Membran Asetat Bahan Buah Nanas PDF
Membran Asetat Bahan Buah Nanas PDF
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
MEMBRAN SELULOSA BERBAHAN DASAR KULIT
BUAH NANAS SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA
TEKSTIL BIRU METILENA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ABSTRAK
ARIE MEGHA RUKHMANA. Membran Selulosa Berbahan Dasar Kulit Buah Nanas
sebagai Adsorben Zat Warna Tekstil Biru Metilena. Dibimbing oleh ARMI
WULANAWATI dan SRI MULIJANI.
ABSTRACT
Judul : Membran Selulosa Berbahan Dasar Kulit Buah Nanas sebagai Adsorben
Zat Warna Tekstil Biru Metilena
Nama : Arie Megha Rukhmana
NIM : G44070053
Disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Diketahui
Tanggal lulus:
1
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilakukan dari bulan Februari sampai Oktober 2011 dengan judul Membran
Selulosa Berbahan Dasar Kulit Buah Nanas sebagai Adsorben Zat Warna Tekstil
Biru Metilena.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Armi Wulanawati, S.Si, M.Si
dan Ibu Dr. Sri Mulijani, MS selaku pembimbing yang telah banyak membimbing
dalam penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Mama,
Azis, Ides, serta Arif atas segala do’a, dukungan, pengorbanan, dan semua sarana
yang tak ternilai. Terima kasih untuk sahabat-sahabat saya di laboratorium Mba
Nano, Iren, Sufi, Muti, Indah, Ayas, Ardit, Raras, Niken, Eno, Ayu, dan Shinta
atas dukungan dan bantuannya. Terima kasih untuk temanku yang memberi saya
ide penelitian Frengki, Aji, Yuthika, serta Surya. Terimakasih pula untuk sahabat
saya Dyah, Anin, Galuh, Lilis, Lyska (ica), Shiva, Emoy, Ulanda, Lita, dan Dora
untuk semangat serta dukungannya. Di samping itu, penghargaan penulis sampai-
kan kepada Kak Budi, teman-teman Kimia angkatan 44, dan semua pihak di
Laboratorium Kimia Fisik Departemen Kimia FMIPA IPB yang telah banyak
memberikan bantuannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Biak Numfor pada tanggal 19 April 1989 dari Ayah
Hadi Suyatno dan Ibu Hermin Widyastuti. Penulis merupakan putri sulung dari
tiga bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA N 2 Ciputat dan pada tahun yang sama
lulus seleksi masuk ke IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis memilih Program Studi Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di UPT-
BPP Biomaterial, LIPI pada bulan Juli-Agustus. Selama mengikuti perkuliahan,
penulis aktif dalam IMASIKA (ikatan mahasiswa kimia) IPB sebagai bendahara
sie.kominfo (2008-2009), penanggung jawab sie.kominfo (2009-2010), Kadiv.
Sie. Acara dalam acara SENSITIF (Seminar Nasional Kimia dan Aplikatif) 2009,
dan Kadiv. Sie. Humas dalam acara Pesta Sains Nasional 2009. Selain itu, penulis
pernah menjadi peserta PIMNAS XXIV pada tahun 2011 di Makassar.
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kulit nanas.................................................................................................... 1
2 Struktur Haworth selulosa .............................................................................. 2
3 Skema modul operasi dasar (a) dead-end (b) cross-flow ................................. 3
4 Struktur kation biru metilena.......................................................................... 3
5 Nata de pina................................................................................................... 5
6 Tahapan polimerisasi glikosa menjadi selulosa............................................... 5
7 Membran dengan pengeringan (a) pada suhu ruang dan (b) terik matahari...... 5
8 Ilustrasi proses penyempitan ......................................................................... 6
9 Grafik Perbandingan antara fluks air dengan waktu pada tekanan 5 psi dan 10
psi ................................................................................................................. 6
10 Grafik perbandingan antara nilai rejeksi membran dengan waktu dari umpan
biru metilen a) 15 ppm, b) 20ppm, dan c) 25 ppm .......................................... 7
11 Hasil pengamatan terhadap permukaan membran sebelum rejeksi .................. 7
12 Hasil pengamatan penampang melintang membran (a) sebelum dan (b)
setelah rejeksi dengan biru metilen................................................................. 8
13 Hasil pengamatan terhadap membran selulosa dengan FTIR .......................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Diagram alir penelitian................................................................................. 12
2 Kurva standar biru metilen ........................................................................... 13
3 Data nilai fluks air pada tekanan 5 psi dan 10 psi ......................................... 14
4 Data pengamatan rejeksi membran .............................................................. 16
5 Hasil FTIR membran selulosa mikrobial ..................................................... 17
1
(a) (b)
Gambar 7 Membran dengan pengeringan
pada (a) suhu kamar dan (b)
panas matahari.
Arifin (2004) menjelaskan tahapan-
tahapan penyempitan dalam selulosa saat
pengeringan secara ilustrasi (Gambar 8).
Pemutusan ikatan hidrogen antarmolekul air
merupakan tahap awal, kemudian pemutusan
antara ikatan dengan ikatan hidrogen dalam
sistem selulosa-air-selulosa. Permukaan
selulosa-selulosa saling mendekat karena air
yang lepas sehingga tersisa monomolekul air
antara dua selulosa lalu ikatan hidrogen
Gambar 6 Tahapan polimerisasi glukosa antara air dengan selulosa terputus
menjadi selulosa. membentuk ikatan hidrogen antara selulosa-
selulosa.
6
70
65,56
60
50
fluks (L/m2.jam)
= 5 psi
40
=10 psi
Gambar 8 Ilustrasi proses penyempitan 30
selulosa (Arifin 2004).
20
Penyempitan antara selulosa terjadi sebagai 7,82
10
dampak pengeringan terhadap nata sehingga
dapat terbentuk membran selulosa kering. 0
Membran tersebut akan mampu menjerap 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
waktu (jam)
senyawa lain antara lapisan selulosanya
karena proses merserasi memutuskan ikatan Gambar 9 Perbandingan antara fluks air
air yang banyak terdapat antara selulosa dengan waktu pada tekanan 5
tersebut. psi dan 10 psi.
Fluks Pada Membran Peristiwa tersebut dapat disebabkan oleh
adanya gejala kompaksi, yaitu adanya
Fluks merupakan laju volume fluida perubahan atau kerusakan pada membran
yang melewati penampang membran yang menyebabkan pori menyempit, rusak,
(Edward et al. 2009). Fluks didapatkan dari atau membesar ukurannya. Hal tersebut
me-ngukur
ngukur waktu yang diperlukan untuk me- me mempengaruhi nilai fluks berupaa gejala yang
nampung permeat dalam volume tertentu. disebabkan oleh deposisi dan akumulasi
Pada umumnya nilai fluks f memiliki secara tidak dapat kembali semula
hubungan langsung dengan tekanan umpan, (irreversible)) dari partikel submikron pada
yaitu fluks akan meningkat seiring dengan permukaan membran atau kristalisasi serta
adanya peningkatan tekanan (Edward et al. presipitasi dari partikel berukuran kecil pada
2009). Namun, hal ini tidak terjadi pada permukaan atau di dalam membran itu
membran selulosa mikrobial yang disebabkan sendiri. Dampak ini tidak dapat ditangani
material ini tidak tahan terhadap zat kimia, dengan mencuci membran atau backwash
bakteri, dan suhu yang ekstrim (Timmer sehingga perlu adanya optimasi terhadap
2001). kemampuan membranmbran terhadap tekanan
tekanan.
Pengujian terhadap p hal tersebut diketahui
dari nilai fluks pada membran selulosa Indeks Rejeksi Pada Membran
mikrobial ini menggunakan
gunakan variasi tekanan 5
Pengukuran indeks rejeksi membran
psi dan 10 psi (Lampiran 3). Berdasarkan
menggunakan tekanan 5 psi sebagai tekanan
Gambar 9 diperoleh bahwa tekanan 5 psi
optimum.. Larutan umpan dalam pengujian
memiliki nilai laju alir air atau fluks air lebih
nilai rejeksi ini digunakan
igunakan zat warna tekstil
tinggi sebesar 65.56 L/m2.jam daripada fluks
yaitu larutan biru metilen dengan ragam
ebesar 7.82 L/m2.jam
air tekanan 10 psi sebesar
konsentrasi 15, 20, dan 25 ppm.
sehingga tekanan 5 psi merupakan tekanan
erbandingan antara nilai rejeksi
Grafik perbandingan
yang lebih optimum. Selain itu, perbandingan
p
membran dengan waktu dari larutan umpan
antara waktu dengan besar nilai fluks
biru metilena (Gambar 10) memperlihatkan
berbanding terbalik yaitu semakin meningkat
bahwa membran selulosa mampu menurunmenurun-
waktu dilakukan pengukuran laju alir maka
kan konsentrasi larutan umpan hingga men men-
semakin rendah nilai flukss (laju alir) air
dekati baku mutu yang ditetapkan
tetapkan, yaitu 5
terhadap membran.
ppm sesuai dengan KEP-51/MENLH/10/
51/MENLH/10/
1995. Pada konsentrasi larutan umpan
(larutan biru metilena) yang telah dilewatkan
sebesar 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm mampu
berkurang 90 % hingga 98 %. Hasil indeks
atau nilai rejeksi membran tidak dipengaruhi
oleh waktu. Data seluruhnya serta
pengolahan yang lebih jelas terdapat pada
Lampiran 4. Hasil PIMNAS 2011 mengenai
kemampuan membran merejeksi biru metilen
pada konsentrasi 30 dan 50 ppm sekitar 40-
7
97
indeks rejeksi (%)
96
(a)
95
94
93
92
91
90 90,16
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
waktu (jam)
(a)
Keterangan:
a. -OHulur : (3349.27cm-1)
b. C-H ulur : (2896.64 cm-1)
c. C=O ulur : (1650.48 cm-1)
d. C-H tekuk : (1426.34 cm-1)
e. C-O ulur : (1162.90 cm-1)
Gambar 13 Hasil pengamatan dengan FTIR
untuk membran selulosa se se-
(b) belum rejeksi.
Gambar 12 Hasil pengamatan penampang SIMPULAN DAN SARAN
melintang membran (a) se-
belum dan (bb) setelah rejeksi Simpulan
dengan biru metilen. Membran selulosa mikrobial berhasil
dibuat dengan nisbah filtrat kulit buah
Kajian FTIR Terhadap Membran nanas:air sebesar 1:4 dengan penambahan
Selulosa gula sebanyak 7.5% b/v. Nilai fluks air
Hasil analisis FTIR terhadap membran membran selulosa yang dibuat sebesar 65.56
selulosa dari kulit buah nanas (Gambar
( 13) L/m2 jam pada tekanan 5 psi menjelaskan
dan dibandingkan dengan selulosa murni yg bahwa membran termasuk membran
diketahui dari Putri (2006) dalam Lampiran 5 ultrafiltrasi. Indeks rejeksi membran sebesar
memiliki kesamaan.. Hal tersebut dapat dilihat 82.37-98.87%
98.87% menunjukkan bahwa membran
bahwa gugus fungsi yang terdapat pada dapat digunakan sebagai adsorben biru
membran selulosa mempunyai kemiripan metilena. Konsentrasi larutan umpan 15 15-25
dengan gugus fungsi yang terdapat pada ppm, dapat diturunkan
urunkan hingga ambang batas
spektrum
trum selulosa murni, sehingga dapat maksimum yang ditetapkan KEP51/MENLH
dikatakan bahwa membran selulosa bakterial /10/199, yaitu 5 ppm. Berdasarkan hasil SEM
yang dihasilkan adalah suatu membran dan FTIR maka diketahui ukuran pori sekitar
selulosa. 20-50 nm dengan bentuk asimetri asimetri, serta
Pada selulosa dari kulit buah nanas, diketahui membran tersusun dari selulosa
selulosa.
gugus fungsi –OH OH terdeteksi pada bilangan Saran
gelombang 3349.27cm-1. Gugus –OH pada
karbohidrat mempunyai
empunyai karakter pita yang Perlu optimasi tekanan serta konsentrasi
sangat lebar (3200-34003400 cm-1) dan tajam biru metilen yang digunakan untuk
(Sudjadi 1983). Keberadaan gugus C-H C penggunaan membran yang lebih ekonomis.
dengan vibrasi ulur dan tekuk dapat di- di Berkaitan dengan hasil SEM maka diketahui
tunjukan dengan puncak dengan bilangan bentuk dan ukuran pori dengan ukuran yang
gelombang 2896.64 cm-1 dan 1426.34 cm-1. heterogen sehingga mem
mem-butuhkan
Selulosa terdiri dari unit-unit
unit glukosa. Bentuk penambahan porogen untuk mendapatkan
glukosa tidak mutlak dalam keadaan siklik, porii dengan ukuran dan jumlah yang sama.
9
LAMPIRAN
12
0
Filtrat
Diencerkan dengan perbandingan 1:4
(filtrat:akuades), ditambahkan gula 7.5% (b/v)
dan amonium sulfat sebanyak 0.5% (b/v)
Larutan Sampel
Dididihkan lalu didinginkan semalam.
Ditambahkan asam asetat glasial hingga
mencapai pH 4.5 serta starter 10 % (b/v).
Diinkubasi selama 5 hari.
Nata de Pina
Dikeringkan dengan tekanan(vacum),
kering udarakan
Membran
1,400
1,200 y = 0.166x + 0. 012
R² = 1
Absorbansi 1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi
Persamaan garis :
y = 0.1666x + 0.0125
R² = 1
0
V
J Keterangan:
At
Dik 2
: A = 18 cm x 4 cm= 72 cm = 0.0072 m 2 J : Fluks (L/m2 jam atm)
V = 0.0393 L V : Volume permeate (L)
t = 0.08 jam t : Waktu (jam)
Dit :J? A : Luas Permukaan (m2).
.
Jawaban : = = 65.56 L/m2.jam
. × .
14
0
Tekanan 10 psi
waktu volume permeate(L) Rerata ( ) fluks(L/m2.jam) Rerata ( )
(menit) (jam) 1 2 3 volume(L) 1 2 3 fluks(L/m2.jam)
5 0.08 0.0060 0.0080 0.0015 0.0052 7.62 13.33 2.50 7.82
10 0.17 0.0044 0.0090 0.0040 0.0058 2.79 7.50 3.33 4.54
15 0.25 0.0042 0.0080 0.0023 0.0047 1.78 4.17 1.28 2.41
20 0.33 0.0062 0.0080 0.0058 0.0067 1.97 3.33 2.42 2.57
25 0.42 0.0066 0.0100 0.0065 0.0077 1.68 3.33 2.17 2.39
30 0.50 0.0062 0.0100 0.0054 0.0072 1.31 2.78 1.50 1.86
35 0.58 0.0062 0.0110 0.0063 0.0078 1.12 2.62 1.50 1.75
40 0.67 0.0060 0.0098 0.0050 0.0069 0.95 2.04 1.04 1.34
45 0.75 0.0052 0.0110 0.0054 0.0072 0.73 2.04 1.00 1.26
50 0.83 0.0052 0.0102 0.0045 0.0066 0.66 1.70 0.75 1.04
55 0.92 0.0058 0.0087 0.0050 0.0065 0.67 1.32 0.76 0.92
60 1.00 0.0064 0.0090 0.0052 0.0069 0.68 1.25 0.72 0.88
Contoh perhitungan :
5 menit
V
J Keterangan:
At
Dik : A = 18 cm x 4 cm = 72 cm2 = 0.0072 m2 J : Fluks (L/m2 jam atm)
V = 0.0052 L V : Volume permeate (L)
t = 0.08 jam t : Waktu (jam)
Dit :J? A : Luas Permukaan (m2).
.
Jawaban : = = 7.82 L/m2.jam
. × .
15
1
Contoh perhitungan :
5 menit 15 ppm
Cp
Nilai rejeksi= 1- ×100% Keterangan:
Cf
Cp : Konsentrasi permeat (ppm)
Cf : Konsentrasi larutan umpan (ppm)
Dik: Cp = 1.477 ppm
Cf = 15 ppm
Dit: indeks rejeksi (%) ?
.
Jwb: Nilai rejeksi = 1 − × 100% = 90.16 %
16
17
0