Anda di halaman 1dari 21

REHABILITASI FRAKTUR

EXTREMITAS BAWAH

TPPK, Jakarta Maret 2018


SKDI
Level kompetensi penanganan Fraktur anggota gerak
sederhana berdasarkan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia, merupakan level 2 yaitu :

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap


penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat
bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Fraktur Ekstremitas Bawah
ICD X - S.82
• Diskontinuitas pada tulang-tulang pada
ekstremitas bawah (femur, tibia, fibula)
Definisi
• Pengelolaan medik dan
rehabilitasi yang komprehensif
pada fraktur untuk membantu
proses pemulihan, menghindari
komplikasi yang dapat
ditimbulkan akibat fraktur atau
imobilisasi, serta untuk
mencapai kemandirian yang
optimal.
Prinsip Rehabilitasi
• Pengembalian ke keadaan premorbid / sebelum
fraktur
• Tujuan akhir = mengatasi nyeri, memperbaiki
deformitas, melindungi jaringan yang cedera,
mencegah komplikasi, mengoptimalkan gerakan
sendi (ROM), dan memperbaiki kekuatan otot
• Didasarkan pada jenis/tipe fraktur, metode dan
kualitas fiksasi, kondisi tulang, kemampuan
mengontrol menumpu beban, nyeri dan bukti
penyatuan/union tulang.
Prinsip Rehabilitasi
Tahapan progres :
• tirah baring komplit
• aktivitas berpindah
tempat/transfer
dibantu/assisted
• non-weight-bearing
• toe touch
• partial weight-bearing
• weight-bearing sesuai toleransi
• weight-bearing penuh
• berlari
Faktor predisposisi fraktur
• Usia
• Jenis kelamin
• Keturunan (heredity)
• Osteoporosis
• Jatuh
• Gizi buruk
• Konsumsi tembakau dan
alkohol
• Obat-obatan
• Bahaya Lingkungan
Komplikasi (1)
Komplikasi lokal :
• Saraf dan pembuluh darah dapat
rusak saat cedera, manipulasi
atau prosedur ortopedik;
• Compartment syndrome
• Delayed union
• Nonunion
• Malunion
• Kekakuan (stiffness) dan atrofi
otot
• Penyakit sendi degeneratif dini
Komplikasi (2)

Komplikasi sistemik pasca fraktur:


• Infeksi saluran kemih (akibat kateter)
• Emboli lemak
• Konstipasi (sekunder akibat analgesik opioid)
• DVT
• Ulkus tekan (luka tekan karena cast/gips
atau tirah baring)
• Pneumonia
• Anemia (terkait cedera atau kehilangan
darah perioperatif)
Faktor Mempengaruhi Penyembuhan
Fraktur
• Lokasi fraktur
• Jenis fiksasi
• luasnya trauma secara keseluruhan
• Banyaknya comminution, trauma jaringan
lunak, dan cedera terbuka
Gangguan Fungsional Akibat Fraktur
Berdasarkan ICF (1)
Gangguan Fungsional Akibat Fraktur
Berdasarkan ICF (2)
• Disease : Fraktur ekstremitas bawah
• Impairment/ loss of body functions : fungsi mobilitas
tulang, fungsi mobilitas sendi, fungsi stabilitas sendi, fungsi
pola jalan
• Body structure : struktur ekstremitas bawah
• Activity limitation : gangguan berjalan dan ,mobilitas, tidak
bisa naik kendaraan umum
• Participation restriction : tidak bisa ikut pengajian/arisan
bersama
• Environmental Factor : tidak ada kebijakan penyediaan
kendaraan umum untuk orang berkebutuhan khusus
• Personal Factor : berhubungan dengan pekerjaan
Prinsip Tatalaksana (1)
Rehabilitasi Pencegahan pada
tahap awal:
• Gerakan aktif sendi yang tidak mengalami
fraktur untuk membuang cairan udem
• Elevasi
• Modalitas Fisik berupa IRR & TENS perlu
memperhatikan indikasi (tidak pada fase akut)
dan kontraindikasi aplikasi modalitas di tubuh;
massage ringan pada otot sekitar yang
mengalami spasme  untuk mengurangi nyeri
Prinsip Tatalaksana (2)
Apabila pasien berada pada tahap lanjut:
Contoh :
• Akibat pengeluaran cairan udem terlambat,
telah terjadi penyembuhan tulang dan
perlekatan jaringan lunak Membatasi gerak,
menimbulkan nyeri  Rujuk
• Rujuk ke PPK II untuk mendapatkan evaluasi
dan tatalaksana KFR komprehensif
PPK I REHABILITASI FRAKTUR EXTERMITAS BAWAH
Pengenalan Rujuk ke PPK II
Pengelolaan
adanya gejala Tatalaksanan
Gangguan
gangguan sesuai instruksi
Kekuatan Otot
kekuatan otot PPK II

Skrining nyeri
(VAS) Rujuk ke PPK II
Pengelolaan
Tatalaksana Tatalaksana
Nyeri
sederhana untuk sesuai instruksi
Muskuloskeletal
mengurangi PPK II
gejala nyeri
Kriteria Rujukan
• Fraktur dengan gangguan fungsional
• Fraktur dengan defisit neurologis
• Fraktur terbuka
• Fraktur dengan komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoppenfeld S, Murthy VL (eds) : Treatment &
Rehabilitation of Fractures. Philadelphia, Lippincott
Williams&Wilkins, 2000
2. Heppenstall BR (ed). Fracture Treatment and
Healing. W.B.Saunders Co., 1980
3. Bloch B. Fractures and Dislocations. S.M.Blackmore
Print
4. Mehta AJ, Shafshak TS. Fracture Rehabilitation:
General Principles, in: O’Young BJ
TERIMA KASIH…
Ilustrasi Kasus
Fraktur Ekstremitas Bawah
• Pasien laki-laki usia 36 tahun dengan keluhan kaki
kiri sulit digerakkan sejak 1 bulan lalu. Awalnya
pasien mengalami KLL tertabrak motor yang
menyebabkan patah tulang di paha kiri. Pasien
sudah dioperasi. Saat ini pasien sudah mulai
beraktivitas menggunakan alat bantu secara
terbatas. Pasien sebelumnya bekerja sebagai
tenaga keamanan di sebuah bank, namun sejak
patah tulang ia diberhentikan. Hal ini membuat
pasien sedih dan menjadi tertutup kepada semua
orang.
• Pemeriksaan fisik apa saja yang terkait fungsi
sesuai wewenang PPK I ?
• Sebutkan gangguan fungsi yang ada pada kasus
tersebut ?
• Sebutkan penanganan rehabilitasi medik yang
dapat diberikan sesuai level PPK 1
• Apakah perlu merujuk ke SpKFR di PPK 2 ?
• Apa yang anda jelaskan pada pasien tentang
pentingnya dirujuk ke SpKFR ?
• Bagaimana anda membuat surat rujukan ke PPK
2?
Surat Rujukan sesuai alur BPJS saat ini

Kepada yth dr.Sp......


Bersama ini kami sampaikan pasien dengan diagnosis
medis ............... dan gangguan fungsional ..............
Telah kami berikan penanganan ..........
Mohon tatalaksana di bidang TS dan dilanjutkan
dengan tatalaksana dari Sp.KFR/rehabilitasi medik.
Atas kerjasamanya kami ucapkan banyak terima kasih

Anda mungkin juga menyukai