telah dikenakan Pajak Tontonan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa yang tidak Dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai maupun Pajak Hiburan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000. Oleh karena itu, atas penyerahan jasa penyewaan
sarana olah raga oleh PT. ABC dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
b. Atas penyerahan barang hasil pertanian berupa kentang sayur oleh PT. ABC tidak dibebaskan
dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai karena merupakan penyerahan barang hasil pertanian
bukan oleh petani atau kelompok petani
c. Namun, atas penyerahan bibit kentang kepada petani, dibebaskan dari pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai sepanjang berdasarkan hasil pemeriksaan oleh KPP Bandung Karees dapat
dibuktikan bahwa penyerahan tersebut termasuk ke dalam penyerahan bibit kentang dan bukan
penyerahan barang hasil pertanian (kentang sayur).
1. Situ

Secara umum, persyaratan untuk SITU adalah hal-hal berikut:

 Surat Permohonan bermaterai Rp. 6000,- lengkap dengan stempel/cap perusahaan


 Fotocopi KTP Pemohon (Umumya Pemilik/Direktur/Penanggungjawab) atau Surat Izin
Sementara khusus bagi warna negara asing
 Surat Kuasa dan fotocopi KTP Penerima Kuasa apabila pengurusan dikuasakan kepada
orang lain
 Fotocopi IMBG yang masih berlaku sesuai dengan kegiatan usaha
 Fotocopi Bukti Penguasaan Hak atas tanah, antara lain berupa sertifikat, perjanjian sewa
menyewa, perjanjian pinjam pakai atau perjanjian dalam bentuk lain
 Fotocopi akte pendirian perusahaan dan/atau akta perubahannya serta akta
pengesahannya
 Fotocopi SPPT dan STTS PBB tahun terakhir
 Persetujuan lingkungan/warga/tetangga radius 200 m dari lokasi tempat usaha, yang
diketahui oleh RT/ RW/Kepala Desa/Lurah
 Surat Keterangan Domisili Usaha

Anda mungkin juga menyukai