ABSTRACK
Latar belakang: Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan Healthcare Associated Infections (HAIs)
merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia termasuk Indonesia. terutama
penyedia layanan kesehatan yang bermasalah dalam mengatasi infeksi nosokomial. Pelaksanaan cuci
tangan yang baik dan benar perlu dilakukan dengan keinginan dari perawat itu sendiri salah satu cara
melaksanakan hand hygiene adalah mencuci tangan dengan handrub. Tujuan: Faktor Yang Berhubungan
dengan Pelaksanaan Cuci Tangan Handrub pada Perawat di Ruang Perawatan Bedah RSUD
Sawerigading Kota Palopo Tahun 2019. Metode: Jenis penelitian adalah desain cross sectoinal study.
Populasi dalam penelitian ini yaitu perawat pelaksana sebanyak 29 orang dengan metode sampling jenuh.
Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Terdapat hubungan motivasi dengan pelaksanan cuci
tangan handrub di ruang perawatan bedah RSUD Sawerigading Kota Palopo dengan nilai p-value sebesar
0,041 ≤ 0,05. Tidak ada hubungan fasilitas dengan pelaksanaan cuci tangan handrub di ruang perawatan
bedah RSUD Sawerigading Kota Palopo dengan nilai p-value sebesar 0,183 ≥ 0,05. Terdapat hubugan
supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan cuci tangan handrub di ruang perawatan bedah RSUD
Sawerigading Kota Palopo dengan nilai p-value sebesar 0,003 ≤ 0,05. Kesimpulan: Ada hubungan
motivasi dan supervisi dengan pelaksanaan cuci tangan handrub sedangkan ketersediaan fasilitas tidak
terdapat berhubungan dengan pelaksanaan cuci tangan handrub di ruang perawatan bedah RSUD
Sawerigading kota palopo tahun 2019 Saran: Perlu adanya suatu program pendidikan tentang cuci tangan
handrub yang berkelanjutan dengan informasi yang selalu diperbaharui. Ketersediaan fasilitas perluh
guna menigkatkan pelaksanaan cuci tangan handrub.
Kata Kunci: Pelaksanaan Cuci Tangan Handrub, Motivasi, Fasilitas dan Supervisi.
PENDAHUAN
Kebersihan tangan adalah ukuran utama tangan merupakan media transmisi pathogen
untuk mengurangi infeksi. Kurangnya kepatuhan tersering di rumah sakit, salah satu cara
antara penyedia layanan kesehatan yang melaksanakan hand hygiene adalah mencuci
bermasalah di seluruh dunia. Berdasarkan tangan dengan handrub. Handrub yang saat ini
penelitian ke dalam aspek-aspek yang digunakan adalah handrub aseptic gel (Retno
mempengaruhi kepatuhan kebersihan tangan dan Wuryatm, 2016).
terbaik strategi promosi, pendekatan baru telah Perilaku hand hygiene merupakan salah satu
terbukti efektif. Bersih adalah aman perawatan, faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap
fokus sebagian besar perhatian pada peningkatan pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial
standar kebersihan tangan dan praktek-praktek (INOS) di rumah sakit. Beberapa penelitian
dalam perawatan kesehatan seiring dengan menunjukkan bahwa hand hygiene bisa
pelaksanaan sukses intervensi (Word Health menurunkan kejadian INOS. Kepatuhan petugas
Organization, 2009). kesehatan dalam melakukan kegiatan hand
Hand Hygiene merupakan salah satu upaya hygiene dapat menurunkan angka INOS
dalam mengatasi infeksi nosokomial karena sebanyak 40% (Susilo, 2015).
Pelaksanaan cuci tangan yang baik dan benar Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
perlu dilakukan dengan keinginan dari perawat Pratama dkk pada perawat pelaksana IGD
itu sendiri yang sering disebut dengan motivasi. RSUD Dr.Iskak Tulungagung tahun 2015,
Motivasi yang dimiliki dapat meningkatkan ditemukan bahwa penelitian menunjukkan rerata
kepatuhan dalam melaksanakan 6 langkah cuci kepatuhan hand hygiene pada perawat sebesar
tangan yang baik dan benar. Tujuan dilakukan 36% dengan kepatuhan tertinggi pada sebelum
cuci tangan adalah mengangkat mikroorganisme tindakan aseptis (50%) dan terendah pada
yang ada di tangan, mencegah infeksi silang setelah menyentuh sekitar pasien (20%) bahwa
(cross infection) menjaga kondisi steril, faktor-faktor yang paling mempengaruhi
melindungi diri dan pasien dari infeksi, kepatuhan hand hygiene perawat IGD adalah
memberika perasaan segar dan bersih pengetahuan, fasilitas dan pengingat/role model.
(Fakhruddin Nasrul Sanil, 2017). Solusi yang disepakati untuk meningkatkan
Infeksi merupakan suatu kondisi penyakit kepatuhan adalah meningkatkan pengetahuan
yang disebabkan oleh masuknya kuman patogen dengan cara memberi pembuktian efektifitas
atau mikroorganisme lain ke dalam tubuh yang hand hygiene dalam mengurangi jumlah bakteri
dapat menimbulkan reaksi tertentu. Contoh di tangan (Bramantya Surya Pratama, 2015).
reaksi tersebut adalah perubahan sekunder Penelitian Susilo pada tahun 2015 tentang
berupa peradangan yang ditandai antara lain kepatuhan pelaksanaan kegiatan hand hygiene
oleh vasodilatasi pembuluh darah lokal, pada tenaga kesehatan di rumah sakit surabaya
peningkatan permeabilitas kapiler, dan tenaga kesehatan belum mematuhi pelaksanaan
pembengkakan sel (Saputra D. L., 2013) kegiatan hand hygiene. Hal ini sejalan dengan
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan penelitian yang dilakukan oleh kristani dan
Healthcare Associated Infections (HAIs) theresia di ruang pre operasi kamar bedah
merupakan salah satu masalah kesehatan dengan hasil penelitiannya yaitu pelaksanaan
diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. cuci tangan dengan handrub perawat kamar
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat bedah di ruang pre operasi penelitian yang
dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan secara menunjukkan bahwa 37% perawat dalam
konsisten (Saputra D. L., 2013) melaksanakan melaksakan cuci tangan di ruang pre operasi
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dalam kategori baik dan 63% pada kategori tidak
(PPI). PPI merupakan upaya untuk memastikan baik. Kondisi ini masih sangat jauh dari harapan
perlindungan kepada setiap orang terhadap bahwa perawat melakukan tindakan universal
kemungkinan tertular infeksi dari sumber precaution yaitu mencuci tangan secara khusus
masyarakat umum dan disaat menerima di ruang pre operasi. Sehingga melihat hasil
pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas diatas maka perawat kamar bedah yang bertugas
kesehatan (Permenkes, 2017). di ruang pre operasi dapat berisiko menjadikan
Salah satu hal yang terpenting dalam perantara terjadinya infeksi nosokomial.
mengurangi penyebaran infeksi nosokomial Penelitian yang dilakukan Gea dkk tentang
adalah dengan mencuci tangan (hand hygiene). faktor kepatuhan perawat dalam penerapan hand
Hand hygiene adalah praktik untuk mencuci hygiene di instalasi rawat inap RSUD Gunung
tangan dengan menggunakan antiseptic pencuci Sitoli menunjukan bahwa yang paling dominan
tangan. WHO mencetuskan global patient safety memengaruhi kepatuhan perawat dalam
challenge dengan clean care is safe care, yaitu melakukan hand hygiene adalah motivasi (Ivan
merumuskan inovasi strategi penerapan hand Agus Yanto Gea A. D., 2018).
hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five Data di ruang perawatan bedah RSUD
moments for hand hygiene yaitu : melakukan Sawerigading Kota Palopo tahun 2019 di
cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, dapatkan jumlah perawat pelaksanan di ruang
sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, bedah yaitu 30 orang dan hasil survey yang
setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, dilakukan ditemukan jenis cuci tangan yang
setelah bersentuhan dengan pasien, setelah digunakan adalah handrub dan air mengalir
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien (wastefel), memang tersedia tetapi hanya
(Ivan Agus Yanto Gea A. D., 2018). sebagian yang berfungsi. Fasilitas di lantai 1
terdapat 3 handrub sedangkan di lantai 2 HASIL
terdapat 2 handrub. Jenis kelamin
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa
METODE PENELITIAN responden dengan jenis kelamin laki-laki
Jenis penelitian yang digunakan adalah desain sebanyak 2 orang (6,9%) dan perempuan
cross sectoinal study yaitu penelitian analitik sebanyak 27 orang (93,1%).
yang bertujuan mengetahui hubungan antara Tabel 4.1
variabel independen dan variabel dependen di Distribusi frekuensi responden berdasarkan
identifikasi pada satu satuan waktu. Penelitian jenis kelamin di ruang perawatan bedah RSUD
ini dilaksanakan pada bulan juli sampai agustus Sawerigading.
2019. Populasi dalam penelitian semuah perawat Jenis kelamin Frekuensi Persentasi
di ruang perawatan bedah RSUD Sawerigading (f) (%)
Kota Palopo, menggunakan teknik sampling Laki-laki 2 6,9
jenuh, sehingga sampel berjumlah 29 perawat. Perempuan 27 93,1
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah
data primer yang diperoleh dari perawat dengan Total 29 100
menggunakan koesioner yang telah disiapkan Sumber : Data Primer 2019.
dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan survei perawat dalam Pendidikan
melaksanakan cuci tangan handrub dan Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa
prasarana dalam pelaksanaan cuci tangan responden dengan pendidikan Profesi sebanyak
handrub di ruang perawatan bedah lantai 1 dan 14 orang (48,3%), pendididkan S1 sebanyak 9
2. Selanjutnya data yang di peroleh dari RSUD oarang (31,0%) dan pendidikan DIII sebanyak 6
Sawerigading Kota Palopo berupa jumlah orang (20,7%).
perawat yang ada diruangan keperawatan bedah Tabel 4.2
dan survei langsung yang dilakukan peneliti di Distribusi frekuensi responden berdasarkan
ruang perawatan bedah tentang pelaksanaan cuci pendidikan di ruang perawatan bedah RSUD
tangan handrub pada perawat. Sawerigading.
Teknik pengumpulan data menggunkan Pendidikan Frekuensi Persentasi (f)
analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis (f)
univariat bertujuan untuk menjelaskan atau Profesi 14 48,3
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel S1 9 31,0
penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung DIII 6 20,7
dari jenis datanya. Untuk data numerik di Total 29 100
gunakan data mean atau rata-rata, median dan Sumber : Data Primer 2019.
standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan Pekerjaan
persentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa
frekuensi responden berdasarkan umur, jenis responden dengan pekerjaan honorer sebanyak
kelamin dan sebagainya. Dan Analisa bivariat 20 orang (69,0%), dan PNS sebanyak 9 orang
merupakan analisis data yang dilakukan (31,0%).
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan Tabel 4.3
atau berkolerasi. Analisa bivariat dilakukan Distribusi frekuensi responden berdasarkan
untuk melihat hubungan antar variabel pekerjaan di ruang perawatan bedah RSUD
independen dengan variabel dependen Sawerigading.
menggunakan uji statistik Chi Square dengan
menggunakan program komputer SPSS.
Pekerjaan Frekuensi Persentasi Motivasi Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Honorer 20 69,0 Termotivasi 6 20,7
PNS 9 31,0 Tidak termotivasi 23 79,3
Total 29 100 Total 29 100
Sumber : Data Primer 2019. Sumber : Data Primer 2019