JURNAL ILMIAH
Oleh:
Musa Kharisman Aliyanto
D1A014237
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
i
Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
ABSTRAK
Penelitian ini memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat dalam
hukum perjanjian mengenai perjanjian kerjasama kemitraan dan sebagai masukan
antara PT. Gojek Indonesia dengan driver. Penelitian ini merupakan penelitian
hukum normatif yang dianalisis menggunakan pendekatan perundang-undangan
(statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach). Hak dan
kewajiban antara para dibuat secara baku oleh pihak PT. Gojek Indonesia dan
tidak diberi kesempatan pihak driver untuk memberikan pendapat, saran ataupun
kesempatan untuk merevisi klausul perjanjian baku tersebut. Upaya hukum yang
dapat dilakukan apabila salah satu pihak wanprestasi yaitu secara musyawarah
dan melalui pengadilan.
ABSTRACT
This research contributes useful thoughts in the agreement law regarding
partnership cooperation agreements and as input between PT. Gojek Indonesia
with drivers. This research is a normative legal research that is analyzed using a
statute approach and conceptual approach. Rights and obligations between the
parties are made by default by PT. Gojek Indonesia and were not given the
opportunity for the driver to provide opinions, suggestions or opportunities to
revise the standard agreement clause. Legal efforts can be made if one of the
parties is in default, namely by deliberation and through the court.
I. PENDAHULUAN
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Peraturan
beberapa pasal kerjasama kemitraan yang dibuat secara baku dan diberlakukan
sama untuk semua mitra kerjanya. Hal yang menarik dalam kontrak elektronik
yaitu terdapat beberapa pasal dalam ketentuan perjanjian tersebut yang tidak
menguntungkan bagi mitra kerja dan tidak ada ruang bagi mitra kerja untuk
dengan isi yang terkandung dalam kontrak elektronik tersebut, maka driver
cukup menekan tombol klik yang telah disediakan di dalam kontrak elektronik
tersebut.
ii
autosuspend yang berakibat saldo deposit tidak dapat ditarik dan dianggap
satu pihak.
kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh PT. Gojek Indonesia dengan driver;
dengan driver. Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu :1.
PT. Gojek Indonesia dengan driver. Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1.
kerjasama kemitraan; dan 2. Secara praktis sebagai masukan untuk para pihak
Indonesia dengan driver serta upaya hukum apabila terjadi wanprestasi dalam
dengan driver. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Metode
penulisan ini yaitu: Bahan hukum primer, Bahan hukum sekunder, dan Bahan
menarik suatu kesimpulan dari data yang sifatnya umum ke khusus untuk
II. PEMBAHASAN
suatu hal.1
tersebut hanya ada di aplikasi GO-JEK driver dan juga sudah dijelaskan dalam
antara PT. Gojek Indonesia dengan driver dapat disimpulkan bahwa jika
1
Subekti, dalam R. Joni Bambang S., Hukum Ketenagakerjaan, Cet. 1, Pustaka Setia
Bandung, Bandung, 2013, hlm. 81.
v
JEK, itu berarti bahwa driver telah setuju dengan perjanjian kerjasama
perjanjian kerjasama kemitraan, berarti driver juga telah setuju jika ada
Bentuk atau pola kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan driver
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Pasal
Kemitraan, bentuk atau pola kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan
pihak driver dan 20 (dua puluh) persen untuk pihak PT. Gojek Indonesia.
driver dan hak PT. Gojek Indonesia, dan penulis tidak menemukan mengenai
hak mitra driver dan kewajiban PT. Gojek Indonesia. Selain itu jika
diri dalam perjanjian ini. Klausula eksonerasi adalah syarat yang berisi untuk
perjanjian.
semata-mata dalam perjanjian, tetapi juga pada apa yang menurut sifatnya
dalam perjanjian.2
aplikasi dengan pihak mitra (driver GO-JEK) yaitu dengan kontrak kerjasama
(delapan puluh) persen untuk mitra (driver GO-JEK) dan 20 (dua puluh)
2
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Bandung, 1980, hlm. 140.
vii
Elektronik. Namun, kontrak elektronik tersebut disusun dan dibuat oleh pihak
PT. Gojek Indonesia, tanpa ada keterlibatan pihak mitra (driver GO-JEK)
untuk memberikan sanggahan, tambahan dan koreksi dari isi klausul yang
Sehingga dari lima pasal yang mengatur antara hak dan kewajiban para pihak,
terdapat beberapa pasal yang merugikan pihak mitra (driver GO-JEK). Pihak
mitra (driver GO-JEK) tidak dapat merubah atau mengkoreksi isi klausul
tersebut, dan hanya diberikan pilihan untuk menerima atau menolak kontrak
karena isi klausul tersebut dibuat secara sepihak oleh pihak pengelola aplikasi
sepihak oleh PT. Gojek Indonesia bertentangan dengan Pasal 1338 Ayat (3)
menganut asas kebebasan berkontrak. Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal
1338 KUH Perdata. Sebenarnya yang dimaksudkan oleh pasal tersebut tidak
lain dari pernyataan bahwa setiap perjanjian mengikat kedua belah pihak.
viii
Tetapi dari pasal ini kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa orang leluasa
untuk membuat perjanjian apa saja asal tidak melanggar kepatutan, kebiasaan,
Mikro, Kecil, dan Menengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997
tentang Kemitraan, salah satu unsur yang tercantum dalam definisi kemitraan
Akan tetapi mengenai sanksi suspend terhadap driver sangat merugikan driver
karena deposit driver GO-JEK yang menjadi haknya driver tidak bisa diambil
oleh driver dan dianggap hangus. Selain itu pihak kantor PT. Gojek Indonesia
Selain itu deposit driver GO-JEK yang dianggap hangus oleh pihak
yang tercantum dalam Pasal 3 Ayat (3.4) mengenai Kode Etik dan Kewajiban
dengan Pasal 1320 KUH Perdata. Ini diwakili oleh Sluitjar dan Mariam
berkontrak yang tercantum dalam Pasal 1338 KUH Perdata tidak mempunyai
berpendirian bahwa perjanjian baku adalah sah, akan tetapi undang-undang ini
dicantumkan dalam perjanjian, maka klausula baku tersebut adalah batal demi
hukum.3
Driver
maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara litigasi
dan non litigasi. Hal tersebut diatur dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan
3
Suharnoko., Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Cet. 6, Ed. 1. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2004, hlm. 125-126.
x
tersebut, ada dua cara yang ditempuh dalam penyelesaian sengketa, yaitu
Jakarta Selatan. Ini artinya sengketa yang terjadi antara pihak PT. Gojek
Indonesia dengan driver yang berada di daerah lain diluar DKI juga
yang tidak realistis dan pasti tidak akan ada yang menempuhnya. Penyelesaian
mengajukan salah satu pembelaan atau tangkisan, pihak PT. Gojek Indonesia
Salah satu tangkisan atau pembelaan yang dapat dilakukan oleh pihak
driver yang dituduh wanprestasi dengan dalih orderan fiktif yaitu tidak
4
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Cet. 5, Rajawali Pers, Jakarta,
2013, hlm. 76.
xi
driver. Selain itu, salah satu penyebab terjadinya orderan fiktif yaitu driver
Padahal orderan dari pelanggan yang sama tersebut masuk secara otomatis ke
aplikasi driver dan driver juga tidak mengingat nama-nama pelanggan yang
kinerja dari driver dalam melayani pelanggan, terutama dalam hal penerimaan
driver. Jika driver tidak mengambil order yang masuk ke aplikasinya dan jika
peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau
5
Munir Fuady, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Cet. 2, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2001, hlm. 113.
xii
pihak PT. Gojek Indonesia, biasanya pihak driver terkena sanksi berupa
suspend (putus hubungan kemitraan) atau membayar ganti rugi sesuai dengan
sebagaimana yang dijanjikan. Ini berarti di antara para pihak yang membuat
perjanjian lahirlah perikatan. Dari suatu perjanjian dapat lahir berbagai macam
kewajiban atau prestasi yang wajib dipenuhi. Tidak saja prestasi yang telah
ditentukan yang wajib dipenuhi oleh salah satu pihak dalam perjanjian,
6
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Pada Umumnya, Cet. 2, PT.
RajaGafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 42-45.
xiii
III. PENUTUP
dan ketiadaan ruang negosiasi oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban antara
para pihak tidak seimbang dan proporsional karena klausul perjanjian telah
dibuat secara baku oleh pihak pengelola aplikasi (PT. Gojek Indonesia), yang
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara litigasi dan non litigasi.
JEK) untuk melakukan koreksi dari isi perjanjian tersebut baik di tahap pra
xiv
dan 5. Pihak PT. Gojek Indonesia memberikan alasan yang jelas kepada driver
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Cet. 2,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001.
Suharnoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Cet. keenam, Edisi
Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2004.